Anda di halaman 1dari 23

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri Palembang


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/I
Tahun Pelajaran : 2020/2021
Materi Pokok : Struktur Jaringan Daun pada Tumbuhan
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
3.3 Menganalisis keterkaitan antara struktur 3.3.1 Mengamati struktur sel
sel pada jaringan tumbuhan dengan fungsi epidermis dan stomata daun.
organ pada tumbuhan. 3.3.2 Mengidentifikasi bentuk sel
epidermis pada daun.
3.3.3 Mengidentifikasi tipe-tipe
stomata pada daun.
3.3.4 Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi jumlah stomata
daun dan mengaitkannya dengan
fungsi stomata pada tumbuhan.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat mengamati struktur sel epidermis dan stomata daun tumbuhan air melalui
pengamatan gambar dengan benar.
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi tipe-tipe stomata pada daun tumbuhan air melalui
pengamatan gambar dengan benar.
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi bentuk sel epidermis pada daun tumbuhan air melalui
pengamatan gambar dengan benar.
4. Peserta didik dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi jumlah stomata daun dan
mengaitkannya dengan fungsi stomata pada tumbuhan.

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Jaringan pada tumbuhan
2. Fungsi daun
3. Struktur sel epidermis daun
4. Struktur stomata daun

E. PENDEKATAN STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, dan diskusi
3. Model : Discovery learning

F. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Media : Slide powerpoint, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD),
buku bahan ajar
2. Alat : Laptop, LCD, dan alat tulis.
1. Sumber Belajar : Purnomo. 2009. Biologi: Kelas XI untuk SMA dan MA. Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Orientasi 15 menit
 Melakukan salam pembuka dan berdoa
bersama sebelum memulai pembelajaran.
 Memeriksa kehadiran peserta didik.
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik
dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
 Mengaitkan materi pembelajaran yang akan
dipelajari dengan materi sebelumnya atau
pengalaman peserta didik.
 Mengajukan pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Pembentukan kelompok belajar.
Kegiatan Inti Stimulasi 60 menit
 Guru membagikan LKPD kepada masing-
masing kelompok.
 Guru mengarahkan peserta didik untuk
membaca petunjuk dan langkah kegiatan
terlebih dahulu.
 Guru mengarahkan peserta didik untuk
membaca informasi pendukung pada LKPD.
Identifikasi Masalah
 Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menyusun pertanyaan. Misalnya :
1. Bagaimana fungsi jaringan pada daun?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi fungsi
stomata pada tumbuhan?
Mengumpulkan Data (Eksperimen/Eksplorasi)
 Peserta didik mengumpulkan informasi yang
relevan untuk menjawab pertanyaan yang
terdapat pada LKPD.
Mengolah Data
 Peserta didik berdiskusi dan menjawab
pertanyaan yang terdapat pada LKPD.
 Peserta didik bertanya kepada guru mengenai
hal yang belum dipahami.
Verifikasi
 Perwakilan kelompok menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas, dan kelompok lain
diminta untuk memperhatikan, memberi
tanggapan, dan mengajukan pertanyaan.
 Guru menanggapi hasil diskusi antar
kelompok dan memberikan apresiasi.
Generalisasi
 Guru bersama peserta didik menyimpulkan
atau mencatan pon-poin penting dari hasil
diskusi.
Penutup  Guru meminta peserta didik untuk 15 menit
menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
 Guru memberikan evaluasi kepada peserta
didik.
 Guru memberikan pemantapan berupa PR
kepada peserta didik.
 Guru mengagendakan rencana pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya.
 Guru mengakhiri pelajaran dan memberikan
salam.

H. PENILAIAN
No Aspek Teknik Bentuk Instrumen
1. Sikap Observasi Lembar Pengamatan Sikap
2. Pengetahuan Tes tertulis Soal pilihan ganda
3. Keterampilan Observasi Lembar Pengamatan Keterampilan
LEMBAR PENILAIAN SIKAP

Materi :
Kelas/ Semester :
Hari/ Tanggal :

Tanggung Jawab
Komunikasi

Kerjasama
Disiplin
Jujur
No. Nama Skor Nilai

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9
10.
dst

*)Ketentuan:
1 = jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera
dalam indikator
2 = jika peserta didk kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator, tetapi belum konsisten
3 = jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator
4 = jika peserta didik konsisten meperlihatkan perilaku yang tertera dalam indicator
5 = jika peserta didik selalu konsisten meperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator.
INSTRUMEN PENILAIAN DISKUSI
Hasil Penilaian Diskusi
Topik :
Tanggal :
Jumlah Siswa :

Menyampaikan

Mempertahankan
Argumentasi
Jumlah

Menanggapi
Pendapat
No. Nama Nilai

Masalah
Skor

1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4

Rubrik :
Menyampaikan Pendapat
1. Tidak sesuai masalah
2. Sesuai dengan masalah, tapi belum benar
3. Sesuai dengan masalah dan
benar Menanggapi masalah
1. Langsung setuju atau menyanggah tanpa alasan
2. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar tidak sempurna
3. Setuju atau menyanggah dengan alasan benar
4. Setuju atau menyanggah dengan alasan benar dan didukung
referensi Mempertahankan pendapat
1. Tidak dapat mempertahankan pendapat
2. Mampu mempertahankan pendapat, alasan kurang benar
3. Mampu mempertahankan pendapat, alasan benar tidak didukung referensi
4. Mampu mempertahanakan pendapat, alasan benar didukung referensi
Pengamatan Keterampilan Ilmiah

No. Aspek yang dinilai 1 2 3 Keterangan


1. Rasa ingin tahu (curiosity)
2. Ketelitian dalam melakukan kerja
individu
3. Ketelitian dan kehati-hatian dalam
kerja kelompok
4. Ketekunan dan tanggung jawab
dalam bekerja secara individu
maupun kelompok
5. Keterampilan saat berkomunikasi
dalam diskusi kelompok

Rubrik Penilaian Keterampilan Ilmiah


No Aspek yang dinilai Rubrik
1. Menunjukkan rasa 1. Tidak menunjukkan rasa ingin tahu, tidak
ingin tahu antusias, pasif
2. Menunjukkan rasa ingin tahu, tidak
antusias, pasif
3. Menunjukkan rasa ingin tahu yang
besar, antusias, aktif
2. Ketelitian dalam 1. Melakukan pekerjaan tidak sesuai prosedur,
melakukan kerja bekerja dengan tergesa-gesa, hasil tidak tepat.
individu 2. Melakukan pekerjaan sesuai prosedur, hati-
hati dalam bekerja, hasil tidak tepat.
3. Melakukan pekerjaan sesuai prosedur,
hati-hati dalam bekerja, hasil tepat.

3. Ketelitian dan 1. Melakukan kerja dengan tergesa-gesa secara


kehati-hatian dalam bersama dengan teman sekelompok, dengan
kerja kelompok hasil yang tidak tepat.
2. Melakukan kerja dengan hati-hati secara
bersama dengan teman sekelompok, dengan
hasil yang tidak tepat.
3. Melakukan kerja dengan hati-hati
secara bersama dengan teman
No Aspek yang dinilai Rubrik
sekelompok, dengan hasil yang tepat.
4. Ketekunan dan 1. Tidak bersungguh-sungguh dalam
tanggung jawab menjalankan tugas, tidak mendapatkan hasil
dalam bekerja 2. Tekun dalam menjalankan tugas, tidak
secara individu mendapatkan hasil terbaik
maupun kelompok 3. Tekun dalam menjalankan tugas,
mendapatkan hasil terbaik dan tepat
waktu
5. Keterampilan 1. Tidak aktif bertanya, tidak mengemukakan
saat gagasan, menghargai pendapat orang lain
berkomunikasi 2. Aktif bertanya, tidak mengemukakan
dalam diskusi gagasan, menghargai pendapat orang lain
kelompok 3. Aktif bertanya, aktif berpendapat,
menghargai pendapat orang lain
Soal Pilihan Ganda
Lingkarilah jawaban yang paling tepat!

