Anda di halaman 1dari 8

Nurhalizah, Widyatiningtyas, Sukmana EDUCARE Vol. 15, No. 2, Des.

2017

Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi Terhadap Peningkatan Pemahaman


Materi Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik Sekolah Dasar

Siti Nurhalizah, Reviandari Widyatiningtyas, Rika Widya Sukmana


123
Program Studi Pendidikan Guru SD, FKIP, Universitas Langlangbuana

Article Info Abstract


Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peningkatan
Keywords pemahaman materi IPA siswa SD melalui penggunaan
Pemahaman Materi, Metode metode Demonstrasi. Metode penelitian ini adalah kuasi
Demonstrasi. eksperimen dengan desain penelitian kelompok kontrol
non-ekuivalen. Populasi penelitian seluruh siswa kelas V di
SDN Setra Galih II. Sampel penelitian adalah peserta
didik kelas V A sebagai kelas kontrol dan kelas V B sebagai
kelas eksperimen. Instrumen penelitian ini berupa tes. Hasil
pretest dan posttest dianalisis data menggunakan software
SPSS 24.0 for Windows. Hasil pengujian hipotesis
menggunakan uji-anova dan uji-t. Berdasarkan hasil
analisis data, diperoleh kesimpulan, bahwa penggunaan
metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman
materi IPA peserta didik Sekolah Dasar.

Correspondence Author How to Cite


1
sitinurhalizah@gmail.com Nurhalizah, S., Widyatiningtyas, R., Sukmana, R. W.
2
revywidya63@gmail.com (2017). Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi
3
rikaws.unla@gmail.com Terhadap Peningkatan Pemahaman Materi Ilmu
Pengetahuan Alam Peserta Didik Sekolah Dasar. Educare,
Vol. 15, No. 2, Des. 2017, 12-19.

12
Nurhalizah, Widyatiningtyas, Sukmana EDUCARE Vol. 15, No. 2, Des. 2017

PENDAHULUAN 7. Adanya beberapa peserta didik yang


Pembelajaran IPA di SD memberi kurang antusias dalam mengikuti
kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu kegiatan belajar mengajar, sehingga
peserta didik secara alamiah. Hal ini akan cenderung mencari perhatian dan
membantu peserta didik mengembangkan membuat gaduh. Piaget (Susanto, 2013,
kemampuan bertanya dan mencari jawaban hlm.77) menyatakan bahwa peserta
berdasarkan bukti serta mengembangkan didik kelas V berada dalam tahap
cara berpikir ilmiah. IPA tidak hanya operasional konkret, banyak aspek yang
merupakan kumpulan pengetahuan atau berkembang pada diri anak seperti aspek
kumpulan fakta, konsep, prinsip, atau teori fisik, sosial, emosional, dan moral, dan
semata. Tetapi IPA juga menyangkut anak mulai berpikir logis dan sistematis
tentang cara kerja, cara berpikir dan cara untuk mencapai pemecahan masalah.
memecahkan masalah. Pembelajaran IPA Pada tahap ini mereka sudah mulai
menjadi salah satu pembelajaran pokok yang memahami aspek-aspek peningkatan
terdapat pada kurikulum pendidikan dasar. materi.
Penggunaan metode pembelajaran yang Hakekatnya pembelajaran IPA
tepat didalam proses pembelajaran yang merupakan suatu ilmu yang lebih banyak
sesuai dengan materi yang diajarkan selalu memerlukan pemahaman dari pada hafalan,
menjadi harapan para guru. Terlebih dalam sehingga kesuksesan peserta didik dalam
mata pelajaran IPA guru diharuskan untuk belajar IPA terletak pada kemampuan
menggunakan metode yang menyenangkan peserta didik dalam memahami konsep,
untuk mencapai keberhasilannya dalam hukum atau azas-azas dan teori. Untuk
melaksanakan tugasnya didalam menunjang pemahaman proses
pembelajaran IPA. pembelajaran IPA, pemilihan metode yang
Menurut salah satu guru kelas V di SDN tepat dalam pembelajaran IPA merupakan
Setra Galih II ditemukan beberapa masalah. suatu keharusan bagi guru, agar anak lebih
Permasalahan yang terjadi dikelas V SDN mencintai mata pelajaran tersebut sebagai
Setra Galih II yaitu kurangnya pemahaman pelajaran yang menyenangkan dan tidak
peserta didik tentang mata pelajaran Ilmu membosankan.
Pengetahuan Alam (IPA), khususnya pada Penggunaan metode dalam proses
materi Proses Pernapasan Manusia. pembelajaran akan membantu kelancaran
Beberapa permasalahan menurut guru kelas efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
yang timbul dari peserta didik: pembelajaran. Alat/media menunjang proses
1. Peserta didik susah mengingat materi pembelajaran yang diharapkan dapat
dan memahami materi yang diajarkan. meningkatkan hasil belajar yang ingin
2. Peserta didik sering merasa cepat bosan dicapainnya.
3. Peserta didik takut untuk menanyakan Berdasarkan permasalahan tersebut,
hal hal yang ia kurang pahami perlu adanya suatu peningkatan kualitas
4. Peserta didik kurang berkonsentrasi saat pembelajaran IPA di SDN Setra Galih II
pembelajaran Proses Pernapasan dengan mengembangkan kegiatan
Manusia pembelajaran melalui pembelajaran yang
5. Peserta didik sulit untuk mampu memberikan pengalaman belajar
mempertahankan suasana kondusif yang bermakna bagi peserta didik.
sehingga mempersulit pengaturan saat Peneliti mempunyai alternative / solusi
pembelajaran berlangsung. yang diperkirakan dapat memecahkan
6. Peserta didik susah bekerja sama dengan masalah tersebut dalam materi Proses
baik dalam mengerjakan tugas Pernapasan Manusia yaitu dengan merubah
kelompok. metode pengajaran yang selama ini

