Anda di halaman 1dari 22

TUGAS CATATAN UTS

MANAJEMEN PEMASARAN INTERNASIONAL

DOSEN: HENDY MUSTIKO AJI, S.E., M.SC

Nama Mahasiswa : AMALIA ZULFA

NIM : 15311257

JURUSAN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Pertemuan : V (Kelima)
Tanggal : 18 Agustus 2020

Materi : Strategi Produk dalam Konteks Pemasaran Internasional

Pada pertemuan kelima, hari Selasa, tanggal 18 Agustus 2020 tepat pada

pukul 15.30 (setengah empat) Pak Hendy memulai perkuliahan Manajemen

Pemasaran Internasional pada pelaksanaan Semester Antara tahun 2020 FBE UII

yang saya ambil pada periode ini.

Beberapa menit pertama Pak Hendy menghimbau kepada semua mahasiswa

kelasnya untuk mengikuti kelasnya secara tepat waktu pada oukul 15.30 WIB agar

sebagai akses mengikuti kuis pada awal kuliah. Dalam sesi tersebut, pak Hendy

menjelaskan apa saja bahan diskusi pada kuliah tersebut pada hari itu, beliau akan

membahas 3 hal utama, yang pertama adalah apa itu produk, kemudian NPD (New

Product Development), dan yang terakhir adalah Product Standaritation atau Product

Adaptation.

Sebelum ke dalam 3 materi tersebut, beliau mengulas kembali langkah pertama

dalam kegiatan marketing atau pemasaran adalah STP (Segmen,Targetting, &

Positioning). Sedangkan langkah berikutnya adalah marketing mix, apa itu produknya,

harganya, penempatannya, dan promosinya. Kemudian yang akan dibahas pada

pertemuan hari ini adalah produk. Dalam materi tentang produk, hari ini akan dibahas

dulu secara umum, lalu bagaimana mengembangkan produk yang baru, dari produk

yang lama untuk dijual, bagaimana cara dan menerapkannya? Baik itu dalam area

lokal maupun internasional. Kemudian yang terakhit apakah produk itu perlu

distandarkan satu untuk semua, dalam konteks negara untuk dipakai ke semua

negara, atau diapdaptasikan sesuai dengan area, kawasan, atau bahkan negara yang

akan menjadi target dimana suatu produk akan dipasarkan dan digunakan langung

oleh konsumen di daerah tertentu. Karena setiap negara berbeda-beda tergantung

local culture di negara masing-masing.


Lalu pak Hendy melemparkan pertanyaan kepada mahasiswanya yang sedang

mengikuti zoom, “what is product? Atau apakah sebuah produk itu?” diiringi dengan

emberikan kesempatan mahasiswa atau mahasiswinya untuk menjawab secara

sukarela. Yang pertama adalah Agi, berikut rangkuman diskusinya secara langsung

Pak Hendy : Ada yang bisa bantu menjawab, apa itu produk?

Agi : Saya Pak, produk adalah segala sesuatu yang dapat dijual baik

itu barang ataupun jasa.

Pak Hendy : Baik, kalau saya menjual tai kebo, itu produk bukan, Agi?

Agi : Produk, Pak. Sebagai pupuk tanaman.

Pak Hendy : Kalau tai kebo sebagai dessert/makanan penutup gitu? Dikasih

es batu? Atau choco chip? Produk bukan?

Agi : Tidak, Pak. Karena tidak sesuai

Pak Hendy : Oke tidak sesuai, ada yang lain mungkin?

Aklis : Produk adalah sesuatu yang dihasilkan, Pak.

Pak Hendy : Oke kalau saya punya ide bisnis, saya bikin proposal. Ide saya

itu ide bukan?

Aklis : Kurang cocok, Pak.

Pak Hendy : Ada yang lain mungkin?

Deansyah : Produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi

kebutuhan konsumen.

Pak Hendy : Deansyah agamanya apa? Islam? Nggak mungkin Budha kan?

Hahaha

Deansyah : Iya agama saya Islam, Pak.

Pak Hendy : Kalau si Agi memberi kamu rica-rica babi, itu produk bukan?

Deansyah : Produk pak, karena suatu barang.

Pak Hendy : Tadi kamu mendifinisikan produk itu apa?

Deansyah : Yang diinginkan konsumen, yang dubutuhkan konsumen.


Pak Hendy : Kamu butuh nggak tapi rica-rica babi?

Deansyah : Nggak butuh pak.

Pak Hendy : Terus produk bukan?

Deansyah : Tergantung kebutuhan setiap individu pak.

Pak Hendy : Kalau itu untuk kamu produk bukan?

Deansyah : Kalau bentuknya produk pak tapi saya nggak butuh.

