Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
3.3 Menganalisis keterkaitan antara struktur 3.3.1 Mengamati struktur sel
sel pada jaringan tumbuhan dengan fungsi epidermis dan stomata daun.
organ pada tumbuhan. 3.3.2 Mengidentifikasi bentuk sel
epidermis pada daun.
3.3.3 Mengidentifikasi tipe-tipe
stomata pada daun.
3.3.4 Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi jumlah stomata
daun dan mengaitkannya dengan
fungsi stomata pada tumbuhan.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat mengamati struktur sel epidermis dan stomata daun tumbuhan air melalui
pengamatan gambar dengan benar.
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi tipe-tipe stomata pada daun tumbuhan air melalui
pengamatan gambar dengan benar.
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi bentuk sel epidermis pada daun tumbuhan air melalui
pengamatan gambar dengan benar.
4. Peserta didik dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi jumlah stomata daun dan
mengaitkannya dengan fungsi stomata pada tumbuhan.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Jaringan pada tumbuhan
2. Fungsi daun
3. Struktur sel epidermis daun
4. Struktur stomata daun
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Orientasi 15 menit
Melakukan salam pembuka dan berdoa
bersama sebelum memulai pembelajaran.
Memeriksa kehadiran peserta didik.
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik
dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
Mengaitkan materi pembelajaran yang akan
dipelajari dengan materi sebelumnya atau
pengalaman peserta didik.
Mengajukan pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pembentukan kelompok belajar.
Kegiatan Inti Stimulasi 60 menit
Guru membagikan LKPD kepada masing-
masing kelompok.
Guru mengarahkan peserta didik untuk
membaca petunjuk dan langkah kegiatan
terlebih dahulu.
Guru mengarahkan peserta didik untuk
membaca informasi pendukung pada LKPD.
Identifikasi Masalah
Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menyusun pertanyaan. Misalnya :
1. Bagaimana fungsi jaringan pada daun?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi fungsi
stomata pada tumbuhan?
Mengumpulkan Data (Eksperimen/Eksplorasi)
Peserta didik mengumpulkan informasi yang
relevan untuk menjawab pertanyaan yang
terdapat pada LKPD.
Mengolah Data
Peserta didik berdiskusi dan menjawab
pertanyaan yang terdapat pada LKPD.
Peserta didik bertanya kepada guru mengenai
hal yang belum dipahami.
Verifikasi
Perwakilan kelompok menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas, dan kelompok lain
diminta untuk memperhatikan, memberi
tanggapan, dan mengajukan pertanyaan.
Guru menanggapi hasil diskusi antar
kelompok dan memberikan apresiasi.
Generalisasi
Guru bersama peserta didik menyimpulkan
atau mencatan pon-poin penting dari hasil
diskusi.
Penutup Guru meminta peserta didik untuk 15 menit
menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Guru memberikan evaluasi kepada peserta
didik.
Guru memberikan pemantapan berupa PR
kepada peserta didik.
Guru mengagendakan rencana pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya.
Guru mengakhiri pelajaran dan memberikan
salam.
H. PENILAIAN
No Aspek Teknik Bentuk Instrumen
1. Sikap Observasi Lembar Pengamatan Sikap
2. Pengetahuan Tes tertulis Soal pilihan ganda
3. Keterampilan Observasi Lembar Pengamatan Keterampilan
LEMBAR PENILAIAN SIKAP
Materi :
Kelas/ Semester :
Hari/ Tanggal :
Tanggung Jawab
Komunikasi
Kerjasama
Disiplin
Jujur
No. Nama Skor Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9
10.
dst
*)Ketentuan:
1 = jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera
dalam indikator
2 = jika peserta didk kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator, tetapi belum konsisten
3 = jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator
4 = jika peserta didik konsisten meperlihatkan perilaku yang tertera dalam indicator
5 = jika peserta didik selalu konsisten meperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator.
