1
Kelompok Keahlian Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Bandung,
Jalan Ganesha No. 10 Bandung 40132
e-mail: agungdodo94@gmail.com
2
Bidang Perencanaan dan Pengendalian Produksi, PT. Timah Tbk.
Jalan Jenderal Sudirman 51, Pangkal Pinang 33121, Bangka
3
PT. Pamapersada Nusantara
Jalan Rawagelam I No.9, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta 13930
ABSTRAK
Untuk mengatasi kejadian pembakaran spontan batubara yang merugikan, dibutuhkan suatu metode yang dapat
mengenali potensi pembakaran spontan batubara. Pada penelitian ini Metode Oksidasi Adiabatik dipelajari
untuk menggambarkan proses reaksi oksidasi batubara pada suhu 40-70 °C. Percontoh yang digunakan adalah
batubara high-volatile C bituminous. Parameter yang diamati adalah ukuran butir, debit suplai oksigen (pada
100% O2) dan kompaksi. Satu buah percontoh memiliki berat 220 gram. Sebanyak 24 percontoh batubara di
uji dengan alat pemanas oksidasi adiabatik dan dicatat temperaturnya selama waktu pengujian. Dari hasil
penelitian terlihat bahwa nilai laju pembakaran spontan (R70) terbesar adalah 13,2719 °C/jam pada perontoh
dengan ukuran 10-14 mesh (1,410 mm) tanpa kompaksi dengan debit oksigen 0,1 L/menit. Pada percontoh
dengan ukuran 170-200 mesh (0,081 mm) tanpa kompaksi dengan debit oksigen 0,05 L/menit, nilai laju
pembakaran spontan (R70) terbesar adalah 14,75 °C/jam. Selain itu, nilai energi aktivasi pada kedua percontoh
tersebut merupakan yang terendah pada masing-masing kelompok pengujian, yaitu 13,10 kJ/mol dan 11,22
kJ/mol. Semakin kecil ukuran butir dan pada kondisi tanpa kompaksi, semakin meningkat nilai indeks R70 dan
semakin mudah batubara terbakar. Dari kedua pengujian terlihat bahwa ukuran butir dan kompaksi memiliki
pengaruh besar terhadap terjadinya pembakaran spontan batubara. Pengaruh debit oksigen tidak
memperlihatkan kecenderungan (korelasi) pada kedua pengujian.
ABSTRACT
To overcome the adverse event of coal spontaneous combustion, a method is needed to recognize the potential
of spontaneous combustion. In this research, the adiabatic oxidation method is studied to describe the process
of coal oxidation reaction at 40-70 °C. The sample used in this study was a high- volatile C bituminous coal.
The observed parameters were grain size, oxygen supply discharge (at 100% O2) and compaction. The sample
weight was 220 grams. Total of 24 coal samples were tested with adiabatic oxidation oven and temperature of
sample was recorded during the test. The study results show that the value of the biggest spontaneous
combustion rate (R70) was 13.2719 °C/hour for samples of 10-14 mesh (1.410 mm) in size without compaction
with the oxygen discharge of 0.1 L/min. The samples with 170-200 mesh in size without compaction with 0.05
L/min of oxygen discharge, the largest spontaneous combustion rate (R70) value was 14.75 °C/hour. In addition,
Naskah masuk : 23 Oktober 2019, revisi pertama : 08 April 2020, revisi kedua : 11 Mei 2020, revisi terakhir : 25 Mei 2020. 81
DOI: 10.30556/jtmb.Vol16.No2.2020.1066
Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 16, Nomor 2, Mei 2020 : 81 - 91
the activation energy in the two samples were the lowest for each test group, namely 13.10 kJ/ml and 11.22 kJ/mol.
At the smaller grain size at condition without compaction, the more R70 index increased and the easier the coal
combusted. Of the two tests, it can be seen that the grain size and compaction had a major influence on the
occurrence of coal combustion. The effect of oxygen discharge did not show a trend (correlation) in the tests.
82
Studi Pembakaran Spontan Batubara Menggunakan Metode Pemanasan ... Nuhindro P. Widodo dkk.
dengan alat uji oksidasi adiabatik berupa oven faktor yang lain, yaitu kombinasi perubahan
pemanas yang suhu ovennya dikontrol oleh debit aliran oksigen dan kompaksi.
alat kontrol temperatur (heater control).
Kenaikan temperatur percontoh batubara Kecenderungan Pembakaran Spontan
dicatat selama waktu pengujian. Batubara
83
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 16, Nomor 2, Mei 2020 : 81 - 91
84
Studi Pembakaran Spontan Batubara Menggunakan Metode Pemanasan ... Nuhindro P. Widodo dkk.