Pak Hendy : Hahaha berarti bukan produk dong, kan katamu tadi produk

adalah yang dubutuhkan konsumen. Sama dengan begini,apa definisi dari

waita? Wanita adalah seorang makhluk yang melahirkan. Sekarang kalau ada

laki-laki melahirkan, dia wanita bukan? Bukan kan? Itulah bagaiana kita

memahami definisi.Coba yang lain?

Kevin : Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan.

Pak Hendy : Oke temen-temen beberapa pernyataan di atas nggak salah ya

hanya saja kurang tepat dan kurang lengkap. Jadi kalau kita ambil dari bukunya

Shaw, yang disebut dengan produk adalah “one bundle utilities of satisfaction”

satu bundle(paket) kepuasan yang itu turun dari bauran pemasaran. Jadi

sesuatu yang dijual yang itu bentuknya sepaket dan memuaskan konsumen.

Hal yang paling pertama adalah STP(Segmenting, Targetting,

Positioning). Jadi mulailah dari menentukan pasar yang diawali dengan

segmentasi, penentuan target, dan penempatan. Jadi kalau sudah jelas

segmennya, sudah dapat targetnya, sudah tentu penempatannya, barulah kita

untuk memikirkan produknya sesuai dengan aspek 4P (Product, Price, Place, &

Promotion). Kembali lagi pada pengertian atau definisi produk tadi bahwa harus

bisa memuaskan konsumen. Konsumen yang mana? Adalah konsumen yang

sudah menjadi target utama kita. Makanya banyak orang gagal karena

memikirkan produk baru STP. Kebali lagi ke rica-rica babi bukan produk bagi

orang muslim karena tidak bisa memuaskan.


Sebuah produk harus dilihat secara komplit (total of frame). Kalau

menurut Phill Kotler, definisi produk adalah segala sesuatu atau segala hal

yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memuaskan untuk segala

keinginan dan kebutuhan mereka. Inilah market yang sudah tersegmentasi.

Meliputi bentuk fisik produk maupun jasa. Jadi jasa merupakan produk. Selain

jasa juga sebuah pengalaman, pengalaman juga merupakan produk. Contoh

Traveloka yang menawarkan experience atau pengalaman. Event juga

merupakan sebuah produk, sampai sebuah ide.

Sering saya mengatakan kalau teman-teman memiliki ide bisnis

sebaiknya dapat dituangkan dalam bentuk tulisan atau proposal kemudian

ditawarkan ke investor. Kemudian pak Hendy menunjukkan interior mobil BMW.

Apakah ini produk? Kenapa tersebut produk? Karena dibutuhkan oleh

masyarakat sesuai dengan segmennya. Karena BMW menawarkan bundle of

satisfaction. Baik itu interior, rasa berkendara, suara mesin, pasti beda dengan

mobil Toyota Avanza. Begitupun juga Mercedes Benz, produk dijual komplit,

tidak dijual terpisah dari setirnya saja, kusinya saja, tetapi semuanya alam satu

paket. Makanya banyak brand-brand lain yan menawarkan produk yang sama

dengan kedua mobil mewah tersebut. Demikian juga kegiatan kuliah, termasuk

kuliah kelas saya, itu juga produk, anda mendapatkan materi, suara saya dan

lain sebagainya. Itu merupakan dalam satu paket.

Kalau konsumen tidak puas dengan produk yang tidak berkualitas

berarti juga tidak merupakan produk bagi orang yang bersangkutan. Perbedaan

informasi dan ide dalam sebuah produk adalah jika informasi adalah data yang

telah terkalibrasi. Sedangkan ide sifatnya sebelum data, belum terolah dan

belum terkalibrasi, tidak begitu spesifik, masih abstrak. Namun kita bisa

mengatakan bahwa ide sudah menjadi produk.


Lalu sesi selanjutnya Pak Hendy menjelaskan alasan kenapa produk

baru dibuat. Pertanyaannya adalah, kenapa perusahaan mengeluarkan produk

– produk baru? Karena menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pasar

yang dinamis dan berubah-ubah. Kemudian yang kedua adalah kondisi pasar

yang sudah jenuh (saturated, atau karena kondisi lingkungan dengan tujuan

ramah lingkungan (friendly environmental), berikutnya adalah adanya pesaing.

Kemudian beliau menjelaskan IPLC(International Product Life Cycle).

Bagaimana tahapan IPLC? Ketika ada produk baru, itu pasti hanya akan

dikembangkan atau dibuat oleh negara maju karena mempunyai infrastruktur

dan aset yang mumpuni, dan diekspor ke negara maju karena kondisi ekonomi

negara tersebut dan kemampuan daya beli masyarakatnya. Kegiatan ini

diimpor sampai di titik jenuh tertentu sampai dia buat produk baru dan ekspor

sendri produknya. Produk akan diekspor negara berkembang setelah semua

negara maju mendapat produk dengan sangat cukup sampai dengan titik jenuh

kemudian melakukan ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), dan akan seperti ini

siklusnya.

