Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM BERDARAHDENGUE (DBD)

DI KELURAHAN MANGSANG, KOTA BATAM

Lisastri Syahrias*)

ABSTRAK

Demam Berdarah Dengue merupakan masalah kesehatan di Kecamatan Sei


Beduk.Kasus DBD mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir, terutama di
Kelurahan Mangsang.Penyebab utama DBD adalah kurangnya pengetahuan masyarakat
yang berdampak sikap negatif terhadap pencegahan DBD, kurangnya informasi tentang
penyakit DBD dan kurang aktifnya peran petugas kesehatan.Tujuan diketahuinya faktor
yang berhubungan dengan perilaku pencegahan DBD pada masyarakat di Kelurahan
Mangsang Kecamatan Sei Beduk Kota Batam 2017.
Jenis penelitian kuantitatif, rancangan analitik observasional dengan pendekatan
Cross Sectional.Dilaksanakan pada Juli–Desember 2017, di Kelurahan Mangsang
Kecamatan Sei Beduk, Kota Batam.Populasi semua KK yang ada di Kelurahan Mangsang,
298, dengan sampel 168 responden.Data diproses dengan, uji Chi Square dan uji Regresi
LogisticGanda.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan baik (92,9%), bersikap positif
(80,4%), ketersediaan informasi (93,5%), keaktifan peran petugas kesehatan (48,2%),
berperilaku positif terhadap pencegahan DBD (73,2%). Ada hubungan bermakna
pengetahuan (p=0,026), sikap (p=<0,001), ketersediaan informasi (p=<0,001), dan
peran petugas kesehatan (p=<0,001) dengan perilaku pencegahan DBD. Variabel yang
paling dominan adalah sikap. Semua variabel independen (pengetahuan, sikap,
ketersediaan informasi, peran petugas kesehatan) berkaitan dengan perilaku pencegahan
DBD di Kelurahan Mangsang Kecamatan Sei Beduk2017.Diharapkan masyarakat secara
bertahap meningkatkan pengetahuan melalui penyuluhan, pemberdayaan masyarakat
secara aktif dan melakukan gerakan 3M plus untuk mencegah terjadinya DBD, sehingga
terbentuk perilaku hidup sehat.

Kata Kunci : pengetahuan, sikap, ketersediaan informasi, peran petugas kesehatan, dan
pencegahan DBD.

PENDAHULUAN (Satari,2008)
Penyakit berbasis lingkungan Berdasarkan data penderita DBD
masih merupakan masalah kesehatan dari Dinkes Kota Batam dari Januari–
masyarakat sampai saat ini. Salah satu Desember 2016 dengan rincian 3
penyakit yang disebabkan oleh kondisi Kecamatan tertinggi yaitu Kec.
sanitasi lingkungan yang tidak Sekupang (Puskesmas Sekupang)
memenuhi syarat kesehatan adalah dengan IR 147,17 dan CFR 0% sebanyak
penyakit demam berdarah dengue 201 kasus, Kec. Batu Aji (Puskesmas
(DBD).Demam Berdarah Dengue (DBD) Batu Aji) dengan IR 131,74 dan CFR
merupakan masalah kesehatan yang 1,34 % sebanyak 149 kasus, Kec. Sei
ditemukan di daerah tropis dan Beduk (Puskesmas Sei Pancur) dengan
subtropis, terutama didaerah IR 90,92 dan CFR 1,78 % sebanyak 112
perkotaan.Penyakit ini merupakan kasus (Dinkes Kota Batam, 2016)
infeksiyang disebabkan oleh virus Penyakit Demam Berdarah
dengue dari family Flaviviridae dan Dengue(DBD) adalah penyakit menular
genus Flavivirus.Demam Berdarah yang disebabkan oleh virus dengue dan
Dengue tidak menular melalui kontak ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti
manusia dengan manusia. Virus dengue dan aedes albopictus, ditandai dengan
sebagai penyebab demam berdarah, demam 2-7 hari disertai
hanya dapat ditularkan melalui nyamuk

