Anda di halaman 1dari 8

(Al-Qur'an Hadist)

(Al-Qur'an sebagai sumber berbagai ilmu

aliran dan Hubungannya)

Nama : Bella putri bara mita

Nim : 2020201121

Prodi : PGMI 1

Abstrak

Islam bukan hanya terdiri dari satu dua aspek saja, tetapi memiliki beberapa aspek,
yaitu aspek teologi, ibadah, moral, filsafat, sejarah, kebudayaan, dan lain
sebagainya. Semua aspek itu dtulis dan dibahas oleh para ahli sehingga melahirkan
berbagai ilmu yang kemudian dikenal dengan ilmu-ilmu keislaman. Semua disiplin
ilmu tersebut bersumber pada Al-Qur’an. Dan itu semua ilmu itu terbagi, sbb: ilmu
tauhid (teologi), ilmu hukum, ilmu tasawuf, dan ilmu filsafat islam. Semua
penjelasan itu sudah ada diatas.

Sedangkan aliran-aliran yang ada dalam islam sekaligus berhubungan dalam al-
Qur’an, itu sangat banyak sekali. Semua aliran tersebut hasil dari pemikiran orang
islam terhadap ajaran-ajaran dasar dalam islam. Pemikiran tersebut merupakan hasl
akal manusia karena manusia tidak bersifat ma’sum dan penafsiran ulama itu pun
juga tidak bersifat mutalak. Di dalam agama islam, yang terpenting adalah aliran-
aliran itu tidak bertentangan dalam ajaran islam yang sesuai al-Qur’an dan hadist.

Pada masa rasululloh umat Islam masih bersatu. Segala hal yang berpotensi
menimbulkan konflik mampu diredam oleh rasululloh. Persoalan persoalan yang
berkaitan masalah agama bisa ditanyakan langsung kepada rasululloh saw,
sehingga tidak menimbulkan perbedaan pendapat. Benih perpecahan mulai timbul
pada masa pemerintahan Usman bin Affan kemudian berlanjut pada masa
pemerintahan Ali bin Abi Tholib. Masa pemerintahan Ali pernah terjadi perang
fisik melawan Aisyah istri Rasululloh dan khalifah Ali pernah berperang melawan
Muawiyah bin Abu Sofyan gubernur Damaskus. Pada awalnya perpecahan
disebabkan persoalan politik kemudian berlanjut pada masalah Akidah dan
perbedaan pemahaman takdir. Dari sinilah mulai timbul aliran aliran dalam Islam.

A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah sumber utama ajaran Islam. Di dalam al-Qur’an terdapat banyak
sekali pelajaran yang dapat diambil. al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur
melalui perantara malaikat Jibril. Keistimewaan al-Qur’an dibandingkan dengan
kitab-kitab suci yang lain ialah kemurnian atau keaslian al-Qur’an dijaga langsung
oleh Allah, agar tidak ada satupun ayat-Nya yang berubah.Dari al-Qur’an pula
ilmu-ilmu pengetahuan berkembang, baik ilmu pengetahuan umum maupun ilmu
pengetahuan agama. Mempelajari al-Qur’an adalah kewajiban. Bagi umat Islam,
pengertian kita terhadap hubungan antara al-Qur’an dan ilmu pengetahuan akan
memberi pengaruh yang tidak kecil terhadap perkembangan agama dan sejarah
perkembangan manusia pada generasi-generasi yang akan datang.

