Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Agribisnis, Vol. 12, No.

1, Juni 2018, [ 11 - 26 ] ISSN : 1979-0058

STRATEGI PENANGANAN RISIKO OPERASIONAL


PEMASARAN PRODUK TEH CELUP HIJAU WALINI PADA
INDUSTRI HILIR TEH PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII,
BANDUNG, JAWA BARAT

Idzhar Jaya Nugraha, Akhmad Riyadi Wastra* dan Lilis Imamah Ichdayati

ABSTRAK

Teh merupakan produk unggulan Indonesia yang telah diakui di seluruh dunia.
Indonesia adalah penghasil teh terbaik ketujuh yang memiliki pasar internasional
potential.Therefore Tea Indonesia diperkirakan akan memanfaatkan peluang yang
ada dari industri hilir teh. Salah satu perusahaan perkebunan lain milik yang
memiliki industri hilir teh PT Perkebunan Nusantara VIII. Teh Walini ini adalah
satu produk merek terkenal untuk perusahaan ini. Industri hilir pengembangan teh
PTPN VIII dihadapkan dengan belum mencapai penjualan yang diharapkan.
Jumlah pemasaran operasional biaya dan penjualan ditunjukkan dari risiko
operasional. Tujuan dari penelitian ini adalah penanganan strategi pemasaran risiko
operasional Walini Hijau produk kantong teh di industri hilir teh PTPN VIII.
identifikasi risiko adalah langkah pertama untuk mengetahui masalah pemasaran
operasional di industri hilir teh PTPN VIII. Dengan menggunakan Z-Score dan
Value at Risk (VAR) Metode, itu akan menunjukkan hasil probabilitas dan dampak
pemasaran risiko operasional. Preventif dan strategi mitigasi dapat menangani
perusahaan ini untuk pertumbuhan up penjualan diharapkan.

Kata kunci: industri hilir teh, risiko operasional pemasaran, z-skor, VaR

ABSTRACT

Tea is an Indonesian excellent product that has been recognized worldwide.


Indonesia is the seventh best tea producer which have international market
potential.Therefore Tea Indonesia is expected to take advantage on existing
opportunities from downstream industry of tea. The one of stated-owned plantation
company who have downstream industry of tea is PT Perkebunan Nusantara VIII.
Walini’s tea is a one famous brand product for this company. The development
downstream industry of tea PTPN VIII is faced with yet achieved the expected sales.
Amount of cost operational marketing and sales are indicated of operational risk.
The objective of this study is strategy handling of marketing operational risk Walini
Green tea bag product in downstream industry of tea PTPN VIII. Identification risk
is first step to know the problem of marketing operational in downstream industry
of tea PTPN VIII. By using Z-Score and Value at Risk (VAR) metode, it be showed

11
Jurnal Agribisnis, Vol. 12, No. 1, Juni 2018, [ 11 - 26 ] ISSN : 1979-0058

the result of probability and impact of marketing operational risk. Preventif and
mitigation strategy can be handling this company to growth up the expected sales.

Keywords : downstream industry of tea, marketing operational risk, z-score, VaR

PENDAHULUAN lebih lanjut. Salah satu perusahaan


perkebunan milik BUMN yaitu PT
Teh merupakan produk Perkebunan Nusantara VIII atau
unggulan Indonesia yang sudah diakui PTPN VIII, membuka suatu unit bisnis
dunia, karena tingginya kandungan yang memiliki blending khusus
katekin (sebagai antioksidan) dengan pabrik kemasan teh celup dan
dibandingkan dengan teh negara lain. curah yang dikenal dengan nama
Data International Tea Comitte dalam Industri Hilir Teh PTPN VIII. Salah
Sinar Tani (2015:5) disebutkan bahwa satu merek terkenal yang di produksi
Indonesia masuk dalam tujuh besar IHT PTPN VIII adalah teh merek
sebagai produsen teh terbaik di dunia Walini baik berupa teh
setelah Tiongkok, India, Kenya, seduh(looseleaf tea) maupun dengan
Srilanka, Turki, dan Vietnam. kemasan (bagged tea). IHT PTPN
Menurut Ditjen Perkebunan dalam VIII sendiri memiliki beberapa
Sinar Tani (2015:5) dijelaskan bahwa keunggulan, selain memiliki kebun
posisi tujuh besar ini didukung dengan sendiri, teh yang dihasilkan oleh IHT
tingkat produksi teh Indonesia PTPN VIII, dibuat dari bahan baku teh
mencapai 145.460 ton atau 3,2% dari berkualitas ekspor yang diolah tanpa
produksi teh dunia sebesar 4,6 juta ton. campuran bahan apapun dan dikemas
Potensi perkebunan teh yang secara profesional.
dimiliki Indonesia dapat dimanfaatkan Pada tahun 2012 dan 2013
dalam proses hilirisasi pengolahan teh penjualan IHT PTPN VIII tidak
untuk memperluas pangsa pasar teh di mencapai Rancangan Kerja dan
Indonesia. Selama ini diketahui Anggaran Perusahaan (RKAP),
banyak teh berkualitas langsung di ketidaksesuaian tersebut dapat terlihat
ekspor tanpa ada proses pengolahan pada Tabel 1 :

Uraian (Dalam Juta 2012 2013 % Perubahan


Rupiah) Realisasi RKAP Realisasi RKAP Realisasi RKAP
Penjualan 31.487 39.990 32.363 44.161 2,8 (5,5)
Harga Pokok
26.290 32.074 25.606 32.855 25 2,4
Penjualan
Laba Kotor 5.197 10.348 6.756 11.305 30 0,2
Biaya Usaha 9.018 9.650 9.858 10.571 17,2 9,5
Laba Usaha (3.821) - (3.102) 735 18,8 -
Pend/(Biaya) Non
(161) (220,6) (142) (227) 41 10,4
Usaha
Laba Sebelum Pajak (3.982) - (3.243) 508 (18.5) -

