Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMAHAMAN TENTANG NEGARA DAN KESEHATAN

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Sosiologi Kesehatan yang
diampu oleh Sekar Restuning S,Si,T,M.kes

disusun oleh:

KELOMPOK 4

Fia Azmi Kamila (P1732511803)

Rinjani Permatasari (P17325118032)

Intan Purnamasari (P17325118033)

Winda Fadila (P1725118034)

Diyanah Hanifah (P17325118035)

Tara Jahovah (P1725118037)

Insyra Putri Ramadhani (P17325118038)

Devina Putri Rahayu (P17325118040)

Putra Agung Azhari (P1732511074)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

JURUSAN KESEHATAN GIGI

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
anugrah-Nya kepada penyusun. Tak lupa kepada dosen Sosiologi Kesehatan: Sekar
Restuning S,Si,T,M.kes:

Yang telah memberikan kesempatan serta bimbingannya kepada kami serta teman
sejawat yang telah banyak memberikan bantuan dan semangat kepada kami,dan tentunya
kepada buku yang menjadi landasan kami membuat makalah ini, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul “Pemahaman tentang Negara dan Kesehatan ”.

Makalah ini dibuat agar pembaca dapat berbagi pengetahuan tentang pemahaman
tentang negara dan kesehatan . Kesehatan, mengisyaratkan bahwa setiap individu, keluarga
dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara
bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk
bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Untuk itu pemerintah perlu melakukan upaya-
upaya untuk menjamin akses yang merata bagi semua penduduk dalam memperoleh
pelayanan kesehatan. Indonesia sebagai negara berkembang masih dihadapkan pada
masalah rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

Makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami harap segala bentuk
kritik maupun saran dari pembaca dapat membantu untuk menyempurnakan makalah ini
agar dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Demikian, dan apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Bandung, Agustus 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah Penelitian......................................................................................2
C. Tujuan Penelitian........................................................................................................2
D. Manfaat / Urgensi Penelitian......................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. Pengertian Negara dan Kesehatan..............................................................................3
B. Tanggungjawab Negara dalam Pemenuhan Hak atas Kesehatan Masyarakat
berdasarakan UUD NRI 1945............................................................................................4
1. Ruang Lingkup Tanggungjawab Negara................................................................4
2. Bentuk Hukum yang Berlaku dalam Kesehatan.....................................................5
BAB III PENUTUP...............................................................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kesehatan masyarakat adalah pilar pembangunan suatu bangsa. Kesehatan


adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Begitu pentingnya, sehingga sering
dikatakan bahwa kesehatan adalah segala-galanya, tanpa kesehatan segala-galanya
tidak bermakna. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
mengisyaratkan bahwa setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak
memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab
mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu. Upaya mewujudkan hak tersebut pemerintah
harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang merata, adil dan terjangkau bagi
seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu pemerintah perlu melakukan upaya-upaya
untuk menjamin akses yang merata bagi semua penduduk dalam memperoleh
pelayanan kesehatan.
Indonesia sebagai negara berkembang masih dihadapkan pada masalah
rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak mampu menjawab kompleksitas
penyelenggaraan dan pembiayaan pelayanan kesehatan yang semakin tergantung
pada teknologi kesehatan yang semakin mahal dan rumit. Sistem pelayanan
kesehatan yang padat teknologi dan semakin mahal menuntut penanganan yang
profesional yang diselenggarakan oleh institusi yang handal dan menuntut metoda
penyelenggaraan yang mampu bekerja efektif, efisien, dan sekaligus memuaskan.
Mengenai pelayanan kesehatan, UUD NRI Tahun 1945 Perubahan
Keempat, Pasal 34 ayat (3) mengamanatkan bahwa “Negara bertanggungjawab
atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak”. Frasa kata “yang layak” dapat dimaknai bahwa negara tidak hanya
bertanggung jawab menyediakan fasilitas kesehatan sekedarnya, melainkan fasilitas
kesehatan dengan standard tertentu yang dianggap layak.Sebagai suatu istilah
hukum, pelayanan kesehatan dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN). Dalam Pasal 22 ayat (1)
ditegaskan: “Jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorang berupa pelayanan

1
kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif,
termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang diperlukan”.

Undang-Undang Nomor 40 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional


bertujuan untuk menjamin adanya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan. Di
dalamnya terdapat ketentuan mengenai jaminan kesehatan yang diselenggarakan
berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas. Akan tetapi, jaminan
kesehatan dimaksud, memiliki keterbatasan yaitu hanya melindungi para peserta,
dan para peserta adalah setiap orang yang telah membayar iuran. Karena itu, demi
keadilan, maka orang-orang yang tergolong miskin dan tidak mampu membayar
iuran, maka iurannya wajib dibayar oleh Pemerintah, sehingga mereka dapat
menjadi peserta. Sebab tanpa iuran maka tidak akan ada akses, dan tanpa akses
tidak ada hak atas kesehatan.