13
Nurhalizah, Widyatiningtyas, Sukmana EDUCARE Vol. 15, No. 2, Des. 2017

dilakukan dengan menggunakan didik sekolah dasar menggunakan


konvensional (metode ceramah, gambar, metode pembelajaran Demonstrasi
diskusi) menjadi metode Demonstrasi. dibandingkan menggunakan
Menurut Syaiful Bahri & Aswan (2016, pembelajaran Konvensional.
hlm 231) Keunggulan dari metode
Demonstrasi adalah mampu melibatkan KAJIAN LITERATUR
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran,
untuk ikut mempraktikan atau Metode Demonstrasi
memperagakan materi yang sedang dibahas. Menurut Syaiful Bahri dan Aswan
Dengan penerapan metode Demonstrasi (2016, hlm 90), metode demonstrasi
diharapkan peserta didik lebih memahami adalah “Cara penyajian pelajaran dengan
konsep pembelajaran Ilmu Pengetahuan memperagakan atau mempertunjukkan
Alam (IPA) dan melekat dalam daya pikir kepada peserta didik suatu proses, situasi,
dan daya nalar mereka. atau benda tertentu yang dipelajari, baik
Hal ini sesuai dengan pendapat sebenarnya ataupun tiruan, yang sering
Rusffendi (1993, hlm 304) yang disertai dengan penjelasan lisan”.
mengungkapkan bahwa, orang dapat Menurut Roestiyah (dalam Miftahul
menerima materi hanya 20% dari apa yang Huda, 2014, hlm 231), menyatakan bahwa
didengar, 50% dari apa yang dilihat, dan Metode demonstrasi ialah salah satu strategi
75% dari apa yang dilakukan atau mengajar dimana guru memperlihatkan
perbuatannya. Dari pernyataan tersebut suatu benda asli, benda tiruan, atau suatu
belajar dari berbuat dan melakukan akan proses dari materi yang diajarkan kepada
lebih berhasil dibandingkan dengan hanya seluruh peserta didik. Dengan strategi
melihat atau mendengarkan saja. demonstrasi, peserta didik dapat mengamati
Metode demonstrasi menjadi sebab dan dengan seksama apa yang terjadi, bagaimana
alasan peneliti menjadikan sebuah solusi prosesnya, bahan apa saja yang diperlukan
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan dan bagaimana hasilnya.
Alam (IPA) pada materi Proses Pernapasan Metode demonstrasi merupakan
Manusia di Sekolah Dasar. Prinsipnya “Penyajian pelajaran dengan memperagakan
metode pembelajaran dilaksanakan untuk dan mempertunjukan kepada peserta didik
mendapatkan gambaran jelas tentang materi tentang suatu proses, situasi, atau benda
pelajaran yang sedang diajarkan, karena tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar
dengan strategi Demonstrasi, penerimaan tiruan”. Syaiful Sagala (dalam Abdul Majid,
peserta didik terhadap pelajaran akan lebih 2013, hlm 197)
berkesan secara mendalam, sehingga Sedangkan menurut Imas Kurniasih dan
membentuk pengertian dengan baik dan Berlin (2015, hlm 84) menyatakan bahwa:
sempurna, dan peserta didik dapat Metode demonstrasi adalah sebuah upaya
mengamati dengan seksama apa yang atau praktek dengan menggunakan peragaan
terjadi, bagaimana prosesnya, bahan apa saja yang ditunjukan pada peserta didik agar
yang diperlukan dan bagaimana hasilnya. semua peserta didik lebih mudah dalam
Tujuan yang ingin dicapai dalam memahami dan mempraktekkan apa yang
penelitian ini adalah sebagai berikut : telah diperoleh dan didapatkan ketika
1. Untuk memperoleh gambaran tentang berhasil mengatasi suatu permasalahan
penggunaan metode Demonstrasi untuk ketika ada perbedaan.
meningkatkan pemahaman materi IPA Tahap pembelajaran metode
peserta didik sekolah dasar. demonstrasi menurut Imas Kuarniasih dan
2. Untuk memperoleh gambaran tentang Berlin (2015, hlm 232) adalah sebagai
peningkatan pemahaman materi peserta berikut:

14
Nurhalizah, Widyatiningtyas, Sukmana EDUCARE Vol. 15, No. 2, Des. 2017

a. Merumuskan dengan jelas jenis terpusat pada aspek yang di


keterampilan yang diperoleh setelah demonstrasikan jadi proses
demonstrasi dilakukan. pembelajaran akan lebih terarah.
b. Menentukan peralatan yang digunakan, c. Dapat merangsang peserta didik untuk
kemudian diuji coba terlebih dahulu lebih aktif dalam mengikuti proses
agar pelaksanaan demonstrasi tidak belajar.
mengalami kegagalan d. Dapat menambah pengalaman peserta
c. Menetapkan prosedur yang dilakukan, didik.
dan melakukan percobaan sebelum e. Bisa membantu peserta didik mengingat
demonstrasi dilakukan. lebih lama tentang materi yang
d. Menentukan durasi pelaksanaan disampaikan
demonstrasi. f. Dapat mengurangi kesalahpahaman
e. Memberikan kesempatan kepada karena pengajaran lebih jelas dan
peserta didik untuk memberikan konkrit
komentar pada saat maupun sesudah
demonstrasi.
f. Meminta peserta didik mencatat hal-hal Pemahaman Materi
yang dianggap perlu. Pemahaman sangat penting didalam
g. Menentukan rencana untuk menilai pendidikan. pembelajaran IPA merupakan
kemajuan peserta didik. suatu ilmu yang lebih banyak memerlukan
Dari penjelasan para ahli mengenai pemahaman dari pada hafalan. Menurut
metode demonstrasi, dapat disimpulkan Bloom (dalam Lorin & David, 2015,
bahwa metode demonstrasi mampu terjemahan Agung Prihanto, hlm 10)
menggali kemampuan yang ada pada diri pemahaman berada pada tingkatan ke dua
peserta didik seperti mengamati, (C2). Pada level atau tingkatan kedua ini,
memperhatikan, merangkum, bertanya, pemahaman diartikan sebagai kemampuan
menyanggah dan membantu anak didik memahami materi tertentu, dapat dalam
untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri bentuk: (a) translasi (mengubah dari satu
berdasarkan fakta yang benar. Bukan hanya bentuk ke bentuk lain); (b) interpretasi
ditunjukan kepada peserta didik metode (menjelaskan atau merangkum materi); (c)
demonstrasi dapat melatih ketelitian guru ekstrapolasi (memperpanjang/ memperluas
karena dituntut menguasai bahan pelajaran arti/ memaknai data). Contoh: Menuliskan
serta mengorganisasi kelas, jangan sampai kembali atau merangkum materi pelajaran.
guru terlena dengan demonstrasinya tanpa Zainal Arifin, (2016, hlm 21) bahwa,
memperhatikan peserta didik secara “pemahaman adalah jenjang kemampuan
menyeluruh. yang menuntut peserta didik untuk
Metode ini memiliki keunggulan, memahami atau mengerti tentang materi
keunggulan metode Demonstrasi, pelajaran yang disampaikan guru dan dapat
diantaranya menurut Imas Kurniasih & memanfaatkannya tanpa harus
Berlin (2015, hlm 85) adalah sebagai menghubungkannya dengan hal-hal lain.
berikut: Kemampuan ini dijabarkan lagi menjadi
a. Dengan metode pembelajaran tiga, yakni menerjemahkan, menafsirkan,
demonstrasi, guru bisa membuat dan mengektrapolasi”.
perhatian peserta didik menjadi Menurut Ega Rima (2014, hlm 15)
terpusat, dan titik tekan dalam materi menyatakan bahwa Pemahaman adalah
yang dianggap penting oleh guru dapat salah satu jenjang kemampuan yang
teramati. menuntut peserta didik memahami atau
b. Perhatian peserta didik akan lebih mengerti jenjang kemampuan yang

