Para ulama mendefinisikan iman yaitu ucapan dengan lisan, keyakinan hati, serta
pengamalan dengan anggota badan, bisa bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan
kemaksiatan. Inilah makna iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Mayoritas Ahlus
Sunnah mengartikan iman mencakup i’tiqad (keyakinan), perkataan, dan perbuatan.
Imam Muhammad bin Isma’il bin Muhammad bin al Fadhl at Taimi al Asbahani
mengatakan : “ Iman menurut pandangan syariat adalah pembenaran hati, dan amalan
anggota badan”.
Imam Al Baghawi mengatakan : ” Para sahabat, tabi’in, dan ulama ahlis sunnah sesudah
mereka bahwa amal termasuk keimanan… mereka mengatakan bahwa iman adalah
perkataan, amalan, dan aqidah”
Al Imam Asy Syafi’i berkata dalam kitab Al Umm : “ Telah terjadi ijma’ (konsesus) di
kalangan para sahabat, para tabi’in, dan pengikut sesudah mereka dari yang kami
dapatkan bahwasanya iman adalah perkataan, amal, dan niat. Tidaklah cukup salah satu
saja tanpa mencakup ketiga unsur yang lainnya”
Al Imam Al Laalikaa-i meriwayatkan dari Imam Bukhari : “ Aku telah bertemu lebih dari
seribu ulama dari berbagai negeri. Tidak aku dapatkan satupun di antara mereka
berselisih bahwasanya iman adalah ucapan dan perbuatan,bisa bertambah dan
berkurang “
Kesimpulannya menurut definisi syariat tentang iman bahwasanya iman mencakup perkataan dan
perbuatan. Perkataan mencakup dua hal : perkataan hati, yaitu i’tiqad (keyakinan) dan perkataan
lisan. Perbuatan juga mencakup dua hal yati perbuatan hati, yaitu niat dan ikhlas, serta perbuatan
anggota badan.
Kita melihat matahari, bulan, bintang dan planet bergerak teratur, malam dan siang berganti
dengan keteraturan yang amat detil. Mungkinkah mereka ada dan bergerak sendiri? Tidak diragukan
lagi bahwa semuanya telah diciptakan dan diatur oleh Allah swt. Jika Allah tidak ada – kita memohon
ampun kepada-Nya-mustahil matahari, bulan, bintang-bintang, planet, siang, dan malam menjadi
ada dan bertahan dengan pergerakannya yang amat teratur. Dengan demikian pula tidak akan ada
makhluk yang sangat tergantung dengan mereka semua.
Wujud Allah telah dibuktikan oleh fitrah, akal, syara’ dan indera.
Mengimani nama-nama kitab yang kita ketahui namanya seeprti Al Quran yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Taurat yang
diturunkan kepada Nabi Musa ‘alaihis salaam, Injil yang diturunkan kepada Nabi
‘Isa ‘alaihis salaam, dan Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud ‘alaihis salaam.
Sedangkan yang tidak kita ketahui namanya, kita mengimaninya secara global.
Membenarkan berita-beritanya yang benar, seperti berita mengenai Al Quran, dan
berita-berita lain yang tidak diganti atau diubah dari iktab-kitab terdahulu sebelum Al
Quran.