Anda di halaman 1dari 9

Website: https://jurnal.uns.ac.

id/prima/index

PEMANFAATAN BERBAGAI TANAMAN REFUGIA SEBAGAI


PENGENDALI HAMA ALAMI PADA TANAMAN CABAI
(Capsicum annum L.)

Dwiwiyati Nurul Septariani1*, Aktavia Herawati2, Mujiyo2


1
Program Studi Agroteknologi; 2 Program Studi Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
*Korespondensi: dwiwiyatinurul@staff.uns.ac.id

ABSTRAK

Tanaman cabai merupakan komoditas dengan nilai ekonomis tinggi di Desa Srigading,
Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul. Produktivitas cabai di lahan sub-optimal pasir pantai tidak
kalah tinggi dibandingkan dengan lahan sawah. Namun penurunan produktivitas cabai yang
disebabkan serangan organisme pengganggu tanaman mengakibatkan kerugian bagi petani,
sehingga perlu dilakukan pengendalian OPT. Edukasi tentang pemanfaatan tanaman refugia
sebagai pengendali hama alami belum pernah dilakukan. Metode yang dilakukan dalam kegiatan
ini adalah paparan (edu-agriculture) tentang pemanfaatan tanaman refugia, pembuatan
demonstrasi plot tanaman cabai dengan berbagai jenis tanaman refugia, serta inisiasi wisata
swafoto bunga. Hasil kegiatan yang diperoleh berupa peningkatan pengetahuan mengenai teknik
pengendalian hama dan penyakit secara alami sehingga mengurangi ketergantungan terhadap
pestisida sintetik dengan memanfaatkan tanaman refugia yang terdapat di lingkungan sekitar.
Kegiatan terbukti mengatasi permasalahan para petani dan memanfaatkan sumber daya alam
secara maksimal yang sangat penting bagi peningkatan produktivitas pertanian.

Kata kunci: trap-croping, musuh alami, swafoto

PENDAHULUAN kimia secara besar-besaran. Ini terbukti


Desa Srigading, Kecamatan Sanden. dengan produktivitas cabai pada tahun 2015
Kabupaten Bantul merupakan sentra meningkat menjadi 40,77 Kw/Ha.
komoditas cabai (Capsicum annum L). Penanganan organisme pengganggu
Berbagai kultivar cabai dibudidayakan oleh tanaman (OPT) yang kurang tepat
petani setempat. Selain di lahan basah/sawah, mengakibatkan kerugian yang cukup besar
petani membudidayakan cabai di lahan sub- baik berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan
optimal pasir pantai yang membentang di penurunan mutu (kualitas) tanaman.
sepanjang pantai selatan dari timur sampai ke Penggunaan pestisida kimia yang tidak tepat
barat sepanjang 30 km seluas 6.446 Ha. dapat memberikan dampak seperti resistensi
Menurut Badan Pusat Statistik (2016), hama, resurjensi hama atau peningkatan
produksi cabai merah di Desa Srigading populasi keturunan-keturunan hama, matinya
mengalami penurunan. Pada tahun 2012 hewan non target termasuk musuh alami,
produksi cabai sebesar 34,33 Kw/Ha, tahun timbulnya ledakan hama sekunder, residu
2013 turun menjadi 30,38 Kw/Ha dan puncak pestisida pada tanaman dan lingkungan.
penurunan terjadi pada tahun 2014 yaitu Selain itu residu pestisida yang terdapat pada
sebesar 16,77 Kw/Ha. Penurunan produksi produk pertanian sangat berbahaya jika
ini disebabkan oleh serangan organisme dikonsumsi dalam jangka waktu yang
pengganggu tanaman. Untuk meningkatkan panjang. Permasalahan inilah yang dialami
produksi, petani menggunakan pestisida oleh mitra yaitu anggota Majelis Taklim
Nailul Hidayah yang semuanya berprofesi

PRIMA: Journal of Community Empowering a Services Vol 3(1), 2019 1-9


e-ISSN: 2579-5074
Pemanfaatan Berbagai Tanaman Refugia … Septariani et al.

