Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Kalimantan atau juga disebut Borneo pada jaman penjajahan (kolonial),
adalah pulau terbesar ketiga di dunia yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa
dan di sebelah barat Pulau Sulawesi. Saat ini pulau Kalimantan masuk ke
wiliyah tiga negara, Indonesia (73%), Malaysia (26%), dan Brunei (1%). Pulau
Kalimantan terkenal dengan julukan "Pulau Seribu Sungai" karena banyaknya
sungai yang mengalir di pulau ini. Nama Borneo, yang berasal dari nama
kesultanan Brunei (karena Brunei saat itu merupakan pelabuhan yang ramai
dan strategis) adalah nama yang dipakai oleh penjajah Spanyol, Perancis,
Inggris dan Belanda untuk menyebut pulau ini secara keseluruhan. Sedangkan
Kalimantan adalah nama yang digunakan oleh penduduk kawasan timur pulau
ini yang sekarang termasuk wilayah Indonesia. Jika ditilik dari bahasa Jawa,
nama Kalimantan berarti "Sungai Intan”. Negara-negara Islam muncul,
berkembang dan berjaya di Kalimantan pada saat kekuatan Islam secara global
sedang kuat dan berjaya. Terbukti tahun 1453 kekhilafahan Turki Utsmani
berhasil menaklukkan Konstantinopel di Barat dan di ujung Timur, Islam
berkembang di kepulauan Indonesia dan Filipina. Sebaliknya kekuatan Eropa
(Barat) belum menjadi kekuatan yang diperhitungkan di tataran global maupun
kawasan Asia Tenggara. Sebelum abad ke-17 banyak umat Islam yang menulis
sejarahnya sendiri. Namun setelah abad ke-17 penulisan sejarah didominasi
oleh para penulis Barat (Eropa) yang mulai menancapkan kuku-kuku
penjajahannya di dunia Islam. Pada masa penjajahan tersebut sejarah peradaban
Islam ditulis oleh orang Barat yang kebanyakan menngunakan perspektif
penjajah. Penulisan sejarah Islam oleh sejarahwan dari negara penjajah tersebut
berusaha mengecilkan peran Islam dan politik Islam dengan berusaha
memunculkan dan membesar-besarkan peran dan kejayaan politik pra Islam
(nativisme)

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat saya tulis sebagai berikut:

1.Pengertian sejarah
2.masuknya islam dikalimantan
3. Perkembangan islam di kalbar
4.Melacak islam dikota khatuliatiwa
5. Awal mula munculnya kerjaan islam di kalimantan

1
C.Tujuan
Adapun tujuan pembuatan mkalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahuai apa arti sejarah itu


2. Untuk menmgetahui masukknya islam di kalimantan
3. Untuk mengetahui perkembangan islam di pontinak
4. Untuk melacak islam di kota pontianak
5. Untuk mengetahui awal mula munculnnya islam di kalimantan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian sejarah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengatakan bahwa sejarah
merupakan asal-usul, kejadian ataupun peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa lampau. Tidak jauh berbeda dengan pengertian Ilmu Sejarah dengan artian
sebagai pengetahuan ataupun penjabaran dari uraian tentang peristiwa ataupun
kejadian yang benar-benar terjadi dengan masa lampau.

Ruang lingkup ilmu sejarah dapat dibagi menjadi empat, yaitu sejarah sebagai
seni, sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai peristiwa dan sejarah sebagai kisah.
Keempat hal diatas mempunyai definisi dan makna yang berbeda-beda dan pada
dasarnya berfungsi untuk menunjang pengetahuan ataupun knowledge.

Dengan ini ada beberapa pengertian sejarah yang menglobalisasi terhadap dunia,
sebagai penunjang ataupun pendorong pengetahuan umum

B. Pengertian sejarah menurut para tokoh


1. Muhammad Yamin
Muhamad Yamin mendefinisikan sejarah sebagai ilmu pengetahuan yang disusun
atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan
kenyataan.

2. Mohammad Hatta
Dalam pandangan Muhamad Hatta  sejarah bukan melahirkan cerita dari kejadian
masa lalu, melainkan memberikan pengertian masa lalu sebagai masalah-masalah.

3. Nugroho Notosusanto
Nugroho Notosusanto bependapat bahwa, Sejarah adalah peristiwa-peristiwa yang
menyangkut manusiasebagai mahluk bermasyarakat yang terjadi pada masa
lampau. Sejarah diartikan pula sebagai kisah mengenai segala peristiwa itu, kisah
itu disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan dari berbagai peristiwa itu.

4. Roeslan Abdulgani
Tokoh yang dinilai sebagai orang yang paling berpengaruh atas terselengaranya
KAA Asia-Africa Di Bandung ini mendefinisikan sejarah sebagai disiplin ilmu
yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan
masyarakat serta kemanusiaan di masa lalu beserta kejadian-kejadiannya; dengan
maksud untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya, untuk dijadikan
perbendaharaan-pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan masa sekarang
serta arah progres masa depan.

3
Roeslan Abdulgani mengibaratkan sejarah seperti penglihatan tiga dimensi;
pertama penglihatan ke masa silam, kedua ke masa sekarang, dan ketiga ke masa
yang akan datang.

Artinya,perihal penyelidikan masa silam tidak dapat melepaskan diri dari


kenyataan-kenyataan masa sekarang yang sedang dihadapi, dan sedikit banyak
tidak dapat kita melepaskan diri dari perspektif masa depan.

5. Drs. Sidi Gazalba


Ahli filsafat ini berpendapat bahwa sejarah adalah masa lampau manusia serta
seputarnya yang disusun dengan ilmiah dan juga lengkap yang meliputi urutan-
urutan fakta masa tersebut dengan penjelasan yang memberi pemahaman tentang
apa yang berlaku.

C. Masuknya islam di Kalimantan

Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga
jalur. Jalur pertama melalui Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah
Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian membuat dakwah
semakin menyebar sebab para muballig dan komunitas muslim kebanyakan
mendiamai pesisir barat Kalimantan.
Jalur kedua, Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa.
Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini mencapai puncaknya saat kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan banyak Muballig ke negeri ini. Para da’i tersebut
berusaha mencetak kader-kader yang akan melanjutkan misi dakwah ini. Maka
lahirlah ulama besar, salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
Jalur ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang terkenal
saat itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.

4
D. Perkembangan islam di kalbar

kita ketahui bersama Islam masuk ke Indonesia melalui pendekatan


kultural. Para pakar berbeda pendapat tentang tahun masuknya Islam ke
Indonesia. Pendapat pertama mengatakan abad ke-7 sampai 8 M. pendapat kedua
mengatakan abad ke-13, pendapat ini dipelopori sarjana-sarjana Belanda
sedangkan pendapat ketiga mengkompromikan diantara dua pendapat di atas yang
dipeloporo Taufiq Ismail dan Konto Wijoyo.

Masuknya Islam ke Indonesia tidak dalam waktu yang bersamaan sesuai


dengan kondisi sosial politik ketika Islam tersebut datang. Sebagai contoh Islam
datang ke Palembang ketika Sriwijaya   mengalami kemajuan yang sangat pesat
dengan demikian para pedaganga muslim menjadi duta-duta Sriwijaya dalam
berdiplomasi dengan kerajaan Cina, begitu sebaliknya ketika Islam datang ke
Jawa, kerajaan Singasari dan Majapahit mengalami kemunduran dan Islam
memberikan solosi yang tepat terhadap problematika yang dihadapi oleh
masyarakat setempat. Dari teori konflik inilah, para muballigh muslim mampu
memenej problematikan sosial  menjadi gerakan dakwah Islamiyah dengan
pendekatan budaya, perkawinan, kesenian, tradisi, dan sosial politik.

Dari kasus politik, penulis mengambil contoh kogkrit Islam masuk ke Kalimantan
Selatan melalui pendekatan cultural dan struktural. Secara cultural, Islam masuk
Kekalimantan Selatan dibawa oleh Sunan Giri. Sedangkan secara structural
melaui bargaining politik antara Pangeran Samudra dengan Sultan Trenggono dari
Demak.
E. Melacak islam dikota khatulistiwa

Dalam sejarah peradaban Islam di tanah air, Kalimantan Barat dikenal dengan
Kesultanan Islam Kadriah sebagai cikal bakal Kota Pontianak. Pendiri kesultanan
tersebut adalah seorang ulama besar dari Hadhramaut, Yaman, bernama Syarief
Abdurrahman al-Kadrie. Menurut tradisi masyarakat Muslim Pontianak,
setidaknya terdapat dua jalan proses penyebaran Islam di Wilayah yang dilalui
garis Khatulistiwa itu.
Pertama, penduduk pribumi daerah tersebut berhubungan dengan agama
Islam lalu berpindah agama menjadi Muslim. Kedua, pemeluk Islam dari negeri
asing seperti Arab, India, Cina dan lain-lain bertempat tinggal secara permanen di
daerah itu lalu melakukan perkawinan dengan penduduk setempat. Hal ini terjadi
seperti pada kerajaan Tanjungpura, Sambas, Mempawah, Kubu, Pontianak
dan lain-lain.
Beberapa hal yang membuat ajaran Islam dengan mudah diterima masyarakat
Kalimantan Barat pada abad ke-15, bahkan kemudian menyebar luas hingga ke
pedalaman adalah melalui jalan perkawinan, perdagangan, dakwah yang lembut,
kesenian, serta melalui kekuasaan.

5
Penyebaran melalui perkawinan salah satunya dilakukan oleh ayah dari
pendiri Kesultanan Kadriyah yang menikah dengan Nyai Tua putri Dayak
Kerajaan Matan yang telah memeluk Islam. Sementara penyebaran Islam melalui
perdagangan pada mulanya di kawasan pantai seperti Kota Pontianak, Ketapang,
atau Sambas, kemudian menyebar kearah perhuluan.
Metode dakwah juga ditempuh oleh para ulama dengan mengajarkan al-
Qur’an, fiqh, dan lain-lain. Metode membaca al_Quran yang digunakan adalah
metode Baghdadiyah. Sejumlah nama muballigh yang menyebarkan Islam di
Kalimantan Barat antara lain Haji Mustafa dari Banjar (1917-1918), Syeh
Abdurrahman dari Taif, Madinah (1926-1932), Haji Abdul Hamid dari Palembang
(1932-1937), dan lainnya.
Sedangkan penyebaran Islam melalui jalur kekuasaan terjadi pada masa Sultan
Aman di kerajaan Sintang. Sedangkan penyebaran ajaran Agama Islam melalui
kesenian tradisional dapat dilihat pada tradisi masyarakat di Cupang Gading.
Sastra tradisional yang ada di Cupang Gading memperlihatkan adanya pengaruh
keislaman. Seperti penyebaran Islam diPulau Jawa, penyebaran Islam dengan
menggabungkan agama dengan kesenian di bagian barat Borneo ini juga
mendapat penerimaan yang luas di masyarakat. Berpadunya  nilai lokal
dengan  Islam dapat dilihat melalui prosa rakyat yang dikenal dengan
istilah bekesah dan melalui puisi tradisional, seperti pantun, mantra, dan
syair.Selain itu Islam juga disebarkan melalui kesenian Jepin Lembut yang ada
didaerah Sambas. metode dakwah melalui kesenian inilah yang kemudian menjadi
media dakwah dalam menyebarkan Islam di Kalimantan Barat.
Daerah yang pertama kali menerima siaran ajaran agama Islam adalah
Pontianak, Matan dan Mempawah. Peristiwa tersebut diperkirakan terjadi antara
tahun 1741, 1743 dan 1750. Menurut salah satu versi pembawa Islam pertama
bernama Syarief Husein atau dikenal dengan sebutan Habib Husein, seorang Arab
atau dengan nama lain beliau Syarif Abdurrahman al-Kadri, putra dari Svarif
Husein. Diceritakan bahwa Syarief Abdurrahman Al-Kadri adalah putra asli
Kalimantan Barat. Ayahnya Sayyid Habib Husein al-Kadri, seorang keturunan
Arab yang telah menjadi warga Matan. Ibunya bernama Nyai Tua, seorang putri
Dayak yang telah menganut agama Islam, putri Kerajaan Matan.
Penyebaran Islam di Kalimantan Barat berjalan secara alamiah. Dakwah Habib
Husein al-Kadri kemudian dilanjutkan oleh putranya Syarif Abdurrahman
bersama dengan murid-muridnya. Selain di bidang agama, aktivitas dakwah juga
berjalan dengan peningkatan sektor ekonomi sehingga  dakwah perintis berjalan
dengan ditopang oleh kekuatan finansial. Kekuatan ekonomi ini  menjadi faktor
yang mendukung keberhasilan dakwah, selain jalinan relasi yang luas dengan para
pedagang Muslim lainnya. Walaupun bagi Kalimantan barat, datangnya Islam
yang dibawa oleh Syarif Husein alKadri, Kalimantan barat bukan merupakan

