216-Article Text-444-1-10-20200102
216-Article Text-444-1-10-20200102
2017
12
Nurhalizah, Widyatiningtyas, Sukmana EDUCARE Vol. 15, No. 2, Des. 2017
13
Nurhalizah, Widyatiningtyas, Sukmana EDUCARE Vol. 15, No. 2, Des. 2017
14
Nurhalizah, Widyatiningtyas, Sukmana EDUCARE Vol. 15, No. 2, Des. 2017
15
Nurhalizah, Widyatiningtyas, Sukmana EDUCARE Vol. 15, No. 2, Des. 2017
menuntut peserta didik memahami atau meringkas konsep atau prinsip yang
mengerti materi pelajaran yang disampaikan terdiri dari suatu rangkaian contoh-
yang dapat dimanfaatkan. Kata kerja yang contoh atau kejadian-kejadian.
biasa digunakan adalah menjelaskan, f. Membandingkan (comparing)
menyimpulkan, memberi contoh dan lain Menemukan persamaan dan perbedaan
sebagainya. antara dua atau lebih objek/benda,
Imas Kurniasih & Berlin (2016, hlm peristiwa, masalah, atau situasi.
162) mengatakan bahwa, pemahaman g. Menjelaskan (explaning) Mampu
“Membangun pengertian atau makna dari membangun dan menggunakan model
pesan berupa perintah atau intruksi, sebab akibat dari suatu sistem
termasuk secara lisan, tertulis dan h. Menganalisis (Analyze) Mampu
berhubungan dengan kejadian yang memecahkan persoalan yang dimulai
sebenarnya atau dalam bentuk gambar. dengan dugaan akan kebenarannya
Indikator Pemahaman Menurut Imas i. Menyatakan secara luas. Dapat
Kurniasih & Berlin (2016, hlm 162): memahami persoalan dengan rinci
a. Menafsir: Mengubah dari satu bentuk Maka dapat disimpulkan dari penjelasan
gambaran (misal: angka) ke bentuk lain para ahli bahwa pemahaman adalah suatu
(misal: kalimat). kemampuan seseorang dalam mengartikan,
b. Memberi contoh atau mengilustrasikan: menafsirkan, menerjemahkan, atau
Menemukan contoh yang sesuai dan menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri
cocok atau mengilusrasikan suatu tentang pengetahuan yang pernah
konsep diterimanya. Dalam proses pembelajaran
c. Mengklasifikasi/ mengelompokkan: kemampuan seorang peserta didik dituntut
Menentukan konsep yang ada pada dalam memahami materi pelajaran yang
suatu materi atau kategori disampaikan guru
d. Meringkas: Meringkas suatu bagian Indikator Pemahaman yang digunakan
umum atau poin-poin utama dari satu a. Menjelaskan. Mampu membangun dan
tema menggunakan model sebab dan akibat
e. Menjelaskan atau membangun suatu b. Menganalisis. Mampu memecahkan
model: Membangun hubungan sebab- persoalan yang dimulai dengan dugaan
akibat dari suatu sistem. akan kebenarannya
Indikator Pemahaman Menurut Zainal c. Menyatakan secara luas Dapat
Arifin, (2016, hlm 21) memahami persoalan dengan rinci
a. Menginsterprestasikan (interprenting) d. Memberikan contoh Menemukan
Mengkonversi informasi dari satu contoh yang sesuai dan cocok atau
representasi ke representasi yang lain mengilustrasikan suatu konsep
b. Memberikan Contoh (exemplifying) e. Meringkas Meringkas bagian umum
Mampu memberikan contoh spesifik menjadi poin poin
atau contoh dari konsep umum atau
prinsip. METODE PENELITIAN
c. Mengklasifikasikan (classifying). Metode penelitian ini adalah kuasi
Mengenal bahwa sesuatu (contoh atau eksperimen dengan desain penelitian
kejadian tertentu) misal konsep atau kelompok kontrol non-ekuivalen. Populasi
prinsip. penelitian seluruh siswa kelas V di SDN
d. Meringkas (summarizing) Mampu Setra Galih II. Sampel penelitian adalah
merepresentasikan penyajian informasi peserta didik kelas V A sebagai kelas kontrol
atau rangkuman dari tema umum. dan kelas V B sebagai kelas eksperimen.
e. Menyimpulkan (inferring) Mampu Instrumen penelitian ini berupa tes. Hasil
16
Nurhalizah, Widyatiningtyas, Sukmana EDUCARE Vol. 15, No. 2, Des. 2017
pretest dan posttest dianalisis data jauh berbeda, nilai rata-rata yang didapatkan
menggunakan software SPSS 24.0 for peserta didik dikelas eksperimen dengan
Windows. Hasil pengujian hipotesis meggunakan metode demonstrasi naik
menggunakan uji-anova dan uji-t.. menjadi 86,96 sedangkan di kelas kontrol
hanya mencapai nilai rata-rata 74,11.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pencapaian nilai rata-rata tersebut
Penerapan metode demonstrasi membuktikan bahwa peningkatan
berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat pemahaman materi IPA di kelas eksperimen
dari penerapan metode demonstrasi jauh lebih baik.
terhadap peningkatan pemahaman materi Pemaparan hasil dapat dilihat dari
proses pernapasan manusia. Pada saat analisis data sebelumnya yang menyatakan
pretest masih banyak peserta didik yang terdapat perbedaan yang signifikan antara
terlihat tidak begitu mengetahui materi pemahaman materi peserta didik kelas
proses pernapasan manusia. Dari hasil ekperimen dengan pemahaman materi kelas
pretest diketahui rata-rata nilai peserta didik kontrol. Hipotesis menyatakan bahwa
pada kelas eksperimen yaitu 41,25 dan kelas terdapat peningkatan pemahaman materi
kontrol yaitu 48,21 dari perolehan nilai IPA peserta didik di sekolah dasar yang
tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan pembelajarannya menggunakan metode
peserta didik pada kedua tidak jauh berbeda. demonstrasi dapat diterima. Hal ini sesuai
Perolehan nilai tersebut disebabkan oleh dengan pendapat Syaiful Bahri & Aswan
kurangnya pemahaman materi peserta didik. (2016, hlm 231) Keunggulan dari metode
Setelah kelas eksperimen diberikan demonstrasi adalah mampu melibatkan
treatment dengan metode demonstrasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran,
terlihat pemahaman materi mengalami untuk ikut mempraktikan atau
peningkatan. Walaupun kelas eksperimen memperagakan materi yang sedang dibahas.
dan kelas kontrol sama-sama mengalami Dengan penerapan metode Demonstrasi
peningkatan, tetapi peningkatan diharapkan peserta didik lebih memahami
pemahaman materi proses pernapasan konsep pembelajaran Ilmu Pengetahuan
manusia pada kelas eksperimen lebih besar Alam (IPA) dan melekat dalam daya pikir
dibandingkan dengan pemahaman materi dan daya nalar mereka.
pada kelas kontrol. Peningkatan tersebut Dengan demikian peserta didik sudah
disebabkan karena peneliti menerapkan cukup baik dalam memahami materi yang
metode demonstrasi. Penggunanaan metode diajarkan oleh guru dengan menggunakan
demonstrasi dapat melibatkan peserta didik metode demonstrasi, karena dengan
secara langsung dengan materi yang menggunakan metode demonstrasi terlihat
dipelajari melalui demonstrasi alat peraga peserta didik lebih paham mengenai materi
yang dilakukan baik oleh guru maupun pernapasan karena peserta didik dapat
peserta didik sendiri. Berbeda dengan model membayangkan bagaimana proses
pembelajaran konvensional peserta didik pernapasan itu sendiri akibat dari alat peraga
belajar hanya melalui penjelasan guru. yang didemonstrasikan, peserta didik dapat
Pada saat posttest semua peserta didik menganalisis alat pearaga yang di
terlihat mengalami peningkatan demonstrasikan dengan memahami setiap
pemahaman materi baik dikelas ekperimen fungsi alat pernapasan yang
maupun kontrol. Namun yang menjadi didemonstrasikan oleh alat peraga, peserta
perbedaannnya yaitu di kelas eksperimen, didik dapat menyatakan secara luas hasil dari
mata pelajaran IPA menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan dengan
demonstrasi alat peraga proses pernapasan mempresentasikan proses pernapasan
manusia. Perolehan nilainya pun menjadi dengan alat peraga secara mandiri, peserta
17
Nurhalizah, Widyatiningtyas, Sukmana EDUCARE Vol. 15, No. 2, Des. 2017
18
Nurhalizah, Widyatiningtyas, Sukmana EDUCARE Vol. 15, No. 2, Des. 2017
Press
Ruseffendi, E. T. (1993). Statistik Dasar
Untuk Penelitian. Bandung: Depdikbud.
----------, (2005). Dasar-Dasar penelitian
Pendidikan Dan Bidang Non-Eksakta
Lainnya. Bandung: Tarsito.
----------, (2010). Dasar-Dasar Penelitian
Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta
Lainnya. Bandung: Tarsito.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugiyono. (2014). Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukmaditana, N.S. (2014). Pengembangan
Kurikulunm Teori Dan Praktek.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sulistyorini. (2007). Model Pembelajaran IPA
Sekolah Dasar dan Penerapannya dalam
KTSP. Semarang: Tiara Wacana.
Susanto, A (2013). Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Undang-undang, No. 20 Tahun 2003.
tentang Sistem Pendidikan Nasional
19