sebagai petani. Sehingga dibutuhkan merupakan salah satu teknik pencuplikan


solusi/tindakan yang dapat mengurangi serangga yang telah banyak digunakan baik
kerugian petani akibat serangan OPT pada dalam monitoring populasi maupun
tanaman cabai. pengendalian hama (Prawiandiputra et al.
Alternatif yang dapat diberikan 2015). Perangkap menggunakan zat penarik
sebagai upaya strategi budidaya berdasarkan baik stimulus kimia maupun fisik seperti
keragaman hayati maka perlu dilakukan cahaya, warna, atau senyawa kimia sehingga
pengendalian hama yang ramah pada menyebabkan serangga dapat tertarik ke
lingkungan khususnya musuh alami. dalam perangkap (Yi et al. 2012). Atraktan
Pengendalian OPT berdasar keragaman atau zat penarik merupakan zat kimia yang
hayati akan mengefisienkan penggunaan dapat menyebabkan serangga bergerak
lahan untuk peningkatan hasil produksi mendekati sumber zat tersebut. Kairomon
pertanian dan meningkatkan kehadiran atau feromon merupakan dua tipe atraktan
musuh alami serta kompetitor bagi hama yang dapat menarik serangga. Kairomon
untuk mengurangi kerusakan tanaman. merupakan zat penarik yang dikeluarkan oleh
Upaya ini dapat diwujudkan dengan suatu spesies untuk menarik spesies yang
penanaman refugia yang berfungsi sebagai berbeda, sedangkan feromon mampu
sumber pakan, inang/mangsa alternatif untuk menarik spesies yang sama (Schoonhoven et
musuh alami. Refugia adalah pertanaman al. 2005).
beberapa jenis tumbuhan yang dapat Berdasarkan hal ini maka pemilihan
menyediakan tempat perlindungan, sumber Majelis Taklim Nailul Hidayah (MTNH)
pakan atau sumberdaya yang lain bagi musuh sebagai mitra dalam kegiatan pengabdian ini
alami seperti predator dan parasitoid. Refugia sangatlah tepat. Majelis Taklim Nailul
adalah tumbuhan (baik tanaman maupun Hidayah (MTNH) adalah mitra yang disasar
gulma) yang tumbuh di sekitar tanaman yang dalam kegiatan yang berlokasi di Dusun
dibudidayakan, yang berpotensi sebagai Sogesanden RT 76 Desa Srigading,
mikrohabitat bagi musuh alami (baik Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul,
predator maupun parasit) tentunya agar Daerah Istimewa Yogyakarta. MTNH
pelestarian musuh alami tercipta dengan baik. beranggotakan para ibu yang mayoritas
Tanaman refugia yang banyak tumbuh berprofesi sebagai petani dengan komoditas
di lokasi mitra yaitu bunga kertas (Zinnia sp), utama cabai. MTNH membutuhkan kegiatan
bunga kenikir (Cosmos caudatus), bunga yang dapat mengatasi permasalahan mereka
matahari (Helianthus annuus L. ), bunga tentang penanganan organisme pengganggu
jengger ayam (Celosia cristata), dan bunga tanaman (OPT) secara alami dan peningkatan
jengger ayam kipas (Celosia plumosa). pengetahuan bertani terutama tentang
Tanaman refugia ini mempunyai sifat mudah pemanfaatan tanaman refugia sebagai
tumbuh, cepat berkembang dan mempunyai agensia pengendali hayati serta
warna serta aroma yang khas sehingga penataan/lanscape refugia sebagai wisata
disukai oleh serangga. Berbagai jenis refugia swafoto. Penataan/lay-out tanaman bunga
tumbuh subur dan melimpah di lokasi mitra. sebagai refugia harus berdasarkan fungsi dan
Namun selama ini petani belum mengetahui manfaat bunga. Sehingga dibutuhkan transfer
manfaat dari tanaman tersebut. pengetahuan dan pendampingan agar
Upaya pengendalian hama juga dapat pemanfaatan tanaman refugia sesuai dengan
dilakukan dengan memasang perangkap sasaran dan tujuan yang hendak dicapai oleh
hama. Penggunaan perangkap serangga mitra.
menggunakan atraktan atau zat penarik

PRIMA: Journal of Community Empowering a Services Vol 3(1), 2019 2


e-ISSN: 2579-5074
Pemanfaatan Berbagai Tanaman Refugia … Septariani et al.

Berdasarkan analisis situasi tersebut, mencapai target/tujuan. Tahapan-tahapan dan


maka dapat disimpulkan permasalahan utama metode yang akan dilakukan meliputi survei
yang dihadapi mitra, yaitu: (1) Penurunan lokasi, edukasi/paparan dan sosialisasi
produksi cabai akibat serangan Bemisia tentang manfaat tanaman refugia,
tabacci karena minimnya pengetahuan demonstrasi plot, inisiasi lokasi wisata
tentang tanaman refugia sebagai OPT, (2) swafoto bunga.
Perlu contoh kongkrit tentang manfaat Edukasi/paparan dan sosialisasi tentang
tanaman refugia yang berfungsi sebagai manfaat tanaman refugia sebagai
habitat musuh alami dan agensia pengendali pengendali OPT pada tanaman cabai.
hama, (3) Mitra belum mengetahui cara Dalam kegiatan ini akan dijelaskan
perbanyakan dan penerapan/lansekap taman mengenai tanaman refugia, macam tanaman
tanaman refugia, dan (4) Inisiasi wisata refugia, mengenal tanaman refugia yang ada
swafoto bunga dengan tanaman refugia. di lokasi mitra, dan manfaat tanaman refugia
Keuntungan penggunaan tanaman refugia sebagai pengendali hama alami pada tanaman
berupa bunga adalah murah, mudah ditanam cabai serta berbagai organisme pengganggu
dan mudah diperbanyak. Selain itu tanaman tanaman dari golongan hama dan penyakit
bunga tersebut terdapat banyak di lokasi tanaman cabai. Kegiatan ini akan
mitra sehingga secara ekonomi tidak mengundang perangkat desa terkait dengan
membebani mitra. Tanaman bunga tersebut peserta ibu-ibu petani yang aktif dalam
juga memiliki warna-warna yang menarik organisasi mitra.
dan mencolok sehingga dapat meningkatkan
nilai jual dan menginisiasi wisata swafoto. Demonstrasi plot
Wisatawan akan tertarik dan berkunjung Demonstrasi plot adalah plot
untuk melakukan swafoto bunga. Sehingga percobaan yang merupakan metode
penataan bunga yang disesuaikan dengan penyuluhan pertanian kepada petani, dengan
fungsi serta arsitektur taman perlu dilakukan. cara membuat lahan percontohan, agar petani
Jika penataan bunga ini menarik dan sesuai bisa melihat dan membuktikan terhadap
dengan kaidah keilmuan maka akan semakin objek yang didemontrasikan. Demonstrasi
banyak wisatawan yang berkunjung. Dengan plot berupa budidaya cabai dengan
demikian mitra akan memperoleh tambahan menerapkan berbagai tanaman refugia yang
penghasilan melalui biaya retribusi lokasi ada di lokasi mitra sebagai trap croping untuk
wisata. mengendalikan OPT. Demonstrasi plot ini
Tujuan khusus dari kegiatan ini adalah akan tersusun dari beberapa blok dengan luas
mengurangi ketergantungan petani terhadap 1x7 m , dan setiap blok akan dikelilingi oleh
pestisida sintetik dengan mengintroduksi 1 jenis tanaman refugia.
tanaman refugia yang ada di lingkungan
sekitar sebagai pengendali hama alami. Pemasangan perangkap hama
Pemanfaatan sumber daya alam tersebut Pencuplikan serangga hama dilakukan
secara maksimal sangat berarti bagi dengan teknik perangkap dengan
peningkatan produktivitas dan pendapatan menggunakan atraktan metil eugenol. Metil
petani serta pembangunan dalam sektor eugenol diteteskan ke kapas lalu dimasukkan
pertanian. ke dalam perangkap yang telah dibuat dari
bekas botol kemasan air mineral. Botol
METODE perangkap diletakkan pada pertanaman cabai
Tahapan/metode dalam pelaksanaan yang telah diberi ajir menggunakan kawat
kegiatan disusun untuk mempermudah dalam dengan ketinggian kira-kira 60 cm di