Tahapan untuk mengembangkan produk baru khususnya negara maju.

Ada beberapa tahapan tersebut sebagai berikut.

Menciptakan Ide (Idea Gengeration). Ide dapat datang dari

permasalahan yang ada serta memastikan kondisi kompetensi dan kapasitas

perusahaan. Contoh kasus: Perusahaan popok bayi akan menjual produknya di

Jepang yang notabene angka kelahiran atau natalitas bayi di negara Matahari

Terbit sangat rendah, maka perusahaan tersebut harus memutar otak

bagaimana agar produknya tetap laku di pasar Jepang. Kemudian mereka

mengubah produknya dari popok untuk bayi ke popok orang usia lanjut, karena

budaya di Jepang adalah hidup sendiri-sendiri, tidak seperti di Indonesia yang

orang usia lanjut akan dirawat dan diperhatikan oleh anak-anaknya. Bicara soal
ide, juga harus memperhatikan kompetensi inti perusahaan, contohnya adalah

salah satu perusahaan besar minuman dengan brand Coca Cola akan

mengeluarkan idenya untuk berinovasi namun hanya lingkup pembuatan

minuman saja. Tidakmungkin ide tersebut untuk perencanaan pembuatan

pesawat terbang, karena di luar kompetensi inti Coca Cola sebagai perusahaan

produsen minuman.

Selanjutnya adalah melakukan analisis bisnis atau sering disebut studi

kelaikan bisnis. Hal ini meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

Contoh kasusnya adalah dibangunnya bandara New Yogyakarta International

Airport atau NYIA. Tentu sebelum dibangun bandara ada anakisis bisnis yang

dilakukan. Dari segi kekuatan, lokasi dipilihnya Kulon Progo adalah lokasi yang

strategis yang bisa dijangkau dari berbagai daerah, terutama Sleman, Kota

Jogja, Bantul, bahkan luar kota yang meliputi Purworejo, Kebumen, dan

seterusnya. Kelemahan yang timbul adalah transportasi yang menuju bandara

masih terbatas sehingga konsumen akan kesulitan mendapatkan moda

transportasi bila penerbangan yang dijadwalkan dalam frekuensi yang sering.

Selanjutnya peluang dari adanya NYIA adalah daerah-daerah yang dilewati

tentu saja akan terkena dampak positif seperti transportasi, kemudian

kelancaran logistik juga akan terbantu. Ancaman yang nyata dari pembangunan

ini adalah bencana gempa bumi dan tsunami, apalagi di letak geografis Jogja

yang mempunyai potensi tinggi untuk terjadi bencana tersebut.

Tahap selanjutnya adalah pengembangan produk

prototype(purwarupa). Tentu hal ini harus sangat diperhatikan karena produksi

massal yang baik dimulai dari sini. Kasus yang pernah mencuat di dunia adalah

meledaknya ponsel Samsung Note 7 dan Samsung S7 karena peluncuran yang

dilakukan terburu-buru karena ingin mengejar momen peluncuran kompetitor

utamanya, yaitu Apple. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Samsung bahwa saat
tahap pengembangan prototype dilakukan kurang maksimal dan tanpa

pengawasan yang kurang ketat. Pasti hal tersebut sangat berdampak pada

penjualan dan persepsi pelanggan setia Samsung.

Pertemuan : VI (Keenam)

Tanggal : 25 Agustus 2020


Materi : Saluran Distribusi dalam Konteks Pemasaran Internasional

Sore hari, tanggal 25 Agustus 2020. Saat itu adalah hari selasa dimana saya

sedan bersemangat mengikuti kuliah Manajemen Pemasaran Internasional yang

disampaikan lansung oleh Pak Hendy. Alasan utamanya adalah saat ini saya sedang

meritintis usaha kecil yang bergerak di bidang perawatan kulit dan kecantikan, yaitu

produk masker bubuk yang dipakai dengan cara diaduk dengan air kemudian

dioleskan di wajah. Disamping untuk mengikuti kuliah, sedikit banyak saya bisa

mengimplementasikan apa yang disampaikan Pak Hendy pada setiap kesempatan

kuliah untuk mengembangkan dan mengevaluasi proses penjualan saya, terutama

masker.

Pada sore itu, Pak Hendy menjelaskan tentang saluran distribusi, khususnya

saluran distribusi pemasaran internasional, yang jenis pemasarannya ada dua yaitu

pasar black market (pasar hitam atau pasar gelap) dan grey market (pasar abu-abu).

Saat menjelaskan contoh beliau menjelaskan pengalamannya saat menempuh

pendidikan yaitu menonton film India yang dibintangi oleh Shah Rukhan dan Kajool,

aktor kenamaan India yang banyak membintangi jagat film di Hollywood. Penekanan

utamanya adalah film ini dibuat di India, diproduksi di India dan dimainkan oleh semua

orang India, kenapa bisa ada di Malaysia dan Pak Hendy bisa menonton film India

tersebut dengan teman-temannya? Di Indoneisa bahkan di selruh dunia juga ada film

tersebut.