15
Nurhalizah, Widyatiningtyas, Sukmana EDUCARE Vol. 15, No. 2, Des. 2017

menuntut peserta didik memahami atau meringkas konsep atau prinsip yang
mengerti materi pelajaran yang disampaikan terdiri dari suatu rangkaian contoh-
yang dapat dimanfaatkan. Kata kerja yang contoh atau kejadian-kejadian.
biasa digunakan adalah menjelaskan, f. Membandingkan (comparing)
menyimpulkan, memberi contoh dan lain Menemukan persamaan dan perbedaan
sebagainya. antara dua atau lebih objek/benda,
Imas Kurniasih & Berlin (2016, hlm peristiwa, masalah, atau situasi.
162) mengatakan bahwa, pemahaman g. Menjelaskan (explaning) Mampu
“Membangun pengertian atau makna dari membangun dan menggunakan model
pesan berupa perintah atau intruksi, sebab akibat dari suatu sistem
termasuk secara lisan, tertulis dan h. Menganalisis (Analyze) Mampu
berhubungan dengan kejadian yang memecahkan persoalan yang dimulai
sebenarnya atau dalam bentuk gambar. dengan dugaan akan kebenarannya
Indikator Pemahaman Menurut Imas i. Menyatakan secara luas. Dapat
Kurniasih & Berlin (2016, hlm 162): memahami persoalan dengan rinci
a. Menafsir: Mengubah dari satu bentuk Maka dapat disimpulkan dari penjelasan
gambaran (misal: angka) ke bentuk lain para ahli bahwa pemahaman adalah suatu
(misal: kalimat). kemampuan seseorang dalam mengartikan,
b. Memberi contoh atau mengilustrasikan: menafsirkan, menerjemahkan, atau
Menemukan contoh yang sesuai dan menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri
cocok atau mengilusrasikan suatu tentang pengetahuan yang pernah
konsep diterimanya. Dalam proses pembelajaran
c. Mengklasifikasi/ mengelompokkan: kemampuan seorang peserta didik dituntut
Menentukan konsep yang ada pada dalam memahami materi pelajaran yang
suatu materi atau kategori disampaikan guru
d. Meringkas: Meringkas suatu bagian Indikator Pemahaman yang digunakan
umum atau poin-poin utama dari satu a. Menjelaskan. Mampu membangun dan
tema menggunakan model sebab dan akibat
e. Menjelaskan atau membangun suatu b. Menganalisis. Mampu memecahkan
model: Membangun hubungan sebab- persoalan yang dimulai dengan dugaan
akibat dari suatu sistem. akan kebenarannya
Indikator Pemahaman Menurut Zainal c. Menyatakan secara luas Dapat
Arifin, (2016, hlm 21) memahami persoalan dengan rinci
a. Menginsterprestasikan (interprenting) d. Memberikan contoh Menemukan
Mengkonversi informasi dari satu contoh yang sesuai dan cocok atau
representasi ke representasi yang lain mengilustrasikan suatu konsep
b. Memberikan Contoh (exemplifying) e. Meringkas Meringkas bagian umum
Mampu memberikan contoh spesifik menjadi poin poin
atau contoh dari konsep umum atau
prinsip. METODE PENELITIAN
c. Mengklasifikasikan (classifying). Metode penelitian ini adalah kuasi
Mengenal bahwa sesuatu (contoh atau eksperimen dengan desain penelitian
kejadian tertentu) misal konsep atau kelompok kontrol non-ekuivalen. Populasi
prinsip. penelitian seluruh siswa kelas V di SDN
d. Meringkas (summarizing) Mampu Setra Galih II. Sampel penelitian adalah
merepresentasikan penyajian informasi peserta didik kelas V A sebagai kelas kontrol
atau rangkuman dari tema umum. dan kelas V B sebagai kelas eksperimen.
e. Menyimpulkan (inferring) Mampu Instrumen penelitian ini berupa tes. Hasil