PRIMA: Journal of Community Empowering a Services Vol 3(1), 2019 3


e-ISSN: 2579-5074
Pemanfaatan Berbagai Tanaman Refugia … Septariani et al.

pertanaman cabai merah yang tujuannya agar tanaman untuk mengendalikan berbagai
aroma metil eugenol dapat menarik lalat hama pada tanaman cabai. Metode
jantan. Pemasangan perangkap dilakukan pengendalian hama secara alami terutama
pada waktu serangga sedang aktif terbang difokuskan dengan pemanfaatan tanaman
yaitu pada pagi atau siang hari. refugia sebagai upaya konservasi habitat
musuh alami yang dapat menekan
Pembangunan/Inisiasi lokasi wisata keberadaan hama tanaman cabai.
swafoto bunga
Kegiatan ini bertujuan untuk
menambah keterampilan mitra dalam
memanfaatkan peluang tanaman refugia
sebagai lokasi swafoto sekaligus bertanam
cabai. Tujuan yang hendak dicapai dalam
kegiatan ini yaitu peningkatan perekonomian
mitra.
Peran serta dan keaktifan mitra
menjadi kunci penting dalam kesuksesan
pelaksanaan program ini. Mitra dituntut
untuk aktif dan bersedia menyiapkan
Gambar 1. Penyuluhan dihadiri Kepala Desa
lokasi/lahan yang akan digunakan sebagai Srigading
lokasi demonstrasi plot dan inisiasi wisata Penyampaian materi dimulai dari
swafoto tanaman refugia. Evaluasi pemahaman mengenai beberapa penyebab
keberlanjutan program akan dilakukan penurunan adanya penurunan produksi
dengan memonitoring seluruh kegiatan tanaman cabai yang menyebabkan
dengan melakukan kunjungan secara berkala pendapatan petani menurun. Penurunan
ke lokasi mitra. Selain itu evaluasi produksi ini salah satunya disebabkan oleh
keberlanjutan program dapat dilakukan adanya gangguan hama dan penyakit pada
dengan melaksanakan pengabdian mandiri di tanaman cabai. Berbagai upaya dapat
lokasi mitra, sehingga komunikasi antara dilakukan untuk mengendalikan hama dan
mitra dan pengusul selalu terjaga. penyakit pada tanaman cabai, antara lain
perlakuan kultur teknis, penggunaan varietas
HASIL DAN PEMBAHASAN tanaman tahan, dan pengendalian hayati.
Edukasi dan Sosialisasi Manfaat Tanaman Pengendalian hama yang dilakukan oleh para
Refugia petani di lokasi kegiatan pengabdian selama
Kegiatan Penyuluhan “Pemanfaatan ini masih menggunakan bahan kimia.
Berbagai Tanaman Refugia sebagai Penggunaan pestisida kimia secara
Pengendali Hama Alami pada Tanaman berlebihan dan terus menerus akan
Cabai (Capsicum annuum L.)” telah menimbulkan dampak buruk bagi kondisi
dilaksanakan di Balai Pertemuan Yayasan tanah maupun tanaman. Kegiatan ini
Ibnu Sina, Desa Srigading, Kecamatan penyuluhan ini mengupayakan pemahaman
Sanden, Kabupaten Bantul. Peserta pelatihan kepada para petani untuk melakukan
diberikan materi secara luas mengenai pengendalian secara alami.
budidaya tanaman cabai yang tepat serta
perawatannya. Pembahasan budidaya
tanaman cabai meliputi cara pengendalian
hama secara alami dengan pemanfaatan