INSTRUMEN PENILAIAN DISKUSI
Hasil Penilaian Diskusi
Topik :
Tanggal :
Jumlah Siswa :
Menyampaikan
Mempertahankan
Argumentasi
Jumlah
Menanggapi
Pendapat
No. Nama Nilai
Masalah
Skor
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4
Rubrik :
Menyampaikan Pendapat
1. Tidak sesuai masalah
2. Sesuai dengan masalah, tapi belum benar
3. Sesuai dengan masalah dan
benar Menanggapi masalah
1. Langsung setuju atau menyanggah tanpa alasan
2. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar tidak sempurna
3. Setuju atau menyanggah dengan alasan benar
4. Setuju atau menyanggah dengan alasan benar dan didukung
referensi Mempertahankan pendapat
1. Tidak dapat mempertahankan pendapat
2. Mampu mempertahankan pendapat, alasan kurang benar
3. Mampu mempertahankan pendapat, alasan benar tidak didukung referensi
4. Mampu mempertahanakan pendapat, alasan benar didukung referensi
Pengamatan Keterampilan Ilmiah
1. Jaringan meristem bisa mengalami perubahan menjadi jaringan lain misalnya floem
atau xilem. Hal ini melalui proses ….
a. diferensiasi
b. pertumbuhan primer
c. pertumbuhan sekunder
d. reproduksi
e. pemanjangan
6. Derivat epidermis yang membentuk struktur beragam seperti rambut, sisik, tonjolan,
dan lain-lain adalah ….
a. stomata
b. palisade
c. trikoma
d. epidermis
e. kolenkim
Pada dasarnya jaringan pada tumbuhan ada dua macam, yaitu jaringan meristem
(embrional) dan jaringan permanen (dewasa). Jaringan meristem tersusun oleh sel-sel muda
sehingga selalu membelah dan belum terdiferensiasi. Sel-sel penyusun jaringan permanen
sudah tidak membelah, tetapi telah terdiferensiasi sehingga membentuk berbagai jaringan
yang lebih kompleks. Diferensiasi adalah proses perubahan jaringan meristem menjadi
jaringan-jaringan lain. Hasil diferensiasi jaringan meristem antara lain jaringan epidermis,
parenkim, kolenkim, klorenkim, sklerenkim, xilem, dan floem.
1. Jaringan Meristem (Embrional)
Meristem merupakan istilah dari kata Yunani, meristes, yang berarti ”terbelah”.
Jaringan meristem disebut juga jaringan muda karena terdiri dari sel-sel yang masih
muda (embrional) dan belum mengalami diferensiasi atau spesialisasi. Jadi, jaringan
meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya sel-selnya
senantiasa aktif membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel-sel jaringan
meristem biasanya berdinding tipis, vakuola banyak dan ukurannya kecil,
mengandung banyak protoplasma, plastida belum matang, dan inti besar. Bentuk sel
penyusun jaringan meristem umumnya sama ke segala arah.
Berdasarkan letaknya pada batang, jaringan meristem dibedakan menjadi tiga sebagai
berikut.
a. Meristem lateral (lateral meristem) atau meristem samping, terdapat di kambium
dan kambium gabus (felogen).
b. Meristem interkalar (intercalary meristem) atau meristem antara, terdapat di
antara jaringan dewasa, misalnya di pangkal ruas batang.
c. Meristem apikal (apical meristem) atau meristem ujung, terdapat di ujung batang
dan ujung akar.
Gambar 1. Struktur jaringan meristem pada ujung batang tumbuhan
Sementara itu, jaringan meristem dibedakan menjadi meristem primer dan meristem
sekunder berdasarkan asal terbentuknya.
a. Meristem Primer
Meristem primer adalah jaringan muda yang berasal dari sel-sel embrional.
Meristem primer merupakan kelanjutan dari kegiatan embrio atau lembaga yang
terdapat pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Hal inilah yang
memungkinkan akar dan batang bertambah panjang sehingga tumbuhan dapat
bertambah tinggi. Perhatikan Gambar 2.3 untuk mengetahui letak meristem pada
akar.
2) Jaringan Gabus
Selain epidermis ada sejenis jaringan tertentu yang sifatnya lebih kuat dari
epidermis, jaringan ini dikenal sebagai jaringan gabus (cork tissue). Biasanya
jaringan ini berada di bagian tepi, meskipun tidak mutlak dan banyak terdapat
pada tumbuhan yang berumur panjang. Dalam hal ini, biasanya epidermis
tumbuhan telah mati atau tidak aktif lagi sebelum terjadi penggabusan itu.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jaringan gabus ini menggantikan
fungsi epidermis. Selain itu, jaringan gabus juga berfungsi sebagai pembatas
antara jaringan-jaringan di dalam tumbuhan. Jaringan gabus dibedakan
menjadi 3 macam yaitu eksodermis, endodermis, dan kulit gabus
(peridermis).
c. Jaringan Penguat
Di dalam tubuh tumbuhan diperlukan adanya jaringan penguat untuk
memperkokoh tubuh. Oleh karena itu, tumbuhan memerlukan jaringan penguat
atau penunjang yang disebut juga jaringan mekanik. Jaringan mekanik ini
umumnya terdiri dari sel-sel berdinding tebal serta mengandung lignin dan zat-
zat lainnya. Zat-zat tersebut memberi sifat keras pada dinding selnya.