Bukan hanya film India, kalau kita melhat lebih luas, film dan serial Naruto

Shippuden yang begitu dikenal kalangan anak-anak bahkan oraang dewasa di

Indonesia, juga dengan artis lokal kebanggan kita, Cecep dan Iko Uwais yang khas

dengan kemapuan akting dan bakat ilmu bela dirinya, mereka sekarang dikenal di

kancah perfilman Amerika Serikat dan bahkan dunia. Dari semua hal tersebut,

merupakan dampak dari saluran distribusi yang merupakan bagian atau nsur yang ada
di dalam manejemen pemasaran internasional. Namun pemilhan saluran distribus juga

harus menyesuaikan tempat dan target. Contoh nyatanya adalah, brand mobil besar di

dunia, Ferrrari, tidak mungkin menyasar target dan menjual produknya di Pasar

Condongcatur, karena bukan target marketnya, mereka pasti akan menuju pasar dan

membuat showroomnya di kawasan elit dengan daya beli yang tinggi.

Lalu pak Hendy melontarkan pertanyaan ke mahasiswa, kenapa pemilik

produk seperti film membutuhkan tenaga penyalur distribusi? Kenapa pemilik film tidak

takut jika produk yang mereka jual disalahgunakan? Produsen film membutuhkan

tenaga distribusi untuk memperkecil biaya (cost). Akan sangat merepotkan jika

produsen film uga harus membuat gedung bioskop di banyak tempat untuk

mendistribusikan film. Tujuan hal ini adalah agar efektivitas biaya bisa tercapai dari

segi tenaga, waktu dan biaya, serta produk akan lebih cepat sampai ke konsumen dan

dapat dinikmati untuk memberikan konsumen sebuah kepuasan yang menjadi tujuan

utama dari dilakukannya bisnis. Alasan yang kedua produsen percaya pada distributor

adalah, produsen tidak perlu mempelajari bagaimana cara mendistribusikan produknya

dan menentukan pasarnya sendiri. Lagi, hal tersebut juga akan menghemat waktu dan

biaya dalam proses penjualan. Cara itu lebih simpel dan lebih murah dan lebih

menguntungkan daripada mendistribusikan filmnya sendiri. Contoh nyatanya adalah

produsen film akan kesulitan mendistribusikan produknya ke banyak negara yang

berbeda jika tidak menggunakan jasa distributor karena produsen tidak seratus persen

memahami pasar di negara-negara tersebut terhadap filmnya.

Namun tidak semua manajer pemasaran internasional mau menggunakan

jasa distribusi dengan pihak eksternal dengan pertimbangan cara mengontrol

produknya trutama dari sei kualitas, khususnya adalah film. Jika tidak menggunakan

distribusi maka kualitas akan sepenuhnya dikontrol oleh pemilik produk itu sendiri

tanpa gangguan dan intervensi dari pihak lain. Karena isi film mengandung pesan-

pesan yang beraneka ragam, terutama dapat mengiklankan budaya-budaya yang ada
di negara produsen film ke konsumen atau penikmat film di negara lain. Contoh adalah

bahasa, adat istiadat, keramah tamahan suatu negara sangat mungkind an sangat bia

dipromosikan melalui adegan-adegan maupun pesan yang tersirat yang akan

disampaikan oleh film tersebut. Maka dari itu selalu ada kelenbihan dan kelemahan

mengenai kebijakan yang diambil oleh produsen mau menggunakan jasa saluran

distribusi atau tidak.

Alasan yang selanjutnya adalah market exploitation (eksploitasi pasar).

Sehingga ini akan merugikan pihak pembuatan film. Selanjutnya adalah keseragaman,

bisa saja jika menggunakan jasa distributor bisa-bisa saja bahasa yang digunakan saat

pemutaran film di beda negara tetapi berbeda bahasa dalam film, atau bisanya disebut

dubbing, sehingga penayangan film tidak sesuai dengan keaslian yang diinginkan oleh

pemilk film tersebut. Lalu ada pertanyaan jika jasa distributor menyalahi aturan? Hal ini

jika terjadi biasanya akan terjadi pemutusan kontrak antara kedua belah pihak, kecuali

kalau yang melanggar hukm seperti pelanggaran hak milik atau yang merugikan

secara materi lainnya. Tentu saja masalah ini harus diselesaikan di jalur huku sesuai

dengan undang-undang yang berlaku di negara setempat dimana masalah timbul atau

bahkan di negara asal produk dan distributor filmnya.