Jurnal Dunia Kesmas Volume 7. Nomor 3. Juli 2018134


*) Prodi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Batam
dengan manifestasi perdarahan, KK. Dilakukan uji validitas dengan
penurunanjumlah trombosit < 100.000 / Korelasi Item-Total yaitu
mm3, adanya kebocoran plasma ditandai mengkorelasikan skor-skor suatu item
dengan peningkatan hematokrit ≥ 20% angket dengan totalnya dan dilakukan
dari nilai normal (Kemenkes RI, 2013). juga uji reliabilitas dengan melihat nilai
Untuk menekan terjadinya KLB Alpha > 0,6. Dalam pengolahan data
Demam Berdarah Dengue, perlu menggunakan lima tahapan yaitu
membudayakan kembali Pemberantasan editing, coding, scoring, processing dan
Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus secara cleaning. Untuk analisa data
berkelanjutan dan sepanjang tahun menggunakan analisa univariat
khususnya pada musim penghujan. (disajikan secara diskriptif dalam bentuk
Selain PSN 3M Plus, pada bulan Juni tabel distribusi frekuensi), analisa
2015 Kemenkes sudah mengenalkan bivariat (uji chi square dengan CI 95%
gerakan 1 rumah 1 jumantik (juru dan α=0,05), analisa multivariat
pemantau jentik). Gerakan ini menggunakan uji regresi logistik ganda.
dimaksudkan untuk mengajak setiap
keluarga dan seluruh masyarakat agar HASILDAN PEMBAHASAN
mencegah munculnya perindukan Analisis Univariat
nyamuk Aedes Aegypti di rumah Tabel 1
(Kemenkes RI 2016). Distribusi Variabel Responden di
Kecenderungan meningkatnya Kelurahan Mangsang
kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Kecamatan Sei Beduk Kota Batam 2017.
di Kota Batam, selain dipengaruhi oleh
cuaca juga disebabkan karena masih Variabel Jumlah %
rendahnya perilaku masyarakat akan Pengetahuan
pentingnya hidup bersih dengan  Baik 156 92.9
lingkungan yang sehat, serta makin  Kurang 12 7.1
tidak pedulinya masyarakat terhadap Sikap
lingkungan. Faktor perilaku sangat  Positif 135 80.4
berperan dalam meningkatkan derajat  Negatif 33 19.6
kesehatan masyarakat, untuk itu upaya Ketersediaan
meningkatkan pengetahuan, kepedulian Informasi
dan menumbuhkan kesadaran dan  Tersedia 157 93.5
kemauan pada masyarakat yang pada  TidakTersedia 11 6.5
akhirnya menumbuhkan sikap untuk Peran Petugas
berperilaku hidup sehat (Dinkes Kota Kesehatan
Batam, 2016). Menurut teori Lawrence  Aktif 81 48.2
Green dalam Notoatmodjo (2010) ada  TidakAktif 87 51.8
beberapa faktor yang berhubungan Perilaku
dengan perilaku pencegahan Demam Pencegahan DBD
Derdarah Dengue pada masyarakat,  Positif 123 73.2
yaitu faktor predisposisi (pengetahuan  Negatif 45 26.8
dan sikap), faktor pendukung
(ketersediaan informas) dan faktor Berdasarkan tabel 1 dapat
penguat (peran petugas kesehatan). dijelaskan bahwa yang berpengetahuan
baik sebanyak 156 responden (92.9%)
METODE PENELITIAN dan berpengetahuan kurang
Jenis penelitian kuantitatif, sebanyak12 responden (7.1%).
rancangan analitik observasional dengan Sedangkan yang memliki sikap positif
pendekatan Cross Sectional.Penelitian sebanyak 135 reponden (80.4%) dan
dilaksanakan Juli-Desember 2017 memiliki sikap negatif sebanyak 33
bertempat di Kelurahan Mangsang, responden (19.6%). Bahwa dari 168
Kecamatan Sei Beduk.Populasi dalam responden terdapat157 responden
penelitian ini adalah semua (93.5%) yang mendapatkan informasi
KepalaKeluarga yang ada di Kelurahan tentang DBD dan 11 responden (6.5%)
Mangsang, 298 KK, dengan sampel 168 yang tidak mendapatkan informasi

Jurnal Dunia Kesmas Volume 7. Nomor 3. Juli 2018135


tentang DBD. Sedangkan peran petugas aktif. Kemudian terdapat juga 123
kesehatan terdapat 81 responden responden (73,2%) yang berperilaku
(48.2%) yang mempersepsikan petugas positif dan 45 responden (26,8%) yang
kesehatan berperan aktif dan 87 berperilaku negatif.
responden (51.8%) mempersepsikan
petugas kesehatan yang berperan tidak

