Anda di halaman 1dari 11

PRE PLANNING

PROGRAM TERAPI BERMAIN : MEWARNAI PADA ANAK USIA PRA-SEKOLAH


DENGAN MASALAH STRES HOSPITALISASI DI RUANG RAWAT INAP ANAK
RSU. Mayjen H.A Thalib

Topik : Mewarnai
Terapis : 1 orang mahasiswa
Sasaran : Klien anak usia 4 tahun sesuai criteria

A. Latar Belakang
Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih sayang, makanan, perawatan,
dan lain-lainnya, karena dapat memberi kesenangan dan pengalaman hidup yang nyata.
Bermain juga merupakan unsur penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental,
sosial, kreativitas serta intelektual. Oleh karena itu bermain merupakan stimulasi untuk
tumbuh kembang anak (Hidayat, 2008).
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk membantu anak
mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu
yang tidak menyenangkan baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah kegiatan serius,
yang merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa kanak-
kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain (Elizabeth B
Hurlock, 2000). Dalam bermain di rumah sakit mempunyai fungsi penting yaitu
menghilangkan kecemasan, dimana lingkungan rumah sakit membangkitkan ketakutan yang
tidak dapat dihindarkan (Sacharin, 2003).
Hospitalisasi biasanya memberikan pengalaman yang menakutkan bagi anak. Semakin
muda usia anak, semakin kurang kemampuannya beradaptasi, sehingga timbul hal yang
menakutkan. Semakin muda usia anak dan semakin lama anak mengalami hospitalisasi maka
dampak psikologis yang terjadi salah satunya adalah peningkatan kecemasan yanng
berhubungan erat dengan perpisahan dengan saudara atau teman-temannya dan akibat
pemindahan dari lingkungan yang sudah akrab dan sesuai dengannya (Whaley and Wong,
2001).
Anak-anak dapat merasakan tekanan (stress) pada saat sebelum hospitalisasi, selama
hospitalisasi, bahkan setelah hospitalisasi, karena tidak dapat melakukan kebiasaannya
bermain bersama teman-temannnya, lingkungan dan orang-orang yang asing baginya serta
perawatan dengan berbagai prosedur yang harus dijalaninya terutama bagi anak yang baru
pertama kali di rawat menjadi sumber utama stress dan kecemasan / ketakutan. Hospitalisasi
merupakan masalah yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan bagi anak. Dengan
demikian berarti menambah permasalahan baru yang bila tidak ditanggulangi akan
menghambat pelaksanaan terapi di rumah sakit. Aktivitas bermain merupakan salah satu
stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal (Carson, dkk, 2002).
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah
sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi
yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit.
Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya
pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.
Tujuanbermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat
beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga
terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 45 menit, diharapkan kreativitas
anak-anak berkembang baik anak merasa tenang dan senang selama berada di instalasi
keperawatan Anak dapat bersosialisasi dengan teman sebaya sesuai tumbuh kembang
anak dan dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang
dirasakan oleh anak-anak akibat hospitalisas
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain diharapkan anak prasekolah mampu :
a. Bisa merasa tenang dan senang selama berada di instalasi keperawatan inap anak
b. Anak tidak cemas dan takut akibat hospitalisasi
c. Anak menjadi lebih percaya dan tidak takut dengan perawat
d. Untuk menambah penegetahuan mengenali warna
e. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak
f. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak
g. Mengembangkan kemampuan motorik dengan mewarnai tepat pada area yang di
sediakan.

C. Sasaran
Anak-anak yang berada di instalasi rawat inap anak RSU. Mayjen H.A Thalib usia pra sekolah.
Peserta yang mengikuti terapi bermain ini adalah anak usia pra sekolah dengan umur 4 tahun yang
sedang menjalani perawatan di bangsal anak dengan kesadaran compos mentis, dan keadaan umum
baik.

D. Landasa Teori
1. Jenis Terapi Bermain
a. Deskripsi Bermain
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah satu alat paling
penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi menimbulkan krisis dalam
kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering disertai stress berlebihan, maka anak-
anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai
alat koping dalam menghadapi stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga
terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan sesuatu
yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan membantu anak
untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh
karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk
mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada
anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar

b. Tujuan Permainan
1. Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang mormal pada saat sakit. Pada saat sakit
anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta ide-idenya. Permainan adalah
media yang sangat efektif untuk mengekspresikan berbagai perasaan yang tidak
menyenangkan.
3. Mengembangkan kreativitas dan permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi
dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat di rs
5. Mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak akibat
hospitalisasi

c. Jenis Permainan
Mewarnai, menempel gambar, bermain ular tangga, dan melipat kertas origami.
Berdasarkan kategori bermain jenis permainan menempel dan menyusun merupakan
bermain aktif. Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan anak,
apakah dalam bentuk kesenangan bermain alat misalnya mewarnai gambar, melipat
kertas origami, puzzle dan menempel gambar. Bermain aktif juga dapat dilakukan
dengan bermain peran misalnya bermain dokter-dokteran dan bermain dengan menebak
kata (Hurlock, 1998). Pada permainan ini anak akan di ajak bermain untuk menempel
gambar yang akhirnya akan seperti frame pemandangan atau benda.
Sedangkan menurut klasifikasi bermain merupakan permainan keterampilan(skill play).
Permainan ini akan menimbulkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan
halus. Misalnya, anak akan terampil akan memegang benda-benda kecil, memindahkan
benda dari satu tempat ke tempat lain dan anak akan terampil dalam menyocokan
gambar sesuai dengan imajinasinya. Jadi keterampilan tersebut diperoleh melalui
pengulangan kegiatan permainan yang dilakukan. Pada permainan ini anak diajarkan
mewarnai gambar.
E. Panitia Pelaksana
1. Leader : Nadiah Ulfa Rahayun
2. Coleader : Nayla Alya
3. Observer : Khairunnisa
4. Fasilitator : Farsalena Salsabila