Sumber : Annual Report PTPN VIII,


(2013:88)(dimodifikasi)

12
Jurnal Agribisnis, Vol. 12, No. 1, Juni 2018, [ 11 - 26 ] ISSN : 1979-0058

Pada tahun 2012 biaya usaha banyaknya kegagalan dalam aktivitas


yang dikeluarkan sebesar Rp 9 Miliyar pemasaran, membuat IHT PTPN VIII
dan meningkat pada tahun 2013 harus mengantisipasinya melalui
sebesar Rp 9,8 Miliyar. Persentase risiko operasional, sehingga kinerja
perubahan biaya usaha pada tahun pemasaran semakin baik. Oleh karena
2012 ke 2013 meningkat sebesar 17,2 itu, penelitian yang berjudul “Strategi
%. Besarnya biaya usaha yang Penanganan Risiko Operasional
dikeluarkan belum dapat ditutupi dari Pemasaran Produk Teh Celup Hijau
laba kotor yang dihasilkan pada tahun Walini Pada Industri Hilir Teh PT
2012 dan 2013 menyebabkan Perkebunan Nusantara VIII, Bandung,
perusahaan mengalami kerugian. Jawa Barat” dapat menemukan solusi
Kerugian yang diderita pada tahun dalam meningkatkan pemasaran
2013 mencapai Rp 3,2 Miliyar, industri hilir teh.
sementara target pencapaian RKAP Berdasarkan latar belakang di
sebesar Rp 508 Juta. Kerugian yang atas maka penelitian ini bertujuan
terjadi pada tahun 2012 dan 2013 untuk : (1) mengidentifikasi sumber-
dikarenakan meningkatnya biaya sumber risiko operasional yang terjadi
usaha yang disebabkan naiknya biaya pada pemasaran teh celup hijau Walini
operasional pemasaran dan penjualan. beserta sumber-sumber risikonya di
Sementara Keterserapan pasar dari IHT PTPN VIII. (2) menganalisis
produk industri hilir teh masih belum pengukuran risiko operasional
optimal, hal ini dikarenakan pemasaran dan memetakan sumber
tidaktercapainya volume penjualan risiko yang terjadi pada produk teh
dari produk-produk teh celup, teh celup hijau Walini di IHT PTPN VIII.
seduh dan teh instan. (3) menentukan strategi penanganan
Penurunan volume penjualan risiko operasional pemasaran yang
juga terjadi teh celup hijau Walini dari sebaiknya dilakukan pada produk teh
tahun 2013 ke 2014. Penurunan celup hijau Walini di IHT PTPN VIII.
penjualan pada tahun 2013 ke 2014
terlihat di bulan Desember tahun 2013
dimana daya serap produk mencapai TINJAUAN PUSTAKA
456.60 Kg, sementara tahun 2014
hanya mencapai 390,65 Kg. Konsep Risiko dalam Al-Qur’an
Penurunan pada penjualan teh celup Perspektif Islam dalam
hijau Walini merupakan penurunan penanganan risiko dapat dikaji dari
terbesar diantara produk teh celup kisah Yusuf dalam mentakwilkan
Walini lainnya, sehingga mimpi pada raja masa itu. Kisah ini
menyebabkan sisa produk yang tidak termaktub dalam Al-Qur’an sebagai
terjual mengalami penumpukan di berikut :
gudang, yang pada akhirnya “Raja berkata (kepada orang-orang
mempengaruhi penerimaan yang terkemuka dari kaumnya):
berfluktuatif. ’Sesungguhnya aku bermimpi melihat
Keberadaan manajemen risiko tujuh ekor sapi betina yang gemuk-
operasional pemasaran merupakan gemuk di makan oleh tujuh ekor sapi
antisipasi atas semakin kompleksnya sapi betina yang kurus-kurus dan
aktivitas perusahaan yang dipicu oleh tujuh bulir (gandum) yang hijau dan
perkembangan permintaan konsumen tujuh bulir lainnya yang kering.’ Hai
terhadap teh yang bervariasi. Semakin orang-orang yang terkemuka:

13
Jurnal Agribisnis, Vol. 12, No. 1, Juni 2018, [ 11 - 26 ] ISSN : 1979-0058

’Terangkanlah kepadaku tentang tanaman yang menyegarkan dan


ta’bir mimpiku itu jika kamu dapat menyehatkan. produk teh di Indonesia
mena’birkan mimpi.” (QS. Yusuf: 43). dibedakan atas teh hitam dan teh hijau.
Ibnul Asir Al-Jazari dalam Al- Perbedaan kedua jenis pengolahan
Quran Cordoba (2015:111-1112) tersebut disebabkan oleh perbedaan
menafsirkan bahwa Nabi Yusuf cara pengolahan dan peralatan yang
memahami tujuh ekor sapi tahun masa dipergunakan. Proses pengolahan teh
pertanian. Boleh jadi sapi digunakan hitam memerlukan proses fermentasi
sebagai pembajak, kegemukan sapi yang cukup, sedangkan teh hijau tidak
lambang kesuburan, sedang sapi kurus memerlukan fermentasi sama sekali.
adalah masa sulit di bidang pertanian, Fermentasi teh hitam memerlukan
yakni paceklik. Bulir-bulir gandum waktu lama (16-20 jam) dengan suhu
sama pangan yang tersedia. Setiap rendah 250-300 C, sebaliknya pada
bulir sama dengan setahun, demikian proses pengolahan teh hijau hanya
juga sebaliknya. Dari kisah tersebut memerlukan waktu pendek (6-7
dalam tafsir Al-Misbah karangan M. menit) dengan suhu tinggi 900-1000 C.
Quraish Shihab dalam Yogie (2015:1) Menurut IHT PTPN VIII
dijelaskan bahwa pada tujuh tahun (2011:20) Produk hilir teh mempunyai
kedua akan timbul kekeringan yang beragam kemasan. Kemasan memiliki
dahsyat. Ini merupakan suatu risiko kegunaan untuk mempertahankan rasa
yang menimpa negeri Yusuf. Namun dan aroma teh, serta untuk
dengan adanya mimpi sang raja yang mengawetkan atau memperpanjang
kemudian ditakwilkan oleh Yusuf waktu pakai. Produk hilir teh dan
maka kemudian Yusuf telah kemasan yang umum dipakai, antara
melakukan pengukuran dan lain :
pengendalian atas risiko yang akan 1. Teh celup (tea bags)
terjadi pada tujuh tahun kedua 2. Teh seduh
tersebut. Pengendalian risiko 3. Teh instan (Instant tea)
dilakukan Yusuf dengan cara 4. Teh siap saji (ready to drink tea)
menyarankan kepada rakyat seluruh
negeri untuk menyimpan sebagian Risiko
hasil panennya pada panen tahun Menurut Djohanputro (2008:32-
pertama demi menghadapi paceklik 33) bahwa pada dasarnya risiko adalah
tujuh tahun berikutnya. sebagai ketidakpastian yang telah
Dengan demikian maka diketahui tingkat probabilitas
terhindarlah bahaya kelaparan yang kejadiannya. Pengertian lain risiko
mengancam negeri Nabi Yusuf. Suatu adalah ketidakpastian yang
pengelolaan risiko yang sempurna. dikuantitaskan yang dapat
Proses manajemen risiko yang menyebabkan kerugian atau
dterapkan Yusuf melalui tahapan kehilangan. Menurut Muslich
pemahaman risiko, evaluasi dan (2007:5) risiko operasional
pengukuran serta pengelolaan risiko. mempunyai ruang lingkup yang
mencakup risiko kerugian yang
disebabkan oleh proses internal,
Teh kesalahan sumberdaya manusia
Menurut Dirjen Perkebunan perusahaan, kerusakan atau kesalahan
Kementan RI (2011:13) tanaman teh sistem, kerugian yang disebabkan
(Camellia Sinensis) merupakan kejadian dari luar perusahaan, dan

14
Jurnal Agribisnis, Vol. 12, No. 1, Juni 2018, [ 11 - 26 ] ISSN : 1979-0058

kerugian karena pelanggaran hukum


atau peraturan perusahaan.
Djohanputro (2008:43) menyatakan METODE PENELITIAN
bahwa manajemen risiko korporat atau
ERM (enterprise risk management) Lokasi dan Waktu Penelitian
merupakan proses terstruktur dan Penelitian ini dilaksanakan di
sistematis dalam mengidentifikasi, IHT PTPN VIII, Cibiru, Bandung,
mengukur, memetakan, Jawa Barat. Penelitian dan
mengembangkan alternatif pengumpulan data ini dilakukan mulai
penanganan risiko, dan dalam bulan April – Juni 2015.
memonitor dan mengendalikan
implementasi penanganan risiko. Jenis dan Sumber Data
Secara menyeluruh proses manajemen Data yang digunakan dalam
risiko korporat dijelaskan pada penelitian ini berupa data primer dan
Gambar 1. sekunder, yang bersifat data kuantitatif
dan kualitatif. Data primer diperoleh
dari pelaksanaan aktivitas pemasaran,
serta informan terkait untuk
mengetahui upaya perusahaan
menghadapi kendala yang dihadapi
IHT PTPN VIII. Data sekunder
diperoleh melalui penelusuran
berbagai dokumen tertulis IHT PTPN
VIII, Kementerian Pertanian RI, serta
beberapa penelitian terdahulu yang
Pemasaran menjadi bahan rujukan bagi penelitian
Menurut Kotler dan Ketler ini. Jenis data kuantitatif yang
(2009:5) pemasaran (marketing) digunakan ialah data jumlah penjualan
adalah mengidentifikasi dan produk, harga produk, dan laporan
memenuhi kebutuhan manusia dan keuangan IHT PTPN VIII berupa
sosial. Salah satu definisi yang baik laporan biaya penjualan teh celup
dan singkat dari pemasaran adalah hijau Walini dengan kurun waktu
“memenuhi kebutuhan dengan cara Januari 2013 hingga Desember 2014.
yang menguntungkan”. Perusahaan
yang menjual barang dan jasa untuk Metode Pengumpulan Data
bisnis seiring menghadapi pembeli Pengumpulan data dalam
profesional yang terlatih dan dibekali penelitian ini menggunakan metode
informasi yang cukup, yang wawancara, pengamatan langsung
mengevaluasi penawaran yang (observasi), dan studi dokumen.
kompetitif. Menurut Kotler dan Ketler Wawancara dilakukan dengan
(2009:19) konsep pemasaran berkomunikasi dan bertanya kepada
beranggapan bahwa kunci untuk informan yang bekerja di unit
mencapai tujuan organisasi adalah pemasaran. Observasi dilakukan
menjadi lebih efektif daripada pesaing dengan cara mengamati atau melihat
dalam menciptakan, menghantarkan objek yang diidentifikasi.
dan mengomunikasikan nilai Adapun yang menjadi informan dalam
pelanggan yang lebih baik kepada penelitian ini, yaitu : Sekertaris
pasar sasaran yang dipilih. Manajer Pemasaran IHT, Kepala

15
Jurnal Agribisnis, Vol. 12, No. 1, Juni 2018, [ 11 - 26 ] ISSN : 1979-0058

Bagian Penjualan dan Distribusi, S = Standar deviasi dari sisa produk


Kepala Bagian Produksi, Kepala teh celup hijau Walini selama tahun
Bagian Promosi, Bagian Tata Buku 2013-2014
Induk. 𝑥i = Nilai per periode sisa produk
teh celup hijau Walini selama tahun
Metode Pengolahan dan Analisis 2013- 2014.
Data 𝑥 = Nilai rata-rata dari sisa produk
Data yang telah diperoleh teh celup hijau Walini selama tahun
selanjutnya dilakukan pengolahan data 2013-2014
dengan bantuan Microsoft Excel. n = 24 periode (24 bulan dari total 2
Pengolahan data terdiri dari tabulasi tahun penjualan).
data dan klasifikasi data yang
digunakan untuk analisis kualitatif dan 3. Menghitung nilai Z-Score
kuantitatif. Analisis kualitatif
dilakukan dengan pendekatan 𝑥 − 𝑥̅
𝑍=
deskriptif yang digunakan untuk 𝑆
menjawab tujuan penelitian yang Dimana :
pertama dan ketiga. Analisis Z = Nilai z-score dari sisa produk
kuantitatif dengan metode Z-Score dan teh celup hijau Walini selama tahun
metode Value at Risk untuk 2013 - 2014
mengetahui dampak risiko. Data yang S = Standar deviasi dari sisa produk
digunakan adalah data arus produk teh celup hijau Walini selama tahun
(stock opname) dan penjualan teh 2013-2014
celup hijau Walini. 𝑥 = Nilai per periode sisa produk
1. Rumus yang digunakan untuk teh celup hijau Walini selama tahun
menghitung rata-rata penurunan 2013- 2014
penjualan produk teh Walini 𝑥 = Nilai rata-rata sisa produk teh
adalah : celup hijau Walini selama tahun 2013-
2014.
∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖
𝑥̅ = 4. Mencari Probabilitas terjadinya
𝑛
Risiko Pemasaran
𝑥 = Nilai rata-rata sisa produk teh Menurut Kountur (2008:101)
celup hijau Walini Tahun 2013- setelah nilai z-score dari penjualan teh
2014 Walini diketahui, selanjutnya dapat
𝑥i = Nilai sisa produk per periode dicari probabilitas terjadinya risiko
teh celup hijau Walini selama operasional pemasaran yang diperoleh
tahun 2013- 2014 dari tabel distribusi z (normal)
n = 24 periode (24 bulan dari total sehingga dapat diketahui berapa
2 tahun penjualan) persen kemungkinan yang dicari.

2. Menghitung nilai standar deviasi 5. Mengukur Dampak Risiko


dari kejadian berisiko
𝑠
∑𝑛 (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 ̅+𝒛 ( )
𝑽𝒂𝑹 = 𝒙
𝑆 = √ 𝑖=1 √𝑛
𝑛−1
VaR = Dampak kerugian yang
ditimbulkan oleh kejadian berisiko

16
Jurnal Agribisnis, Vol. 12, No. 1, Juni 2018, [ 11 - 26 ] ISSN : 1979-0058

operasional pemasaran teh celup hijau


(Rp).
x = Nilai Rata-rata kerugian akibat
kejadian berisiko operasional
pemasaran tehcelup hijau di IHT
PTPN VIII
z = Nilai z yang diambil dari tabel
distribusi normal dengan (α= 5 %).
S= Standar deviasi dari sisa produk teh
celup hijau Walini.
n = Banyaknya kejadian berisiko
operasional pemasaran teh celup hijau
Walini. - Strategi mitigasi dilakukan untuk
menangani risiko yang memiliki
6. Status Risiko dampak yang sangat besar.
Adapun cara yang dilakukan
Status Risiko = Probabilitas x pada semua risiko yang berada
Dampak pada kuadran II dan IV dapat
bergeser ke kuadran I, dan ke
kuadran III. Bentuk penanganan
7. Pemetaan Risiko dapat dilakukan dengan
diversifikasi usaha,
penggabungan dan
memindahkan risiko.

8. Strategi Penanganan Risiko


- Strategi Preventif dilakukan
apabila probabilitas risiko besar, HASIL PENELITIAN
yaitu pada kuadran risiko I dan
II. Strategi preventif akan Identifikasi Risiko
membuat risiko-risiko berada Risiko diidentifikasi melalui
pada kuadran I bergeser ke beberapa cara : (1) data historis IHT
kuadran III dan risiko-risiko PTPN VIII dalam laporan manajemen
yang berada pada kuadran II tahun 2013 dan 2014, (2) pemaparan
bergeser ke kuadran IV. dari pihak perusahaan yang langsung
menangani di bidang tersebut dan (3)
mengamati aktivitas operasional
pemasaran secara langsung. Risiko-
risiko yang teridentifikasi dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian,