Pada zaman sekarang masuk di era 4.0 atau disebut era digital. Multi channel

adalah sebuah perusahaan memasarkan produknya kepada konsumen melalui

berbagai channel. Misalkan perusahaan yang menjual di toko fisik atau restoran

kemudian lewat website, instagram, dan whatsapp. Tetapi pada beberapa channel ini

tidak berkaitan.

Selanjutnya adalah tipe omnichannel, pada hal ni semuanya berkaitan,

konsumen harus memesan lewat website, kemudian login dahulu, memilih produk,

kemudian membayar lewat E-Payment, kemudian barang baru akan dikirim ke

pelanggan atau konsumen. Jadi semua proses terhubung (sequence). Hal ini sudah
banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia khususnya brand-brand

yang sudah mempunyai nama dan reputasi baik dari konsumennya.

Kelebihan dari omnichannel adalah prosesnya yang terintegrasi. Dengan

adanya hal tersebut, konsumen akan lebih mudah untuk megakses walaupun hanya

untuk melhat produk saja atau bahkan sampai berakhir dengan transaksi jual beli.

Sehingga konsumen akan aman ketika ingin membeli produk dengan hanya booking

melalui website tanpa takut produkya dibeli dahulu oleh orang lain karena sudah

terkunci atau sudah dikeep oleh sistem.

Tetapi ada kasus nyata kenapa Matahari sebagai brand pasar yang sudah

terkenal di Indonesia bisa gagal dalam menjalankan omnichannel? Gagalnya

erusahaan tersubut karena adanya defusi inovasi, hal ini disebabkan oleh variasi

respon yang ada respon di masyarakat. Karena tidak semua masyarakat yang bisa

menerima sebuah novasi dan lebih cenderung menyukai gaya tradisional atau

konservatif karena sudah terbiasa dengan gaya sebelumnya. Kemudian yang ketiga

adalah masyarakay yan adaptif, mereka bisa menerima inovasi namun dengan jangka

waktu atau proses pembiasaan yang lebih lama jka dibandigkan dengan masayrakat

yang mudah untuk menerima inovasi dan melakukanya dengan benar. Mereka akan

cenderung menunggu orang lain untuk memakai dan melakukan inovasi baru ini.

Selanjutnya adalah mengadopsi adanya teknologi atau inovasi yang sudah terlambat,

biasanya hal ini dialami oleh orang tua. Kemudian yang terkahir adalah orang-orang

atau pihak yang menolak adanya pihak yang menolak adanya inovasi. Matahari bisa

gagal karena faktor utama yaitu pasar yang belom siap untuk melakukan sistem

omnichannel, kemudian andil tenaga pemasaran yang kurang melakukan sosialisasi

dan pengenalan cara baru termasuk teknologi dan inovasinya.

Apa yang disebut channel of distribution? Definisinya adalah seluruh

organisasi yang mana sebuah produk itu harus melaluinya di antara point of

production dan point of consumption Secara teori, channel atau saluran itu dibagi dua,
Ada saluran langsung dan tidak langsung. Saluran langsung adalah proses pengiriman

dari negara atau produsen asalanya langsung ke luar negeri, baru ke agen dan

konsumennya. Sedangkan secara tidak langsung diproses oleh berbagai phak

sebelum diterima konsumen yang ada di luar negeri.

Sedangkan direct selling, adalah proses penjualan dari pabrik atau produsen

langsung ke tangan konsumen. Di negara China, dengan memakai aplikasi Ali Baba,

mereka melakukan langsun penjualan dar pabrik ke konsumen sehingga harganya

sangat murah karena tidak menggunakan jasa distributor.

Berikut grafik perbedaan antara direct channel dan direct selling

Produsen Distributor Agen Konsumen

Gambar 1. Direct Channel

Produsen Konsumen

Gambar 2. Direct Seling

Kita menuju ke Foreign Distributor atau disebut juga distributor lar negeri

dengan cakupan internasional, ambil contoh merk besar Toyota, apakah bisa Toyota

menjual secara direct selling ke konsumen Indonesia? Jawabannya tidak bisa karena

terkendala terkait perizinan, legalitas dan surat-surat perlengkapan lainnya. Maka dari

itu adanya Astra International, sebagai distributor resmi produk-prodk Toyota yang

dipasarkan di Indoneisa karena usahanya memeiliki saham yang dimiliki oleh Astra

dan Toyota karena terikat kerjasama joint venture.

Selanjutnya adalah foreign retailer atau pengecer luar negeri, yaitu toko yang

menjual secara langsung barang-barangnya ke konsumen. Produk dari luar negeri


akan menjual produknya melalui foreign retailer, contoh yang paling dekat dengan

kehidupan sekitar kita adalah Lottemart yang ada di Maguwoharjo.

Pak Hendy lanjut melempar pertanyaan apa perbedaan agen dan merchant?