Islam sebagai agama besar rentan terhadap perpecahan. Perpecahan itu ada yang
mengarah munculnya ajaran ajaran baru yang menyimpang dari ajaran dasar Islam,
dan ada perpecahan yang disebabkan karena adanya perbedaan penafsiran Al-
Qur‟an dan hadits, ada juga perbedaan cara pandang tokoh tokoh Islam dalam
mengatasi kemunduran umat Islam. Inilah yang menyebabkan lahirnya pemikiran
pemikiran dalam Islam.Untuk menghindari keterbelakangan umat Islam,
diperlukan adanya gerakan tajdid (pembaharuan) sehingga diharapkan lahir tokoh
tokoh pembaharu yang mempunyai keberanian untuk melakukan perubahan besar
bagi pemikiran Islam. Kemudian kita harus mampu menangkap berbagai corak
pemikiran Islam dari satuperiode ke periode lain agar kita bisa memilih pemikiran
mana yang paling tepat dan sesuai kondisi jaman.

B. Al-Qur'an sebagai sumber berbagai disiplin Ilmu keislaman, ilmu tauhid


(teologi),ilmu hukum, ilmutasawuf, dan ilmu filsafat islam.

Al-Qur’an sebagai sumber berbagai disiplin ilmu keislaman.Disiplin ilmu yang


bersumber dari Al-Qur’an di antaranya yaitu:[2]
1. Teologi Islam (Ilmu Tauhid)

Ilmu kalam atau teologi termasuk salah satu bidang studi Islam yang amat dikenal
baik oleh kalangan akademis maupun oleh masyarakat pada umumnya.
Ilmu tauhid disebut juga ilmu kalam, yaitu ilmu yang membahas tentang ke-Esaan
Tuhan dan wujud Allah dengan segala sifat-Nya. Dalam ilmu tauhid disebutkan
tidak hanya dibahas mengenai wujud Allah saja, tetapi juga dibahas tentang iman
kepada rasul, kitab-kitab yang diturunkan Allah, malaikat-malaikat, hari akhirat
(alam gaib), dan iman kepada kadar baik maupun buruk, yang disebut dengan
rukun iman.[15]Sebagai inti dari rukun iman itu, adalah iman kepada Allah,
mengakui wujud-Nya dan meng-Esakan-Nya.
Teologi terkadang dinamai pula Ilmu Tauhid, Ilmu Usluhuddin, Ilmu Aqaid dan
Ilmu ketuhanan. Dinamai ilmu tauhid, karena ilmu ini mengajak orang agar
meyakini dan mempercayai hanya pada satu Tuhan yaitu Allah SWT. Selanjutnya
dinamai ilmu usluhuddin karena ilmu ini membahas pokok-pokok keagamaan yaitu
keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan, dinamai ilmu aqaid karena dengan ilmu
ini seseorang diharapakan agar meyakini dalam hatinya secara mendalam dan
mengikatkan dirinya hanya pada Allah sebagai Tuhan.[16]
Firman Allah SWT :
ْ‫ر‬::ُ‫ َو َم ْن يَ ْكف‬°ُ‫ب الَّ ِذيْ أَ ْنزَ َل ِم ْن قَ ْبل‬
ِ ‫ب الَّ ِذيْ نَ َّز َل َعلَى َرسُوْ لِ ِه َو ْال ِكتَا‬ِ ‫يَآ أَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ أ َمنُوا أ ِمنُوْ ا بِاهَّلل ِ َو َرسُوْ لِ ِه َو ْال ِكتَا‬
)136 : ‫ (النساء‬. :‫ضاَل الً بَ ِع ْي ًدا‬ َ ‫ض َّل‬ َ ‫ه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم األَ ِخ ِر فَقَ ْد‬:ِ ِ‫بِاهَّلل ِ َو َمآَل ئِ َكت‬
“Hai orang-orang yang beriman, yakinlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada
kitab yang diturunkan-Nya kepada Rasul-Nya, dan kepada kitab-kitab terdahulu.
Baang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, dan kitab-kitab-
Nya, Rasul-rasul-Nya dan Hari Kemdian maka sesungguhnya orng itu telah sesat
jalan sejauh-jauhnya”. (Q.S al-Nisa, 4 : 136) [17]
2. Ilmu Hukum