17
Jurnal Agribisnis, Vol. 12, No. 1, Juni 2018, [ 11 - 26 ] ISSN : 1979-0058

yaitu: sumberdaya manusia (SDM), Sumber Indikator Kejadian yang


sistem kerjasama, dan proses Risiko Risiko merugikan
penjualan. Intensitas
Karyawan
Indikator
Kejadian Harian Lepas
Sumber Risiko
yang (KHL) salesman
Risiko merugikan yang keluar
Faktur PO cukup tinggi
yang tertukar Kelalaian dalam
Stagnasi pada melakukan
penjualan di Kinerja promosi sosial
beberapa SDM
Pegawai media.
market Penurunan
Kurangnya penjualan pada
Proses Kegagalan informasi modern outlet
Penjualan Target penyajian teh dan traditional
pada saat outlet
pameran Kesalahan dalam
Terbatasnya memilih
kendaraan distributor
distribusi Kerjasama
yang dimiliki Risiko sistem Kerjasama merupakan
IHT potensi penyimpangan dari hasil yang
diharapkan pada kegiatan pemasaran
SDM di IHT PTPN VIII.Identifikasi risiko
Sumberdaya manusia dapat menjadi sistem kerjasama produk teh celup
sebuah risiko yang menyebabkan hijau Walini terdapat pada Tabel 3.
terjadinya kerugian bagi perusahaan Tabel 3. Daftar Risiko Sistem
Identifikasi mengenai risiko Kerjasama
IndikatorKejadian
Sumber Risiko yang
Proses Penjualan
Risiko merugikan
Risiko proses penjualan adalah risiko
Distributor
mengenai potensi penyimpangan dari
Kerjasama telat
hasil yang diharapkan pada proses
Distributor melakukan
penjualan karena adanya
pembayaran
Sistem penyimpangan atau kesalahan dalam
Penumpukan
Kerjasama kombinasi risiko (SDM dan sistem)
sisa Teh
Retur dan eksternal perusahaan. Berikut
Celup Hijau
Barang identifikasi pada risiko operasional
Walini di yang terdapat pada proses penjualan
gudang pada Tabel 4.
operasional pada sumberdaya manusia Tabel 4. Daftar Risiko Proses
unit pemaran IHT PTPN VIII dapat Penjualan
dilihat pada Tabel 2. Analisis Nilai Standar atau Z-Score
Tabel 2. Daftar Risiko Sumberdaya Hasil perhitungan probabilitas
Manusia (SDM) risiko operasional dihitung dengan

18
Jurnal Agribisnis, Vol. 12, No. 1, Juni 2018, [ 11 - 26 ] ISSN : 1979-0058

menggunakan metode z-score. Hasil tidak terjual pada setiap penjualan di


perhitungan tersebut menunjukkan atas 146.21 kg. Probabilitas terjadinya
besar kemungkinan terjadinya risiko- risiko sistem kerjasama menandakan
risiko tersebut pada operasional usaha ini bergantung pada sistem
pemasaran teh celup hijau Walini di setiap pelaksanaan di unit pemasaran
IHT PTPN VIII sebagaimana dapat teh celup hijau Walini.
dilihat pada Tabel 5. Risiko terbesar kedua adalah
Tabel 5. Tingkat Probabilitas Sumber risiko proses penjualan dengan nilai
Risiko Operasional Pemasaran probabilitas sebesar 23.4 persen.
Sumber : Data Primer, 2015 (Diolah) Risiko proses ini terjadi mulai dari
pengadaan barang pesanan yang tidak
Probabi sesuai dengan pre-order,
N Sumber Z-
litas ketidaksesuaian tersebut dikarenakan
o. Risiko Score
(%) faktur PO yang tertukar sehingga
Risiko terkadang jumlah pemesanan terjadi
Sumberday kesalahan. Selain itu risiko pada
1. -1,02 15,4
a Manusia proses terjadi pada penjualan yang
(SDM) mengalami stagnasi dibeberapa pasar
Risiko karena pergantian vendor dari PT
2. Sistem -0,60 27,4 ATRI ke PT Multi Kreasi Inti pada
Kerjasama tahun 2014, sehingga menyebabkan
Risiko belum terjadi peningkatan penjualan
3. Proses -0,72 23,6 sebagaimana yang diharapkan. Nilai
Penjualan probabilitas yang disebabkan oleh
sumberdaya manusia (SDM) adalah
Dari perhitungan z-score nilai 15,4 persen. Risiko sumberdaya
probabilitas tertinggi dari ketiga manusia sendiri terjadi karena lalainya
penyebab risiko operasional kinerja pegawai dalam melakukan
pemasaran (sumberdaya manusia, promosi yang belum banyak dilakukan
sistem, dan proses penjualan) adalah melalui media sosial, padahal banyak
pada risiko sistem kerjasama (27,4) peluang pasar yang dapat diraih
dan nilai probabilitas terendah adalah melalui penjualaan online. Selain
risiko sumberdaya manusia (15,4). berdasarkan ketiga faktor utama dalam
Adapun tingkat saldo akhir atau sisa risiko operasional, probabilitas risiko
produk teh celup hijau Walini yang juga dapat dihitung berdasarkan risiko
ditoleransi adalah sebesar 25 persen perkejadian dalam risiko SDM, sistem
atau 146.21 kg pada penjualan yang kerjasama dan proses penjualan teh
dilakukan setiap bulannya oleh IHT celup hijau Walini pada Tabel 6.
PTPN VIII. Nilai z -0,60 pada tabel z Tabel 6. Probabilitas Terjadinya
menunjukkan nilai sebesar 0,274. Risiko Berdasarkan Risiko per
Nilai 0,274 menunjukkan sistem Kejadian
kerjasama memiliki risiko dengan
tingkat probabilitas 27,4 persen,
sebagai faktor penyebab tingkat sisa
produk teh celup hijau Walini yang

19
Jurnal Agribisnis, Vol. 12, No. 1, Juni 2018, [ 11 - 26 ] ISSN : 1979-0058

No. Risiko (Kejadian yang Merugikan) Z-Score Probabilitas (%)