Agen itu tidak pernah memiliki produk yang ia jual, melainkan kepemilikin produsen

aslinya. Kita hanya sebagai agen penjual, sedangkan kalau merchant berarti dia sudah

menjadi hak pemilik atau milik sendiri, contohnya adalah orang yang sudah membeli

barang produsen lain sehingga sudah menjadi hak miliknya sendiri. Namun agen bisa

mewakili perusahaan aslinya, sedangkan merchant sudah memiliki hak milik

sepenuhnya terkait produk yang ia jual tersebut.


Pertemuan : VII (Ketujuh)

Tanggal : 27 Agustus 2020

Materi : Strategi Promosi dalam Konteks Pemasaran Internasional

Pada pertemuan kali ini, Bapak Hendy akan menjelaskan tentang 3 hal, yaitu

komunikasi, bauran promosi, dan iklan. Titik berat dari ketiga hal tersebut adalah

promosi, yang mana hal tersebut sangat dinamis mengikuti perkembangan aman.

Contoh nyatanya adalah berbagai brand-brand besar di dunia mempromosikan

produknya melalui aplikasi Tiktok, yang notabene adalah aplikasi untuk bersenang-

senang dalam sosial media yang menampilkan musik dan tari bebas dari setiap user

atau pemakai aplikasi tersebut. Padahal aplikasi yang dulu dipandang sebelah mata

sekarang menjadi media yang berpotensi besar untuk memasarkan produk dari suatu

kegiatan promosi.

Pak Hendy mengambil kalimat dari ilmuwan. “Setiap orang pasti

mempromosikan sesuatu”. Contohnya adalah kandidat calon karyawan pasti akan

“menjual dirinya sendiri” dalam konteks positif di depan pewawancara. Seringkali

kita gagal dalam kegiatan promosi. Sebelum mencari penyebabnya, basic atau dasar

dari promosi adalah cara komunikasi kepada calon konsumen. Ada 5 tahapan yang

terlbat agar komunikasi itu baik. Tahap awal adalah sender (pengirim) dan di tahap

akhir ada receiver (penerima), dan pesan yang disamaikan oleh sender kepada

receiver mustahil untuk diterima seluruhnya atau 100%. Karena di antara sender dan

receiver harus ada proses yang dilalui. Beberapa proses tersebut adalah sebagai

berikut

Encoding, adalah proses pertama yang berarti proses untuk merangkai

memformulasikan ide abstrak yang ada di pikiran sender untuk dikomunikasikan


menjadi sebuah kode yang sistematis untuk menjadi siap kirim. Contohnya adalah

Bapak Hendy yang mempunyai kalimat yang ada dipikiran untuk menyampaikannya di

dalam kelas. Kemudian beliau mencari cara dan mengimlementasikannya langsung ke

kelasnya. Proses itu lah yang disebut dengan encoding.

Pesan yang disusun secara sistematis itu akan menjadi pesan dan dikirim

melalui sebuah channel atau saluran. Contohnya adalah penjelasan Pak Hendy yang

dikirimkan melalui channel yang disebu aplikasi Zoom. Kemudian sebelum pesan

belum mencapai receiver, maka dibutuhkan proses lagi yang disebut decoding. Atau

dengan kata lain adalah proses pemecahan kode dari sender dengan tujuan membuat

pesan tersebut menjadi terstruktur agar dipahami receiver. Maka dari itu, komunikasi

yang baik adalah kunci dari pemasaran atau promosi yang baik. Dalam dunia

pemasaran internasional, tentu saja penyampaian pesan dari sender ke receiver akan

meningkat kendalanya, terutama adalah perbedaan bahasa dan budaya.

Selanjutya Pak Hendy menerangkan bauran pemasaran (marketing mix) yang

dianalaogikan dengan komposisi dari sebuah resep. Lalu lebih masuk ke dalam lagi

promotion mix (bauran promosi) yang berisi sales promotion, advertising, personal

selling, dan publicity. Apakah semua harus diaplikasikan? Jawabannya adalah tidak,

tergantung tujuan akhir dari kegiatan promosi, apakah konsumen hanya sekedar

paham atau sampai membeli produk.

Salah satu pemasaran yang penting adalah personal selling yang memberikan

presentasi kepada konsumen by oral atau dengan pembicaraan atau dalam bentuk

percakapan kepada calon konsumen yang prospektif. Atau sering disebut

salesmanship. Salesman adalah ujung tumbak suatu perusahaan, maka dari itu sering

mendapat bonus yang besar dari perusahaan. Salesman tidak hanya menjual barang,

kadang juga menjadi intel dari sebuah perusahaan karena bertemu langsung dengan

konsumen dan mendapat informasi dari konsumen baik itu berupa keluhan tentang
produk maupun informasi-informasi penting lainnya. Dari sinilah produk baru yang lahir

dari keluhan costumer yang disalurkan oleh salesman.