Analisis Bivariat
Tabel 2
Faktor Perilaku PencegahanDBDdi Kelurahan Mangsang
Kecamatan Sei Beduk Kota Batam 2017

Perilaku Pencegahan
Variabel Positif Negatif Jumlah % p OR (95% CI)
N % N %
Pengetahuan
4.347
 Baik 118 70.3 38 22.6 156 92,9 0,026
(1.304-14.498)
 Kurang baik 5 2.9 7 4.2 12 7.1
Sikap
11.814
 Positif 113 67.3 22 13.1 135 80.4 <0,001
(4.941 -28.245)
 Negatif 10 5.9 23 13.7 33 19.6
Ketersediaan
Informasi 0.006
<0.001
 Tersedia 121 72.1 36 21.4 157 93.5 (0.014 -0.320)
 Tidak tersedia 2 1.2 9 5.31 11 6.5
Peran Petugas
Kesehatan 8.19
<0.001
 Aktif 74 44.3 7 4.1 81 48.4 (3.389 -19.830)
 Tidak aktif 49 29.3 38 22.8 87 52.1
Catatan: Sikap merupakan faktor dominan p=<0.001 dan OR 7,457 (CI: 2,878– 19,323).

Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku menemui suatu masalah akan berusaha


PencegahanDBD memikirkan sebaik mungkin dalam
Berdasarkan tabel 2 diatas menyelesaikan masalah tersebut.
diperoleh bahwa dari 156 responden Tingginya tingkat pengetahuan
(92,9%) yang berpengetahuan baik dan masyarakat mengenai pencegahan DBD
berperilaku pencegahan DBD positif akan mempengaruhi sikap untuk
terdapat 118 responden mengambil keputusan dalam
(70,3%).Sementara yang berperilaku.
berpengetahuan baik tetapi berperilaku Berdasarkan hasil penelitian
pencegahan negatif adalah38responden masih ada responden yang
(22,6%). Hasil uji chi squarediperoleh berpengetahuan baik dan berperilaku
nilai p=0,026, artinya, terdapat pencegahan negatif sebesar 22,6 % hal
hubungan yang signifikan antara ini disebabkan karena kurangnya
pengetahuan dengan perilaku kesadara masyarakat dalam pencegahan
pencegahan DBD. Nilai Odds Ratio= Demam Berdarah Dengue. Kelurahan
4,347 dengan CI (1.304–14.498) hal ini Mangsang merupakan pemukiman yang
berarti pengetahuan baik mempunyai padat penduduk, yang nantinya akan
peluang 4,347 kali terhadap perilaku berdampak pada cepatnya tingkat
pencegahan DBD positif dibanding yang penularan kasus DBD terutama pada
berpengetahuan kurang baik. saat awal musim penghujan. Untuk
Pada hakekatnya penularan DBD mengurangi penularan kasus DBD maka
tidak terlepas dari pengetahuan, masyarakat melakukan gotong royong
pendidikan dan perilaku serta kondisi bersama membersihkan lingkungan
lingkungan tempat tinggal masyarakat disekitar tempat tinggal, pemberdayaan
yang bersangkutan. Misalnya, masyarakat dalam pengendalian vektor
pendidikan sangat mempengaruhi DBD dengan cara membentuk kader
seseorang dalam mengambil keputusan, pemantau jentik berbasis keluarga yang
seorang yang berpendidikan ketika dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga,