Hukum Islam atau fiqh merupakan salah satu bidang studi Islam yang paling
dikenal oleh masyarakat. Hal ini antara lain karena fiqih terkait langsung dengan
kehidupan masyarakat.
Hukum Islam atau fiqh didefinisikan sebagai ilmu yang membahas tentang hukum-
hukum syari’at yang bersifat amaliyah praktis, diambil dari dalil-dalil yang
terperinci. Dalil-dalil yang dimaksud dalam definisi tersebut antara lain bersumber
pada al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai wahyu Allah yang sempurna dan terakhir untuk
manusia, harus dijadikan pedoman utama, bahkan tunggal bagi manusia sebagai
sumber hukum.[19]Semua masalah hukum fiqh dibicarakan di dalam al-Qur’an.
Ayat-ayat yang mengandung masalah hukum disebut ayat ahkam.
3. Ilmu Tasawuf

Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan perhatian
pada pembersihan aspek rohani manusia yang selanjutnya dapat menimbulkan
akhlak mulia. Hal ini berbeda dengan aspek fiqih, khususnya pada bab thaharah
yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek jasmaniah atau lahiriah.
Islam sebagai agama yang bersifat universal dan mencakup berbagai jawaban atas
berbagai kebutuhan manusia selain menghendaki kebersihan lahiriah juga
menghendaki kebersihan batiniah, lantaran penilaian yang sesungguhnya dalam
Islam diberikan pada aspek batinnya.[20]
Tasawuf atau sufisme bertujuan agar seseorang secara sadar memperoleh langsung
hubungan dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa ia berada dihadirat Tuhan.
Paham bahwa Tuhan dekat dengan manusia yang merupakan ajaran dasar tasawuf
itu terdapat dalam al-Qur’an dan hadis.Ayat 186 surat Al-Baqarah misalnya
mengatakan,[21]

ِ ‫اع إِ َذا َدع‬ ُ َ َ‫َو إِ َذا َسأَل‬


)186 : ‫َان (البقرة‬ ِ ‫ك ِعبَا ِديْ َعنِّي فَإِنِّي قَ ِريْبٌ أ ِجيْبُ َد ْع َوةَ ال َّد‬
“jika hamba-hamba-Ku bertanya padamu tentang diri-Ku, Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan seruan orang yang memanggil ia panggil Aku”.[22]
4. Ilmu Filsafat Islam

Dari segi bahasa, filsafat islam terdiri dari gabungan kata filsafat dan islam. Kata
filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta, dan kata sophos yang berarti ilmu
atau hikmah. Dengan demikian secara bahasa filsafat berarti cinta terhadap ilmu
atau hikmah.
Selanjutnya kata islam berasal dari bahasa Arab aslama, yuslimu islaman yang
berarti patuh, tunduk, berserah diri, serta memohon selamat dan sentosa.
Selanjutnya Islam menjadi suatu istilah atau nama bagi agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi
Muhammad SAW sebagai rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran
yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi kehidupan
manusia. Sumber dari ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek itu ialah Al-
Qur’an dan hadis.
Filsafat Islam adalah ilmu yang berbicara tentang segala sesuatu yang ada untuk
dicari hakikat atau dasar serta prinsip-prinsipnya, secara sistematik, radikal, dan
universal.[26]
Filsafat ditandai dengan penggunaan akal atau rasio secara benar dan sehat. Dalam
al-Qur’an banyak ayat yang menyuruh manusia menggunakan akal atau rasio.
C. Aliran-aliran dalam Islam dan Hubungannya dengan Al-Qur’an