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan mekanik dibagi atas kolenkim dan
sklerenkim.
1) Jaringan Kolenkim
Jaringan ini menjadi penguat utama organ-organ tumbuhan yang masih aktif
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Kolenkim merupakan
jaringan homogen yang tersusun atas sel-sel kolenkim. Kolenkim umumnya
terletak di bawah epidermis batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan ibu
tulang daun. Kolenkim jarang terdapat pada akar. Sel kolenkim biasanya
memanjang sejajar dengan pusat organ tempat kolenkim itu terdapat.
Dinding sel kolenkim tidak mengandung lignin, tetapi mengandung selulosa,
pektin, dan hemiselulosa. Adakalanya dalam sel kolenkim terdapat kloroplas
sehingga juga berfungsi dalam fotosintesis. Sel-sel kolenkim biasanya
mengalami penebalan setempat pada dinding selnya.
2) Jaringan Sklerenkim
Jaringan ini juga merupakan jaringan penguat, tetapi hanya terdapat
pada jaringan tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel mati. Dinding
selnya sangat tebal dan kuat karena mengandung lignin (komponen
utama kayu). Dinding selnya mengalami penebalan primer dan
penebalan sekunder oleh zat lignin.
Berdasarkan bentuknya, sklerenkim dibagi menjadi dua, yaitu serabut
sklerenkim yang berbentuk seperti benang panjang, dan sklereid (sel
batu). Sklereid terdapat pada berkas pengangkut, di antara sel-sel
parenkim, korteks batang, tangkai daun, akar, buah, dan biji.
Sklerenkim berfungsi menguatkan bagian tumbuhan yang sudah
dewasa. Sklerenkim juga berfungsi untuk melindungi bagian-bagian
lunak yang berada di bagian lebih dalam misalnya pada kulit biji jarak,
tempurung kelapa, dan buah kenari.
d. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut berfungsi untuk mengangkut zat-zat mineral (unsur hara
dan air) yang diserap oleh akar dari tanah. Selain itu, jaringan pengangkut juga
sebagai pengangkut zat-zat makanan hasil fotosintesis untuk disalurkan ke
bagian-bagian lain. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan ini dibedakan
menjadi jaringan floem dan jaringan xilem.
1) Floem
Floem berfungsi mengangkut dan mengedarkan zat-zat makanan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Floem tersusun atas sel-
sel yang masih aktif atau hidup dan yang telah mati. Floem merupakan suatu
jaringan dewasa yang kompleks. Pelaksanaan fungsi floem didukung oleh
sel-sel penyusunnya. Floem terdiri dari beberapa sel atau unsur yaitu unsur-
unsur kibral, sel pengantar, sel albumen, parenkim floem, dan serat-serat
floem.
2) Xilem
Jaringan xilem merupakan jaringan dewasa yang kompleks dan tersusun dari
berbagai macam sel. Pada umumnya, sel-sel penyusun xilem telah mati
dengan dinding sel yang tebal dan mengandung lignin. Xilem berfungsi
mengangkut air dan zat-zat mineral (hara) dari akar ke daun serta sebagai
jaringan penguat. Xilem terdiri atas beberapa unsur atau sel-sel yaitu unsur
trakeal (trakea dan trakeida), serat xilem, dan parenkim xilem.
Daun (Folium)
a. Fungsi Daun
Secara umum fungsi daun sebagai berikut.
1) Membuat makanan melalui proses fotosintesis.
2) Sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi.
3) Menyerap CO2 dari udara.
4) Respirasi.
b. Struktur Jaringan Penyusun Daun
1) Epidermis
Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat
kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis terdapat stomata (mulut
daun) yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada yang terletak di permukaan
atas saja, misalnya pada tumbuhan yang daunnya terapung (pada daun teratai), ada
yang di permukaan bawah saja, dan ada pula yang terdapat di kedua permukaan
daun (atas dan bawah). Tanaman Ficus mempunyai epidermis yang tersusun atas
dua lapis sel. Alat-alat tambahan yang terdapat di antara epidemis daun, antara lain
trikoma (rambut) dan sel kipas.