Jurnal Dunia Kesmas Volume 7. Nomor 3. Juli 2018136


melalui pelatihan secara bertahap yang pengetahuan tentang pengertian DBD,
melibatkan unsurPKK. mengenali gejala-gejala penyakit DBD,
Hubungan Sikap dengan Perilaku penyebab penyakit DBD,
PencegahanDBD carapencegahan dengan pemberantasan
Hasil uji menunjukkan dari 135 vektor DBD.Seiring dengan
responden (80,4 %) yang bersikap meningkatnya pengetahuanmasyarakat,
positif, berperilaku pencegahan positif juga akan berdampak pada masyarakat
terdapat 113 responden (67,3 %) untuk bersikap positif dalam melakukan
bersikap positif. Dari 33 responden (19,6 pencegahan terhadap penyakit DBD.
%) yang bersikap negatif dan
berperilaku pencegahan positif adalah 10 Hubungan Ketersediaan Informasi
responden (5,9 %). Hasil uji chi square dengan Perilaku PencegahanDBD
diperoleh nilai p=<0,001, artinya Hasil uji menunjukkan bahwa dari
terdapat hubungan yang signifikan 157 responden (93,5%) yang tersedia
antara sikap dengan perilaku informasidanberperilaku pencegahan
pencegahan DBD. Dan juga terlihat positif terdapat 121 responden
bahwa nilai Odds Ratio sebesar 11,814 (72,1%). Dari 11 responden
dengan Confidence Interval (4.941- (6,5%) yang tidak tersedia informasi
28.245) hal ini berarti sikap positif dan berperilaku pencegahan
mempunyai peluang 11,814 kali positif terdapat 2 responden (1,2%).
terhadap perilaku pencegahan DBD Hasil uji chi squarediperoleh nilai
dibanding yang bersikapnegatif. p=<0,001, artinya terdapat
Sikap merupakan reaksi atau hubunganyangsignifikan antara
respon yang masih tertutup dari ketersediaan informasi dengan perilaku
seseorang terhadap suatu stimulus atau pencegahan DBD.Dan juga diketahui
objek.Manifestasi sikap itu tidak dapat bahwa nilai Odds Ratio sebesar 0.006
dilihat langsung, tetapi diartikan lebih dengan Confidence Interval (0.014-
dulu dari perilaku tertutup.Newcomb, 0.320) hal ini berarti yang memperoleh
seorang ahli psikologi sosial menyatakan informasi mempunyai peluang 0.006 kali
bahwa sikap itu merupakan kesiapan terhadap perilaku pencegahan DBD
atau kesediaan untuk bertindak, dan dibanding yang tidak tersedia informasi.
bukan merupakan Fungsi informasi sebagai wujud
pelaksanaanmotiftertentu.Untuk pemberian pengetahuan guna
mewujudkan sikap menjadi suatu berperilaku dalam pencegahan DBD
perbuatan nyata diperlukan faktor dalam masyarakat bisa dinilai dari
pendukung atau dalam kondisi yang lingkungan yang lebih sederhana yaitu
memungkinkan yaitu fasilitas keluarga, terutama kepala keluarga.
(Notoatmodjo, 2012). Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21
Mayoritas responden mempunyai tahun 1994 menyebutkan fungsi
sikap yang positif dalam berperilaku keluarga termasuk kepala keluarga
terhadap pencegahan DBD seperti didalamnya mempunyai fungsi dalam
menutup tempat penampungan air, pembinaan lingkungan, yaitu mengelola
menguras bak mandi, mengubur kaleng kehidupan keluarga dengan tetap
bekas, menggunakan obat anti nyamuk, memelihara lingkungan sekitarnya
memasang kelambu, memasang kawat (Puspitawati,2012).
kasa. Tetapi ada juga responden yang Ketersediaaninformasi merupakan
bersikap negatif dikarenakan karena media pendidikan kesehatan untuk
faktor kebiasaan hidup sehari-hari yang menyampaikan informasi kesehatan
memang susah untuk merubahnya, dengan menggunakan alat bantu
faktor tidak adanya dukungan dari suami pendidikan untuk mempermudah
dan kurangnya informasi tentang penerimaanpesankesehatanbagimasyara
pencegahan DBD yang mendukung tidak kat. Ketersediaan informasi merupakan
terjadinya perubahan perilaku pada faktor pemungkin untuk terjadinya suatu
masyarakat. perilaku.Diharapkan dengan adanya
Untuk mengatasi masalah ketersediaan informasi maka
tersebut diharapkan masyarakat mencari pengetahuan akan meningkat dan akan
informasi atau meningkatkan berdampak pada sikap yang positif,