Secara garis besar apa yang terkandung dalam pengertian Islam dapat dibagi di
dalam dua kelompok. Kelompok ajaran dan kelompok non ajaran. Dalam
kelompok non ajaran dapat dimasukkan sejarah, kebudayaan dan lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang datang ke dalam Islam sebagai hasil dari perkembangan
Islam dalam sejarah.
Kelompok ajaran dapat dibagi kepada ajaran dasar sebagai terdapat di dalam al-
Qur’an dan hadits, dan ajaran bukan dasar yang timbul sebagai penafsiran dan
interpretasi ulama-ulama dan ahli-ahli Islam terhadap ajaran-ajaran dasar itu. Dari
sini lahirlah berbagai pemikiran Islam dalam bidang hukum, dan bidang teologi
yang menimbulkan berbagai madzhab dan aliran.
Pemikiran-pemikiran tersebut merupakan hasil akal manusia. Karena manusia tidak
bersifat ma’sum, penafsiran para ulama sehingga tidak bersifat mutlak, namun
tetap harus tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan hadits.[27]
Pada dasarnya, munculnya aliran-aliran, terutama disebabkan oleh perbedaan
pandangan tentang pemahaman makna ayat-ayat al-Qur’an. Ada beberapa aliran
yang dikenal dalam Islam antara lain :
1. As-Salaf

As-Salaf adalah mereka yang memegang teguh al Ma’sur (al-Qur’an dan sunnah),
mendahulukan riwayat atas kajian (al-Dirayah), dan mendahulukan naql (al-Qur’an
dan sunnah) atas akal.
2. Mu’tazilah

Mu’tazilah adalah aliran rasional dalam Islam yang membahas secara filosofis hal-
hal yang tadinya belum diketahui melalui metode filsafat.Secara etimologi,
Mu’tazilah berasal dari kata “i’tizal” yang artinya menunjukkan kesendirian,
kelemahan, keputusasaan, berpisah, atau mengasingkan diri.Dalam al-Qur’an, kata-
kata ini diulang sebanyak sepuluh kali yang kesemuanya mempunyai arti sama
yaitu menjauhi sesuatu.[29]
3. Al Asy’ariah

Asy`ariyah adalah sebuah paham akidah yang dinisbatkan kepada Abul Hasan Al-
Asy`ariy. Al Asy’ariyah kreatif yang berusaha mengambil sikap tengah-tengah
antara dua kutub akal dan naqli, antara kaum Salaf dan Mu’tazilah.[33]
Jika ketiga aliran di atas berbeda karena pandangan mereka terhadap ayat-ayat al-
Qur’an, maka syi’ah muncul sebagai aliran yang meyakini Khalifah Ali ibn Abi
Thalib yang paling berhak menjadi khalifah (setelah Rasul wafat) karena Ali paling
dulu masuk Islam, paling banyak menghadapi cobaan dalam fisabilillah, bahkan
punya hubungan nasab paling kuat dengan nabi.[34]
5. Tasawuf ,Aliran ini berpegang pada :

a. Tingkah laku menjauhi pesona dunia demi kesucian jiwa dan tubuh.
b. Mujahadah, ketahanan menghadapi bencana.
c. Mementingkan akhirat.[35]
6. Qadariyah

