Makalah Hiv Aids Kelompok 3
Makalah Hiv Aids Kelompok 3
“HIV / AIDS ”
Kelompok : 3 (Tiga)
Dewi Suciani (14220190085)
Hasriani (14220190116)
Indri Aprilia Riski (14220190083)
Lili Cahyani (14220190091)
Maharuni Nurqadriasti Djuddawi (14220190081)
Runi Septianti Ode Murhum (14220190120)
BAB V PENUTUP.........................................................................................................
..........................................................................................................
A. KESIMPULAN.................................................................................................
B. SARAN...............................................................................................................
.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan
derajat hidup masyarakat , maka semua negara berupaya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya . Pelayanan
kesehatan ini berarti upaya yang di selenggarakan sendiri atau bersama
-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan mencega dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan , kelompok ataupun masyarakat.
HIV AIDS merupakan salah satu topik yang sangat diperlulan
dalam bidang kesehatan dalam suatu masyarakat serta merupakan kajian
studi yang sangat menarik untuk di pelajari dalam dunia pendidikan.
Adanya perilaku menyimpang masyarakat mulai dari pekerja seks
komersial homo seksual dan penggunaan narkoba suntik yang saling
bergantian sangat memengarihimeningkatnya penyebaran HIV AIDS.
Adanya pola transmisi yang berlembang selain hanya trasmisiseksual
transmisi non selsualmelalui mekanisme transmisi parenteral dan
transmisi transplasenta(dari ibu kepada janin ) menjadi ancaman baru
yang melahirkan korban yang tidak berdosa.
Pada saat ini indonesia tengah menghadapi memburuknya situasi
epidemi HIV AIDS Sejak 1999 di beberapa tempat telah menjadi
concentrated level ofepidemic. Bahkan dibeberapaprovensiseperti DKI
,papua, riau, bali, jabar, dan jatim adalah tempat epidemi penduduk yang
berperilaku resiko tinggi tertular HIV secara seksual atau NAPZA suntik.
B. Rumusan masalah
1. Apa Perbedaan Antara HIV Dan AIDS
2. Bagaimana Epidemologi Kasus Hivaids Diindonesia Sulawesi
Tenggara , Sulawesi Selatan
3. Bagaimana Patofisiologihivaids
4. Bagaimana Penularan HIVAIDS
5. Bagaimana Pemeriksaan HIV
6. Apa Yang Dimaksud Windo HIV
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. MANFAAT
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat aplikatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perbedaan HIV dan AIDS
E. Pemeriksaan HIV
Tes HIV harus mengikuti prinsip berupa komponen dasar yang
telah disepakati secara global yaitu SC informed consent, confideniialitu,
counseling, correct test results, connections to care, treatment and prevention
services). Prinsip SC harus diterapkan pada semua model layanan
testing dan konseling (TK) HIV. Ketersediaan rujukan efektif ke
fasyankes yang menyediakan terapi ARV (connections to care, treatment and
prevention services) merupakan komponen yang sangat penting setelah
diagnosis HIV. Pada studi observasi populasi kunci di 4 kota
Indonesia menunjukkan bahwa kemungkinan memulai terapi ARV lebih
besar jika tes dilakukan pada tempat yang juga menyediakan layanan
pencegahan serta perawatan, dukungan, dan pengobatan(PDP). Suatu
tinjauan pustaka sistematis mengenai pelaksanaan tes dan konseling atas
inisiatif petugas kesehatan juga menunjukkan bahwa dukungan sistem
kesehatan merupakan komponen penting untuk kelangsungan penanganan
ODHA.
Diagnosis HIV dapat ditegakkan dengan menggunakan 2
metode pemeriksaan, yaitu pemeriksaan serologis dan virologis.
a. Metode pemeriksaan serologis
Antibodi dan antigen dapat dideteksi melalui pemeriksaan serologis.