Tugas leader

a. Menjelaskan prosedur / cara kegiatan


b. Mengatasi masalah yang mungkin timbul selama kegiatan
c. Memberikan reinforcement positif pada klien
d. Menyimpulkan kegiatan
e. Menyampaikan tujuan dan waktu permainan

Tugas Co. Leader : Membantu dan mengingatkan Co. Leader dalam jalannya permainan

Tugas Observer :

- Mengobservasi jalannya acara secara keseluruhan


- Mencatat prilaku verbal dan non verbal tiap anak selama kegiatan berlangsung

Tugas fasilitator :

- Memfasilitasi klien yang kurang aktif


- Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara

F. Waktu dan Tempat :


1. Hari/Tanggal : Kamis, 8 Oktober 2020
2. Tempat kegiatan : Ruang Rawat Inap anak RSU. Mayjen H.A Thalib
3. Waktu kegiatan : 11.00 WIB s.d selesai
G. Mekanisme Kegiatan
N Kegiatan Terapis Kegiatan Peserta Waktu
O
1. Pembukaan :
10 menit
1. Leader mengucapkan salam 1. Mendengarkan leader
terapeutik
2. Mendengarkan leader
2. Leader memperkenalkan
anggota terapis 3. Memperkenalkan diri
3. Leader berkenalan dengan
klien dan keluarga
4. Mendengarkan leader
4. Leader melakukan kontrak
dengan klien dan keluarga
5. Menjelaskan tujuan, 5. Mendengarkan leader
Waktu: 45 menit dan
tempat kegiatan
6. Leader menjelaskan aturan main 6. Mendengarkan leader
dan mengikuti aturan yang telah
ditetap
2. Pelaksanaan :
1. Memperhatikan 25 menit
1. Menjelaskan tata cara
pelaksanaan terapi bermain
mewarnai kepada anak
2. Bertanya
2. Memberikan kesempatan kepada
anak untuk bertanya jika belum
jelas
3. Membagikan kertas bergambar 3. Antusias saat menerima peralatan
dan pensil warna
4. Fasilitator melibatakan orang tua 4. Memulai untuk mewarnai gambar
dalam terapi bermain anak dan
memberikan motivasi kepada
anak
5. Memulai mewarnai
5. Coleder menginstruksikan
memulai mewarnai
6. Menanyakan kepada anak apakah 6. Menjawab pertanyaan
telah selesai mewarnai gambar
7. Memberitahu ibu bahwa waktu 7. Mendengarkan
yang diberikan telah selesai
8. Memberikan pujian terhadap anak
yang mampu mewarnai gambar 8. Memperhatikan
sampai selesai

3. Penutup 10 menit
1. Mendengarkan leader
1. Leader menyebutkan
kesimpulan dan tindak lanjut
bagi keluarga dan anak
2. Mendengarkan leader
2. Leader menutup acara
3. Leader mengucapkan salam 3. Menjawab salam leader
terapeutik
H. Media (Alat dan Bahan)
1. Pensil warna
2. Buku mewaranai
3. Meja tulis

I. Setting Tempat

Keterangan :

= Observer = Meja belajar

= Pasien = Leader

= Orang tau = Moderator

= Pembimbing = Fasilitator
J. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur :
a. Mahasiswa dan klien berada pada posisi yang sudah drencanakan
b. Peralatan atau media yang digunakan dalam terapi tersedia sesuai rencana
c. Anggota terapis hadir yaitu sebanyak 1 orang
d. Peran dan tugas berjalan sesuai rencana
e. audiens menghadiri penyuluhan

2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaa
c. Klien mengikuti kegiatan mewarnai sampai selesai
d. Klien berperan aktif selama kegiatan berjalan
e. Klien dapat mewarnai gambar yang telah disediakan sesuai dengan warna pada
contoh buku mewarnai yang dikatakan oleh leader

3. Evaluasi Hasil
a. Klien yang dipilih, mau mengikuti terapi aktivitas bermain yang dilakukan.
b. Anak mewarnai gambar sampai selesai

K. Penutup
Diharapkan melalui terapi stimulasi kreativitas ini dapat meningkatkan kemampuan
kognitif anak dalam menyebutkan warna-warna, meningkatkan kemampuan motorik
halus dan kasar dengan tidak boleh melebihi gambar yang telah disediakan dan
mengurangi stres hospitalisasi yang dialami anak ketika di rawat di ruang rawat inap
rumah sakit. Sehingga anak tidak merasa takut atau cemas lagi bila melihat perawat dan
memudahkan perawat dalam melakukan tindakan perawatan dan terapi pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 1998. Perkembangan Anak jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Soetjiningsih. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Suryanti,Sodikun, Mustiah. 2011 Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Dan rigami
Terhadap Tingkat Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah
Di Rsud Dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga.
Wong, Donna L. 2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EG

Anda mungkin juga menyukai