TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Terdapat pada usia peri menopause kira-kira 60%, dalam masa reproduksi
30% dan 10% terpadat pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak
(benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak jelas / pasti ganas (borderline
malignancy atau carcinoma of low – maligna potensial) dan jelas ganas (true
padat. Kanker ovarium disebut sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di
bagian dalam sehingga tidak mudah terdeteksi 70-80% kanker ovarium baru
(Wiknjosastro, 1999).
Organ reproduksi wanita terdiri atas organ eksterna dan organ interna.
Organ interna berfungsi dalam kopulasi, sedangkan organ interna berfungsi dalam
6
ovarium merupakan salah satu organ reproduksi wanita, serta sebagai
1. Organ eksterna
2. Organ Internal
a. Vagina
ke atas dan ke belakang dari vulva hingga uterus. Dinding anterior vagina
Vagina mempunyai banyak fungsi yaitu sebagai saluran keluar dari uterus,
dilalui sekresi uterus, dan kotoran menstruasi, sebagai organ kopulasi dan
berlapis : pada lapisan ini tidak terdapat kelenjar tetapi cairan akan
berwarna putih.
Fornik berasal dari kata latin yang artinya selokan. Pada tempat
yang mengelilingi servik. Fernik ini terbagi menjadi empat bagian: fornik
b. Uterus
peritoneum atau serosa. Bentuk uterus menyerupai buah pir yang gepeng.
7
Uterus wanita yang tidak hamil terletak pada rongga panggul antara
1) Fundus uteri
2) Korpus uteri
pada korpus uteri disebut kavum uteri. Dinding korpus uteri terdiri dari
3) Servik uteri
8
Secara histologik uterus terdiri atas:
mukosa yang melapisi rongga uterus pada wanita yang tidak hamil.
pembuluh darah.
b) Miometrium
uterus dan terdiri dari kumpulan otot polos yang disatukan jaringan
servik.
9
c) Lapisan serosa, yakni peritoneum visceral
uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal dan berjalan
sinistra at dextra).
10
v) Ligamentum Infudibula Pelvicum
uteria.
11
c. Tuba Falopi
uterine hingga suatu tempat di dekat ovarium dan merupakan jalan ovum
mencapai rongga uterus. Panjang tuba falopi antara 8-14 cm, tuba tertutup
dinding uterus), Pars Ismika (merupakan bagian medial tuba yang sempit
d. Ovarium
dan kanan uterus, di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang
12
sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14)
jaringan bulbus dan tubulus yang menghasilkan telur (ovum) dan ovarium
ini hanya terdapat pada wanita, letaknya di dalam pelvis di kiri kanan
Bentuk ovarium bulat telur beratnya 5-6 kg, bagian dalam ovarium
mengandung kapiler darah dan serabut kapiler saraf, bagian luar bernama
13
Kelenjar ovarika terdapat pada ovarium di samping kiri dan kanan
di dalam rongga folikel dan sel yang berwarna kuning yang berasal dari
dinding folikel masuk dalam gumpalan itu dan membentuk korpus luteum
tumbuh terus sampai beberapa bulan menjadi besar. Bila ovum tidak di
buahi maka korpus luteum bertahan hanya sampai 12-14 hari tepat
perdarahan.
dikendallikan oleh FSH (Folikel Stimulating Hormon) terjadi pada hari ke-
progesterone.
C. Etiologi
timbul kanker, biasanya tanpa gejala pada awalnya sehingga sulit ditemukan,
membuat diagnosis tertunda. Ketika lesi berkembang dan timbul gejala, sering
14
kali sudah bukan stadium dini. Maka terdapat 60-70% pasien kanker ovarium saat
hingga kini belum jelas, tapi faktor lingkungan dan hormonal berperan penting
dalam patogenesisnya. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi
sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi.
kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel
ovarium.
D. Patofisiologi
ovarium. Dapat ditemukan pada semua golongan umur, tetapi lebih sering pada
usia 50 tahun ke atas, pada masa reproduksi kira-kira separuh dari itu dan pada
usia lebih muda jarang ditemukan. Faktor predisposisi ialah tumor ovarium jinak.
dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang
15
Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan tanda dan gejala, terutama
tumor ovarium kecil. Sebagian tanda dan gejala akibat dari pertumbuhan, aktivitas
1. Akibat Pertumbuhan
tumor atau posisinya dalam perut. Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat
Pada umumnya tumor ovarium tidak menganggu pola haid kecuali jika
3. Akibat Komplikasi
Infeksi pada tumor dapat terjadi bila di dekat tumor ada tumor kuman
16
d. Robekan dinding kista
Robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka
e. Perubahan keganasan
beraneka ragam, kira-kira 60% terdapat pada usia peri menopause 30%
alat-alat yang jauh terutama paru-paru, hati dan otak, obstruksi usus dan
E. Manifestasi Klinis
Kanker ovarium tidak menimbulkan gejala pada waktu yang lama. Gejala
1. Stadium Awal
a. Gangguan haid
17
c. Sering berkemih (tumor menekan vesika urinaria)
rambut)
2. Stadium Lanjut
a. Asites
c. Perut membuncit
g. Sesak nafas
h. Dyspepsia
18
F. Pathways
Proses peradangan
Kerusakan jaringan
Hyperplasia / metaplasia
Lheukore Senggama
Metastase kelenjar limfe
Sekresi berlebihan
berbau
Jaringan serviks rapuh Dispareunia Pembesaran kelenjar limfe
Nyeri
Perdarahan pasca
caitus
Gangguan eliminasi urin. Rambut rontok, kulit kering. Merusak sumsum tulang
Mual, muntah, mulut kering Kulit menghitam
Retensio/Inkontinensia urin
Gangguan aktivitas
Resiko nutrisi kurang Intrake cairan berlebih HDR
dari kebutuhan tubuh
19
Tahap-tahap kanker ovarium (Price, 2002) :
perluas pelvis
peritoneal positif
metastasis jauh.
G. Komplikasi
1. Asites
rongga panggul.
2. Efusi Pleura
20
Komplikasi lain yang dapat disebabkan pengobatan adalah :
2. Mual, muntah dan supresi sumsum tulang akibat kemoterapi. Dapat juga
H. Konsep Kemoterapi
Kemoresisten.
replikasi.
21
b. Obat golongan Antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa inti
a. Kemoterapi Induksi
jumlah sel kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran besar
(Bulky Mass Tumor) atau pada keganasan darah seperti leukemia atau
b. Kemoterapi Adjuvan
c. Kemoterapi Primer
22
d. Kemoterapi Neo-Adjuvan
Ara.C.
d. Oral
Gleevec®.
23
e. Subkutan dan intramuskular
Bleomycin.
f. Topikal
g. Intra arterial
Intracavity
h. Intraperitoneal/Intrapleural
contohnya Bleocin.
a. Pengobatan
24
5. Persiapan dan syarat kemoterapi
a. Persiapan
b. Syarat
informed concent.
4) Diagnosis patologik
25
a. Efek amping segera terjadi (Immediate Side Effects) yang timbul dalam
b. Efek samping yang awal terjadi (Early Side Effects) yang timbul dalam
dan stomatitis.
perifer, neuropati.
d. Effek samping yang terjadi kemudian (Late Side Effects) yang timbul
setiap pemberian, maupun dosis kumulatif, selain itu efek samping yang
timbul pada setiap penderita berbeda walaupun dengan dosis dan obat yang
faringitis, esophagitis dan mukositis, mual dan muntah biasanya timbul selang
24 jam.
sel darah putih (leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah
26
merah (anemia), supresi sumsum tulang belakang akibat pemberian sitistatika
dapat terjadi segera atau kemudian, pada supresi sumsum tulang yang terjadi
segera, penurunan kadar leukosit mencapai nilai terendah pada hari ke-8
sampai hari ke-14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2 hari untuk menaikan
kemudian penurunan kadar leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada
minggu kedua dan pada sekitar minggu ke empat dan kelima. Kadar leukosit
kemudian naik lagi dan akan mencapai nilai mendekati normal pada minggu
pada kebotakan. efek samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting
baru.
dimetabolisir dalam hati, efek samping pada kulit, saraf, uterus dan saluran
27
I. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
2. Biopsi
4. Kemoterapi
Merupakan salah satu terapi yang sudah diakui untuk penanganan tumor
5. Penanganan lanjut
28
J. Pengkajian Fokus
dikumpulkan dari berbagai sumber dan merupakan dasar untuk tindakan dan
meliputi :
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola defekasi missal, darah pada feses, nyeri
pada defekasi.
29
Tanda : Perubahan pada bising usus, disensi abdomen.
5. Makanan / cairan
Anoreksia, mual/muntah.
6. Neurosensori
7. Nyeri / kenyamanan
8. Pernafasan
9. Keamanan
10. Seksualitas
30
Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini,
herpes genital.
dukungan/bantuan)
(Doenges, 2001)
Intervensi :
aktivitas hiburan
31
e. Evaluasi sadarai terapi tertentu, misal : pembedahan, radiasi,
kemoterapi
keletihan
masukan adekuat
Intervensi :
c. Dorong klien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient dengan
32
3. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan sekunder
waktunya
Intervensi :
c. Pantau suhu
batas normal
h. Berikan antibiotik
(Carpenito, 2000)
33