B. Rumusan Masalah Penelitian

1. Apa yang dimaksud negara dan Kesehatan?


2. Bagaimana tanggung jawab negara dalam pemenuhan Hak atas Kesehatan
masyarakat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penlitian ini meliputi:


1. Untuk mengetahui pengertian negara dan kesehatan
2. Untuk mengetahui bagaimana tanggungjawab negara dalam pemenuhan hak
atas Kesehatan masyarakatnya berdasarkan UUD NRI 1945

D. Manfaat / Urgensi Penelitian

1. Bagi Mahasiswa
- Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pemahaman tentang
negara dan kesehatan .
- Menjadi bahan referensi bagi mahasiswa .
2. Bagi Masyarakat
Untuk mengetahui pemahaman tentang negara dan kesehatan .

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara dan Kesehatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian negara adalah


organisasi di suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan
ditaati oleh rakyat; kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu
yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif,
mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan
nasionalnya.
Negara merupakan suatu lembaga, yaitu satu sistem yang mengatur
hubungan yang ditetapkan oleh manusia antara mereka sendiri sebagai satu alat
untuk mencapai tujuan yang paling pokok di antaranya ialah satu sistem ketertiban
yang 22 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2007, Negara adalah lanjutan dari keinginan
manusia hendak bergaul antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka
menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya.
Kesehatan menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik
secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Sehat menurut UU 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang mungkin hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Kesehatan masyarakat adalah pilar pembangunan suatu
bangsa. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Begitu pentingnya,
sehingga sering dikatakan bahwa kesehatan adalah segala-galanya, tanpa kesehatan
segala-galanya tidak bermakna. Oleh karena itu, setiap kegiatan dan upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan
berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan, dan berkelanjutan
yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya manusia Indonesia,
peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa, serta pembangunan nasional.

3
E. Tanggungjawab Negara dalam Pemenuhan Hak atas Kesehatan Masyarakat
berdasarakan UUD NRI 1945

1. Ruang Lingkup Tanggungjawab Negara

Hak Asasi Manusia secara substansial telah diatur di dalam UUD


NRI Tahun 1945. Salah satu hak asasi manusia yang diatur adalah hak atas
kesehatan. Pasal 28H, ayat (1) UUD Tahun 1945, menyatakan dengan tegas
bahwa “setiap orang berhak ... memperoleh pelayanan kesehatan”. Dengan
masuknya hak kesehatan ke dalam konstitusi, maka hak atas kesehatan
secara resmi merupakan hak hukum positif yang dilindungi oleh pemerintah
dan pemerintah wajib untuk memenuhi hak kesehatan warga negaranya
melalui usaha-usaha yang nyata dan kongrit. Hak atas kesehatan
mempunyai ruang lingkup yang lebih luas, ia tidak hanya menyangkut hak
atas individu an sich, tetapi meliputi semua faktor yang memberi
konstribusi terhadap hidup yang sehat (healthy self) terhadap individu,
seperti masalah lingkungan, nutrisi, perumahan dan lain-lain. Sementara
hak atas kesehatan dan hak atas pelayanan kedokteran yang merupakan
hakhak pasien, adalah bagian yang lebih spesifik dari hak atas kesehatan.
Untuk menjamin agar hak kesehatan dapat dipenuhi, UUD NRI
Tahun 1945, Pasal 34 ayat (3) menandaskan bahwa : “Negara bertanggung
jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan ...”.7 Pasal 28H ayat
(3) mengamanatkan bahwa : “Setiap orang berhak atas atas jaminan sosial
yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia
yang bermartabat”. Ketentuan pasal 28H ayat (3) tersebut, terkait dengan
Pasal 34 ayat (2) yang berbunyi: “Negara mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah
dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”. Konstitusi telah
mengamanatkan bahwa penyediakan fasilitas kesehatan merupakan
tanggung jawab negara, dan negara juga bertanggung jawab untuk
menjamin masyarakat dapat menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut.
Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menjadi suatu bukti yang
kuat bahwa pemerintah dan pemangku kepentingan terkait memiliki

4
komitmen yang besar untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh
rakyatnya. Melalui SJSN sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial
pada hakekatnya bertujuan untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat
memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Jenis program jaminan
sosial, meliputi :
a) jaminan kesehatan;
b). jaminan kecelakaan kerja;
c). jaminan hari tua;
d). jaminan pensiun; dan
e). jaminan kematian.
Dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan perlu diperhatikan tiga
unsur penting yaitu: (a) bagaimana dana dikumpulkan; (b) bagaimana
resiko ditanggung secara bersama; dan (c) bagaimana dana yang dikumpul
digunakan seefisien dan seefektif mungkin

2. Bentuk Hukum yang Berlaku dalam Kesehatan

Hukum kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang


berhubungan langsung dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan
penerapannya. Hal ini berarti hukum kesehatan adalah aturan tertulis
mengenai hubungan antara pihak pemberi pelayanan kesehatan dengan
masyarakat atau anggota masyarakat. Dengan sendirinya hukum kesehatan
itu mengatur hak dan kewajiban masing-masing penyelenggara pelayanan
dan penerima pelayanan atau masyarakat.
Hukum kesehatan mencakup komponen-komponen atau kelompok-
kelompok profesi kesehatan yang saling berhubungan dengan yang lainnya,
yakni : Hukum Kedokteran, Hukum Kedokteran Gigi, Hukum
Keperawatan, Hukum Farmasi, Hukum Rumah Sakit, Hukum Kesehatan
Masyarakat, Hukum Kesehatan Lingkungan, dan sebagainya.
Hukum kesehatan terkait dengan peraturan perundang-undangan
dibuat untuk melindungi kesehatan masyarakat di Indonesia. Peraturan
perundangundangan terkait dengan kesehatan adalah :
1. Undang-Undang Dasar 1945.

5
2. Undang-Undang tentang Kesehatan, yang pernah berlaku di
Indonesia : ( UU Pokok Kesehatan No. 9 Tahun 1960 ; UU Kesehatan No.
23 Tahun 1992, direvisi menjadi UU NO. 36 Tahun 2009.
3. Peraturan Pemerintah.
4. Keputusan Presiden.
5. Keputusan Menteri Kesehatan. 24 Ibid., 20
6. Keputusan Dirjen/Sekjen.
7. Keputusan Direktur/Kepala Pusat.
Kemudian dengan berkembangnya otonomi daerah, masing-masing
daerah baik provinsi maupun kabupaten juga semakin marak untuk
mengeluarkan peraturan-peraturan yang terkait dengan kesehatan,
misalnya :
1. Peraturan Daerah ( Perda )
2. Keputusan Gubernur, Wali Kota atau Bupati
3. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Seperti telah disebutkan bahwa hukum kesehatan adalah semua
ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan atau
pelayanan kesehatan dan penerapannya. Oleh sebab itu, hukum kesehatan
mengatur dua kepentingan yang berbeda, yakni :
a. Penerima pelayanan, yang harus diatur hak dan kewajiban, baik
perorangan, kelompok atau masyarakat.
b. Penyelenggara pelayanan : organisasi dan sarana-prasarana
pelayanan, yang juga harus diatur hak dan kewajibannya.

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan merupakan salah


satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan amanah
konstitusi dan cita-cita bangsa Indonesia. Oleh karenanya, untuk setiap
kegiatan dan atau upaya yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya harus dilaksanakan
berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan dan
berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya
manusia Indonesia, peningkatan ketahanan daya saing bangsa serta
pembangunan nasional Indonesia. Hukum kesehatan berperan untuk
mengusahakan adanya keseimbangan tatanan di dalam upaya pelaksanaan

6
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat serta
memberikan jaminan kepastian hukum sesuai dengan hukum kesehatan
yang berlaku.
Tenaga kesehatan juga merupakan salah satu faktor yang memiliki
peran penting dalam pelaksanaan penyelenggaraan kesehatan. Tanpa
adanya tenaga kesehatan, mustahil penyelenggaraan kesehatan akan
terlaksana. Dalam UU Kesehatan No.36 Tahun 2009 dimaksud sebagai
tenaga kesehatan adalah : “setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan”
Keseluruhan terkait dengan tanaga kesehatan baik dari proses
rekruitmen hingga penempatan dan pelaksanaan pekekrjaannya hingga
pertanggungjawaban atas pekerjaannya secara keseluruhan diatur oleh
pemerintah. UU Kesehatan No.36 Tahun 2009 mengatur tentang hal
tersebut, yaitu :
a. Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan,
pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
b. Ketentuan mengenai perencanaan, pengadaan, pendayagunaan,
pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah..

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Negara memiliki kekuasaan untuk mengatur hubungan manusia terhadap


hak kewajiban dalam kesehatan. Negara sebagai perlindungan, penertiban,
kesejahteraan dan kemakmuran, pertahanan dalam menegakkan kesehatan yang
lebih baik lagi di dalam negara. Sifat negara adalah nemaksa, monopoli, dan
mengatur yang berlaku untuk semua. Peraturan atau penegakan harus dilakukan
demi kelangsungan hidup dan kesejahteraan umum yang dipengaruhi oleh
kepentingan politik,ekonomi dan sosial.
Konsepsi tanggungjawab negara dalam pemenuhan hak atas kesehatan
merupakan hak hukum positif karena itu pemerintah wajib sebagai personifikasi
negara untuk memenuhi hak kesehatan warga negara. Pengabaian hak atas
kesehatan masyarakat berupa pengingkaran terhadap perlindungan dan penyediaan
pelayanan kesehatan masyarakat yang layak merupakan pelanggaran terhadap
konstitusi.
Kesehatan adalah hak fundamental setiap manusia, karena itu setiap
individu, keluarga, dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap
kesehatannya. Pemerintah bertanggung jawab mengatur dan melindungi hak atas
kesehatan masyarakat secara optimal. Tanggung jawab pemerintah dalam
pemenuhan hak atas kesehatan diwujudkan dalam bentuk penyediaan sarana dan
fasilitas kesehatan yang layak, serta mudah diakses oleh masyarakat.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/145729-ID-tanggung-jawab-negara-
dalam-pemenuhan-ha.pdf

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/sosiologi_bab1-3.pdf

Anda mungkin juga menyukai