PRIMA: Journal of Community Empowering a Services Vol 3(1), 2019 4


e-ISSN: 2579-5074
Pemanfaatan Berbagai Tanaman Refugia … Septariani et al.

populasi musuh alami dan dapat menekan


populasi hama kutu (Skirvin et al. 2011).
Keberadaan tanaman refugia juga
mendukung kehidupan serangga musuh
alami. Setidaknya terdapat enam jenis
tumbuhan yang mampu meningkatkan
ketegaran serangga predator (Laubertie et al.
2012). Tanaman refugia yang ditanam di
sekitar pertanaman budidaya cabai di daerah
lokasi mitra diharapkan dapat memikat
serangga hama dari tanaman utama ke
tanaman berbunga. Tumbuhan berbunga
menarik kedatangan serangga menggunakan
karakter morfologi dan fisiologi dari bunga,
yaitu ukuran, bentuk, warna, keharuman,
periode berbunga, serta kandungan nektar
Gambar 2. Penyampaian Materi Pemanfaatan dan polen. Kebanyakan dari serangga lebih
Refugia menyukai bunga yang berukuran lebih kecil,
cenderung terbuka, dengan waktu berbunga
Penggunaan insektisida kimia dalam yang cukup lama yang biasanya terdapat
dosis tinggi sangat mempengaruhi struktur bunga dari family Compositae atau
komunitas serangga dan berpengaruh Asteraceae (Kurniawati dan Martono 2015).
langsung terhadap musuh alami. Keberadaan Selain karakter morfologi dan fisiologi
musuh alami merupakan salah satu faktor dari bunga, faktor lain yang mempengaruhi
penting dalam menjaga keseimbangan kedatangan serangga pada suatu bunga
ekosistem. Tinggi rendahnya populasi adalah faktor lingkungan fisik yaitu cahaya,
serangga secara umum menunjukkan erat suku, kelembaban, serta kecepatan dan arah
hubungannya dengan fase tumbuh tanaman angin. Respons serangga terhadap
yang menjadi ketersediaan sumber makanan lingkungan fisik ini berbeda sehingga waktu
bagi pertumbuhan dan perkembangan aktifnya pun berbeda, yaitu pagi, siang, sore,
serangga (Latoantja et al. 2013). Keragaman atau malam hari (Kurniawati dan Martono
serangga yang tinggi mengindikasikan 2015).
tingkat elastisitas yang tinggi dalam Pengelolaan sistem bertanam perlu
menghadapi guncangan dalam ekosistem, dilakukan sebagai upaya melakukan
dan sebaliknya ekosistem dengan keragaman konservasi serangga musuh alami.
rendah menunjukkan tekanan sehingga Pengelolaan habitat musuh alami merupakan
mempengaruhi kualitas ekosistem upaya memanipulasi habitat lokal agar sesuai
(Apriliyanto dan Sarno 2018). bagi musuh alami sehingga daya tekan
Pengelolaan hama terpadu terhadap populasi hama meningkat. Sistem
menggunakan metode pengendalian alami tanam ini relatif mudah dan murah untuk
merupakan praktek pertanian yang dilakukan, secara ekonomi lebih
mendukung perlindungan tanaman. menguntungkan, dan tidak mencemari
Penggunaan tanaman perangkap/refugia lingkungan karena menggunakan masukan
merupakan salah satu metode yang dapat rendah, misalnya bahan organik sebagai
dilakukan. Tanaman berbunga yang ditanam pupuk, serta musuh alami, dan tanaman
secara berselang dapat meningkatkan

PRIMA: Journal of Community Empowering a Services Vol 3(1), 2019 5


e-ISSN: 2579-5074
Pemanfaatan Berbagai Tanaman Refugia … Septariani et al.