Perbedaan personal selling dan advertiser adalah bahwa personal selling

adalah orang ke orang, seangkan advertiser adalah orang ke benda. Personal selling

menalami komunikasi 2 arah, sedangkan advertising adalah komunikasi satu arah,

contohnya adalah salah satu iklan TV yang ditonton oleh masyarakat. Kemudian

personal selling itu susah dikontrol, karena ketika perusahaan menugaskan seorang

sales untuk bertemu customer, perusahaan tidak bisa mengontrol proses selling oleh

salesman jika salesman melakukan kesalahan. Sedangkan iklan akan lebh mudah

dikontrol karena suatu iklan dapat diedit atau diubah-ubah sebelum diterbitkan secara

massal. Untuk iklan jangkauan lebih luas sedangkan personal selling lebih sempit

hanya orang-orang tertentu saja.

Selanjutnya adalah publicity(publisitas) adalah stimulasi yang sifatnya non

personal dan nonpaid(tidak dibayar) dan dia muncul di media. Contohnya adalah

seseorang bernama Agi yang sukarela menuliskan penadapat baiknya tentang brand

padahal tidak dibayar oleh brand tersebut. Atau disebut dengan review baik dari

konsumen terhadap brand. Agi ini lah yang disebut sebagai publisher yang positif atau

baik. Contoh lain adalah fenomena Bu Tedjo yang mendadak viral akhir-akhir ini

adalah contoh publisitas di masyarakat.

Selanjutnya adalah sales promotion, yang diartikan sebagai sebuah

rangsangan langsung yang menawarkan nilai atau value yang ekstra untuk suatu

produk dengan tujuan agar konsumen langsung membeli produk saat itu juga. Yang

banyak kita kenal adalah diskon, cashback, buy 1 get 1, voucher dan lain sebagainya.

Iklan adalah sebuah bagian dari promosi yang personal dan relatif lebih udah

untuk dikontrol. Namun, tidak selamanya iklan itu bagus, dan tidak selalu dan tidak

harus suatu produk tidak membutuhkan iklan. Contohnya, di Amerika Serikat,

mayoritas penduduk sana tidak menyukai adanya iklan, sehingga menjadi


pertimbangan pada perusahaan yang akan memasang iklan di Amerika Serikat.

Tantangan terbesarnya adalah pembuatan iklan yang tidak dibenci warga negara

Amerika Serikat. Lalu muncullah endorsing terhadap tokoh publik atau publik figur

dengan tujuan orang-orang menyukai produk yang dipakai publik figur tersebu. Inilah

yang diperlukan oleh advertiser.

Sedangkan di negara Rusia warga negaranya menyukai iklan, hal tersebut

berdasarkan riset ilmuwan. Dalam konteks marketing internasional, perusahaan asing

yang akan membuat iklan di Indonesia maka akan sangat efektf karena warga negara

Indonesia sangat mengidolai tokoh atau publik figur daningin mempunyai penampilan

seperti toko yag mereka idolai.


Pertemuan : VIII (Kedelapan)

Tanggal : 01 September 2020

Materi : Strategi Pricing dalam Konteks Pemasaran Internasional

Pada perkuliahan terakhir ini, Pak Hendy menjelaskan materi tentang

pricing(penentuan harga) dalam konteks pemasaran. Terutama bagaimana dalam

menentukan harga terhadap produk yang akan dijual dalam skala lingkup

internasional.

Beberapa cara dalam menentukan cost:

a. Supply & Demand

b. Harga pesaing

c. Metode cost (cost class & incremental cost(

d. Elastisitas

The Role Of Price (Peran dari sebuah Harga), Harga adalah salah satu bagian

dari marketing mix. Tanpa adanya strategi harga, kegiatan atau proses marketing juga

tidak berjalan dengan baik. Dalam menentukan harga maka harus menyinkronkan

praktik marketingnya. Ada hubungannya dengan STP (Segmenting, Targetting,

Positioning).Sehingga jika target sudah jelas, maka harga akan mengikuti target atau

pasar yang akan dituju. Contoh target atau pasarnya kelas menengah ke bawah

dengan harga menengah ke atas, tentu saja produk tidak akan laku. Berlaku juga

sebalikya. Pricing yang lebih tinggi dengan tujuan menambah premium suatu produk,

berarti untuk kelas atau kalangan menengah ke atas. Contoh : Perusahaan Coca Cola

yang ada di India sukses menerapkan pricing yang bagus dengan teknik hanya

dimurahkan sedikit saja (beberapa sen) karena positionng Coca Cola dengan pasar

yang luas dan semua kalangan.


Ada beberapa cara dalam menentukan harga, yang pertama adalah meliat dan

mempertimbangkan supply(ketersediaan) & demand(permintaan pasar). Kapan kita

bisa memberikan harga yang mahal? Saat supply (ketersediaan barang( nya tetap

tetapi permintaan membludak, hal ini sesuai dengan kurva supply & demand.