Jurnal Dunia Kesmas Volume 7. Nomor 3. Juli 2018137


sehingga akan terjadi perubahan pada yang berasal dari petugas kesehatan
perilaku. Responden yang kurang maupun dari media elektronika atau
mendapatkan informasi tentang sumber informasi lain. Hasil ini juga
pencegahan DBD dikarenakan karena sesuai dengan teori Green dalam
jarak rumah yang jauh dari fasilitas Notoatmodjo (2010) yang menyatakan
pelayanan kesehatan, kurangnya bahwa
kunjungan rumah yang dilakukan perubahanmasyarakatdidukungleh faktor
petugas kesehatan karena keterbatasan penguat yaitu penyuluhan kesehatan
tenaga. dari petugas kesehatan akan memotivasi
Kurangnya informasi dikarenakan masyarakat untuk berbuat nyata.
jarak jarak rumah yang jauh dari Peran petugas kesehatan akan
fasilitas pelayanan kesehatan, hal ini mempengaruhi perubahan perilaku
dapat diantisipasi dengan membentuk masyarakat berupa penyuluhan yang
komunikasi kelompok/organisasi dalam diberikan petugas kesehatan dalam
masyarakat. pemberantasan sarang nyamuk, hal ini
Komu dibantu oleh kader. Penyuluhan yang
nikasi kelompok/organisasi ini bertujuan diberikan tenaga kesehatan kepada
untuk mendiskusikan bersama tentang masyarakat akan mempengaruhi
penyakit DBD dan pencegahannya.Disini pengetahuan baik dan sikap positif yang
setiap masyarakat bisa bertukar akhirnya akan terjadi suatu perilaku
informasi, berbagi pengalaman atau pencegahan DBD yang baik. Hal lain
wawasan serta bertindak bersama-sama yang dilakukan petugas kesehatan
untuk menurunkan kasus DBD di wilayah diantaranya adalah melakukan tata
masyarakat tersebut.Kelompok ini laksana kasus yang meliputi penemuan
merupakan organisasi sadar lingkungan kasus, pengobatan penderita, dan
sehingga pencegahan DBD dapat sistem pelaporan yang cepat dan
dilakukan secara terus menerus dan terdokumentasi baik. Melakukan
berkesinambungan. penyelidikan epidemiologi, terutama
terhadap daerah yang terdapat kasus
Hubungan Peran Petugas Kesehatan penderita DBD.Melakukan pemantauan
dengan Perilaku PencegahanDBD jentik secara berkala dan melakukan
Hasil uji yang dilakukan dari 81 pertemuan kelompok kerja DBD secara
responden (48,4 %) yang petugas lintas sektor dan program.Melakukan
kesehatan berperan aktif dan berperilaku gerakan bulan PSN yang dilaksanakan
pencegahan positif adalah 74 responden sebelum bulan-bulan musim penularan
(44,3 %). Dari 87 responden (52,1 %) penyakitDBD.
yang petugas kesehatan tidak berperan
aktif dan berperilaku pencegahan positif KESIMPULAN DAN SARAN
adalah 49 responden (29,3 %). Hasil uji Berdasarkan uraian diatas dapat
chi square diperoleh nilai p =<0,001 disimpulkan bahwa distribusi frekuensi
artinya terdapat hubungan yang responden berdasarkan
signifikan antara peran petugas pengetahuan168 responden terdapat
kesehatan dengan perilaku pencegahan sebanyak 156 responden (92,9 %)
DBD. Terlihat bahwa nilai Odds Ratio berpengetahuan baik dan sebanyak 12
yang sebesar 8.198 dengan CI (3.389- responden(7,1%) berpengetahuan
19.830) hal ini berarti petugas kurang. Dari 168 terdapat 135
kesehatan berperan aktif mempunyai responden (80,4%) memiliki sikap
peluang 8,198 kali perilaku pencegahan positif, dan 33 responden (19,6%)
DBD positif dibanding petugas kesehatan memiliki sikap negatif. Dari 168 terdapat
yang tidak aktif. 157 responden (93.5%) yang
Perilaku adalah respon individu mendapatkan informasi tentang DBD,
terhadap stimulus, baik yang berasal dan 11 responden (6.5%) yang tidak
dari luar maupun dari dalam dirinya. mendapatkan informasi tentang DBD.
Perangsangan, respon atau stimulus Dari 168 terdapat 81 responden (48.2%)
dalam hal ini adalah penyuluhan yang menganggap petugas kesehatan
kesehatan tentang pencegahan dan peran aktif, dan 87 responden
penanggulangan penyakit DBD baik (51.8%)yang beranggapan peran

