Anda di halaman 1dari 5

Hasil wawancara :

1. Pak Azhar sebagai ketua POKMAS melet bedue 2, penerima rusak berat

Kalau ada spandex yang kurang bagus kualitasnya kita tidak pakai kita diamkan sampai pihak
supplier menggantinya dengan kualitas yang seharusnya, begitu juga untuk masalah pasir yang kita
tolak kalau kualitasnya buruk

Apakah ada pemotongan untuk masalah keuangan dari pihak supplier ?

Kalau masalah pemotongan tidak ada, ya palingan sekedarnya saja. Besi juga tidak ada yang
dipotong- potong semuanya utuh, jika dipojok dia saling berpotongan langsung dibengkokkan tidak
ada yang dipotong. Dalam penggunaan bahan bangunan juga kita fleksibel, misal kalau ada anggota
kita yang penggunaan besinya melebihi penggunaan yang sudah ditetapkan karena dia ingin
memodifikasi rumahnya, maka bias saja nanti di bahan-bahan yang lain itu dikurangi seperti
pasirnya. Kita juga bisa menambah desainnya jika kita ingin, dan kita sendiri yang membiayai
kelebihan barang yang dibutuhkan untuk itu.

Kalau masalah dana apakah Anda sendiri yang pegang untuk satu kelompok atau bagaimana?

Dana itu kami cairkan di bank BRI tiga sampai empat kali pencairan karena saya juga sebagai ketua
baru pertama kali menangani masalah seperti ini jadinya saya harus waspada, saya cairkan dananya
sesuai dengan pekerjaan yang sudah selesai dikerjakan, sebab pengalaman yang dulu-dulu ketika
uangnya sudah dicairkan itu dibawa kabur itu yang kami takutkan. Kalau masalah pekerja kita cari
sendiri. Untuk masalah tipe rumah, kami sekelompok bersepakat menggunakan rumah jenis RIKO.
Saya sebagai ketua bertanggung jawab terhadap anggota kelompok, disini anggota kami ada 12,
untuk kelompok kami sudah rampung 100%, dan untuk kelompok lain ada juga yang masih sekitar
80%.

2. Saripuddin sekertaris salah satu POKMAS, penerima rusak sedang


Permasalahan apa saja yang dihadapi ?
Pertama-tama dalam hal ini supaya tidak salah informasi yang lebih memahami tentang hal ini
adalah aplikator karena dia yang mengerjakan rumah ini. Karena terkadang saat ada SK keluar dari
desa tapi SK dari kabupaten belum ada dana, terkadang ada juga masyarakat yang memiliki nama
berbeda satu huruf atau sebagainya itu jadi permasalahan juga, dan disini itu merupakan tugas dari
fasilitator dan aplikator karena kalau tidak diurus pekerjaan mereka akan menjadi terhambat, itu
permasalahan data. Adapaun untuk permasalahan usulan siapa saja yang mendapat bantuan, itu
kita tidak tau persis bagaimana, tetapi kemarin tahap pertama itu ada survey dari PU, BPBD,
sehingga kita tidak tahu kalau ada penambahan atau sebagainya.

Awalnya siapa yang mendata ?


Yang pertama kan dari pihak PU dan BPBD, yang untuk pengusulan sudah pasti dari desa yang
didampingi oleh kadus, kemudian diverifikasi karena kadus yang mengetahui seluk beluk
masyarakatnya posisi rumah dan segalam macamnya
Dana yang diberikan itu berapa?
Kalau untuk rusak beratnya itu 50 juta, rusak sedang 25 juta, rusak ringan 15 atau 10 kalau tidak
salah.

Ketika dana itu sudah keluar, siapa yang disuruh mengerjakan?


Kalau setahu saya itu berbeda-beda teknis, saya tidak tahu persis karena saya bukan pelakunya
artinya sebagai kacamata awam, kalau rusak berat itu aplikator yang mengerjakan, aplikator ini
seperti supplier, swasta atau pihak ketiga yang membangun sampai selesai, jadi dia yang
menyediakan barang-barang yang dibutuhkan yang didampingi oleh tim teknis dari BPBD yaitu
fasilitator dan masyarakat terima jadi, itu untuk rusak berat. Adapun rusak ringan itu, sama saja kita
berkelompok membuat POKMAS, tetapi bedanya kita sendiri yang mengerjakan cuma kita tetap
membutuhkan supplier. Supplier ini kita pilih sesuai dengan kesepakatan kita bersama anggota
kelompok, dimana supplier ini sendiri harus memenuhi standar yang ada, misalnya terkait masalah
harga, jenis kayu, kualitas pasirnya. Kalau untuk rusak berat setahu saya karena saya bukan
penerima rusak berat, kebetulan saya juga anggota LKMD di desa sepenuhnya pengerjaan untuk
rusak berat ini dikerjakan oleh aplikator, dimana penerima bantuan tinggal menerima hasil saja
dengan ukuran 6x6, dan untuk tipe-tipe rumah itu ada RISA,RISBA, RIKA, RIKO. RIKO itu rumah dari
kayu, kalau RIKA ada dua jenis lagi ada yang full tembok ada juga yang setengah, pemilihan tipe
rumah sendiri tergantung kesepakatan POKMAS dengan aplikatornya. Untuk RISA untuk sudah ada
penel-panelnya tinggal dipasang saja dimana setengahnya batako dan selebihnya kalsiboard. Kalau
RISBA dia semuanya dari baja. Itu jenis-jenis rumah untuk rusak berat, sedangkan saya sendiri
sebagai penerima rusak sedang hanya memperbaiki apa-apa yang rusak saja. Untuk rusak berat
sendiri itukan aplikator menawarkan produk rumah tersebut ke desa dan POKMAS sendiri yang
memilih akan memakai tipe rumah yang diinginkan, begitu mekanismenya.