perangkap hama sebagai pengendali hama Demonstrasi plot


(Altieri dan Nichols 2004). Kegiatan pengabdian dengan tema
Sistem tanam inter cropping, strip edu-agriculture telah menghasilkan
cropping, dan alley cropping adalah pemahaman lebih mendalam bagi para petani
menanam tumbuhan berbunga di antara tanaman cabai di lokasi mitra mengenai
tanaman utama (sistem lorong atau baris) pemanfaatan tanaman refugia sebagai
yang berfungsi sebagai tanaman perangkap, pengendali hama dan penyakit sehingga
atau sebagai sumber pakan musuh alami. produktivitas tanaman cabai dapat meningkat
Insectary plant dan tumbuhan penutup tanah dan pendapatan para petani pun lebih
(cover crop) merupakan tumbuhan berbunga meningkat. Untuk itu dilakukan demonstrasi
yang ditanam bersamaan dengan tanaman plot tanaman cabai sebagai contoh konkrit
budidaya sebagai sumber pakan dan inang pemanfaatan tanaman berbunga dengan
alternatif (Altieri dan Nichols 2004). membuat lahan percontohan agar petani
Pemilihan tumbuhan berbunga pada dapat melihat dan membuktikan objek yang
sistem polikultur harus memperhatikan didemonstrasikan. Demonstrasi plot tersusun
fungsi dan peran dari tumbuhan tersebut di dari beberapa blok yang disusun sesuai layout
lingkungan, misalnya potensi untuk untuk memudahkan memberi contoh
meningkatkan kedatangan musuh alami, penanaman refugia.
meningkatkan kesuburan tanah, atau
menekan populasi gulma). Telah dibuktikan
pengujian keamanan biologis terhadap bunga
matahari Helianthus annuus (Zhon et al.
2011). Selain itu penanaman tumbuhan
berbunga harus memperhitungkan struktur
dan komposisinya yang disesuaikan dengan
kondisi lahan setempat (Magagula 2011).
Periode berbunga dari masing-masing
tumbuhan juga diperhatikan sehingga mampu
menjaga populasi musuh alami tetap tinggi di
sepanjang musim tanam (Heshula 2011).
Tanaman refugia yang dimanfaatkan
di daerah lokasi mitra disesuaikan dengan
ketersediaan jenis tanaman yang ada, antara Gambar 3. Layout penanaman cabai dan
lain bunga kertas pink tumpuk (Zinnia refugia
elegans), bunga kertas pink (Zinnia
peruviana), bunga kertas kuning (Zinnia Demonstrasi plot merupakan salah
peruviana), bunga kertas orange (Zinnia satu metode terbaik untuk memperbaiki hasil
peruviana), bunga kenikir kuning (Cosmos dan dimanfaatkan oleh para penyuluh untuk
caudatus), bunga kenikir orange (Cosmos memperoleh perubahan perilaku yang
caudatus), bunga matahari (Helianthus diinginkan masyarakat. Adanya demplot
annuus), bunga jengger ayam (Celosia akan tercipta komunikasi dan interaksi antara
cristata), bunga jengger ayam kipas kuning penyuluh dan petani. Selain itu terdapat
(Celosia plumosa), dan bunga jengger ayam perubahan pengetahuan, opini, dan
kipas merah (Celosia plumosa). keterampilan (Radhakrishna 2010).
Tempat dan waktu penanaman refugia
perlu diperhatikan agar tanaman dapat

PRIMA: Journal of Community Empowering a Services Vol 3(1), 2019 6


e-ISSN: 2579-5074
Pemanfaatan Berbagai Tanaman Refugia … Septariani et al.

tumbuh dengan baik dan mendukung tujuan


kegiatan yaitu mengendalikan hama dan
membuat adanya lokasi wisata. Penanaman
tanaman refugia agar tepat guna dilakukan di
sepanjang pinggir pertanaman cabai.
Tanaman refugia yang ditanam melalui biji
maka sebaiknya tanah digemburkan dulu dan
diberi pupuk. Penanaman dilakukan secara
serempak saat pengelolaan lahan sehingga
saat pertanaman cabai mulai tumbuh
bersamaan dengan tanaman refugia mulai
berbunga dan mencegah serangan hama sejak
awal.