1. Jaringan meristem bisa mengalami perubahan menjadi jaringan lain misalnya floem
atau xilem. Hal ini melalui proses ….
a. diferensiasi
b. pertumbuhan primer
c. pertumbuhan sekunder
d. reproduksi
e. pemanjangan

2. Ciri jaringan kolenkim yaitu ….


a. berfungsi sebagai jaringan penyokong
b. mengalami penebalan pada dinding selnya
c. penebalan dinding dari zat lignin (kayu)
d. penebalan dinding sel hanya pada sudutnya
e. umumnya bersama jaringan lain membentuk batang

3. Fungsi utama dari jaringan epidermis yaitu sebagai ….


a. media pertumbuhan akar
b. penyerapan
c. jaringan pelindung
d. tempat menyimpan cadangan makanan
e. alat pengangkut

4. Jaringan epidermis mengalami beberapa modifikasi, di antaranya berfungsi sebagai


pencegah penguapan yang berlebihan. Modifikasi epidermis yang dimaksud yaitu ….
a. stomata
b. lentisel
c. bulu-bulu
d. lapisan lilin
e. duri
5. Bagian berikut ini yang merupakan modifikasi epidermis daun yaitu ….
a. rhizoma
b. spina
c. trikoma
d. umbi
e. lentisel

6. Derivat epidermis yang membentuk struktur beragam seperti rambut, sisik, tonjolan,
dan lain-lain adalah ….
a. stomata
b. palisade
c. trikoma
d. epidermis
e. kolenkim

7. Jaringan mana yang paling banyak berperan dalam proses fotosintesis ….


a. palisade
b. bunga karang
c. epidermis
d. mulut daun
e. kambium

8. Stomata berfungsi sebagai ….


a. tempat mengurangi penguapan
b. tempat penyerapan air
c. tempat meneruskan rangsangan
d. tempat cadangan air
e. tempat pertukaran gas

9. Proses fotosintesis di daun berlangsung efektif pada jaringan ….


a. epidermis
b. palisade
c. xilem
d. floem
e. kolenkim
10. Jaringan yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan zat-zat makanan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan adalah ….
a. epidermis
b. xilem
c. floem
d. kolenkim
e. sklerenkim
JARINGAN PADA TUMBUHAN

Pada dasarnya jaringan pada tumbuhan ada dua macam, yaitu jaringan meristem
(embrional) dan jaringan permanen (dewasa). Jaringan meristem tersusun oleh sel-sel muda
sehingga selalu membelah dan belum terdiferensiasi. Sel-sel penyusun jaringan permanen
sudah tidak membelah, tetapi telah terdiferensiasi sehingga membentuk berbagai jaringan
yang lebih kompleks. Diferensiasi adalah proses perubahan jaringan meristem menjadi
jaringan-jaringan lain. Hasil diferensiasi jaringan meristem antara lain jaringan epidermis,
parenkim, kolenkim, klorenkim, sklerenkim, xilem, dan floem.
1. Jaringan Meristem (Embrional)
Meristem merupakan istilah dari kata Yunani, meristes, yang berarti ”terbelah”.
Jaringan meristem disebut juga jaringan muda karena terdiri dari sel-sel yang masih
muda (embrional) dan belum mengalami diferensiasi atau spesialisasi. Jadi, jaringan
meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya sel-selnya
senantiasa aktif membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel-sel jaringan
meristem biasanya berdinding tipis, vakuola banyak dan ukurannya kecil,
mengandung banyak protoplasma, plastida belum matang, dan inti besar. Bentuk sel
penyusun jaringan meristem umumnya sama ke segala arah.
Berdasarkan letaknya pada batang, jaringan meristem dibedakan menjadi tiga sebagai
berikut.
a. Meristem lateral (lateral meristem) atau meristem samping, terdapat di kambium
dan kambium gabus (felogen).
b. Meristem interkalar (intercalary meristem) atau meristem antara, terdapat di
antara jaringan dewasa, misalnya di pangkal ruas batang.
c. Meristem apikal (apical meristem) atau meristem ujung, terdapat di ujung batang
dan ujung akar.
Gambar 1. Struktur jaringan meristem pada ujung batang tumbuhan