Mereka berpendapat bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri seseorang ataupun
makhluk-makhluk yang lain adalah atas kekuasaannya sendiri secara mutlak. Tidak
ada camput tangan Allah dalam masalah tersebut. Dan Allah tidak mengetahui atas
segala apa yang terjadi.
7. Jabariyah
Jabariyyah berpendapat bahwa hanya Allah sajalah yang menentukan dan
memutuskan segala amal perbuatan manusia.[39] Semua perbuatan itu sejak
semula telah diketahui Allah dan semua amal perbuatan itu berlaku dengan kodrat
dan iradatNya. Manusia tidak mencampurinya sama sekali. Usaha manusia sama
sekali bukan ditentukan manusia sendiri. Kodra dan iradat Allah lah yang
membekukan dan mencabut kekuasaan manusia sama sekali. Pada hakikatnya
segala pekerjaan dan gerak-gerik manusia sehari-harinya adalah paksaan semata-
mata. Kebaikan dan kejahatan itupun semata-mata paksaan pula, sekalipun
manusia nantinya memperoleh balasan surga atau neraka. Pembalasan surga atau
neraka itu bukan sebagai ganjaran atas kebaikan yang diperbuat manusia sewaktu
hidupnya dan balasan kejahatan yang dilakukannya, tetapi surga dan neraka
semata-mata sebagai bukti kebesaran Allah dalam kodrat dan iradatNya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Resume ini adalah bahwa al-Qur’an
menempati posisi sentral bukan saja dalam perkembangan dan pengembangan ilmu
– ilmu keislaman, tetapi juga merupakan inspirator dan pemandu gerakan –
gerakan umat Islam sepanjang zaman.
Al-Qur’an adalah sumber berbagai ilmu keislaman. Karena al-Qur’an merupakan
pokok ajaran Islam, maka segala studi mengenai keislaman tidak boleh
bertentangan dengan sumber pokok ini. Bersumber dari al-Qur’an dan Hadis
banyak berkembang berkembang ilmu pengetahuan seperti, ilmu tasawuf, teologi,
filsafat, fiqh,dan lain-lain.
Memang ada aliran-aliran dalam Islam yang muncul karena faktor perbedaan
pandangan tentang cara memahami ayat-ayat al-Qur’an, faktor sejarah Islam, dan
faktor-faktor lainnya. Yang terpenting adalah pemahaman bersama bahwa Allah
dalam al-Qur’an menghendaki sesama muslim untuk saling berkasih sayang.
Setelah kita memahami kadudukan al-Qur’an tersebut secara utuh maka kita dapat
menjadikan al-Qur’an sesuatu yang sangat berperan secara langsung bagi
keberlangsungan kehiduapan ummat manusia di permukaan bumi ini, karna tanpa
adanya al-Qur’an tersebut maka peradapan manusia saat ini akan kacau, tidak ada
rasa hormat antara manusia, tidak terjalinnya silaturahim antara muslim, keadaan
kehidupan manusia semrawut, terjadinya penghardian terhadap anak yatim dan
sebagainya.

Daftar pustaka
Al Munawar, Said Agil Husin. Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam Sistem
Pendidikan Islam. Jakarta:Ciputat Press. 2003.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung : Diponegoro.
2005.
Hasan, M. Ali. Studi Islam, Al-Qur’an dan As Sunnah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2000.
Madkour, Ibrahim. Aliran dan Teori Filsafat Islam. Jakarta : Bumi Aksara. 1995.
Nasir, A., Sahilun. Pemikiran Kalam (Teologi Islam) Sejarah, Ajaran, dan
Perkembangannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2010.
Nata, Abuddin. Al-Qur’an dan Hadis. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. 1996.
Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. 2006.
Sahilun. Pengantar Ilmu Kalam. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. 1994.
Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur’an. Bandung : Penerbit Mizan. 1992.
Zahrah, Abu. Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam. Jakarta : Logos Publishing
House. 1996.1
1 [2] Abuddin Nata, Al-Qur’an dan Hadis, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 1996), hlm.117

[15] Disampaikan pada perkuliahan Ilmu Tauhid Amali oleh Purnama Rozak, M.Ag. di STIT Pemalang pada
Oktober 2014.

[16] Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006), hlm. 269.

[17]Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm. 100.

[19]Abuddin Nata, Al-Qur’an dan Hadits, Op. Cit., hlm. 119.

[20]Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Op. Cit., hlm. 283

[21] Abuddin Nata, Al-Qur’an dan Hadits, Op.Cit., hlm. 120.

[22] Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm

[26] Ibid, hlm. 121

[27] Abuddin Nata, Op.Cit.,hlm. 122-123.

[29] Ibid, hlm. 63.

[33] Ibrahim Madkour, Op.Cit, hlm. 88.

[35] Ibid, hlm. 101

[34] Ibid, hlm. 100

[39] Sahilun, Pengantar Ilmu Kalam, (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 134.

Anda mungkin juga menyukai