Pemasangan perangkap hama


Upaya pengendalian hama juga
dilakukan dengan kegiatan pemasangan
perangkap dengan bahan dasar metil eugenol.
Penggunaan atraktan dengan menggunakan
bahan metil eugenol merupakan cara
pengendalian yang ramah lingkungan dan
telah terbukti efektif. Pembuatan perangkap Gambar 4. Pemasangan perangkap hama
sangat sederhana dengan bahan yang mudah dengan metil eugenol
diperoleh sehingga menjadi metode
pengendalian yang praktis dan kompatibel. Penggunaan metil eugenol merupakan
Metil eugenol merupakan senyawa cara pengendalian yang ramah lingkungan
pemikat serangga terutama untuk lalat buah dan telah terbukti efektif. Atraktan dapat
jantan. Sifat kimiawi dari metil eugenol yang digunakan untuk mengendalikan hama
relatif mirip dengan pheromone seks yang dengan mendeteksi atau memonitor populasi
dihasilkan oleh lalat buah betina untuk hama, menarik hama untuk kemudian
menarik lalat buah jantan dalam rangka dimusnahkan dalam perangkap, dan
kopulasi. Ketika zat tersebut dilepaskan oleh mengacaukan hama dalam perkawinan,
lalat buah betina maka lalat buah jantan akan berkumpul dan cara makan. Metil eugenol
berusaha mencari lalat buah betina yang tidak meninggalkan residu pada tanaman dan
melepaskan aroma tersebut. Dalam hal ini mudah dipalikasikan pada lahan yang luas.
metil eugenol merupakan zat kimia yang Daya tangkap atraktan bervariasi tergantung
bersifat volatile ataupun dapat menguap dan pada lokasi, cuaca, komoditas dan keadaan
melepaskan aroma wangi. Radius aroma dari buah di lahan pertanaman.
atraktan seks itu dapat mencapai 20-100 m
dan jika dibantu angin, jangkauannya dapat Inisiasi lokasi wisata swafoto
mencapai 3 km (Manurung dan Ginting Kegiatan dilanjutkan dengan inisiasi
2010). lokasi wisata swafoto bunga dengan tanaman
refugia dipadu dengan tanaman cabai. Era
sosial media sesuai kondisi masyarakat saat
ini membuat semua orang memiliki hobi
swafoto. Oleh karena itu, inisiasi ini

PRIMA: Journal of Community Empowering a Services Vol 3(1), 2019 7


e-ISSN: 2579-5074
Pemanfaatan Berbagai Tanaman Refugia … Septariani et al.

dilakukan untuk menarik wisatawan yang dilakukan penanaman refugia sebagai upaya
antusias terhadap fotografi, swafoto, dan menekan populasi hama dan penyakit pada
media sosial. Selain wisata swafoto, Desa pertanaman cabai yang dikelola oleh para
Srigading menjadi lokasi wisata edukatif petani. Selain itu para petani diharapkan
untuk mempelajari pemanfaatan tanaman dapat merasakan dan mengutarakan
refugia sebagai pengendali hama pada kemajuan masyarakat di lokasi mitra dalam
tanaman cabai. perekonomian maupun kesejahteraannya.
Pada akhirnya kegiatan ini akan
meningkatkan nilai daerah lokasi mitra agar KESIMPULAN
lebih dikenal masyarakat luas di Indonesia. Berdasarkan uraian dalam laporan
Melalaui kegiatan ini masyarakat terutama kemajuan ini dapat disimpulkan bahwa para
para petani secara mandiri akan terpacu petani sebagai peserta penyuluhan
memelihara pertanaman cabai dan tanaman menunjukkan keaktifan yang ditunjukkan
berbunga serta daerah lokasi secara luas. dengan sikap interaktif dan minat yang tinggi
Dengan demikian masyarakat di daerah untuk berpartisipasi dalam membangun
lokasi pengabdian akan terus berkembang. daerahnya. Peserta penyuluhan pemanfaatan
tanaman refugia memperoleh transfer
pengetahuan mengenai teknik pengendalian
hama dan penyakit secara alami sehingga
mengurangi ketergantungan terhadap
pestisida sintetik dengan memanfaatkan
tanaman refugia yang terdapat di lingkungan
sekitar. Kegiatan pengabdian di Desa
Srigading Kecamatan Sanden Kabupaten
Bantul mengatasi permasalahan para petani
dan memanfaatkan sumber daya alam secara
maksimal yang sangat penting bagi
peningkatan produktivitas dan pendapatan
petani serta pembangunan dalam sektor
pertanian.