Sementara itu, jaringan meristem dibedakan menjadi meristem primer dan meristem
sekunder berdasarkan asal terbentuknya.
a. Meristem Primer
Meristem primer adalah jaringan muda yang berasal dari sel-sel embrional.
Meristem primer merupakan kelanjutan dari kegiatan embrio atau lembaga yang
terdapat pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Hal inilah yang
memungkinkan akar dan batang bertambah panjang sehingga tumbuhan dapat
bertambah tinggi. Perhatikan Gambar 2.3 untuk mengetahui letak meristem pada
akar.

Gambar 2. Meristem primer pada akar

Daerah-daerah pada meristem primer mempunyai tingkat perkembangan sel


berbeda-beda. Meristem ujung terdapat pada ujung batang. Di dekat meristem
ujung terdapat promeristem dan daerah meristematik lain. Daerah ini terdiri dari
sekelompok sel yang telah mengalami diferensiasi sampai tingkat tertentu dan
terdiri dari tiga jenis jaringan (meristem primer) sebagai berikut.
1) Protoderma, bagian ini merupakan asal-usul jaringan kulit (epidermis).
2) Prokambium, bagian ini akan membentuk jaringan ikat pembuluh primer
(xilem primer dan floem primer) dan kambium.
3) Meristem dasar, bagian ini akan membentuk jaringan dasar (parenkim)
tumbuhan.
b. Meristem Sekunder
Meristem sekunder terbentuk dari jaringan dewasa yang telah terhenti
pertumbuhannya, tetapi menjadi embrional kembali. Kambium gabus pada
batang Dicotyledoneae dan Gymnospermae terbentuk dari sel-sel korteks di
bawah epidermis. Bagian ini merupakan salah satu contoh meristem sekunder.
Sel-sel kambium tumbuh dan membelah sepanjang hidup tumbuhan, sehingga
batang tumbuhan tumbuh menjadi lebih besar. Jaringan kambium yang terletak di
antara xilem dan floem disebut meristem sekunder. Pertumbuhan sel kambium ke
arah dalam akan membentuk xilem sekunder dan ke arah luar membentuk floem
sekunder. Jaringan kambium dijumpai pada batang tumbuhan anggota kelas
Dicotyledoneae. Sementara itu, tumbuhan kelas Monocotyledoneae tidak
mempunyai jaringan kambium (meristem sekunder) sehingga batangnya tidak
mengalami pertumbuhan sekunder.
2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa merupakan jaringan yang sel-selnya sudah tidak membelah, tetapi
telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi fungsi dari sel-sel hasil pembelahan
meristem. Diferensiasi ini merupakan proses perubahan jaringan meristem menjadi
jaringan-jaringan lain yang lebih kompleks. Jaringan dewasa meliputi jaringan
pelindung (epidermis dan jaringan gabus), jaringan dasar (parenkim), jaringan
penguat (kolenkim dan sklerenkim), dan jaringan pengangkut (xilem dan floem).
a. Jaringan Pelindung
Tumbuh-tumbuhan memerlukan perlindungan dari semua pengaruh luar yang
merugikan pertumbuhannya, misalnya kekurangan air, kerusakan mekanis, suhu
udara yang terlalu tinggi atau rendah, kehilangan zat-zat makanan, serta
perlindungan terhadap serangan penyakit dan hama.
Jaringan pelindung pada tumbuhan berupa jaringan epidermis dan jaringan
gabus.
1) Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis merupakan jaringan terluar tumbuhan yang berasal dari
jaringan protoderma dan menutupi seluruh tubuh tumbuhan. Jaringan
epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel yang masih hidup dan terletak
pada permukaan luar organ tumbuhan. Bentuk selnya bermacam-macam dan
susunannya rapat sehingga tidak terdapat ruang-ruang antarsel (non
intercellular spaces). Vakuolanya yang besar terdapat di bagian tengah, berisi
cairan sel yang berwarna (antosianin) atau dapat pula tidak berwarna.
Jaringan epidermis selain berfungsi sebagai jaringan pelindung juga berfungsi
sebagai tempat pertukaran zat. Epidermis terdapat pada batang, akar, dan
daun. Epidermis pada permukaan daun dan batang biasanya dilapisi semacam
zat lemak yang disebut kutikula, misalnya pada daun nangka. Sementara itu,
pada daun pisang dan daun keladi, epidermisnya membentuk lapisan lilin
yang kedap air. Sebagian sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat-
alat tambahan lain yang disebut derivat epidermis, misalnya stomata dan
trikomata.
a) Stomata (Mulut Daun)
Stomata merupakan derivat jaringan epidermis pada daun. Stomata
berupa lubang-lubang yang masing-masing dibatasi oleh sel penutup,
yaitu sel-sel epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan
fungsi. Stomata berfungsi untuk pertukaran gas. Adapun bagian-bagian
stomata sebagai berikut.
(1) Sel Penutup (Guard Cell)
Sel penutup disebut juga sel penjaga. Sel penutup terdiri dari
sepasang sel yang kelihatannya simetris dan umumnya berbentuk
ginjal. Sel-sel penutup merupakan sel-sel aktif (hidup). Pada sel-sel
penutup terdapat kloroplas.
(2) Celah (Aperture = porus)
Di antara kedua sel penutup terdapat celah (porus) yang berupa
lubang kecil. Sel penutup dapat mengatur menutup atau membukanya
porus berdasarkan perubahan osmosisnya.
(3) Sel Tetangga (Subsidiary Cell)
Sel tetangga merupakan sel-sel yang berdampingan atau yang berada
di sekitar sel-sel penutup. Sel-sel tetangga dapat terdiri dari dua buah
atau lebih yang secara khusus melangsungkan fungsinya secara
berasosiasi dengan sel-sel penutup.
(4) Ruang Udara Dalam (Substomata Chamber)
Ruang udara merupakan suatu ruang antarsel yang besar dan
berfungsi ganda dalam fotosintesis, transpirasi, dan juga respirasi.
Gambar 3. Stomata terbuka dan tertutup
b) Trikomata
Trikomata merupakan derivat epidermis yang membentuk struktur
beragam seperti rambut, sisik, rambut kelenjar, tonjolan, dan lain-lain.
Trikomata terdapat hampir pada semua organ tumbuhan. Terkadang
trikomata berbentuk pendek yang tampak berupa penonjolan-penonjolan
(seperti bukit-bukit kecil) pada permukaan epidermis.
Trikomata mempunyai fungsi sebagai berikut.
(1) Memperbesar fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung terutama
mencegah penguapan yang berlebihan. Misalnya trikomata pada
daun, tulang daun, dan batang.
(2) Sebagai alat pengisap air dan garam-garam tanah, misalnya bulu
akar.
(3) Membantu penyebaran biji dan memungkinkan biji-biji itu tumbuh.
(4) Melindungi tumbuhan dari gangguan luar. Misalnya rambut-rambut
penyengat (pneumatokist).
(5) Sebagai alat penerus rangsang yang datang dari luar. Misalnya
trikomata pada daun tembikar.
(6) Sebagai alat sekresi.