6
daerah pertama yang didatanginya. Dan rentetan kronologi sampai akhirnya beliau
menetap dan memusatkan  dakwah di Kalimantan Barat.
Sementara itu, pendapat lain mengatakan bahwa Islam masuk ke Kalbar pada
abad ke 15 di pelabuhan Ketapang di kerajaan Sukadana atau lebih dikenal
dengan kerajaan Tanjungpura. Selain itu ada juga pendapat yang menyebutkan
bahwa pada tahun 1470 telah berdiri kerajaan Islam dengan rajanya yang bernama
Raden Abdul Kahar.
Kerajaan Tanjungpura merupakan salah satu kerajaan Islam  yang telah pula
menjalin komunikasi dengan dengan para pedagang dari Arab. Berbagai
peningalan yang masih banyak terdapat di daerah Kabupaten Ketapang saat ini. 
Para ahli menyebut bahwa bahwa usia makam keramat tujuh maupun keramat
sembilan di Kalimantan Barat diperkirakan bermula pada abad ke-15. Disebutkan
juga bahwa jauh sebelumnya telah ada kehidupan Islam di daerah Benua Lama,
seperti ditemukannya nisan yang kokoh dengan relief Arab di wilayah
Kabupaten Ketapang  Kalimantan Barat.

Dalam sejarah peradaban Islam di tanah air, Kalimantan Barat dikenal dengan
Kesultanan Islam Kadriah sebagai cikal bakal Kota Pontianak. Pendiri kesultanan
tersebut adalah seorang ulama besar dari Hadhramaut, Yaman, bernama Syarief
Abdurrahman al-Kadrie. Menurut tradisi masyarakat Muslim Pontianak,
setidaknya terdapat dua jalan proses penyebaran Islam di Wilayah yang dilalui
garis Khatulistiwa itu
Pertama, penduduk pribumi daerah tersebut berhubungan dengan agama
Islam lalu berpindah agama menjadi Muslim. Kedua, pemeluk Islam dari negeri
asing seperti Arab, India, Cina dan lain-lain bertempat tinggal secara permanen di
daerah itu lalu melakukan perkawinan dengan penduduk setempat. Hal ini terjadi
seperti pada kerajaan Tanjungpura, Sambas, Mempawah, Kubu, Pontianak
dan lain-lain.
Beberapa hal yang membuat ajaran Islam dengan mudah diterima
masyarakat Kalimantan Barat pada abad ke-15, bahkan kemudian menyebar luas
hingga ke pedalaman adalah melalui jalan perkawinan, perdagangan, dakwah
yang lembut, kesenian, serta melalui kekuasaan.
Penyebaran melalui perkawinan salah satunya dilakukan oleh ayah dari
pendiri Kesultanan Kadriyah yang menikah dengan Nyai Tua putri Dayak
Kerajaan Matan yang telah memeluk Islam. Sementara penyebaran Islam melalui
perdagangan pada mulanya di kawasan pantai seperti Kota Pontianak, Ketapang,
atau Sambas, kemudian menyebar kearah perhuluan.
Metode dakwah juga ditempuh oleh para ulama dengan mengajarkan al-
Qur’an, fiqh, dan lain-lain. Metode membaca al_Quran yang digunakan adalah

7
metode Baghdadiyah. Sejumlah nama muballigh yang menyebarkan Islam di
Kalimantan Barat antara lain Haji Mustafa dari Banjar (1917-1918), Syeh
Abdurrahman dari Taif, Madinah (1926-1932), Haji Abdul Hamid dari Palembang
(1932-1937), dan lainnya.