DAFTAR PUSTAKA
Altieri MA, Nichols CI. 2004. Biodiversity
and pest management in agroecosystem.
2nd Edition. Haworth Press Inc., New
York.
Apriliyanto E, Sarno. 2018. Pemantauan
keanekaragaman hama dan musuh alami
Gambar 5. Spot swafoto diantara pertanaman pada ekosistem tepid an tengah tanaman
cabai dan refugia kacang tanah (Arachis hypogeal L.).
majalah Ilmiah Biologi Biosfera: A
Scientific Journal 35(2): 69-74
Pemantauan terus dilakukan untuk
mengetahui perkembangan pengetahuan Badan Pusat Statistik. 2016. Kabupaten
serta keterampilan yang telah diperoleh para Bantul dalam Angka 2016. Bantul: BPS
petani. Selain itu juga perkembangan Kabupaten Bantul
kesehatan tanah dan tanaman cabai setelah

PRIMA: Journal of Community Empowering a Services Vol 3(1), 2019 8


e-ISSN: 2579-5074
Pemanfaatan Berbagai Tanaman Refugia … Septariani et al.

Heshula LUP, Hill MP. 2011. The effect of Manurung, B. & Ginting, E.L. 2010.
Lantana camara leaf quality on the Efektifitas Atrakan dalam
performance of Falconia intermedia. Memerangkap Lalat Buah Bactrocera
Biocontrol 56: 925-933. spp. dan Kajian Awal Fluktuasi
Populasinya pada Pertanaman Jeruk di
Kurniawati N, Martono E. 2015. Peran
Kabupaten Karo. Jurnal Sains Indonesia
tumbuhan berbunga sebagai media
34(2):96-99.
konservasi arthropoda musuh alami.
Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia Radhakrishna R. 2010. Viewing Bennett’s
19(2): 5-59. Hierarchy from a different lens:
Implications for extension program
Latoantja AS, Hasriyanti, Anshary A. 2013.
evaluation. J Extention 48(6) Article
Inventarisasi arthropoda pada
Number 6TOT1, Pp.5.
permukaan tanah di pertanaman cabai
(Capsicum annum L.). J. Agrotekbis Skirvin DJ, Garde KL, Reynolds KW, Mead
1(5): 406-412 A. 2011. The effect of within – crop
habitat manipulation on the conservation
Laubertie EA, Wratten SD, Hemptinne JL.
biologicalcontrol of aphids in field
2012. The contribution of potential
grown lettuce. Buletin of Entomological
beneficial insectary plant species to
Research 101: 62-631.
adult hoverfly fitness. Biological
Control 61: 1-6. Zhon Z, Guo JY, Zheng XW, Luo M,Chen
HS,Han FW. 2011. Reevaluation in the
Magagula CN. 2011. Distribution and
biosecurity of Ophraella communa
abundance of Ophymia camarae
againstsunflower Helianthus annuus.
(Diptera:Agromyzidae) in Lantana
Biocontrol Science and Technology 21:
camara (Verbenaceae) in selected area
1147-1160.
of Swaziland. Biocontrol Science and
Technology 21: 829-837.

PRIMA: Journal of Community Empowering a Services Vol 3(1), 2019 9


e-ISSN: 2579-5074

Anda mungkin juga menyukai