03 - Melakukan Reviu Artikel Riset - Artikel Wallace 2009 - 1-7
03 - Melakukan Reviu Artikel Riset - Artikel Wallace 2009 - 1-7
I Putu Sudana1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
PENGANTAR
Research article adalah tulisan ilmiah yang disajikan dalam publikasi-publikasi ilmiah,
terutama jurnal ilmiah. Berbeda dengan artikel-artikel ilmiah yang lain [seperti viewpoint,
technical paper, conceptual paper, case study, literature review atau general review],
artikel riset menampilkan aspek metodologi riset sebagai salah satu bagian terpentingnya.
Dalam publikasi-publikasi ilmiah, artikel riset umumnya paling banyak ditemukan dan
paling banyak digunakan sebagai referensi oleh para periset. Olehnya, kemampuan
melakukan reviu atas artikel riset merupakan salah satu pengetahuan yang mutlak harus
dimiliki oleh seorang periset.
Aktivitas riset pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menggali dan menemukan
[bukan membuat] pengetahuan-pengetahuan baru. Disebut baru, apabila pengetahuan
tersebut belum ditemukan sebelumnya atau [kalau dipersempit] setidak-tidaknya belum
terpublikasi sebelumnya. Oleh sebab itu, menemukan research gap menjadi aspek
terpenting dalam membuat sebuah usulan riset. Celah riset diperoleh [diketahui] melalui
telaah atas temuan-temuan riset sebelumnya. Periset dituntut untuk mau mengabdikan
banyak waktunya pada pekerjaan menelaah [mereviu] artikel riset. Tanpa melakukan reviu
atas artikel-artikel riset sebelumnya, tidak ada jalan lain bagi periset untuk menemukan
research gap. Disinilah letak pentingnya kemampuan dalam melakukan reviu artikel riset.
Kemampuan tersebut dapat digunakan oleh periset sebagai sebuah senjata strategis ketika
menyusun usulan riset.
Eriksson dan Kovalainen (2008:47) menjelaskan dua pendekatan [lebih tepatnya dua tahap]
reviu artikel riset.
1) A descriptive summary of prior research, can be very useful as a starting point but
does not enhance in focusing and framing your research.
2) An evaluative and critical analysis of prior research [which is built around your
research idea, research question, and aims], can produce new knowledge which
serves as the basis for focusing and positioning the study.
Melakukan reviu artikel riset adalah upaya yang ditujukan untuk memeroleh pemahaman
holistik atas sebuah artikel riset. Mengenali unsur-unsur dari sebuah artikel riset mutlak
diperlukan dalam upaya memeroleh pemahaman holistik tersebut. Dalam melakukan reviu
artikel, fokus ditujukan kepada unsur-unsur yang menjadi konten artikel riset, meliputi:
1) Area of interest
2) Phenomena
1
Tulisan ringkas ini disiapkan sebagai materi kuliah “Metode Penelitian Kualitatif dalam Akuntansi [MAK 205]” pada Prodi
Magister Akuntansi FEB Universitas Udayana, TA 2020/2021.
1
3) Theoretical foundation
4) Methodology
5) Data and method
6) Findings
7) Conclusions
8) Recommendations
9) Further researches.
Theoretical
Area of foundation
•Research gap
Phenomena interest •Research question
[statement]
Data
Methodology and
Findings
method
Conclusions
Recomm Further
en- researche
dations s
Tiap-tiap unsur tersebut [secara ringkas] didiskusikan pada bagian berikut ini. Untuk
memberikan panduan yang mudah dan realistis, pembahasan ditandemkan dengan
pemanfaatan contoh-contoh yang diambil dari telaah atas sebuah artike riset. Oleh sebab
itu, ketika mempelajari panduan ini mahasiswa harus mempelajari artikel yang dijadikan
contoh kajian.
Artikel yang digunakan sebagai materi reviu:
Peggy Wallace (2009). Career stories of women professional accountants. Qualitative
Research in Organizations and Management: An International Journal. 4 (1). 62-84.
DOI 10.1108/17465640910951453
2. PHENOMENA
Sebuah riset diawali oleh adanya fenomena yang teramati oleh periset. Fenomena
adalah kejadian, peristiwa, atau segala sesuatu yang menarik minat periset untuk
mengetahui atau mendalaminya. Fenomena yang mengawali sebuah riset dapat berupa
fenomena empiris ataupun fenomena teoritis.
Selain fundamental theories, periset wajib melakukan telaah komprehensif atas riset-
riset terdahulu. Ketika dimanfaatkan untuk mengidentifikasi research gap, periset
[terlebih dahulu] harus memetakan riset-riset sebelumnya yang memiliki tema terkait
dengan topik riset yang akan dikerjakan.
Contoh dalam artikel [RESEARCH GAP]:
There is an absence of adequate discussion of agency, in particular the role of the
individual (Nord and Fox, 1996). Experience is made sense of, constructed and told in
many different ways (Alvesson and Billing, 1997), yet the literature is often silent on
the individual’s unique experiences and the sense she makes of them. I turned to the
feminist existentialist philosophy of de Beauvoir (1976, 1989) in an effort to gain a more
in-depth understanding of the careers of women CAs. [Halaman 66]
Research gap yang ditemukan sebagai hasil dari pemetaan riset-riset terdahulu [melalui
reviu artikel] merupakan dasar yang kokoh bagi research question (RQ). Ada kalanya
RQ sulit dibuat. Dalam kondisi demikian, periset dapat mengganti RQ dengan research
statement atau pernyataan tujuan riset.