Skala ekonomi adalah sebuah keadaan dimana perusahaan mampu

menurunkan harga jual serendah-rendahnya karena mempunyai barang yang

jumlahnya besar.

Beberapa pemasar internasional ada yang menggunakan marginal cost

class(biaya-biaya dibebankan ke semua negara pengimpor) dan incremental cost

(prioritas biaya ada di home country sehingga produk menjadi lebih murah). Contohnya

adalah perbedaan harga jual brand mobil Eropa (cost class) dan brand mobil Jepang

(incremental cost).

Barang atau permintaan dikatakan elastis ketika harga naik permintaan

langsung turun drastis. Maka perlu kejelian dalam menentukan harga barang elastis.

Beda lagi kalau barang kategori inelastis, harga naik tetapi permintaan berubah sedikit

saja. Barang elastis adalah barang yang tdak ada penggantinya, contohnya adalah

tiket pesawat saat musim lebaran. Permintaan naik harganya juga naik berkali lipat.

Sedangkan barang inelastis adalah barang yang banyak penggantinya. Contoh adalah

bumbu apur ketika di warung tidak ada maka masih banyak substitusi bumbu yang lain

atau kita berpindah tempat penjual untuk mendapatkan barang tersebut walaupun

permintaan naik, harga jual barang inelastis tidak naik secara signifikan dan bahkan

malah cenderung masih stabil. Harga ini tidak membuat orang sensitif.

Ada beberapa alasan kenapa orang tidak sensitif atau tidak peka terhadap

perubahan harga barang. Yang pertama adalah orang-orang tersebut jarang membeli

barang yang dimaksud, atau bisa jadi yang kedua, tidak ada pesaing atau tidak ada

pengganti. Jadi dengan terpaksa untuk membel barang tersebut. Contohnya adalah

tiket.
Keputusan penentuan harga yang selanjutnya adalah faktor budaya. Contoh

menariknya adalah yang ada di negara Jepang. Makan nasi di Jepang sudah menjadi

budaya, bahkan nasinya enak. Dan mereka tidak mau mengimpor beras dari Amerika

Serikat. Karena orang Jepang berasumsi atau bearanggapan bahwa beras dari

Amerika Serikat itu telah diracuni. Dan semurah apapun Amerika Serikat menjual

berasnya ke Jepang, juga tidak akan laku. Itulah budaya.

Sama halnya dengan di Filipina, mereka bangga sekali dengan berasnya.

Bahkan mengimpor beras adalah kegiatan yang terhina menurut orang-orang Filipina.

Untuk menjadi pemasar internasional makanya tidak gampang. Terkadang local culture

itu menghambat terjadinya proses dan kegiatan pemasaran.

Selain pertimbangan budaya, selanjutnya adalah pertimbangan nilai tukar mata

uang. Acuan mata uang dunia adalah dollar, apalagi jika dollar turun anjlok atau

sedang terjadi inflasi. Terutama bahan baku impor, mayoritas harga baku impor

menggunakan mata uang dollar. Sehingga kita sebagai pengimpor akan harus berhati-

hati sebelum menentukan harga jual dikarenakan harga beli bahan baku yang naik

sudah signifikan. Triknya adalah mengunci harga impor barang baku di awal kontrak

negosiasi dan jual beli bahan baku khususnya di pasar internasional. Hal ini sesuai

pengalaman pak Hendy saat menjadi staff purchasing.

Selanjutnya adalah market share atau pangsa pasar. Jika perusahaan sudah

mempunyai market share yang besar,skala ekonominya pun juga besar.Hal ini

menyebakab price per unitnya menjadi lebih rendah dan lebih murah dari perusahaan

yang mempunyai skala ekonomi kecil.

Oreo supreme dengan harga yang fantastis, apakah itu dibolehkan dalam

Islam? Secara pribadi pak Hendy mengatakan haramkarena adanya unsur penipuan,

dengan kenaikan ribuan persen, yang berubah hanya kemasannya. Tidak ada

perubahan rasa, jumlah, dan kualitas. Beda halnya kalau harganya mahal, bahan baku

lebih berkualitas itu tidak menjadi masalah. Sama halnya saat kita membandingkan
Toyota Avanza dan BMW. Apakah penjual BMW dosa atau haram? Tentu tidak karena

harga jualnya sebanding dengan bahan baku dan kualitas produk yang ditawarkan

BMW. Saat menjadi pasar juga harus memperhatikan hal ini. Dalam manajemen ada

hal yang perlu diperhatikan, yaitu keuangan dan marketing. Karena di kedua hal

tersebut paling rentan dengan unsur riba, ghoror atau penaikan harga tanpa diimbangi

kualitas yang ditingkatkan juga, jadi terhitung penipuan.

Anda mungkin juga menyukai