16
Nurhalizah, Widyatiningtyas, Sukmana EDUCARE Vol. 15, No. 2, Des. 2017

pretest dan posttest dianalisis data jauh berbeda, nilai rata-rata yang didapatkan
menggunakan software SPSS 24.0 for peserta didik dikelas eksperimen dengan
Windows. Hasil pengujian hipotesis meggunakan metode demonstrasi naik
menggunakan uji-anova dan uji-t.. menjadi 86,96 sedangkan di kelas kontrol
hanya mencapai nilai rata-rata 74,11.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pencapaian nilai rata-rata tersebut
Penerapan metode demonstrasi membuktikan bahwa peningkatan
berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat pemahaman materi IPA di kelas eksperimen
dari penerapan metode demonstrasi jauh lebih baik.
terhadap peningkatan pemahaman materi Pemaparan hasil dapat dilihat dari
proses pernapasan manusia. Pada saat analisis data sebelumnya yang menyatakan
pretest masih banyak peserta didik yang terdapat perbedaan yang signifikan antara
terlihat tidak begitu mengetahui materi pemahaman materi peserta didik kelas
proses pernapasan manusia. Dari hasil ekperimen dengan pemahaman materi kelas
pretest diketahui rata-rata nilai peserta didik kontrol. Hipotesis menyatakan bahwa
pada kelas eksperimen yaitu 41,25 dan kelas terdapat peningkatan pemahaman materi
kontrol yaitu 48,21 dari perolehan nilai IPA peserta didik di sekolah dasar yang
tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan pembelajarannya menggunakan metode
peserta didik pada kedua tidak jauh berbeda. demonstrasi dapat diterima. Hal ini sesuai
Perolehan nilai tersebut disebabkan oleh dengan pendapat Syaiful Bahri & Aswan
kurangnya pemahaman materi peserta didik. (2016, hlm 231) Keunggulan dari metode
Setelah kelas eksperimen diberikan demonstrasi adalah mampu melibatkan
treatment dengan metode demonstrasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran,
terlihat pemahaman materi mengalami untuk ikut mempraktikan atau
peningkatan. Walaupun kelas eksperimen memperagakan materi yang sedang dibahas.
dan kelas kontrol sama-sama mengalami Dengan penerapan metode Demonstrasi
peningkatan, tetapi peningkatan diharapkan peserta didik lebih memahami
pemahaman materi proses pernapasan konsep pembelajaran Ilmu Pengetahuan
manusia pada kelas eksperimen lebih besar Alam (IPA) dan melekat dalam daya pikir
dibandingkan dengan pemahaman materi dan daya nalar mereka.
pada kelas kontrol. Peningkatan tersebut Dengan demikian peserta didik sudah
disebabkan karena peneliti menerapkan cukup baik dalam memahami materi yang
metode demonstrasi. Penggunanaan metode diajarkan oleh guru dengan menggunakan
demonstrasi dapat melibatkan peserta didik metode demonstrasi, karena dengan
secara langsung dengan materi yang menggunakan metode demonstrasi terlihat
dipelajari melalui demonstrasi alat peraga peserta didik lebih paham mengenai materi
yang dilakukan baik oleh guru maupun pernapasan karena peserta didik dapat
peserta didik sendiri. Berbeda dengan model membayangkan bagaimana proses
pembelajaran konvensional peserta didik pernapasan itu sendiri akibat dari alat peraga
belajar hanya melalui penjelasan guru. yang didemonstrasikan, peserta didik dapat
Pada saat posttest semua peserta didik menganalisis alat pearaga yang di
terlihat mengalami peningkatan demonstrasikan dengan memahami setiap
pemahaman materi baik dikelas ekperimen fungsi alat pernapasan yang
maupun kontrol. Namun yang menjadi didemonstrasikan oleh alat peraga, peserta
perbedaannnya yaitu di kelas eksperimen, didik dapat menyatakan secara luas hasil dari
mata pelajaran IPA menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan dengan
demonstrasi alat peraga proses pernapasan mempresentasikan proses pernapasan
manusia. Perolehan nilainya pun menjadi dengan alat peraga secara mandiri, peserta

17
Nurhalizah, Widyatiningtyas, Sukmana EDUCARE Vol. 15, No. 2, Des. 2017

didik dapat memberikan contoh penyakit- pembelajaran konvensional.


penyakit pernapasan yang terjadi dengan Maka dapat disimpulkan bahwa
melihat alat peraga yang diberikan gangguan terdapat Pengaruh Penggunaan Metode
(disumbat oleh kapas) seperti gangguan Demonstrasi Terhadap Peningkatan
proses pernaasan, dan terakhir peserta didik Pemahaman Materi Peserta Didik Dalam
dapat meringkas usaha dan pencegahan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
penyakit pernapasan dilihat dari hasil Peserta Didik Sekolah Dasar.
demonstrasi alat peraga yang dilakukan
dengan normal dan dengan gangguan yang REFERENSI
dilakukan. Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2015).
Keberhasilan tersebut juga didukung Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
oleh pelaksanaan pembelajaran ketika Pengajaran Dan Asesmen. Yogyakarta:
treatment. Guru memberikan penjelasan Pustaka Pelajar.
saat mendemonstrasikan alat peraga. Hal Arifin, Z. (2016). Evaluasi Pembelajaran.
tersebut juga sesuai dengan penilaiain Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
observer pada lembar observasi yang Darmadi, H. (2014). Metode Penelitian
menunjukan bahwa sudah hampir semua Pendidikan. Bandung: Alfabeta
peserta didik dapat mengikuti pembelajaran Departemen Pendidikan Nasional Tahun
dengan baik sesuai dengan nilai rata-rata 2004. tentang Lembar Kerja Siswa
keseluruhan indeks gain sebesar 0,78 pada Djamarah, S.B. & Zain, A. (2014). Strategi
kelas eksperimen termasuk pada kategori Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
tinggi. Antusiasme peserta didik mengikuti Hake, R. (1999). Analyzing Change/ Gain
pembelajaran dengan menggunakan metode Scores. Indiana: Indiana University
demonstrasi pada materi proses pernapasan Harmi, S. (2015). Ilmu Pengetahuan Alam
sangat baik, dilihat dari proses pembelajaran Untuk Kelas 5 SD dan MI. Solo: PT Tiga
berlangsung. Serangkai Pustaka Mandiri.
Huda,M. (2014). Model-Model Pengajaran
KESIMPULAN Dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis Dan
Berdasarkan hasil penelitian Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka
dan pembahasan mengenai Pengaruh Pelajar.
Penggunaan Metode Demonstrasi Kurniasih, I. & Sani, B. (2015). Ragam
Terhadap Peningkatan Pemahaman Materi Pengembangan Model Pembelajaran.
Peserta Didik Dalam Mata Pelajaran Ilmu Jakarta: Kata Pena.
Pengetahuan Alam Peserta Didik Sekolah Kurniasih, I. & Sani, B. (2016). Revisi
Dasar, maka diperoleh kesimpulan sebagai Kurikulum 2013 Implementasi Konsep
berikut: Dan Penerapan. Jakarta: Kata Pena.
1. Terdapat peningkatan pemahaman Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran.
materi peserta didik dalam mata Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Meltzer, D.E. (2002). The Realtionship
peserta didik Sekolah Dasar dengan between Mathematics Preparation and
menggunakan motode pembelajaran Conceptual Learning Grains in Physics: A
demonstrasi. Possible : Hidden Variable” in Diagnotice
2. Peningkatan peningkatan pemahaman Pretest Scores.
materi peserta didik dalam mata Mulyasa, E. (2010). Kurikulum Tingkat
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Satuan Pendidikan KTSP. Bandung: PT
peserta didik Sekolah Dasar dengan Remaja Rosdakarya.
penerapan metode pembelajaran Prastowo. (2012). Panduan Kreatif Membuat
demonstrasi lebih baik daripada Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva

18
Nurhalizah, Widyatiningtyas, Sukmana EDUCARE Vol. 15, No. 2, Des. 2017

Press
Ruseffendi, E. T. (1993). Statistik Dasar
Untuk Penelitian. Bandung: Depdikbud.
----------, (2005). Dasar-Dasar penelitian
Pendidikan Dan Bidang Non-Eksakta
Lainnya. Bandung: Tarsito.
----------, (2010). Dasar-Dasar Penelitian
Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta
Lainnya. Bandung: Tarsito.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugiyono. (2014). Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukmaditana, N.S. (2014). Pengembangan
Kurikulunm Teori Dan Praktek.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sulistyorini. (2007). Model Pembelajaran IPA
Sekolah Dasar dan Penerapannya dalam
KTSP. Semarang: Tiara Wacana.
Susanto, A (2013). Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Undang-undang, No. 20 Tahun 2003.
tentang Sistem Pendidikan Nasional

19

Anda mungkin juga menyukai