Risiko Sumberdaya Manusia


1 Kelalaian Penjualan 1,50 6.70
2 Kelalaian Promosi sosial media -0,35 36.30
3 Kesalahan memilih distributor -1,10 13.60
Risiko Sistem Kerjasama
1 Distributor terlambat melakukan pembayaran -0,47 31.90
hutang
2 Pengembalian produk (Retur barang) 0,07 47.20
Risiko Proses Penjualan
1 Stagnasi Produk -0,03 48.80
2 Kurangnya informasi penyajian teh 0,28 39.00
3 Terbatasnya kendaraan -0,40 34.50
Sumber : Data Primer, 2015 (Diolah)
Perhitungan dampak risiko yang
Pada Tabel 6 dapat dilihat terjadi pada pemasaran teh celup hijau
bahwa probabilitas risiko per kejadian Walini di IHT PTPN VIII dilakukan
pada stagnasi produk, pengembalian dengan menggunakan metode Value at
produk (retur barang), kurangnya Risk (VaR). Perhitungan VaR
informasi penyajian teh, kelalaian menggunakan tingkat keyakinan 95
promosi sosial media merupakan persen dan 5 persen sisanya adalah
kejadian yang memiliki probabilitas galat atau error. Data yang digunakan
terbesar. Kemungkinan sisa teh celup dalam perhitungan ini adalah laporan
hijau Walini di atas 25 persen yang penjualan terhadap daya serap produk
disebabkan stagnasi produk adalah teh celup hijau Walini di setiap
sebesar 48.80 persen, risiko ini bulannya pada tahun 2013 dan 2014.
tergolong besar karena memang Perbandingan dampak risiko
pergantian vendor distributor operasional pada pemasaran teh celup
sangatlah berpengaruh terhadap hijau Walini dapat dilihat pada Tabel
aktivitas listing pada penjualan di 7.
pasar-pasar modern, selain itu Tabel 7. Dampak Risiko Operasional
persaingan harga juga menjadi sebuah Pemasaran
tantangan dalam pasar dagang teh No. Sumber Risiko Dampak (Rp)
celup hijau yang begitu kompetitif. Risiko Sumberdaya
Sehingga stagnasi produk teh celup 1. 102,615,683
Manusia (SDM)
hijau Walini sangat terasa ketika Risiko Sistem
penyalur barang mengalami hambatan 2. 90,926,024
Kerjasama
dalam peningkatan selling in di Risiko Proses
berbagai outlet. 3. 78,436,664
Penjualan
Analisis Value at Risk (VaR)
Pada tabel 7 dijelaskan bahwa dampak
kerugian terbesar terjadi pada risiko

20
Jurnal Agribisnis, Vol. 12, No. 1, Juni 2018, [ 11 - 26 ] ISSN : 1979-0058

sumberdaya manusia dengan kerugian persen. Hal ini berarti dengan tingkat
sebesar Rp 102.615.683, kemudian keyakinan 95 persen, kerugian yang
risiko sistem kerjasama sebesar Rp diderita maksimal Rp 102,615,683,
90,926,024, dan terakhir diikuti oleh namun ada 5 persen kemungkinan
risiko proses penjualan dengan lebih besar dari Rp 102,615,683. Oleh
kerugian sebesar Rp 78.436.664. karena itu bisa dinyatakan dengan VaR
Dampak atau kerugian terbesar terjadi Rp102,615,683 at 5 persen. Dampak
pada risiko sumberdaya manusia. Hal risiko juga dapat dihitung berdasarkan
ini menunjukkan bahwa jika terjadi risiko per kejadian dalam risiko
risiko SDM, maka perusahaan akan sumberdaya manusia, sistem
mengalami kerugian terbesar jika kerjasama dan proses penjualan pada
dibandingkan dengan terjadi risiko pemasaran teh celup hijau Walini pada
lainnya. Besarnya dampak yang Tabel 8.
disebabkan oleh risiko SDM adalah Tabel 8. Dampak Terjadinya Risiko
sebesar Rp 102,615,683, dengan Berdasarkan Risiko per Kejadian
tingkat keyakinan dipakai adalah 95

No. Risiko (Kejadian yang Merugikan) Dampak (Rp)


Risiko Sumberdaya Manusia
1 Kelalaian Penjualan 69,115,676
2 Kelalaian Promosi 127,458,211
3 Kesalahan memilih distributor 203,448,914
Risiko Sistem Kerjasama
4 Distributor terlambat melakukan pembayaran hutang 113,984,158
5 Pengembalian produk (Retur Barang) 161,928,496
Risiko Proses Penjualan
6 Terbatasnya kendaraan 69,222,999
7 Stagnasi Produk 64,704,214
8 Kurangnya informasi penyajian teh 69,998,022
Sumber : Data Primer, 2015 (Diolah)
Status Risiko yaitu : menentukan status risiko dan
Proses selanjutnya yang harus pemetaan risiko. Status risiko
dilakukan adalah pemetaan risiko operasional dapat dilihat pada Tabel
yang dilakukan dengan dua cara, 9.

Tabel 9. Perhitungan Status Risiko Operasional Pemasaran Berdasarkan Per


Kejadian
Risiko (Kejaadian yang Probabilita Dampak
No. Status
Merugikan s (%) (Rp)
Risiko Sumberdaya Manusia
1 Kelalaian Penjualan 6.70 69,115,676 463,075,028
4,626,733,05
36.30 127,458,211
2 Kelalaian Promosi 0
Kesalahan memilih 2,766,905,22
13.60 203,448,914
3 distributor 7

21
Jurnal Agribisnis, Vol. 12, No. 1, Juni 2018, [ 11 - 26 ] ISSN : 1979-0058

Risiko Sistem Kerjasama -


Distributor terlambat
5,181,711,86
4 melakukan pembayaran 31.90 161,928,496
8
hutang
5,380,052,27
5 Pengembalian produk 47.20 113,984,158
6
Risiko Proses Penjualan -
Kurangnya informasi 2,699,696,96
6 39.00 69,222,999
penyajian teh 2
3,157,565,65
7 Stagnasi Produk 48.80 64,704,214
9
2,414,931,76
8 34.50 69,998,022
Terbatasnya kendaraan 5
Sumber : Data Primer, 2015 (Diolah)

Status risiko tertinggi terdapat Pemetaan Risiko


pada risiko sistem kerjasama yaitu Peta risiko merupakan gambaran
pada risiko pengembalian produk tentang posisi risiko pada suatu peta
dengan nilai sebesar Rp yang ditentukan dari rata-rata
5,380,052,276 kemudian disusul oleh probabilitas dan dampak yang terjadi
risiko distributor yang terlambat pada pemasaran teh celup hijau
melakukan pembayaran yang Walini di IHT PTPN VIII.
memiliki status terbesar Rp Berdasarkan pada Gambar 4dapat
5,181,711,868. Posisi ketiga status dilihat bahwa risiko yang dipetakan
risiko ditempati oleh kelalaian per kejadian menyebar ke dalam
promosi yang memiliki status sebesar empat kuadran seperti halnya risiko
Rp 4,626,733,050. Pengembalian berdasarkan ketiga faktor penyebab
produk, distributor telat melakukan risiko operasional. Risiko yang
pembayaran, dan kelalaian promosi berada kuadran I, II, III, IV dapat
memiliki nilai status tinggi dilihat pada Gambar 3.
disebabkan oleh nilai probabilitas dan
dampak yang besar.

Terbatasnya kendaraan
stagnasi produk kurabgnya
informasi penyajian teh

Kelalaiaan Penjualan Kesalahan memilih


distributor

Rp 90,659,457
Penanganan risiko yang paling
Strategi Penanganan Risiko tepat berdasarkan hasil pemetaan
Operasional Pemasaran sumber risiko untuk dilaksanakan,
yaitu : strategi preventif dan mitigasi.

22
Jurnal Agribisnis, Vol. 12, No. 1, Juni 2018, [ 11 - 26 ] ISSN : 1979-0058

Strategi mitigasi dilakukan untuk


Strategi Preventif menangani sumber risiko operasional
Strategi preventif untuk pemasaran yang berada di kuadran II
pemetaan pada kuadran I ntara lain : dan IV. Strategi mitigasi yang
a). meningkatkan awareness produk dilakukan untuk menangani kelalaian
terutama diwilayah Jawa Barat dan promosi bisa dilakukan dengan cara
Jabodetabek melalui kegiatan Sales Socialpreneur merupakan suatu
Promo, Sponsorship, kegiatan Below konsep kewirausahaan yang
The Line, serta promo di berbagai menggabungkan nilai-nilai sosial
media cetak, radio, dan brosur, b). untuk meningkatkan keuntungan tidak
Menambah listing produk dibeberapa hanya yang didapat perusahaan,
market sesuai anggaran yang tersedia melainkan orang banyak. Detect dan
(Giant, Lottemart, Carrefour, Hari- monitor terhadap kinerja pegawai
Hari, Rajawali Mart, Pertamina dengan proporsional dan tidak
Bright, Watson). c). Promosi sendiri berlebihan. Sumberdaya manusia pada
harus lebih digencarkan melalui unit pemasaran teh celup hijau Walini
website khusus untuk teh Walini, dilakukan dengan melakukan sistem
media sosial, seperti facebook, twitter, kontrak (outsourcing) untuk posisi
instagram dan path, penggunaan promosi. Kontrak yang dilakukan
media tersebut harus dilakukan setiap sesuai kesepakatan pihak IHT PTPN
hari dan jangan hanya sesekali saja. d) VIII dan tenaga outsourcing.
Meningkatkan kerjasama dengan Penambahan personil juga diperlukan
moda transportasi massal (Cipaganti untuk manajer pemasaran, tenaga
Travel). Sedangkan pada kuadran II promosi dan team spreading. untuk
dapat dilakukan dengan penanganan menangani distributor yang telat
membuat sistem pengorganisasian melakukan pembayaran dengan
dalam pembuatan program promosi membuat bank garansi. Bank garansi
yang bermula dari rekrutmen tenaga merupakan suatu bentuk jaminan
promosi yang memiliki keahlian berupa pembayaran uang oleh
dalam desain komunikasi visual, distributor kepada suatu bank,
pembuatan program deadline dari tiap berdasarkan kesepakatan antara pihak
program dan dibutuhkan penghargaan distributor dan IHT PTPN VIII. Dana
bagi promotor yang dapat menjual jaminan ini dapat diambil oleh IHT
produk teh celup hijau Walini PTPN VIII, jika distributor tidak
melampaui dari target yang membayar uang atas pengambilan
ditentukan. Pencatatan akuntansi barang berupa teh celup hijau Walini.
sangat penting untuk membuat grafik Strategi mitigasi yang dilakukan
penjualan pada setiap penjualan untuk kesalahan dalam memilih
konsinyasi, agar dikemudian hari tidak distributor ialah melalui selective
terjadi pengembalian barang yang hedging atau suatu transaksi atas dasar
begitu besar. Barang yang telah fakta di pasar yang pernah dilakukan
kembali bisa juga dimanfaatkan dalam sebelumnya dan pada masa akan
bentuk penjualan dengan memberikan datang akan yang memiliki variasi
potongan harga 20-25 persen dari pada volume dan eksekusi order.
harga normal. Bentuk diversifikasi usaha bisa
dilakukan dengan membuka outlet
Strategi Mitigasi secara merata dengan kepemilikan
sendiri dan tidak terikat dengan