1. Wadah Percontoh
2. Pipa Tembaga
3. Oven Listrik
Rotameter 4. Termokopel
Aliran Gas
Aliran Elektronik
Power Supply
O2 N2
Heater Control
Komputer
Heater control yang terdiri dari rangkaian percontoh di dalam wadah menurun sampai
elektronik berfungsi untuk mengatur suhu oven temperatur ruang. Kemudian, pengontrol
dan menyimpan data pengukuran temperatur pemanas yang digunakan untuk proses
percontoh maupun oven. Dua buah pengeringan (solid state relay) akan diganti
termokopel digunakan sebagai sensor dengan pengontrol pemanas (heater control)
temperatur oven dan percontoh. yang terbuat dari mikrokontroler atmel untuk
proses pemanasan. Proses pemanasan dimulai
Prosedur pengujian oksidasi adiabatik dibagi pada temperatur ruang sampai 40 °C sambil
menjadi dua tahap yaitu proses pengeringan dialirkan gas nitrogen dengan debit 0,1
dan pemanasan batubara. Proses pengeringan L/menit. Setelah mencapai 40 °C, gas oksigen
dilakukan selama 12 jam pada temperatur 120 akan dialirkan dengan variasi debit alir yang
°C sambil dialirkan gas nitrogen dengan debit diinginkan untuk menggantikan gas nitrogen.
0,1 L/menit (Catatan: lama pengeringan yang Datalogger akan menyimpan data temperatur
dilakukan relatif berbeda dengan standar yang percontoh dan oven terhadap waktu.
dilakukan Beamish dan Beamish (2011), yaitu Pengujian dilakukan sampai percontoh
16 jam pada temperature 110 °C. Hal ini terbakar. Ketika percontoh batubara mencapai
dipertimbangkan karena kondisi temperatur temperatur 120-140 °C akan mengalami
pengujian yang relatif lebih tinggi yaitu 120 keadaan take off, suatu keadaan yang
°C). Proses pengeringan dilakukan untuk menunjukkan kenaikan temperatur batubara
menghilangkan Free Moisture (FM) percontoh tidak dapat diimbangi oleh oven adiabatik
batubara. Setelah proses pengeringan selesai, yang diatur oleh heater control.
oven adiabatik dimatikan supaya temperatur
85
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 16, Nomor 2, Mei 2020 : 81 - 91
140
130
120
Temperatur (°C)
110
100
90
80
70
60 y = 10,273x + 40
50 R² = 0,9966
40
- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00
Waktu (Jam)
Temperatur pemanasan batubara antara 40-70 derajat Celcius
Temperatur oven
Temperatur pemanasan batubara di atas 70 derajat Celcius
Linear (Temperatur pemanasan batubara antara 40-70 derajat Celcius)
Gambar 3. Kurva kenaikan temperatur percontoh dan oven adiabatik untuk pengujian pemanasan spontan
batubara pada ukuran butir rata-rata 0,213 mm (60-80 mesh) dengan debit oksigen 0,05 L/menit
20
R70 (°C/jam)
10
0
0,01 0,1 1 10
Diameter rata-rata batubara (mm)
Oksigen 0,1 L/min (tanpa pemadatan butir batubara) Oksigen 0,1 L/min (pemadatan butir batubara 17,2 kPa)
Oksigen 0,1 L/min (pemadatan butir batubara 34,3 kPa) Oksigen 0,05 L/min (tanpa pemadatan butir batubara)
Oksigen 0,05 L/min (pemadatan butir batubara 10 kPa) Oksigen 0,2 L/min (tanpa pemadatan butir batubara)
Oksigen 0,2 L/min (pemadatan butir batubara 17,2 kPa) Oksigen 0,2 L/min (pemadatan butir batubara 34,3 kPa)
Gambar 4. Plot hasil nilai R70 terhadap diameter rata-rata batubara untuk berbagai kondisi pemadatan butiran
dan berbagai kondisi debit oksigen
86
Studi Pembakaran Spontan Batubara Menggunakan Metode Pemanasan ... Nuhindro P. Widodo dkk.