2) Jaringan Gabus
Selain epidermis ada sejenis jaringan tertentu yang sifatnya lebih kuat dari
epidermis, jaringan ini dikenal sebagai jaringan gabus (cork tissue). Biasanya
jaringan ini berada di bagian tepi, meskipun tidak mutlak dan banyak terdapat
pada tumbuhan yang berumur panjang. Dalam hal ini, biasanya epidermis
tumbuhan telah mati atau tidak aktif lagi sebelum terjadi penggabusan itu.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jaringan gabus ini menggantikan
fungsi epidermis. Selain itu, jaringan gabus juga berfungsi sebagai pembatas
antara jaringan-jaringan di dalam tumbuhan. Jaringan gabus dibedakan
menjadi 3 macam yaitu eksodermis, endodermis, dan kulit gabus
(peridermis).

Gambar 4. Letak jaringan gabus

b. Jaringan Dasar (Parenkim)


Jaringan parenkim atau jaringan dasar (ground tissue) merupakan suatu jaringan
yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi serta fisiologi yang
bervariasi dan masih melakukan segala kegiatan proses fisiologis. Disebut
sebagai jaringan dasar karena hampir setiap bagian tumbuhan mempunyai
jaringan ini. Parenkim terdapat pada akar, batang, daun, dan melingkupi jaringan
lainnya, misalnya pada xilem dan floem.
Jaringan parenkim mempunyai sel-sel yang masih hidup. Di bagian tengah ruang
selnya terdapat sentra vakuola besar berisi zat-zat makanan cadangan. Dalam
protoplasma biasanya terdapat plastida baik leukoplas, kloroplas, maupun
kromoplas. Di antara sel-sel parenkim, terdapat ruang antarsel (intercellular
spaces) yang berperan dalam pertukaran atau peredaran gas-gas. Kebanyakan sel
parenkim berbentuk segi banyak (polihedral). Selain sebagai jaringan dasar,
jaringan parenkim juga berfungsi sebagai jaringan penghasil dan penyimpan
cadangan makanan. Parenkim penghasil makanan adalah parenkim yang
digunakan sebagai tempat fotosintesis, misalnya pada mesofil daun. Hasil-hasil
fotosintesis akan disimpan dalam parenkim. Parenkim batang dan akar pada
beberapa tumbuhan berfungsi untuk menyimpan pati sebagai cadangan makanan,
misalnya pada ubi jalar (Ipomea batatas). Selain itu, epidermis juga berfungsi
sebagai penyokong tubuh apabila vakuolanya berisi air, seperti pada tumbuhan
lunak (bayam).