Adapun metode pemeriksaan serologis yang sering digunakan adalah
1) rapid immunochromato graphytest (tes cepat)
2) EIA ( enzyme immunoassay)
Secara umum tujuan pemeriksaan tes cepat dan EIA
adalah sama, yaitu mendeteksi antibodi saja (geerasi
pertama) atau antigen dan antibodi (generasi ketiga dan
keempat). Metode westernblot sudah tidak digunakan sebagai
standar konfirmasi diagnosis HIV lagi di Indonesia.
b. Metode Pemeriksaan Virologis
Pemeriksaan virologis dilakukan dengan pemeriksaan DNA
HIV dan RNA HIV. Saat ini pemeriksaan DNA HIV secara kualitatif di
Indonesia lebih banyak digunakan untuk diagnosis HIV pada bayi. Pada
daerah yang tidak memiliki sarana pemeriksaan DNA HIV, untuk
menegakkan diagnosis dapat menggunakan pemeriksaan RNAHIV
yang bersifat kuantitatif atau merujuk ke tempat yang mempunyai sarana
pemeriksaan DNA HIV dengan menggunakan tetes darah kering (dried
blood spot (DBS).
Pemeriksaan virologis digunakan untuk mendiagnosis HIV
pada:
1) bayi berusia dibawah 18 bulan.
2) infeksi HIV primer.
3) kasus terminal dengan hasil pemeriksaan antibodi negatif namun
gejala klinis sangat mendukung ke arah AIDS.
4) konfirmasi hasil inkonklusif atau konfirmasi untuk dua hasil
laboratorium yang berbeda.
Hasil pemeriksaan HIV dikatakan positif apabila:
1) tiga hasil pemeriksaan serologis dengan tiga metode a tau reagen
berbeda menunjukan hasil reaktif.
2) pemeriksaan virologis kuantitatif atau kualitatif terdeteksi HIV.
Strategi pemeriksaan yang digunakan diasumsikan mempunyai
sensitivitas minimal 99% (batas bawah IK 95%) dan spesifisitas
minimal 98% (batas bawah IK 95%), sehingga menghasilkan nilai
duga positif sebesar 99% atau lebih. Strategi pemeriksaan
yang dilakukan di laboratorium atau di komunitas harus
memberikan hasil yang sama. Strategi ini dapat diaplikasikan pada
semua format tes serologis. Semua personel yang terlibat, baik
tenaga laboratorium maupun pekerja kesehatan yang telah
dilatih, dalam melakukan tes, termasuk pengambilan spesimen,
prosedur pemeriksaan, pelaporan status HIV harus berpedoman
pada strategi tes ini. Kombinasi tes cepat atau kombinasi tes cepat
dan EIA dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan
dengan kombinasi EIA / westemblot.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
HIV adalah jenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh,
dengan kepanjangan Human Immunodeficiency Virus. Di dalam tubuh,
HIV secara spesifik menghancurkan sel CD4 (sel T). Sel CD4 adalah
bagian dari sistem imun yang spesifik bertugas melawan infeksi. Infeksi
HIV menyebabkan jumlah sel CD4 turun sangat drastis sehingga sistem
imun tidak kuat untuk melawan infeksi. HIV dapatt menular menular
melalui hubungan seksual, transfusi darah yang tercemar HIV, tertusuk
atau tubuh tergores alat yang tercemar HIV, ibu hamil yang menderita
HIV (+), dan pemeriksaan HIV.
B. SARAN
sebagai tenaga kesehatan kita harus memberikan penyuluhan
terutamakepada remaja tentang HIV/AIDSdan menghimbau agar tidak
melakukan seks bebas, sehingga kesadaran individuterhadap bahaya seks
bebas diluar nikah yang dapat menyebabkan penyakit menular seksual dan
harusadanya peran orang tua dalam mengontrol anaknyaagar tidak
melakukan pergaulan bebas.
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Kota Kendari2016,JumlahKasus HIV dan AIDS. Kendari: DinasKesehatan
Kota Kendari.
(http:// repository.unimus.ac.id.)