Sedangkan penyebaran Islam melalui jalur kekuasaan terjadi pada masa Sultan
Aman di kerajaan Sintang. Sedangkan penyebaran ajaran Agama Islam melalui
kesenian tradisional dapat dilihat pada tradisi masyarakat di Cupang Gading.
Sastra tradisional yang ada di Cupang Gading memperlihatkan adanya pengaruh
keislaman. Seperti penyebaran Islam diPulau Jawa, penyebaran Islam dengan
menggabungkan agama dengan kesenian di bagian barat Borneo ini juga
mendapat penerimaan yang luas di masyarakat. Berpadunya  nilai lokal
dengan  Islam dapat dilihat melalui prosa rakyat yang dikenal dengan
istilah bekesah dan melalui puisi tradisional, seperti pantun, mantra, dan
syair.Selain itu Islam juga disebarkan melalui kesenian Jepin Lembut yang ada
didaerah Sambas. metode dakwah melalui kesenian inilah yang kemudian menjadi
media dakwah dalam menyebarkan Islam di Kalimantan Barat.
Daerah yang pertama kali menerima siaran ajaran agama Islam adalah
Pontianak, Matan dan Mempawah. Peristiwa tersebut diperkirakan terjadi antara
tahun 1741, 1743 dan 1750. Menurut salah satu versi pembawa Islam pertama
bernama Syarief Husein atau dikenal dengan sebutan Habib Husein, seorang Arab
atau dengan nama lain beliau Syarif Abdurrahman al-Kadri, putra dari Svarif
Husein. Diceritakan bahwa Syarief Abdurrahman Al-Kadri adalah putra asli
Kalimantan Barat. Ayahnya Sayyid Habib Husein al-Kadri, seorang keturunan
Arab yang telah menjadi warga Matan. Ibunya bernama Nyai Tua, seorang putri
Dayak yang telah menganut agama Islam, putri Kerajaan Matan.
Penyebaran Islam di Kalimantan Barat berjalan secara alamiah. Dakwah Habib
Husein al-Kadri kemudian dilanjutkan oleh putranya Syarif Abdurrahman
bersama dengan murid-muridnya. Selain di bidang agama, aktivitas dakwah juga
berjalan dengan peningkatan sektor ekonomi sehingga  dakwah perintis berjalan
dengan ditopang oleh kekuatan finansial. Kekuatan ekonomi ini  menjadi faktor
yang mendukung keberhasilan dakwah, selain jalinan relasi yang luas dengan para
pedagang Muslim lainnya. Walaupun bagi Kalimantan barat, datangnya Islam
yang dibawa oleh Syarif Husein alKadri, Kalimantan barat bukan merupakan
daerah pertama yang didatanginya. Dan rentetan kronologi sampai akhirnya beliau
menetap dan memusatkan  dakwah di Kalimantan Barat.
Sementara itu, pendapat lain mengatakan bahwa Islam masuk ke Kalbar
pada abad ke 15 di pelabuhan Ketapang di kerajaan Sukadana atau lebih dikenal
dengan kerajaan Tanjungpura. Selain itu ada juga pendapat yang menyebutkan

8
bahwa pada tahun 1470 telah berdiri kerajaan Islam dengan rajanya yang bernama
Raden Abdul Kahar.
Kerajaan Tanjungpura merupakan salah satu kerajaan Islam  yang telah pula
menjalin komunikasi dengan dengan para pedagang dari Arab. Berbagai
peningalan yang masih banyak terdapat di daerah Kabupaten Ketapang saat ini.
Para ahli menyebut bahwa bahwa usia makam keramat tujuh maupun keramat
sembilan di Kalimantan Barat diperkirakan bermula pada abad ke-15. Disebutkan
juga bahwa jauh sebelumnya telah ada kehidupan Islam di daerah Benua Lama,
seperti ditemukannya nisan yang kokoh dengan relief Arab di wilayah
Kabupaten Ketapang  Kalimantan Barat.

F. AWAL MULA KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN


Pada waktu islam berkembang diseluruh kepulauaan indonesia kerajaan
majapahit hindu diperintah oleh brawija putera angka wijaya, yang kemudian
mengalami keruntuhan raja yang dirobohkan kerajaan majapahit ialah raden patah
dengan delapan menterinya yaitu sunan ngampel.sunan giri.sunan drajat, sunan
gunung jati. Sunan kudus, ngundung dan sunan demak. Mulai itulah agama islam
disebar diseluruh indonesia . yang menjadi islam sesungguhnya adalah haji purwa
putera brawijaya maesa tandrana dan lari ke cirebon. Dicirebon agama islam
disebarkan oleh syech bin maulana malik syech ibrahim yang bergelar sultan
gunung jati. Sedang kan kerajaan isalam dikalimantan ada dibanjarmasin sejak
pangeran samudra atau pangeran suriansyah alias maruhum ialah:

1. (kerajaan banjar masin tahun 1540 dalam pemerintahan pangeran samudra


(yang kemudian di islamkan bernama pangeran suriansyah atau maruhum).

2. kota waringin tahun1620. Sultannya yang pertama ratu bagawan.

3. pasir (tanah grogot) tahun 1600. Didirikan oleh orang arab yang menikah
dengan seorang puteri sultan (puteri petung).

4. kutei (kutai) tahun 1600. Diperintah oleh raka mahkota

5. berau dan bulongan tahun 1700, diperintah oleh raja adipati

6. pontianak tahun 1450;

7. smatan tahun 1743, didirikan oleh seorang arab bernama syarif husin; dan

8. mempawa tahun 1750,

9
juga oleh seorang arab bernama syarif husin. Mula-mula kerajaan hindu
berperang dengan kerajaa islam, tetapi akhirnya kerajaan hindu menyerah ,
yaitu kerajaan hindu dicandi laras dan candi agung juga ditanjung pura dan
lain-lain. Sebagian rakyat memeluk agama islam termasuk sebagian rakyat
dayak dipantai-pantai. Rakyat dayak yang telah masuk islam , ialah yang
sering disebut sebagai dayak melayu, yang kebanyakkan di kuala kapuas ,
tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka
tetap suku dayak , hanya sudah memeluk agama islam. Pangeran samudra
(suriansyah) pernah meminta seorang puteri bernama biang lawai untuk
dijadikan istri. Biang lawai, adalah adik patih dadar, patih muhur, dan
mengijin perkawinan, hanya dengan perjanjian tidak akan di islamkan.mula-
mula oleh pangeran samudra, disanggupi, tetapi sesudah sampai istana, putri
itu dikabarkan diislamkan. Kabar tersebut sampai kepada patih muhur
bersaudara, menimbulkan amarah patih rumbih dari kahayan , patih muhur
dari bakumpai (barito)dengan ilmu gaib, berhasil merampas saudaranya
kembali, biang lawai, dari istana sultan dan dibawanya kesungai katan.

Pangeran samudra memerintah balatentaranya untuk mencari perempuan


tersebut dipedelaman. Tetapi karena balatentara patihn muhur sangat hebat,
maka mundur lah balatentara sultan. Patih muhur dan patih rumbih mundur
dan membuat pertahanandi taliu dikampung tundai. Sesudah itu mereka
mundur lagi membuat pertahanan didanau karam bersebrangan dengan
negeri goha kahayan. Mereka menyebrangi danau tersebut dan dipasang
dundang, bambu yang diruncingkan dibawah jembatans ehingga sewktu-
wktu jembatan tersebut dapat diputuskan jika balatentara sultan lewatatas
jembatan dan luka-luka terkena bambu yang diruncingkan dibawahnya.
Perahu-perahu mereka dapat dirampas oleh patih rumbih ditengelamkan .
sekarang tempat tersebut dinamai berayar yang artinay “berlayar”. Diantara
tempat pertempuran-pertempuran tersebut dengan bentengnya ialah sungai
muhur (barito), parabingan, (pangkoh) bukit rawi, tewang pajagen, tewah,
hulu kaspuas dan lain-lain. Tentang tersebarnya agama islam dari banten
kedaerah kalimantan dapat kita baca artikel kerajaan islam dari banten di
karang an R. Muchtadi dalam almanak muhamadyah 1357 H (1938) hlm.
166 dan 169, antara lain ditulis : aliudin sultan banten bergelar abu mufakir
muhamad aliudin, dia beramah tamah dengan kompeni, dan mendapat
kebebasan sisa utang kerajaan banten sebanyak 60.000 ringgit, bekas
menempuh landak (tahun 1698 ditentukan , bahwa landak dan sukadana
diserahkan pada kompeni. Daerah pantai barat kalimantan diperintah oleh
sultan abdurahman yang mendirikan kota pontianak. Sultan muhamad
aliudin hanya berputera seorang saja dan meninggal ketika masih kanak-
kanak tahun1786. Sultan zainal abidin dari banten memasuki landak, matan.

10
Tahun 1699. Kapal kompeni /VOC dan 75 pecalang banten berlayar
kesukadana diperintahkan oleh sultan agung (pangeran agung), keponakan
sultan banten yang bergelar panebahan. Sultan landak didibantu oleh orang
bugis dapat merebut kembali daerahnaya . sehingga panebahan dapat
dipukul mundur , dengan keluarganya melarikan diri ke anyer (banten).
Landak dipegaruhiselama 80 tahun (1699-1778).

11
BAB 3
PENUTUPAN

Kesimpulan
1.    Islam masuk ke Kalimantan Barat sekitar abad ke-15 atau 16. Masih banyak
perbedaan pendapat tentang masuknya Islam ke Kal-Bar. Namun ada pendapat
yang mengatakan bahwa islam pertama kali dibawa oleh Syarif Husein seorang
pedagang dan pendakwah yang akhirnya menetap di Kalbar. Ada juga mendapat
yang mengemukakan bahwa Islam masuk ke Kalbar pada abad ke 15 di pelabuhan
Ketapang (Sukadana) melalui perdagangan (Sendam, 1970:35). Yang
mendapatkan respon yang sangat baik dari warga masyarakat.
2.    Bentuk-bentuk Islamisasi yang terjadi di Kalbar hingga akhirnya Islam dapat
menyebar sampai kepedalaman ialah diantaranya:
a.       Melalui perkawinan
b.      Melalui perdagangan
c.       Melalui dakwah
d.      Melalui kekuasaan (otoriter).
e.       Melalui kesenian
B.  Saran
Makalah yang kami saya buat ini pastinya masih banyak kekurangan dan
keterbatasan. Makalah yang mungkin masih jauh dari kesempurnaan ini belum
dapat memberikan penjelasan maupun pemaparan yang sangat mendetail
khususnya untuk sejarah dan lembaga-lembaga pendidikan Islam. Untuk itu saya
menyarankan kepada pembaca agar tidak hanya terpaku pada makalah ini saja.
Para pembaca dapat mencari literatur-literatur yang lain yang dapat memberikan
pengetahuan tentang sejarah pendidikan Islam di Kalimantan Barat ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kalbariana.web.id/perkembangan-islam-di-kalimantan-barat/

https://bimasislam.kemenag.go.id/post/berita/melacak-sejarah-islam-di-pusat-
kota-khatulistiwa

Shttps://www.slideshare.net/yunanmalifah/makalah-sejarah-kerajaan-islam-di-pulau-
kalimantan-sumatra

https://anggaariskaa.blogspot.com/2016/07/sejarah-singkat-islam-di-kal-bar.html

13

Anda mungkin juga menyukai