3.1.1 Definisi
Vaginal Birth After Cesarean Delivery (VBAC) atau Trial of Labor After Cesarean
Delivery (TOLAC) merupakan upaya yang direncanakan untuk melahirkan secara normal
yaitu pervaginam oleh wanita yang telah menjalani persalinan sesar sebelumnya. Metode
VBAC ini memberikan wanita yang menginginkan melahirkan secara pervaginam setelah
persalinan seara sesar sebelumnya. Selain memenuhi keinginan pasien untuk persalinan
pervaginam, VBAC dikaitkan dengan penurunan morbiditas maternal dan penurunan risiko
komplikasi pada kehamilan berikutnya serta penurunan angka persalinan sesar secara
keseluruhan pada tingkat populasi.1
3.1.2 Epidemiologi
Antara 1970 dan 2016, tingkat persalinan secara sesar di Amerika Serikat meningkat
dari 5% menjadi 31,9%.1 Peningkatan dramatis ini merupakan hasil dari beberapa perubahan
dalam praktik, termasuk pengenalan pemantauan janin elektronik dan penurunan persalinan
pervaginam operatif dan upaya persalinan pervaginam. Pernyataan mengenai “once a
cesarean always a cesarean” juga sebagian berkontribusi pada peningkatan tingkat
persalinan secara sesar. Namun, pada tahun 1970-an, beberapa penyelidik mulai
mempertimbangkan kembali paradigma ini, dan mengumpulkan data kemudian sejak itu
mendukung TOLAC / VBAC sebagai pendekatan yang masuk akal untuk pemilihan metode
persalinan.1
Di Indonesia angka kejadian seksio sesarea pada tahun 2009 telah mencapai 29,6%.
Dengan meningkatnya frekuensi seksio sesarea ini, maka dapat meningkat pula angka
kejadian ibu hamil dengan riwayat pernah melahirkan dengan seksio sesarea serta penyulit
yang dialami saat persalinan. Di RSUP DR.M. Djamil Padang, kasus persalinan pada ibu
dengan riwayat seksio sesarea pada persalinan sebelumnya pada tahun 2004 sekitar 8,90%.2
Sebagai usaha untuk mengatasi peningkatan kelahiran sesarea, American College of
Obstetricans and Gynecologists tahun 1998 merekomendasikan bahwa sebagian besar wanita
yang pernah sebelumnya satu kali menjalani kelahiran sesarea transversal rendah harus
dikonseling untuk mencoba persalinan pada kehamilan berikutnya.3
Gambar 3.1 Insisi Vertical dan Insisi Berbentuk T Terbalik atau Insisi J Pada
Uterus4
Jahitan luka yang terlalu kencang dapat menyebabkan nekrosis jaringan sehingga
merupakan penyebab timbulnya gangguan kekuatan sikatrik, hal ini lebih dominan
dari pada infeksi ataupun technical error sebagai penyebab lemahnya sikatrik.4
Pengetahuan tentang penyembuhan luka operasi, kekuatan jaringan sikatrik pada
penyembuhan luka operasi yang baik dan pengetahuan tentang penyebab-penyebab
yang dapat mengurangi kekuatan jaringan sikatrik pada bekas seksio sesarea, menjadi
panduan apakah persalinan pervaginam pada bekas seksio sesarea dapat dilaksanakan
atau tidak.
Sikatrik uterus yang intak tidak mempengaruhi aktivitas selama kontraksi uterus.
Aktivitas uterus pada multipara dengan bekas seksio sesarea sama dengan multipara
tanpa seksio sesarea yang menjalani persalinan pervaginam.4
6. Karakteristik Maternal
Beberapa studi penelitian menunjukkan berat dan tinggi badan dari ibu
mempengaruhi penentuan jenis persalinan. Ibu dengan perawakan pendek dan yang
obesitas lebih cenderung untuk menjalani jenis persalinan seksio sesarea.
Berhubungan dengan persalinan pervaginam pada parut uterus, beberapa penelitian
menunjukkan wanita dengan obesitas memiliki risiko tinggi untuk terjadinya
kegagalan dalam persalinan pervaginam. Usia maternal juga diteliti mempengaruhi
proses persalinan pervaginam pada parut uterus. Wanita berusia lebih dari 40 tahun
memiliki risiko 3 kali lebih tinggi gagal persalinan pervaginam pada parut uterus. 1
9. Induksi Persalinan
Penggunaan oksitosin dan prostaglandin untuk menginduksi persalinan pada
pasien dengan parut uterus dapat meningkatkan risiko ruptur uterus. Risiko ruptur
uterus meningkat 2-3 kali pada mereka yang menjalani persalinan dengan induksi.1