Dari Gambar 4, terlihat kecenderungan Pada ukuran butir batubara yang paling besar
pembakaran spontan semakin meningkat (5,69 mm) dengan debit oksigen 0,2 L/menit,
dengan semakin kecil ukuran butir pemadatan memberikan efek yang berlawanan
(ditunjukkan dengan nilai R70 yang semakin dengan hasil yang lainnya, yaitu semakin
besar). Hal ini dikarenakan pada ukuran butir padat, semakin besar nilai R70, yaitu (4,509
yang lebih luas permukaan efektif semakin °C/jam pada tekanan 17,2 kPa dan 5,579 pada
besar, sehingga akan mempermudah tekanan 34,3 kPa). Hal ini menjadi indikasi
terjadinya pembakaran spontan. bahwa pada ukuran besar, semakin besar
tekanan, semakin banyak batubara yang
Untuk pengaruh kompaksi, terlihat berinteraksi dan dengan adanya rongga akibat
kecenderungan bahwa nilai R70 mengalami ukuran butir yang besar, maka pembakaran
penurunan dengan adanya kompaksi pada spontan menjadi semakin mudah.
hampir semua ukuran butir batubara untuk
seluruh debit oksigen. Namun demikian pada Parameter Kinetik Oksidasi
ukuran butir batubara yang paling besar yaitu
5,69 mm untuk debit oksigen yang paling besar Laju reaksi antara batubara dan oksigen sangat
(0,2 L/menit), pengaruh pemadatan tidak terlihat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu kimia (tipe
dengan jelas yang ditunjukkan dengan nilai R70 karbon, kandungan pengotor dalam batubara,
yang meningkat kembali pada pemadatan yang dll.) dan karakteristik fisik (luas permukaan,
paling besar (34,3 kPa) dibandingkan dengan pori dan difusi permukaan). Untuk setiap jenis
pemadatan yang lebih kecil (17,2 kPa), yaitu batubara mempunyai sifat fisik yang berbeda
dari 4,509 °C/jam menjadi 5,579 °C/jam. dan mempunyai nilai parameter kinetik
Adanya kemungkinan pecahnya batubara oksidasi yang berbeda juga.
ukuran tersebut serta interaksi oksigen terhadap
batubara pada pemadatan 34,3 kPa dapat Dari Persamaan 2, diketahui bahwa nilai
meningkatkan kembali potensi pembakaran indeks R70 (yang pada persamaan tersebut akan
spontan batubara. sebanding dengan q), mempunyai hubungan
langsung dengan energi aktivasi (E). Nilai R70
yang semakin besar menggambarkan batubara
87
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 16, Nomor 2, Mei 2020 : 81 - 91
yang mempunyai energi aktivasi semakin kecil. dengan faktor pre-eksponensial tidak bisa
Hal ini menandakan batubara semakin reaktif. didapatkan pada percontoh ukuran 5,69,
Pada penelitian yang dilakukan oleh Wang 2,845, dan 0,213 mm (pada debit oksigen 0,1
dkk. (2019) tidak terdapat hubungan dan 0,2 L/menit.). Hal ini diakibatkan oleh
kereaktifan batubara dengan ukuran partikel kurva yang tidak memadai untuk perhitungan
pada ukuran percontoh 0,5 hingga 10 mm. karena grafik kenaikan temperatur setelah
kondisi linear tidak eksponensial.
Tabel 3 dan Tabel 4 menunjukkan nilai energi
aktivasi dan hasil perkalian panas reaksi
88
Studi Pembakaran Spontan Batubara Menggunakan Metode Pemanasan ... Nuhindro P. Widodo dkk.
100
E (kJ/mol)
10
0,01 0,1 1 10
Diameter rata-rata batubara (mm)
Oksigen 0,1 L/min (tanpa pemadatan butir batubara) Oksigen 0,1 L/min (pemadatan butir batubara 17,2 kPa)
Oksigen 0,1 L/min (pemadatan butir batubara 34,3 kPa) Oksigen 0,05 L/min (tanpa pemadatan butir batubara)
Oksigen 0,05 L/min (pemadatan butir batubara 10 kPa) Oksigen 0,2 L/min (tanpa pemadatan butir batubara)
Gambar 5. Plot hasil nilai energi aktivasi terhadap diameter rata-rata batubara untuk berbagai kondisi
pemadatan butiran dan berbagai kondisi debit oksigen
100000
QA (kJ/kg s)
1000
10
0,01 0,1 1 10
Diameter rata-rata batubara (mm)
Oksigen 0,1 L/min (tanpa pemadatan butir batubara) Oksigen 0,1 L/min (pemadatan butir batubara 17,2 kPa)
Oksigen 0,1 L/min (pemadatan butir batubara 34,3 kPa) Oksigen 0,05 L/min (tanpa pemadatan butir batubara)
Oksigen 0,05 L/min (pemadatan butir batubara 10 kPa) Oksigen 0,2 L/min (tanpa pemadatan butir batubara)
Gambar 6. Plot hasil faktor pre-eksponensial terhadap diameter rata-rata batubara untuk berbagai kondisi
pemadatan butiran dan berbagai kondisi debit oksigen
Pada percontoh ukuran 1,41 mm tanpa pengujian kedua. Hal ini sejalan dengan nilai
kompaksi dengan debit oksigen 0,1 L/menit energi aktivasi yang paling rendah (11,22
memiliki nilai R70 sebesar 13,272 °C/jam kJ/mol) dari percontoh lain.