Berapa banyak anggota dalam satu POKMAS?


Saya tidak tahu persis, tetapi setahu saya tidak ada yang dibawah 10 orang. Itu ada standarnya ada
surat edarannya di desa. Terkadang ketika masyarakat dibangunkan rumah, tetapi ada yang memiliki
kemampuan lebih, dia tambah ukuran rumahnya.

Kendala-kendala apa saja yang Anda alami sebagai penerima atau pengalaman yang Anda lihat?
Kalau dari sisi administrasi, mungkin dari pengalaman saya sendiri sebagai penerima rusak sedang
sendiri adalah beda nama, nama di SK dengan nama di KTP berbeda. Anggota saya ada yang seperti
itu, akhirnya kita buatkan surat beda nama atau kesalahan di SK tersebut. Kendala kedua mengenai
tentang saldo yang ada di BPBD, saya tidak terlalu paham sistem pencairan uangnya, aplikator dan
fasilitator pasti akan memeriksa apakah dana itu sudah masuk ke dalam rekening setiap anggota,
ada 3 anggota saya yang rekeningnya sudah kadaluarsa jadi harus buat ulang, dan itu salah satu
penghambat kita dalam proses pencairan dana. Akibat dari itu, kami pun anggota yang lain juga
menerima dampak karena pengadaan barang dari supplier menjadi terhambat sekitar beberapa
minggu. Dan sekarang itu sudah 100%. Yang mengkoordinir semua itu adalah pengurus. Dari bank
kita ada surat kuasa dimana dana yang ada di rekening anggota itu dimasukkan kedalam rekening
POKMAS, dan yang mencairkan dana tersebut dicairkan oleh masing-masing pengurus POKMAS
sesuai dengan SK desa, setelah pencairan sesuai pengalaman saya walaupun bendahara tidak ada
bisa diwakili ketua atau sekertaris kalau mengalami kendala.

Setelah pencairan dana kemudian apa yang dilakukan, bagaimana dengan masalah pekerja?
Untuk pekerja ada anggaran tersendiri, kalau tidak salah ada standarnya sekitar 6 samapai 7 juta
untuk rusak sedang, kalau memang tukang yang kita cari setuju dengan harga itu ya kita sepakat,
ada juga pekerja yang disediakan oleh fasilitator karena pada saat itu tenaga kerja kita di sini
terbatas, mekanisme sama antara rusak sedang dengan rusak ringan, artinya anggota POKMAS
sendiri yang tahu kerusakan rumahnya jadi itu diserahkan kepada anggota POKMAS sendiri berbeda
dengan rusak berat, hanya saja kita sepakat dengan para anggota kita untuk memilih supplier yang
kita inginkan, dan dalam pelaksanaan itu sendiri kita sudah pasti didampingi oleh fasilitator atau tim
teknis nya dari BPBD, pihak fasilitator yang akan memantau perkembangan pembangunan. Dan
kalaupun penerima bantuan juga ingin bekerja, itu bisa saja asalkan dia setuju dengan bayaran yang
sudah dianggarkan. Dan kemarin juga, ketika ada penerima bantuan yang memiliki material-material
yang masih bisa digunakan dalam proses pembangunan maka itu bisa dibayar oleh supplier,
misalnya seperti pasir, batako, ataupun kusen yang masih bisa digunakan sesuai dengan harga
standar yang ada, seandainya juga jika sanggup menjadi tukang dan siap menerima bayaran yang
sudah dianggarkan itu bisa.

3. Muzakkir supplier rusak sedang dan ringan


Kendala apa yang dihadapi ?
Untuk kendala sendiri, tidak ada yang berarti cuma kendala dikita itu tentang masalah pencairan
dana, ya tidak ada masalah yang terlalu besar soalnya kita sendiri sebagai supplier cuma
menyediakan bahan-bahan untuk rusak sedang dan ringan yang jelas tidak terlalu kompleks
masalahnya. Adapun tugas kita sebagai suplier itu adalah menyediakan material-material sesuai
keinginan masyarakat dan sesuai dengan kesepakatan yang sudah kita sepakati bersama. Yang kita
tangani itu rumah yang tidak roboh seutuhnya, tugas kita hanya rehab saja. Kita mengerjakan apa
yang diminta saja. Ya palingan kendalanya dibagian administrasi, seperti kita agak telat mengirim
laporan tentang perkembangan pembangunan.

Apakah anda mengetahui mekanisme permerian bantuan itu?


Yang jelas yang pertama kali melakukan pendataan itu pemerintah bawah, yaitu kadus. Kemudian
data yang sudah dikumpulkan oleh kadus tersebut diverifikasi oleh tim PUPR apakah ini layak
mendapatkan bantuan dan sebagainya

4. Muhkam supplier
Apa kendala yang dihadapi ?
Kemarin itu setelah kita mengirimkan data semuanya ke pihak BPBD dan ternyata data yang ada itu
hilang. Dan itu yang menyebabkan dari pihak BPBD turun langsung untuk mencari kelengkapan data
itu. Dulu saat pembangunan berlangsung semua data tersebut sudah dilengkapi oleh POKMAS tapi
ternyata di BPBD itu datanya hilang. Ya itu saja kendala yang kita hadapi, dan pada saat
pembangunan semuanya lancar, baik dari pencairan dana dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai