Anda di halaman 1dari 2

Nama : Juanda Rizky Saputra

NIM : 20/467378/PTK/13439
Mata Kuliah : Geofisika Terapan
Dosen : Dr. Wahyudi, M.S.
Questions:
1. Explain why gravity responses are monopoles and magnetic responses are dipoles.
2. Explain induced magnetism, remanent magnetism, and total magnetisation. How does
magnetic susceptibility affect all of these parameters?
3. Contrast the sequence of reductions applied to gravity and magnetic survey data.
Answers:
1. Metode gravitasi memanfaatkan interaksi antar massa dari suatu benda sehingga hanya
dipengaruhi oleh massa dari benda tersebut, hal ini yang menyebabkan respon dari
medan gravitasi selalu monopole (satu kutub). Sedangkan metode magnetik bekerja
berdasarkan pada pengukuran variasi kecil intensitas medan magnetik di permukaan
bumi yang dipengaruhi oleh kutub utara dan selatan bumi, sehingga respon yang
dihasilkan selalu dipole karena selalu di pengaruhi oleh kutub utara dan kutub selatan.

2. Induksi magnetik adalah medan magnet yang muncul di dalam bahan akibat pengaruh
medan magnetik yang diberikan dari luar bahan, medan magnet tersebut bisa searah
maupun berlawanan arah dengan medan magnetik luar yang diberikan. Remanent
magnetism adalah magnetisasi yang tertinggal dalam bahan feromagnetik seperti besi
setelah medan magnet luar dilepaskan. Total magnetisasi adalah total penjumlahan dari
medan magnetik luar yang diberikan dan medan magnetik yang muncul di dalam bahan.
Suseptibilitas magnetik merupakan parameter yang sangat penting dan mempengaruhi
parameter yang lain, hal ini disebabkan karena suseptibilitas magnetik menyatakan
derajat magnetisasi suatu benda akibat pengaruh medan magnet luar. Suseptibilitas
magnetik juga merupakan parameter yang menyebabkan timbulnya anomali magnetik.

3. Berikut ini adalah tahapan koreksi yang dilakukan pada data anomali gravitasi :
a. Koreksi apungan (drift correction) bertujuan untuk menghilangkan efek perubahan
sifat elastisitas pada komponen mekanik gravitimeter.
b. Koreksi lintang (latitude correction), hal ini dilakukan karena nilai percepatan
gravitasi di khatulistiwa berbeda dengan di kutub, dengan kata lain nilai percepatan
gravitasi pada setiap titik dipengaruhi oleh posisi lintang.
c. Koreksi pasang surut (tidal correction) untuk menghilangkan nilai gravitasi akibat
perbedaan posisi dari benda-benda diluar angkasa seperti matahari dan bulan.
d. Koreksi udara bebas (free air correction) dilakukan dengan menghitung besar nilai
pengaruh ketinggian titik pengukuran terhadap percepatan gravitasi yang terukur
di lapangan.
e. Koreksi bouguer (bouguer correction) dilakukan untuk mengkoreksi ketinggian
dengan meperhitungkan efek massa batuan di sekitar titik pengukuran.
f. Koreksi medan (terrain correction) dilakukan dengan tujuan menjadikan data yang
terukur dibawa ke bidang datar sehingga bacaan percepatan gravitasi yang terukur
berasal dari respon batuan bawah permukaan

Anda mungkin juga menyukai