menyatakan bahwa percontoh ini memiliki
sifat kecenderungan pembakaran spontan Pada keadaan ukuran butir 1,41 mm tanpa
paling besar di antara semua percontoh dengan kompaksi, debit oksigen 0,2 L/menit
debit oksigen 0,1 L/menit. Hal tersebut sejalan mempunyai faktor pre-eksponensial (530 kJ/kg
dengan nilai energi aktivasi yang relatif kecil s) dan energi aktivasi (21,38 kJ/mol) lebih besar
(13,1 kJ/mol). Pada pengujian ini, faktor pre- daripada keadaan debit oksigen 0,1 L/menit.
eksponensial yang kecil (35,3 kJ/kg s) juga Hal ini sejalan dengan nilai R70 pada 0,2
mempunyai peranan terhadap terjadinya L/menit (5,13 °C/jam) lebih kecil daripada
proses pembakaran spontan. nilainya pada 0,1 L/menit (13,3 °C/jam).
Hal tersebut juga terlihat pada pengujian Pada keadaan ukuran butir paling kecil, yaitu
batubara dengan ukuran butir 0,08 mm tanpa 0,081 mm dan tanpa kompaksi, debit oksigen
kompaksi dengan udara debit suplai 0,05 0,1 L/menit mempunyai faktor pre-
L/menit mempunyai R70 sebesar 14,750 eksponensial (11681,5 kJ/kg s) dan energi
°C/jam. Percontoh tersebut mempunyai R70 aktivasi (28,36 kJ/mol) lebih besar daripada
terbesar dari seluruh percontoh pada keadaan debit oksigen 0,05 L/menit (13,3 kJ/kg
89
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 16, Nomor 2, Mei 2020 : 81 - 91
dan 11,22 kJ/mol). Namun hal ini tidak sejalan ASTM D388-15 (2017) “Standard classification of
dengan nilai R70 hasil pengujian, yaitu pada 0,1 coals by rank,” in Annual Book of ASTM
L/menit mendekati nilai pada 0,05 L/menit Standards. 05.06. ASTM International, hal.
460–466.
(±14 °C/jam).
Beamish, B., McLellan, P., Endara, H., Turunc, U.
dan Raab, M. (2013) “Delaying spontaneous
KESIMPULAN combustion of reactive coals through
inhibition,” in Aziz, N. et al. (ed.) 13th Coal
Berdasarkan hasil eksperimen yang telah Operators’ Conference. University of
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan: Wollongong, the Australasian Institute of
Meningkatnya kecenderungan pembakaran Mining and Metallurgy & Mine Managers
Association of Australia, hal. 221–226.
spontan sebanding dengan penurunan
ukuran partikel; Beamish, B. dan Beamish, R. (2010) “Benchmarking
Kecenderungan pembakaran spontan moist coal adiabatic oven testing,” in Aziz, N.
memiliki hubungan berbanding terbalik (ed.) 2010 Underground Coal Operators’
dengan kompaksi; Conference. University of Wollongong & the
Adanya hubungan antara nilai R70 dengan Australasian Institute of Mining and
energi aktivasi dan faktor pre-eksponensial Metallurgy, hal. 264–268.
untuk pengujian tanpa kompaksi, yaitu
Beamish, B. dan Beamish, R. (2011) “Experience
semakin besar nilai R70 semakin kecil nilai
with using a moist coal adiabatic oven testing
energi aktivasi dan faktor pre-eksponensial, method for spontaneous combustion
demikian pula sebaliknya. Namun assessment,” in Aziz, N. (ed.) 11th
demikian untuk ukuran paling kecil, yaitu Underground Coal Operators’ Conference.