Contoh dalam artikel [RESEARCH STATEMENT]:
I sought women CAs, who were willing to tell their personal stories, and analyzed and
critiqued the stories using a feminist existentialist perspective. This paper discusses
the development of a framework underpinned by de Beauvoir’s feminist existentialist
philosophy. [Halaman 63].
My objective was to seek out answers to questions concerned with social experience,
specifically the career choices of women CAs and how the women constructed and
gave meaning to their respective careers (Denzin and Lincoln, 2005). [Halaman 68].
RQ atau research statement memiliki peran yang sangat sentral dalam sebuah riset
[memandu penentuan metodologi riset, data dan metodenya, menginterpretasi hasil
riset dan membuat konklusi], sehingga harus dibuat dengan secermat mungkin.
4. METHODOLOGY
Unsur metodologi dalam artikel riset digunakan oleh periset untuk menyajikan
argumentasinya terkait dengan: (a) bagaimana seharusnya fenomena riset dikaji, (b)
bagaimana RQ atau research statement akan dapat dijawab dengan baik, dan (c)
mengapa alat analisis yang digunakan merupakan alat yang tepat untuk menjawab
pertanyaan riset.
I began each interview with a grand tour question (McCracken, 1988) designed to
provide the participants with the opportunity to tell their own story about their career and
career choices “on their own terms” (McCracken, 1988, p. 34). I developed several
secondary questions based on my personal and professional experience. [Halaman 69].
Contoh dalam artikel [metode analisis data]:
The empirical materials for this study were collected through interviews with women
CAs and the resulting stories analyzed and critiqued using narrative inquiry (Chase,
2005). [Halaman 68].
I next attempted to read each interview transcript in its entirety while searching for
manifestations of de Beauvoir’s philosophy. This proved to be extremely
cumbersome as I tried to move from de Beauvoir’s philosophy in The Second Sex
(1989) and
The Ethics of Ambiguity (1976) to an analysis and critique of the stories of career.
[Halaman 69].
6. FINDINGS
Pada bagian ini, periset menampilkan temuan-temuan penelitian yang merupakan hasil
dari penerapan metode analisis data. Berdasarkan pondasi teori yang digunakan, periset
harus menampilkan pemaknaan, interpretasi, atau justifikasi atas hasil tersebut.
7. CONCLUSIONS
Pada bagian ini, periset menampilkan simpulan-simpulan hasil risetnya. Simpulan riset
merupakan abstraksi yang paling ringkas dalam mendeskripsikan temuan-temuan riset.
Simpulan riset harus mampu mencerminkan relasi yang kuat dan tegas antara
pertanyaan [pernyataan] riset, data empiris, dan teori yang digunakan sebagai pondasi
riset.
Contoh dalam artikel:
The narratives concerned with career decisions to leave public accounting firms (and
other work organizations) advance our knowledge of the careers of women CAs in
several ways. First, the narratives extend our understanding of better opportunities.
Second, the stories directed our attention to the role played by the participants in their
respective careers. Third, the stories of career were often silent on the subject of work-
family conflicts although eight of the participants were mothers [Halaman 77—78].
8. RECOMMENDATIONS
Dalam bagian rekomendasi riset, periset menampilkan saran-saran yang didasarkan
pada pembahasan hasil risetnya. Rekomendasi tersebut tidak saja berupa saran praktis,
tapi dapat juga meliputi saran kebijakan maupun saran yang sifatnya teoritis. Namun,
dalam
artikel riset yang berhasil terpublikasi pada jurnal bereputasi, rekomendasi teoritis
merupakan hal yang sangat penting untuk disajikan.
Contoh dalam artikel:
Collectively the stories reveal that there is not one something that affects a woman CA’s
decision to leave a work organization or change career direction. Rather there are many
potential somethings that play a role in career decisions, which have previously been
hidden or obscured due to the use of general categories or classifications. The stories in
this study highlighted the complex nature of careers and career decisions suggesting
that further research focused on the previously silenced voices is required.
I described the challenges faced when I began the analysis of the stories and the
challenges I encountered in developing a theoretical framework underpinned by de
Beauvoir’s feminist existentialist philosophy. I believe that in facing these challenges and
working through them my analysis and critique of the career narratives was richer. The
use of the framework, I believe, contributed to a more in-depth analysis of the stories
than I would have obtained without the framework. [Halaman 78].
9. FURTHER RESEARCHES
Tidak semua jurnal mewajibkan penulis artikel riset untuk menyajikan saran-saran
untuk riset lanjutan [further researches]. Namun, dalam jurnal-jurnal yang bereputasi
baik, keberadaan saran-saran untuk riset lanjutan dengan topik yang terkait menjadi
sebuah keniscayaan.
My personal career story and reflections on the use of de Beauvoir in analyzing the
story are the subject for a future paper. [Halaman 79].