Jurnal Dunia Kesmas Volume 7. Nomor 3. Juli 2018138


petugas kesehatan tidak aktif. Dari 168 Masyarakat Tentang Penyakit
terdapat 123 responden (73,2%) yang Demam Berdarah Dengue (DBD)
berperilaku pencegahan positif dan 45 Dengan Perilaku Pencegahan
responden (26,8%) yang berperilaku Penyakit DBD di Wilayah
pencegahan negatif. Kelurahan Demangan Yogyakarta,
Ada hubungan bermakna Skripsi, Prodi
pengetahuan (p=0,026), sikap Keperawatan,Yogyakarta
(p=<0,001), ketersediaan informasi Notoatmodjo, (2010). Pendidikan dan
(p=<0,001), dan peran petugas Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta,
kesehatan (p=<0,001) dengan perilaku Jakarta
pencegahan DBD. Variabel yang paling , (2012). Metodologi
dominan adalah sikap dengan nilai Odds Penelitian Kesehatan, Rineka
Ratio 7,457 dengan 95% CI (2,878- Cipta, Jakarta
19,323).Diharapkan masyarakat secara Nahumarury, (2013), Hubungan
bertahap meningkatkan pengetahuan Pengetahuan, Sikap dan
melalui penyuluhan, pemberdayaan TindakanPemberantasan Sarang
masyarakat secara aktif dan melakukan Nyamuk Ades Aegypti Dengan
gerakan 3M plus untuk mencegah Keberadaaan Larva di Kelurahan
terjadinya DBD, sehingga terbentuk Kassi-Kassi Kota Makasar, FKM
perilaku hidup sehat. UNHAS, Makasar
Nadesul, (2017), Kiat Mengalahkan
DAFTAR PUSTAKA Demam Berdarah dan Virus Zika,
Azwar, (2011), Sikap Manusia Teori dan PT. Kompas Media Nusantara,
Pengukurannya, Pustaka Pelajar Jakarta
Offset, Yogyakarta Puspitawati, (2012), Gender dan
Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, (2013). Keluarga, IPB Press, Bogor
Profil Kesehatan Provinsi Kepri Puskesmas Sei Pancur, (2017), Profil
Tahun 2013,Batam Puskesmas Sei Pancur
Dinas Kesehatan Kota Batam, (2014). Tahun2016,Batam
Profil Kesehatan Kota Batam Puskesmas Sei Pancur, (2016), Data
Tahun 2014,Batam Kasus DBD Januari-Desember
Dinas Kesehatan Kota Batam, (2015). 2016 Puskesmas Sei Pancur,
Profil Kesehatan Kota Batam Batam
Tahun 2015,Batam Puskesmas Sei Pancur, (2017), Data
Dinas Kesehatan Kota Batam, (2016). Kasus DBD Januari-Juli 2017
Profil Kesehatan Kota Batam Puskesmas Sei Pancur, Bata
Tahun 2016,Batam Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI,
Ginanjar, (2007),Apa yang Dokter Anda (2013), Situasi DBD di Indonesia,
Katakan Tentang Demam Info Datin, Jakarta
Berdarah, Bandung Satari, (2008). Demam Berdarah
Hastuti, (2012), DBD Penyakit dan Cara Perawatan di Rumah dan Rumah
Pencegahannya, Sakit, Puspa Sehat, Jakarta
Ka Sukowati, (2010), Masalah Vektor
nisius, Yogyakarta Demam Berdarah Dengue dan
Kemenkes RI, (2011), Modul Pengendaliannya di Indonesia,
Pengendalian DBD, Dirjen P2PL, Buletin Jendela Epidemiologi,
Jakarta Pusat Data dan Surveilans
Kemenkes RI, (2013). Pengendalian DBD Epidemiologi, Kemenkes RI,
Untuk Pengelola Program DBD Jakarta
Puskesmas, Dirjen P2PL, Jakarta Sopiyudin, (2013), Statistik Untuk
Kemenkes RI, (2016). Pemberdayaan Kedokteran Dan Kesehatan,
Jumantik Untuk Mendukung Salemba Medika, Jakarta
Gerakan PSN 3M Plus
(diunduh5Januari2017di
www.depkes.go.id
Lathu, Fajarina, (2012), Hubungan
Antara Tingkat Pengetahuan

Jurnal Dunia Kesmas Volume 7. Nomor 3. Juli 2018139


Jurnal Dunia Kesmas Volume 7. Nomor 3. Juli 2018140
Jurnal Dunia Kesmas Volume 7. Nomor 3. Juli 2018141

Anda mungkin juga menyukai