0,081 mm, hubungan tersebut menjadi University of Wollongong & the Australasian
tidak sejalan; Institute of Mining and Metallurgy, hal. 380–
Tidak terdapat hubungan yang jelas antara 384.
nilai R70 terhadap laju oksigen. Hal ini
Beamish, B., Edwards, D. dan Theiler, J. (2018)
karena kondisi optimum pembakaran akan
“Implementation of interactive spontaneous
menyesuaikan reaksi kimia yang terjadi dan
combustion hazard assessment and
spesifik untuk kondisi tertentu. management at Meandu mine,” in Aziz, N.
dan Kininmonth, B. (ed.) 18th Coal Operators’
Conference. The University of Wollongong,
UCAPAN TERIMA KASIH hal. 329–335.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Cliff, D., Brady, D. dan Watkinson, M. (2014)
Program Studi Teknik Pertambangan dan “Developments in the management of
spontaneous combustion in Australian
Kelompok Keahlian Teknik Pertambangan,
underground coal mines,” in Naj Aziz et al.
Fakultas Teknik Pertambangan dan
(ed.) 2014 Coal Operators’ Conference.
Perminyakan, Institut Teknologi Bandung, University of Wollongong - Mining
melalui Program Penelitian, Pengabdian Engineering, Australasian Institute of Mining
kepada Masyarakat dan Inovasi ITB (P3MI-ITB) and Metallurgy and the Mine Managers
yang telah memberikan dukungan dalam Association of Australia, hal. 330–338.
pelaksanaan penelitian ini.
Moran, M. J., Shapiro, H. N., Boettner, D. D. dan
Bailey, M. B. (2018) Fundamentals of
engineering thermodynamics. 9th ed. Wiley.
DAFTAR PUSTAKA
Nalbandian, H. (2010) Propensity of coal to self-
Aristien, H. dan Widodo, N. P. (2015) “Modeling of
heat. London: IEA Clean Coal Centre.
coal temperature distribution to estimate rate
of temperature increase on coal stockpile
Pamungkas, S. A., Widodo, N. P., Kusuma, G. J.,
spontaneous combustion using finite
Prata, D. A., Sasaki, K., Sugai, Y. dan
difference method,” in International
Widiatmodjo, A. (2014) “Study of spontaneous
Symposium on Earth Science and Technology
combustion characteristic using convectional
2015. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
air flow testing method at laboratory on
Ombilin Region’s coal,” in International
90
Studi Pembakaran Spontan Batubara Menggunakan Metode Pemanasan ... Nuhindro P. Widodo dkk.
Symposium on Earth Science and Technology low-rank coal excavated from inner Mongolia,
2014. Fukuoka. China,” Royal Society Open Science, 6(9), hal.
190374. doi: 10.1098/rsos.190374.
Saffari, A., Ataei, M. dan Sereshki, F. (2019)
“Evaluation of the spontaneous combustion of Widodo, N. P., Sulistianto, B. dan Ihsan, A. (2018)
coal (SCC) by using the R70 test method based “Analysis of explosion risk factor potential on
on the correlation among intrinsic coal coal reclaim tunnel facilities by modified
properties (Case study: Tabas Parvadeh coal analytical hierarchy process,” International
mines, Iran),” Rudarsko-geološko-naftni Journal of Coal Science & Technology, 5(3), hal.
zbornik, 34(3), hal. 49–60. 339–357. doi: 10.1007/s40789-018-0219-0.
doi: 10.17794/rgn.2019.3.6.
Zhang, W., Jiang, S., Wang, K., Wang, L., Xu, Y.,
Sasaki, K., Wang, Y., Sugai, Y. dan Zhang, X. (2014) Wu, Z., Shao, H., Wang, Y. dan Miao, M.
“Numerical modelling of low rank coal for (2015) “Thermogravimetric dynamics and
spontaneous combustion,” in Aziz, N. (ed.) FTIR analysis on oxidation properties of low-
2014 Coal Operators’ Conference. University rank coal at low and moderate temperatures,”
of Wollongong - Mining Engineering, International Journal of Coal Preparation and
Australasian Institute of Mining and Metallurgy Utilization, 35(1), hal. 39–50.
and the Mine Managers Association of doi: 10.1080/19392699.2013.873421.
Australia, hal. 344–349.
Zhang, Y., Wu, J., Chang, L., Wang, J., Xue, S. dan
Sloss, L. L. (2015) Assessing and managing Li, Z. (2013) “Kinetic and thermodynamic
spontaneous combustion of coal. IEA Clean studies on the mechanism of low-temperature
Coal Centre. oxidation of coal: A case study of Shendong
coal (China),” International Journal of Coal
Wang, Y., Zhang, X., Zhang, H. dan Sasaki, K. Geology, 120, hal. 41–49. doi:
(2019) “Effects of temperature gradient and 10.1016/j.coal.2013.09.005.
particle size on self-ignition temperature of
91
92