23
Jurnal Agribisnis, Vol. 12, No. 1, Juni 2018, [ 11 - 26 ] ISSN : 1979-0058

kepemilikan orang lain. Sehingga


dengan usaha seperti itu, akan
memperkecil biaya operasional dan
kontrol terhadap produk dapat berjalan Saran
dengan baik. 1. Berdasarkan penelitian, diketahui
bahwa risiko sumberdaya
KESIMPULAN DAN SARAN manusia memiliki dampak yang
besar. Apabila risiko ini terjadi
Kesimpulan maka sangat mengganggu
1. Risiko-risiko yang teridentifikasi pencapaian perusahaan. Oleh
pada unit pemasaran IHT PTPN karena itu dibutuhkan penerapan
VIII untuk produk teh celup hijau Good Corporate Governance
Walini dapat dikelompokkan (GCG) atau tata kelola
berdasarkan penyebab risiko perusahaan yang baik
operasional yaitu risiko berlandaskan kinerja pegawai
sumberdaya manusia, sistem yang baik dalam menanggulangi
kerjasama, dan proses penjualan. risiko.
2. Berdasarkan metode nilai standar 2. Penanganan risiko harus diikuti
didapatkan nilai tertinggi dari dengan semangat perusahaan
ketiga penyebab risiko dalam pengembangan secara
operasional adalah risiko sistem terpadu dan komprehensif.
kerjasama (26.4%) dan nilai Terpadu berarti semua
probabilitas terendah adalah pembangunan harus terlaksana
risiko sumberdaya manusia seiring dan seirama secara
(15.4%). Probabilitas risiko per proporsional. Sedangkan
kejadian : stagnasi produk, komprehensif berarti tidak hanya
distributor telat melakukan memperhatikan aspek
pembayaran, kurangnya informasi keberhasilan dalam meraih laba,
penyajian teh, kelalaian promosi tetapi juga moral spiritual dan
memilliki probabilitas terbesar. mental emosional harus dimiliki
Risiko sumberdaya manusia pada setiap karyawan.
memiliki dampak atau kerugian 3. Sebaiknya dilakukan sebuah
terbesar dengan nilai Rp penelitian lanjutan untuk
102,615,683, sedangkan kerugian menghitung nilai risiko dan
terkecil dialami oleh proses keuntungan yang diharapkan dari
dengan nilai Rp 78,436,664. masing-masing risiko. Sehingga
Dampak tersebut dapat dihitung dapat dibandingkan antara
dengan menggunakan metode keuntungan dan kerugian yang
Value at Risk (VaR). diharapkan dari risiko suatu
3. Alternatif penanganan risiko kegiatan.
operasional yang terjadi di IHT
PTPN VIII berdasarkan hasil
pemetaan sumber risiko yang ada
dalam usaha pemasaran teh celup
hijau Walini dilakukan dalam dua
strategi penanganan, yaitu
preventif dan mitigasi.

24
Jurnal Agribisnis, Vol. 12, No. 1, Juni 2018, [ 11 - 26 ] ISSN : 1979-0058

(Jakarta : Kementerian
Pertanian RI, 2011)

DAFTAR PUSTAKA Djohanputro. “Manajemen Risiko


Korporat”. (Jawa Barat, Bogor
Al-Qur’an Cordoba. Yusuf AS : PPM Manajemen, 2008)
Mentakwilkan Mimpi Raja
dalam Ibnul Asir Al-Jazari. Fakultas Sains dan Teknologi.
(Bandung : Cordoba, 2015) “Pedoman Penulisan Skripsi
Jurusan Sosial Ekonomi
Annual Report.”Mengoptimalkan Pertanian/Agribisnis”.
Potensi Perusahaan”. (Jawa (Jakarta : UIN Syarif
Barat, Bandung : PT Hidayatullah Jakarta,
Perkebunan Nusantara VIII, 2006/1427H)
2013)
IHT PTPN VIII. “Profil Teh Walini”.
Andessa.“Analisis Risiko Produksi (Jawa Barat, Bandung : 2011).
Jamur Tiram Putih Pada DD.
Mushroom di Kecamatan IHT PTPN VIII. “Laporan
Ciawi Kabupaten Bogor, Manajemen (LM) IHT PTPN
Provinsi Jawa Barat. [Skripsi]. VIII Tahun 2013, 2014, 2015”.
(Jawa Barat, IPB Bogor : (Jawa Barat, Bandung : IHT
Fakultas Ekonomi dan PTPN VIII, 2011)
Manajemen, Departemen
Agribisnis, 2014) Irawan, Yogie. Manajemen Risiko
dalam Islam.
Balittri. Mengenal 4 Macam Jenis http://www.pkskelapadua.com
Tehhttp://balittri.litbang.pertan /01/manajemen-risiko-dalam-
ian.go.id/index.php/componen islam.html. 2013. 1 Juli 2015.
t/content/article/49- Pk. 11.48 WIB.
infotekno/159-mengenal-4-
macam-jenis-teh. 2012. 1 Kotler, P dan Ketler, P. “Manajemen
hlmn. 25 April 2015. Pk. 07.08 Pemasaran Edisi 13 Jilid 1”.
WIB Jakarta :Erlangga : Jakarta,
2008)
Chanrilo, Welfrin. “Analisis Risiko
Usaha Diversifikasi Anggrek Kotler dkk. “Manajemen Pemasaran
Dendrobium Pada Permata Perspektif Asia Buku 1”.
Anggrek Di Kota Bogor, (Yogyakarta : Erlangga, 2000).
Provinsi Jawa Barat”.
[Skripsi]. (Jawa Barat, IPB Kountur, R. “Mudah Memahami
Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen Risiko
Manajemen, Departemen Perusahaan”. (Jakarta : PPM
Agribisnis, 2011) Manajemen,2008)

Direktorat Jenderal Perkebunan. Muslich, Muhammad. “Manajemen


“Profil Komoditi Teh”. Risiko Operasional Teori &

25
Jurnal Agribisnis, Vol. 12, No. 1, Juni 2018, [ 11 - 26 ] ISSN : 1979-0058

Praktik”.(Jakarta :PT Bumi


Aksara, 2007).
Purwitasari, Azizah. “Manajemen
Risiko Operasional
Pemasaran Benih Ikan Patin
PT Mitra Mina Nusantara Di
Kabupaten Bogor, Jawa
Barat”. [Skripsi]. (Jawa Barat,
IPB Bogor : Fakultas Ekonomi
dan Manajemen, Departemen
Agribisnis, 2011).

* Alamat Korespondensi:

riyadi.wastra@uinjkt.ac.id

26
Jurnal Agribisnis, Vol. 12, No. 1, Juni 2018, [ 11 - 26 ] ISSN : 1979-0058

27

Anda mungkin juga menyukai