Gambar 5. Parenkim dan kolenkim

c. Jaringan Penguat
Di dalam tubuh tumbuhan diperlukan adanya jaringan penguat untuk
memperkokoh tubuh. Oleh karena itu, tumbuhan memerlukan jaringan penguat
atau penunjang yang disebut juga jaringan mekanik. Jaringan mekanik ini
umumnya terdiri dari sel-sel berdinding tebal serta mengandung lignin dan zat-
zat lainnya. Zat-zat tersebut memberi sifat keras pada dinding selnya.
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan mekanik dibagi atas kolenkim dan
sklerenkim.
1) Jaringan Kolenkim
Jaringan ini menjadi penguat utama organ-organ tumbuhan yang masih aktif
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Kolenkim merupakan
jaringan homogen yang tersusun atas sel-sel kolenkim. Kolenkim umumnya
terletak di bawah epidermis batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan ibu
tulang daun. Kolenkim jarang terdapat pada akar. Sel kolenkim biasanya
memanjang sejajar dengan pusat organ tempat kolenkim itu terdapat.
Dinding sel kolenkim tidak mengandung lignin, tetapi mengandung selulosa,
pektin, dan hemiselulosa. Adakalanya dalam sel kolenkim terdapat kloroplas
sehingga juga berfungsi dalam fotosintesis. Sel-sel kolenkim biasanya
mengalami penebalan setempat pada dinding selnya.
2) Jaringan Sklerenkim
Jaringan ini juga merupakan jaringan penguat, tetapi hanya terdapat
pada jaringan tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel mati. Dinding
selnya sangat tebal dan kuat karena mengandung lignin (komponen
utama kayu). Dinding selnya mengalami penebalan primer dan
penebalan sekunder oleh zat lignin.
Berdasarkan bentuknya, sklerenkim dibagi menjadi dua, yaitu serabut
sklerenkim yang berbentuk seperti benang panjang, dan sklereid (sel
batu). Sklereid terdapat pada berkas pengangkut, di antara sel-sel
parenkim, korteks batang, tangkai daun, akar, buah, dan biji.
Sklerenkim berfungsi menguatkan bagian tumbuhan yang sudah
dewasa. Sklerenkim juga berfungsi untuk melindungi bagian-bagian
lunak yang berada di bagian lebih dalam misalnya pada kulit biji jarak,
tempurung kelapa, dan buah kenari.
d. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut berfungsi untuk mengangkut zat-zat mineral (unsur hara
dan air) yang diserap oleh akar dari tanah. Selain itu, jaringan pengangkut juga
sebagai pengangkut zat-zat makanan hasil fotosintesis untuk disalurkan ke
bagian-bagian lain. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan ini dibedakan
menjadi jaringan floem dan jaringan xilem.
1) Floem
Floem berfungsi mengangkut dan mengedarkan zat-zat makanan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Floem tersusun atas sel-
sel yang masih aktif atau hidup dan yang telah mati. Floem merupakan suatu
jaringan dewasa yang kompleks. Pelaksanaan fungsi floem didukung oleh
sel-sel penyusunnya. Floem terdiri dari beberapa sel atau unsur yaitu unsur-
unsur kibral, sel pengantar, sel albumen, parenkim floem, dan serat-serat
floem.
2) Xilem
Jaringan xilem merupakan jaringan dewasa yang kompleks dan tersusun dari
berbagai macam sel. Pada umumnya, sel-sel penyusun xilem telah mati
dengan dinding sel yang tebal dan mengandung lignin. Xilem berfungsi
mengangkut air dan zat-zat mineral (hara) dari akar ke daun serta sebagai
jaringan penguat. Xilem terdiri atas beberapa unsur atau sel-sel yaitu unsur
trakeal (trakea dan trakeida), serat xilem, dan parenkim xilem.

Daun (Folium)
a. Fungsi Daun
Secara umum fungsi daun sebagai berikut.
1) Membuat makanan melalui proses fotosintesis.
2) Sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi.
3) Menyerap CO2 dari udara.
4) Respirasi.
b. Struktur Jaringan Penyusun Daun
1) Epidermis
Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat
kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis terdapat stomata (mulut
daun) yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada yang terletak di permukaan
atas saja, misalnya pada tumbuhan yang daunnya terapung (pada daun teratai), ada
yang di permukaan bawah saja, dan ada pula yang terdapat di kedua permukaan
daun (atas dan bawah). Tanaman Ficus mempunyai epidermis yang tersusun atas
dua lapis sel. Alat-alat tambahan yang terdapat di antara epidemis daun, antara lain
trikoma (rambut) dan sel kipas.

Gambar 6. Epidermis dengan stomata Gambar 7. Penampang melintang stomata

2) Mesofil (Jaringan dasar)


Mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan banyak ruang
antarsel. Pada kebanyakan daun Dicotyledoneae, mesofil terdiferensiasi menjadi
parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons (jaringan bunga karang).
Sel-sel palisade bentuknya memanjang, mengandung banyak kloroplas, dan
tersusun rapat. Parenkim spons bentuknya tidak teratur, bercabang, mengandung
lebih sedikit kloroplas, dan tersusun renggang.
3) Berkas Pengangkut
Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai alat transpor
dan sebagai penguat daun.
4) Jaringan Tambahan
Jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yang umumnya terdapat pada mesofil
daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.

Anda mungkin juga menyukai