Anda di halaman 1dari 4

Home › artikel ilmiah › Standar Akreditasi RS Syariah

Standar Akreditasi RS Syariah


Posted on January 31, 2017 by Merita Arini — No Comments ↓

Kepedulian terhadap penerapan syariah Islam dalam segala aspek kehidupan termasuk
pelayanan rumah sakit makin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan telah disusunnya standar
akreditasi rumah sakit syariah oleh MUKISI (Majelis Upaya Kesehatan Islam Indonesia).
Standar akreditasi dan sertifikasi syariah ini selanjutnya telah di-pilot project-kan baik di RS
besar maupun kecil serta ditindaklanjuti oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) terkait
konsultasi dan sertifikasi.

Masyhudi (2015) menyampaikan bahwa penyusunan akreditasi syariah RS ini memelikiki


beberapa tujuan. Beberapa tujuan utama akreditasi syariah RS adalah sebagai sarana untuk
meningkatkan kualitas pelayanan Islami di Rumah Sakit Islam, menjadi sarana transformasi
dakwah Islam di Rumah Sakit memberikan jaminan kepada stakeholders bahwa pengelolaan
manajemen maupun pelayanan pasien dilaksanakan berdasarkan prinsip syari’ah, serta
memberikan pedoman bagi Pemilik dan Pengelola rumah sakit dalam pengelolaan rumah
sakit Islam sesuai prinsip syari’ah.

Akreditasi RS syari’ah bukanlah tandingan dari akredtasi RS versi KARS maupun JCI.
Akreditasi syari’ah merupakan upaya pemenuhan kebutuhan umat Islam dan stakeholder
terhadap jaminan penyelenggaraan dan pelayanan yang berbasis syari’ah. Hal ini sesuai
dengan acuan umum shari’ah compliance hospital (Kamaruzzaman, 2013 cit. Zulkifly, 2015)
yang meliputi hal-hal sebagai berikut.

1. Proses manajemen yang berkualitas


2. Manajemen keuangan dengan prinsip syari’ah
3. Fasilitas yang adekuat untuk pelayanan pasien yang bermutu
4. Fasilitas dan kebijakan yang adekuat untuk menjamin pasien dan staf menjalankan
ibadah (meliputi ibadah ritual) maupun aturan Islam lain (seperti pakaian yang
menutup aurat)
5. Halalnya seluruh produk (Makanan dan obat) dan prosedur yang diselenggarakan
6. Seluruh prosedur terutama prosedur perawatan pasien harus mengakomodasi
kebutuhan syari’ah
7. Memiliki panduan untuk mengelola pasien muslim maupun non-muslim
8. Memiliki staf terlatih untuk memberikan nasihat kepada pasien muslim terkait
kewajiban ibadah dan rukhsah yang diberikan
9. Memiliki lembaga ahli untuk memberikan advise terkait penyelenggaraan manajemen
RS yang sesuai syari’ah
10. Memiliki proses assessment yang reguler termasuk umpan balik klien untuk
memastikan pelaksanaan syari’ah.

Masyhudi (2016) menjelaskan bahwa rumah sakit syariah adalah rumah sakit yang seluruh
aktivitasnya berdasar pada Maqashid – al Syariah – al Islamiyah. Hal ini berarti bahwa RS
syari’ah harus menurut agama (khifdz ad-diin), memelihara jiwa (khifdz an-nafs), memelihara
keturunan (khifdz an-nasl), memelihara akal (khifdz al-aql), dan memelihara harta (khifdz al-
mal).  Dalam  penyusunan Standar Sertifikasi Rumah Sakit Syari’ah mengacu pada standar
akreditasi dari Komite Akreditasi Rumah Sakit yang  kemudian ditambahan unsur – unsure
syariah di dalamnya. Standar dalam  Sertifikasi Rumah Sakit Syariah  terdiri dari  5 Bab
dengan 50 Standar dan 161  elemen penilaian yang dibagi sebagai berikut :

No Bab Standar Elemen Penilaian


1 Hifz  Al – Din 32 108
2 Hifz  Al – Nafs 6 17
3 Hifz  Al – Aql 6 18
4 Hifz  Al Nasl 2 7
5 Hifz  Al – Maal 4 11

Dalam Sertifikasi Rumah Sakit Syariah  edisi 1437 H, pada masing – masing  bab dibagi
kedalam 2 (dua) kelompok yaitu kelompok Standar yang mengatur pada aspek manejemen
dan kelompok standar yang mengatur pada aspek pelayanan rumah sakit syari’ah Masyhudi
(2016). Standar Syariah dalam aspek manajemen  meliputi penilaian  tentang :

1. Standar Syariah Manejemen Organisasi (SSMO)


2. Standar Syariah Modal Insani (SSMI)
3. Standar Syariah Manajemen Pemasaran (SSMP)
4. Standar Syariah Manajemen Akuntansi dan Keuangan (SSMAK)
5. Standar Syariah Manajemen Fasilitas (SSMF)
6. Standar Syariah Manajemen Mutu (SSMM)

 Standar Syariah dalam aspek pelayanan meliputi penilaian tentang:

1. Standar Syariah Akses pelayanan dan kontinuitas (SSAPK)


2. Standar Syariah Asesmen Pasien (SSAP)
3. Standar Syariah Pelayanan Pasien (SSPP)
4. Standar Syariah Pelayanan Obat  (SSPO)
5. Standar Syariah Pelayanan dan Bimbingan Kerohanian (SSPBK)
6. Standar Syariah Pendidikan Pasien dan Keluarga (SSPPK)
7. Standar Syariah Pencegahan dan Pengendalian infeksi (SSPPI)
MENGGAGAS AKREDITASI RUMAH SAKIT SYARIAH

Rabu, Agustus 27, 2014

MENGGAGAS  AKREDITASI RUMAH SAKIT SYARIAH

Oleh : Safari Hasan, S. IP,  MMRS*)

*) a. Kabid Pembinaan Fasilitas Kesehatan Perhimpunan Profesi Kesehatan Muslim


Indonesia (Prokami) Jawa Timur

b.Tim konsultan pada Konsultan Rumah Sakit Indonesia (KaRSI)

Isu pelayanan kesehatan yang Islami dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah terus
berkembang  di masyarakat dan menjadi wacana di dunia maya . Hal ini dikarenakan semakin
banyaknya rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan yang  didirikan  dan berkembang luas
dimasyarakat dengan label Rumah Sakit Islam.

Rumah sakit merupakan institusi kesehatan yang memberikan layanan preventif, promotif,
kuratif dan rehabilitatif yang bersifat padat modal,  padat karya, dan padat masalah.

Meski di Indonesia sudah ada beberapa rumah sakit yang mengklaim  menerapkan prinsip-
prinsip Syariah, namun sangat disayangkan hingga saat ini belum ada standar tentang
pelayanan kesehatan yang Islami dan sesuai dengan prinsip Syariah di beberapa rumah sakit
tersebut.

Urgensi Akreditasi Rumah Sakit Syariah

Akreditasi Rumah Sakit Syariah  adalah pengakuan oleh lembaga yang memiliki otoritas
untuk  melaksanakan suatu penilaian terhadap rumah sakit dalam menjalankan prinsip syariah
dan standar tertentu lainnya yang telah ditetapkan.

Adapun tujuan dari akreditasi Rumah Sakit Syariah diantaranya adalah;  (a) Memberikan
jaminan bahwa institusi rumah sakit  yang terakreditasi telah memenuhi  prinsip syariah dan
standar mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah, sehingga mampu memberikan perlindungan
bagi masyarakat, (b) Mendorong rumah sakit untuk terus menerus melakukan perbaikan dan 
penyempurnaan serta mempertahankan standar kualitas yang tinggi,  (c) Hasil akreditasi
dapat dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan serta pengakuan dari khalayak baik internal
maupun eksternal

Melalui proses akreditasi rumah sakit  syariah  diharapkan dapat  dijadikan sebagai Sarana
syiar dan dakwah ke Islaman yang rohmatal lil alamin, Meningkatkan kepercayaan dan
kepuasan masyarakat bahwa rumah sakit syariah  menitik beratkan sasarannya pada 
kesesuaian dengan prinsip syariah, keselamatan pasien dan mutu pelayanan yang berkualitas
serta Memberikan pengakuan  kepada  RS yang telah menerapkan standar akreditasi Syariah
yang ditetapkan.

Pelaksanaan Akreditasi rumah Sakit Syariah

Pertanyaan yang mengganjal hati sebagian orang adalah, siapa yang melaksanakan akreditasi
rumah sakit syariah? idealnya Penyelenggara Akreditasi Rumah sakit Syariah adalah sebuah
Lembaga Independen yang dibentuk berdasarkan amanat Undang-Undang dan dalam tataran
teknis melibatkan Majelis Ulama Indonesia, Asosiasi Rumah Sakit Islam, institusi pendidikan
kesehatan, praktisi dan akademisi  serta  asosiasi profesi lainnya agar memiliki payung
hukum  serta kredibilitas yang kuat. Proses akreditasi dapat bersifat sukarela sesuai keinginan
rumah sakit dalam rangka merebut pangsa pasar konsumen muslim.

Adapun aspek  akreditasi syariah yang dilakukan terhadap rumah sakit  meliputi: Aspek
Administrasi dan manajemen rumah sakit (SDM, keuangan, pemasaran, stratejik, organisasi 
dll), Aspek Logistik rumah sakit (bahan farmasi, makanan, bahan habis pakai  dll), aspek
Pelayanan Kesehatan ( layanan medis dan layanan  penunjang medis) dan Arsitektur dan
desain interior rumah sakit

Kendala pelaksanaan Akreditasi

Gagasan diatas bukanlah tanpa kendala, diperlukan proses yang panjang dan berliku untuk
mewujudkannya. Oleh karena itu elemen masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit berbasis syariah dapat mengambil peran dengan
menginisiasi pendirian Majelis Akreditasi Rumah Sakit Syariah.

Kesadaran pengelola Rumah Sakit Islam  terhadap   Akreditasi Rumah Sakit Syariah juga
menjadi kendala tersendiri. Boro-boro Akreditasi Rumah Sakit Syariah,  hingga saat ini
masih banyak Rumah Sakit yang enggan dan belum menjalan peraturan Pemerintah tentang
Akreditasi Rumah Sakit dengan standar JCI padahal hal ini merupakan persyaratan wajib
bagi rumah sakit.

Namun kita tidak boleh berkecil hati,  kembali lagi kepada umat Islam untuk
memperjuangkannya,  kalau bukan kita siapa lagi? Dan kalau bukan sekarang kapan lagi?

Anda mungkin juga menyukai