Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH MATERNITAS

ANATOMI DAN FISIOLOGI REPRODUKSI

Disusun Oleh :
Mulyatun
A21801907

PROGRAM SI KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah system reproduksi
ini dengan judul “ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA
DAN WANITA” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi. Kami
sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan segala
kekurangan dalam pembuatan makalah ini,dan kami akan sangat bangga apabila
makalah yang kami susun ini mendapatkan saran maupun kritik yang bersifat
membangun. Tidak lupa kami haturkan permohonan maaf apabila makalah yang
kami buat terdapat suatu kesalahan.
Terakhir kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu tersusunnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

                                                                                   
Purworejo, 25 Februari 2019

                                                                                                 
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL.................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C   Tujuan Penulisan................................................................................ 1
D.  Manfaat Penulisan............................................................................. 1
Bab II PEMBAHASAN
A. Organ Reproduksi Pria...................................................................... 2
B. Organ Reproduksi Wanita ................................................................. 8
C. Kelainan dan Penyakit Pada Organ Reproduksi Manusia................. 22
Bab III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 26
B. Saran................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem reproduksi atau genitalia baik pria atau wanita terdiri dari dua
bagian, yaitu genitalia internal dan eksternal. Sistem reproduksi laki-laki atau
sistem kelamin laki-laki terdiri dari sejumlah organ seks pupuk sebuah ovum
dalam wanita tubuh dan ovum dibuahi (zigot) secara bertahap berkembang
menjadi janin, yang kemudian lahir sebagai anak.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan atau dipengaruhi oleh
hormon-hormon gondaotropin atau steroid dari poros hormonal talamus –
hipotalamus – hipovisis – adrenal – ovarium.
Selain itu terdapat organ atau sistem ektragonat atau ekstragenital yang
juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, titik daerah tertentu,pigmen,
dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria?
2. Bagaimanakah anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria
2. Menjelaskan tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita

D. Manfaat Penulisan
1. Agar pembaca tahu fungsi anatomi dan fisiologi reproduksi pria
2. Agar pembaca tahu fungsi anatomi dan fisiologi reproduksi wanita

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Organ Reproduksi Pria


Sistem reproduksi adalah suatu rangkai atau interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembangbiak.  System reproduksi pada
suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. System reproduksi laki-laki
berfungsi untuk memproduksi spermatozoa dan menyalurkannya ke saluran
reproduksi wanita sehingga terjadi fertilisasi.
System reproduksi laki-laki terdiri atas organ reproduksi internal dan
eksternal. Organ reproduksi eksternal laki-laki yaitu :
1. Skrotum, berisi dua testis yang merupakan tempat pembuatan spermatozoa,
dan dua epididimis sebagai tempat pematangan dan penyimpanan
spermatozoa.
2. Penis, menyalurkan spermatozoa melalui ejakulasi.
Organ reproduksi internal laki-laki yaitu :
1. Duktus yang menyalurkan spermatozoa dari testis hingga keujung penis
2. Kelenjar yang menyekresi nutrient yang menghidupi spermatozoa dan
menyekresi substansi kimia yang memengaruhi fungsi kelenjar.
1. Genitalia Eksternal

Gambar 1. Organ reproduksi eksternal laki-laki


a. Skrotum
Merupakan kantong kulit longgar yang terletak dibelakang penis,
di bawah simfisis pubis dan di depan paha. Skrotum terdiri atas dua
kantong, yang tiap kantongnya berisi satu testis yang dilapisi kulit dengan

2
2

lapisan otot involunter yaitu otot dartos. Otot dartos berfungsi menjaga
suhu yang tepat bagi spermatogenesis, produksi sperma matur yaitu 3°C
lebih rendah dari suhu inti tubuh. Otot dartos berkontraksi atau
berelaksasi sesuai suhu lingkungan eksternal, membuat skrotum lebih
dekat atau menjauhi selangkangan. Makin dekat ke selangkangan makin
hangat suhunya.
b. Testis
Merupakan organ seks laki-laki atau disebut juga dengan gonad.
Testis berkembang dari struktur atas pada abdomen, berdekatan dengan
ginjal, dan biasanya turun ke skrotum 2 bulan sebelum bayi lahir. Testis
memiliki dua fungsi :
1) Memproduksi spermatozoa
2) Memproduksi hormon testosteron laki-laki
Testis berbentuk oval, berukuran 50x25mm, dan beratnya 10-15 g. Testis
tersusun atas tiga lapisan :
1) Tunika vaginalis, merupakan lapisan luar, yang memungkinkan
pergerakan bebas testis didalam skrotum
2) Tunika albuginea, jaringan fibrosa padat, yang membagi substansi
testis menjadi lobules
3) Tunika vaskulosa, jaringan kaya kapiler yang menyelubungi tiap
lobules
Seiring perkembangannya spermatozoa bergerak dari epitel germinal ke
lumen, hingga menjadi matur. Diperlukan 70-80 hari untuk menghasilkan
spermatozoa yang matur. Dari lumen, spermatozoa bergerak ke duktus
eferen ke epididimis, kemudian ke vas deferens.
c. Epididimis
Merupakan struktur berbentuk koma yang terdiri atas kaput,
korpus, dan ekor. Epididimis terletak di sebelah permukaan superior
testis, berisi tubulus berkelok-kelok yang panjangnya 6 meter.
Vas deferens panjangnya sekitar 45 cm dan berjalan di sepanjang
batas posterior testis, meninggalkan skrotum dan berjalan bersama
3

pembuluh darah dan pembuluh limfe, dan disebut juga sebagai pita
sperma.
d. Penis
Merupakan organ yang sangat kaya dengan pembuluh darah, dan
terdiri atas radiks (pangkal) penis yang terletak di perineum dan korpus
penis yang membungkus uretra. Korpus penis terdiri atas 3 massa silinder
jaringan erektil yang disatukan oleh jaringan fibrosa dan dibungkus oleh
kulit. Dua massa silinder (kolum) lateral disebut korpus kavernosa, dan
massa silinder yang membungkus uretra disebut korpus spongiosium.
Ujung penis sedikit membesar dan disebut sebagai glans penis.
2. Genitalia Internal

Gambar 2. Organ reproduksi internal laki-laki


a. Vesika seminalis
Terletak di antara dasar kandung kemih dan rectum. Vesika
seminalis merupakan kantong ireguler yang panjangnya 5cm. Vesika
seminalis berfungsi sebagai tempat penyimpanan spermatozoa, dan
menyekresi cairan kaya nutrisi yang menghidupi spermatozoa.
b. Duktus ejakulatorius
Duktus ejakulatorius panjangnya 2,5 cm, dan berfungsi
menyemprotkan spermatozoa dari kandung kemih ke uretra. Uretra
mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai penyalur urine dari kandung
kemihdan sebagai penyalur spermatozoa dari testis.
c. Kelenjar prostat
Dibagian atas uretra terdapat kelenjar prostat. Kelenjar ini
berbentuk kerucut, dan berukuran 4x3 cm. Kelenjar rostat tersusun atas
4

jaringan kelenjar dan otot polos, dan juga berfungsi membantu ejakulasi.
Sekresi dari kelenjar prostat ditambahkan ke cairan seminal, untuk
kemudian dialirkan melalui uretra.
d. Kelenjar bulbouretra
Dikenal dengan kelenjar cowper, terletak di radiks penis.kelenjar
bulbouretra merupakan kelenjar kecil seukuran kacang polong yang
memiliki duktus yang dikosongkan kedalam uretra sebelum kelenjar
masuk ke penis. Kelenjar ini menambah sekresi ke cairan seminal dan
juga mengeluarkan pelumas (lubrikan) ke uretra yang memudahkan
masuknya penis ke dalam vagina.
e. Semen
Merupakan hasil gabungan sekresi dari vesika seminalis, kelenjar
prostat, dan kelenjar bulbouretra, untuk lewatnya spermatozoa. Rata-rata
volume semen tiap kali ejakulasi sekitar 2,5-6 ml, yang mengandung 50-
150 juta spermatozoza tiap 1 ml. pH semen sekitar 7,2-7,6 yang dapat
menetralisir lingkungan asam uretra pria dan vagina wanita.
Spermatozoa normalnya diproduksi 300 juta perhari dan setelah di
ejakulasikan, dapat bertahan hidup selama 3-4 hari dalam lingkungan
yang tepat. Spermatozoza terdiri atas kaput, korpus, dan ekor. Kaput
berisi nucleus dan akrosom, struktur yang berisi enzim yang diperlukan
untuk menembus membran sel ovumyang ditemukan. Korpus berisi
banyak mitokondria, yaitu organel sel yang memproduksi
energy.mitokondria menghasilkan energy bagi ekor sebuah flagellum,
yang berfungsi sebagai tenaga penggerak spermatozoon dalam perjalanan
panjangnya dari vagina, melewati serviks dan uterus lalu ke sepanjang
tuba uterine.
3. Kontrol Hormonal
Ketika seorang anak laki-laki berusia sekitar 10-14 tahun,
gonadotrophin-releasing hormone (GnRH) dilepaskan oleh hipotalamus
sehingga merangsang hipofisis anterior untuk melepaskan follicle-stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Testosterone berfungsi untuk
5

maturasi seorang anak laki-laki menjadi pria dewasa. Testosterone dalam


jumlah sedikit telah ada sebelum lahir, untuk mengatur penurunan testis ke
skrotum. Akan tetapi, saat pubertas, peningkatan kadar testosterone
menghasilkan :
a. Perkembangan, pertumbuhan, dan pemeliharaan system reproduksi pria
b. Peningkatan produksi protein
c. Maturasi spermatozoa
d. Perilaku seksual
e. Pertumbuhan musculoskeletal
f. Perkembangan karakteristik seks sekunder, seperti rambut wajah, rambut
pubis, bulu badan, pembesaran laring,sehingga membuat suara lebih
berat.
Pada pria dewasa,system umpan balik negative mengontrol hormone untuk
melepaskan :
a. GnRH dilepaskan dari hipotalamus, sehingga merangsang kelenjar
hipofisis anterior untuk melepaskan LH.
b. LH merangsang produksi testosterone di sel leydig dalam testis.
c. Jika testosterone sudah mencapai kadar tertentu dalam darah, testosterone
menghambat pelepasan GnRH oleh hipotalamus dan LH oleh hipofisis.
d. Kadar testosterone kemudian juga akan mulai menurun.
e. Jika kadar testosterone darah sudah demikian rendahnya, produksi GnRH
dimulai kembali dan kemudian akan terjadi pelepasan LH.
Siklus kedua berupa siklus inhibin FSH, yang mengatur produksi
spermatozoa :
a. Jika spermatogenesis telah memproduksi cukup spermatozoa sesuai
kebutuhan reproduksi, horon inhibin dilepaskan oleh sel Sertoli di
tubulus seminiferus.
b. Inhibin akan membuat kelenjar hipofisis anterior mengurangi produksi
FSH
c. Karena FSH berfungsi mengatur produksi spermatozoa, spermatogenesis
akan melambat.
6

d. Akan tetapi, jika spermatogenensis telah turun hinga tingkat tertentu,


kadar inhibin juga menjadi sangat rendah, sehingga FSH kembali
dilepaskan dari kelenjar hipofisis anterior.
4. Spermatogenesis
Merupakan proses produksi spermatozoa. Pada kebanyakan pria,
spermatogenesis mulai berfungsi sepenuhnya pada usia 16 tahun.
Perkembangan satu spermatogonium menjadi spermatozoon matur
memerlukan waktu 75 hari. Spermatogenesis berlangsung ditubulus semini
ferus testis dalam pengaruh instruksi follicle stimulating hormone
(FSH).spermatogenesis terdiri atas beberapa tahap :
a. Spermatogonia dihasilkan dari mitosis epitel germinal tubulus
seminiferus. Spermatogonia dihidupi oleh sel sertoli dan akan
berkembang menjadi  spermatosit primer.
b. Spermatosit primer, mengandung komponen kromosom lengkap, yaitu 46
kromosom dalam 23 pasang kromosom homolog. Spermatosit primer
menjauhi dasar tubulus seminiferus dan menjalani pembelahan meiosis
reduksi pertamanya sehingga menjadi spermatosit sekunder. Spermatosit
sekunder mengandung 23 kromosom, salah satu set kromosom berasal
dari setiap pasangan kromosom homolog .
c. Spermatosit skunder lalu menjalani pembelahan miosis kedua, sehingga
dari satu spermatogonium dihasilkan 4 spermatid. Spermatid terletak
dekat lumen tubulus seminiferus.
d. Dibawah pengaruh iutenizing hormone (LH), dihasilkan spermatozoa
matur yang siap membuahi.
Akan tetapi, spermatozoa tersebut masih belum motil spermatozoa
bergerak ke epididimis menuju vas deferen, dan sekresi dari fesika semialis
akan memberikan motilitas pada spermatozoa. Saat spermatozoa melaliu
kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretra, makin banyak secret yang
ditambahkan sehingga spermatozoa menjadi makin aktif. Akan tetapi,
spermatozoa baru mencapai motilitas puncaknya saat ditumpahkan kedalam
vagina.
7

Pada ejakulasi normal semen mimiliki beberapa karakteristi(WHO,


1999) : volume 2-4 ml, lebih dari 20 juta spermatozoa/ml, 40% spermatozoa
motil, 30% anatomi spermatozoa normal.
Beberapa keadaan, misalnya pengaruh panas dan orangtua. Pada keadaan
lemah, skrotum akan memanjang dan lemas, sedangkan dalam keadaan di
inginkan memendek dan berkerut. Skrotum terdiri dari 2 lapisan yaitu kulit
dan Tunikadartos.
a. Kulit, warna kecoklatan, tipis, dan mempunyai flica / rugae ,terdapat
folikel sebasea yang dikelilingi oleh rambut keriting yang akarnya
terlihat melalui kulit.
b. Tunika Dartos berisi lapisan otot polos yang tipis sepanjang basis
skrotum. Tunika dartos ini membentuk septum yang membagi skrotum
menjadi 2 ruangan untuk testis dan terdapat dibawah permukaan penis.
Pada skrotum terdapat m.kremaster yang muncul dari m.Obliques
Internus abdominalis yang menggantungkan testis dan mengangkat testis
menurut kemauan dan reflek sejak ulasi.

B. Organ Reproduksi Wanita


Setelah pubertas, sitem reproduksi wanita menjalani serangkaian
perubahan siklus akibat pengaruh hormon. Sistem reproduksi wanita
menunjukkan beberapa fungsi yaitu:
1. Memproduksi sejumlah kecil ovum yaitu sel telur matur
2. Menyediakan tempat yang sesuai untuk fertilisasi ovum oleh spermatozoon
3. Menyediakan lingkungan yang cocok sehingga embrio mendapatkan nutrisi
dan dapat berkembang serta matur.
Sistem reproduksi wanita mengalami perubahan yang cepat selama
kehamilan. Hormon di produksi oleh sistem reproduksi dan sistem lainnya yang
memungkinkan terjadinya perubahan pada tubuh sehingga memungkinkannya
mengakomodasi dan beradaptasi dengan perkembangan janin.
Neonatus lahir dengan bentuk anatomis dasar sistem reproduksi, tapi
sistem ini tidak mulai berfungsi sampai pubertas, akibat pengaruh hormon. Akan
8

tetapi, pada wanita, semua ovum pada saat lahir dalam bentuk rudimenter dan
dapat rusak selama kehidupannya karena faktor eksternal seperti radiasi.
Organ reproduksi wanita terdiri atas :
1. Genitalia eksternal

Gambar 3. Organ reproduksi eksternal perempuan


Secara gabungan disebut dengan vulva, memanjang dari mons pubis
di anterior ke perimeum di posterior. Secara lateral, genitalia eksternal
memanjang sampai keluar labia mayora.
Mons pubis merupakan lapisan jaringan lemak yang terletak diatas
simfisis pubis pada panggul yang ditutupi oleh kulit dan setelah pubertas
ditutupi oleh rambut. Mons pubis bukan merupakan struktur sistem
reproduksi tetapi fungsinya sebagai bantalan tulang panggul bawah. Perineum
adalah area dengan otot kuat yang menyokong organ internal rongga panggul.
Genitalia eksternal terdiri atas :
a. Dua  labia mayora, yang memberi perlindungan untuk genitalia internal.
Dua lipatan jaringan lemak yang tertutup kulit, yang terbentang dari mons
pubis di anterior bergabung dengan otot perineum. Permukaan luar labia
mayora ditutupi oleh rambut setelah pubertas dan permukaan dalam lebih
lembut dan mengandung kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Fungsi
labia mayora adalah melindungi vagina dengan cara menutupi orifisium
vagina dan jaringan lemak yang berfungsi sebagi bantalan.
b. Dua labia minora, yang memiliki fungsi proteksi yang sama. Dua lipatan
tipis kulit menutupi labia mayora. Labia minora lembut, tidak ditutupi
rambut, dan mengandung beberapa kelenjar keringat dan kelenjar sebasea.
Dibagian anterior, labia minora masing-masing dibagi menjadi dua lipatan
9

kulit bersatu memebentuk prepusium di depan klitoris, dan frenulum


dibelakang klitoris. Di posterior labia minora bertemu fourchette, lipatan
kulit tebal di belakang orifisium vagina. Lapisan terdalam labia minora
normalnya berhubungan dengan satu sama lain dan juga melindungi
vagina.
c. Kritoris, berperan dalam menciptakan kenikmatan koitus. Penonjolan
kecil jaringan erektil, dengan panjang kira-kira 2,5 cm kaya akan suplai
pembuluh darah dan serabut saraf. Sebagai respon terhadap rangsangan,
klitoris menjadi ereksi dan terisi dengan darah dengan cara yang sama
seperti pada penis laki-laki. Fungsi klitoris adalah meningkatkan
pengalaman koitus yang menyenangkan.
d. Orifisium vagina, yang memungkinkan akses ke genitalia internal.
Orifisium vagina, atau introitus, terletak antara dua pasang labia yang
biasanya disebut festibulu. Orifisium vagina terletak di belakang orifisium
uretra bagian dari sistem perkemihan. Orifisium vagina ditutupi oleh
membran kulit yang disebut himen, yang memberikan perlindungan untuk
vagina dan organ internal lainnya pada sistem reproduksi. Himen ruktur
saat kejadian koitus pertama kali, walaupun mungkin juga rectum
sebelumnya karena aktifitas fisik (seperti menunggang kuda), atau
menggunakan tampon. Sisa hymen biasanya dapat dilihat sebagai jaringan
kecil, yang disebut carunculae myrtiformes.
e. Kelenjar terkait, yang menyediakan sekresi untuk melembabkan dan
melubrikasi genitalia eksternal. Genetalia eksternal mendapat suplai darah
dari arteri pudendal dan vena yang berjalan bersamanya. Vulva sangat
kaya pembuluh dara dan jika mengalami kerusakan akan cenderung
mengalami pendarahan banyak, namun sebaliknya juga sembuh dengan
cepat.
Genitalia eksternal terutama di persarafi oleh pudendal, yang
merupakan cabang fleksus sacral. Limfe dialirkan ke kelnjar iliaka eksternal
dan kelenjar inguinal.
10

2. Genitalia internal

Gambar 4. Organ reproduksi internal perempuan


Genetalia internal terdiri atas :
a. Vagina,tempat spermatozoa dittumpahkan, dan sebagai jalan keluar janin.
Vagina merupakan kanal fibromuskular yang elastis dan mengarah ke
atas dan ke belakang dari vulva ke uterus, pararel dengan atas permukaan
pintu dan panggul. Dinding vagina saling berdempetan kecuali pada
bagian atasnya tempat serviks menyembul ke vagina. Dinding posterior
vagina panjangnya sekitar 9 cm, dan dinding arterior vagina panjangnya
sekitar 7,5 cm. Tonjolan serviks ke vagina memiliki empat reseus atau
fornices (bentuk tunggalnya forniks), yaitu forniks arterior,posterior,dan
lateral. Fungsi vagina yaitu :
1) Sebagai tempat tumpahan dan jalan lintasan spermatozoa selama
sengggama.
2) Sebagai jalan keluar bagi janin bagi produk konspsi lainnya
3) Menjadi jalan keluar aliran menstruasi
4) Sebagai sawar terhadap infeksi asendes
Dinding vagina terdiri atas empat lapisan yaitu:
1) Lapisan dalam epitel skuamosa,membentuk lapisan atau rugae yang
memungkinkan mengembang luas sehingga janin dapat lewat
2) Lapisan jaringan ikat yang berisi pembuluh darah.
3) Lapisan otot yang terdiri atas lapisan otot longitudinal diluar atas
lapisan otot sirkuler disebelah dalam.
11

4) Lapisan luar jaringan ikat, berhubungan dengan organ-organ lain


dalam panggul, termasuk pembuluh darah, pembuluh limfe dan
serabut saraf.
Dinding vagina tidak memiliki kelenjar, namun kelembapan nya
dijaga oleh secret kelenjar servikal dan adanya krembasan cairan dari
kapiler darah. pH ciran ini asam yaitu 3,8-4,5, dan berfungsi untuk
menjaga kuman komensal vagina yaitu basil doderlein. Kuman komensal
ini memakan glikogen, yang terdapat di dinding vagina, dan
mengubahnya menjadi asam laktat sehingga melindungi vagina dan
genitalia internal lainnya dari infeksi. Kadar glikogen juga turut berubah
mengikuti kadar hormone ovarium. Keseimbangan asam ini dapat
terganggu saat kehamilan, sebelum pubertas, selama dan setelah
menopause, sehingga menyebabkan mikroorganisme pathogen
berkembang dengan mudah dan meningkatkan kemungkinan infeksi
vagina.
Suplai darah vagina berasal dari arteri hemoroid dales media,
arteri uterine, dan arteri vaginalis, yang semuanya ini merupakan cabang
arteri iliaka internal. Aliran vena berjalan menuju iliakan internal.
Persyarafan vagina berasal dari fleksus sacral dan saraf pudendal. Aliran
limfe berjalan menuju nodus limfe iliaka dan nodus limfe inguinal.
b. Uterus, tempat embrio dan janin tumbuh.
Merupakan organ berotot, berongga, dan berbentuk buah pir, yang
terletak dalam rongga panggul diantara kandung kemih dan rectum. Posisi
uterus adalah anteversi (melekuk ke depan) dan antefleksi (membelok
kedepan). Uterus matur memiliki 7,5 cm , lebar 5 cm (pada diameter
terpanjangnya), tebal 2,5 m, dan beratnya sekilar 60 g.
Fungsi uterus yaitu :
1) Menerima, melindungi, dan menghidupi janin
2) Membantu pengeluaran (ekspulsi) janin, plasenta, dan ketuban, saat
pelahiran
3) Dua tuba uterina, yang menjadi jalan ovum menuju uterus
12

4) Mengontrol kehilangan darah dari tempat plasenta.


Uterus terdiri dari 2 bagian utama
1) Korpus atau badan
Korpus merupakan dua pertiga uterus yang panjangnya sekitar 5cm.
Didalam korpus terdapat rongga, berbentuk segitiga, dan apeksnya
menunjuk kearah serviks. Dinding anterior dan posterior rongga uteri
biasanya saling berdempetan. Bagian atas korpus disebut  fundus:
bagian uterus tempat masuknya tuba uterine disebut kornu. Ismu
adalah daerah daerah yang sedikit menyempit diperbatasan korpus
uteri dan serviks, panjangnya sekitar 7mm.
2) Serviks atau leher
Serviks berbentuk silinder, dan bagian bawahnya menyembul kedalam
uterus dan bagian lain saluran reproduksi kadang tidak berkembang
dengan tepat selama masa embrionik. Hal ini dapat menimbulkan
berbagai malformasi. Pada bagian serviks, terdapat kanal servikal,
yang pada ujungnya terdapat bukaan ke uterus-ostium- interna- dan
disisi lainnya, yaitu bukaan kearah vagina- ostium eksterna.
Uterus dan serviks tersusun atas 3 lapisan jaringan:
1) Lapisan epitel didalam, endometrium.
Lapisan epitel disisi dalam uterus dan serviks disebut
endometrium. Pada uterus, endometrium tersusun atas 2 lapisan yaitu
lapisan fungsional dan lapisan basal (endometrium). Lapisan
fungsional merupakan jaringan epitel yang banyak mengandung
kelenjar, dan setelah pubertas, lapisa ini dibangun dan meluruh pada
setiap siklus menstruasi akibat pengaruh hormone. Sedangkan lapisan
basal (endometrium) merupakan lapisan permanen yang membentuk
lapisan fungsional setiap kali setelah menstruasi. Lapisan basal juga
mendapat suplai darah dari arteri arteri lurus yang menyupai bahan
yang dibutuhkan oleh lapisan fungsional untuk bisa berkembang.

2) Lapisan otot ditengah, miometrium.


13

Lapisan tengah dinding uterus, yaitu miometrium, tersusun


atas 3 lapisan otot yaitu lapisan otot sirkuler dibagian dalam, lapisan
otot oblik dibagian tengah, lapisan otot longitudinal dibagian luar.
Lapisan otot paling tebal dibagian fundus uteri dan paling tipis di
daerah serviks. Walaupun berbeda, lapisan ini sulit dibedakan, karena
serabut ototnya saling bersilangan satu sama lain beserta pembuluh
darah, pembuluh limfe, dan serabut saraf.
Miometrium memiliki peran vital dalam proses kehamilan dan
kelahiran. Miometrium serviks mengandung beberapa otot polos
longitudinal yang merupakan kelanjutan dari uterus, namun sebagian
besar sel ototnya sirkuler.
3) Jaringan ikat diluar, perimetrium.
Lapisan terluar uterus dan serviks, yaitu perimetrium
sebenarnya merupakan lapisan peritoneum yang membungkus uterus
dan tuba uterina. Dipermukaan lateral uterus terdapat lipatan ganda
perimetrium yang mencapai dinding samping rongga panggul,
membentuk ligament penyangga yang lebar.  Ada dua rongga dalam
peritoneum yaitu kavum douglas yang terletak diantara uterus dan
rectum,serta kavum vesikauterina yang terletak diantara uterus dan
kandung kemih
Suplai darah pada uterus dan serviks berasal dari arteri ovarika
dan arteri uterine, yang merupakan cabang arteri iliaka dan aorta. Cabang
arteri uterine-arteri radialis-menembus kedlam miometrium, lalu
bercabang menjadi arteriola lurus yang mendarahi lapisan fungsional.
Aliran vena dibawa ke vena yang bernama sama dengan arterinya.
Persarafan uterus dan serviks berasal dari pleksus sacral. Aliran
limfe dibawa ke kelenjar limfe inguinal dan iliaka.
Struktur dan penyokong uterus dan serviks dipertahankan pada
posisinya dalam panggul oleh ligament yaitu ligament cardinal, dua
ligament puboservikal, dua ligament uteroskral, ligament lebar dan
ligament rotundum.
14

Tuba uterine disebut juga tuba falopi, terbentang dari tiap kornu
uterus kearah lateral, diantara lipatan ligamentum latum. Bagian distal
tuba uterine melipat kebelakang dan kearah bawah kedinding posterior
ligamentum latum menuju ovarium, yang terletak dibelakang ligamentum
latum. Fungsi tuba uterina yaitu mendorong ovum ke uterus dan menjadi
jalan spermatozoa mencapai ovum untuk vertilisasi.
Tuba uterine memiliki panjang sekitar 10 cm terdiri atas :
1) Ismus yang sempit dekat kornu uterus, panjangnya sekitar 2,5 cm.
2) Ampula yang lebar, sekitar 5 cm.
3) Infundibulum, sekitar 2,5 cm, yang pada ujungnya sedikit melebar dan
menonjol seperti jari disebut fimbria. Fimbria  terletak diatas ovarium
dan mengarah kearah rongga panggul, dan makin mendekat ke
ovarium saat ovulasi tiba. Tuba uterina sangat sempit dan dilapisi oleh
lipatan berepitel bersilia. Setelah memasuki tuba uterina, ovum akan
di dorong oleh silia di sepanjang lumen, dan lipatan epitel bersilia
tuba uterina akan memperlambat proses ini sehingga ovum selama
mungkin tetap berada didalam tuba uterina, sehingga memperbesar
kemungkinan terjadinya fertilisasi di ampula. Di sekitar lapisan epitel
terdapat dua lapisan otot, yaitu lapisan otot sirkuler di bagian dalam
dan lapisan longitudinal di bagian luar. Lapisan otot ini membantu
pendorongan ovum di sepanjang tuba uterina dengan membuat
gelombang peristalsis.
c. Dua ovarium, memproduksi hormon dan ovum.
1) Ovarium
Ovarium adalah gonat atau organ seks wanita. Ovarium
terletak di dalam rongga peritoneal, pada cekungan kecil dinding
posterior ligamentum lakum, di kedua sisi uterus, dekat vibria tuba
uterina.

2) Fungsi ovarium
15

Menghasilkan ovum secara teratur selama usia subur,


menghasilkan hormon esterogen dan progesteron, ovarium berwarna
keputihan dan berbentuk seperti kacang almond dan permukaannya
ireguler. Setelah pubertas, ovarium memiliki ukuran panjang sekitar
3cm, lebar 2cm, dan tebal 1cm. Berat ovarium sekitar 5-8 gram.
Ovarium terdiri atas lapisan dalam medula dan bagian luarnya adalah
korteks. Medula berisi pembuluh darah dan pembuluh limfe yang
disokong oleh jaringan ikat. Korteks berisi kolikel ovarium dalam
berbagai tahap perkembangan, yang dibungkus dalam jaringan
fibrosa.
Folikel ovarium menjalani bebrapa tahap perkembangan
selama 28 hari rata-rata siklus reproduksi. Dari hari ke 5 siklus
reproduksi, beberapa folikel premodial mulai menjadi matur akibat
pengaruh follicle/stimulating hormone dari kelenjar hipofisis. Folikel
ini disebut folikel sekunder, yang tersusun atas lapisan sel dibagian
luar yang membungkus cairan dan lapisan dalmnya meruakan lapisan
sel granulose yang mengelilingi ovum.
3) Darah, saraf dan limfe
Suplai darah ovarium berasal dari arteri ovarika dan aliran
baliknya dibawa oleh vena ovarika. Persyarafan ovarium berasal dari
pleksus ovarika. Aliran limfe dibawa ke nodus limfe abnominal
posterior.
4) Struktur penyokong
Ovarium dipertahankan posisinya dengan lemak oleh
ligamentun latum. Struktur penyokong ovarium lainnya yaitu ligament
ovarika, yang melekatkan ovarium ke kornum uterus. Sebelah lateral
ovarium ditopang oleh ligament infudibulo pelviks yang melekatkan
uterus ke dinding lateral rongga panggul.

3. Kendali hormonal
16

Masa menjelang menarge, saat perkembangan karakteristik seksual


seorang berkembang, disebut sebagai pubertas. Menarke adalah datangnya
menstruasi pertama kali ;menepouse adalah saat siklus reproduksi
(menstruasi) berhenti, biasanya pada usia 45-55 tahun. Siklus reproduksi
biasanya berlangsung selama 4 minggu dan sebelum menepouse, akan
terhenti sementara oleh kehamilan atau masa menyusui.
a. Menarke
Aktivitas hormonal reproduksi belum dimulai sampai seorang
perempuan berumur sekitar 7 tahun, saat hormon hipofisis dilepaskan
untuk berespon terhadap stimulus hipotalamus. Folikel ovarium mulai
memproduksi sejumlah kecil esterogen, yang akan terus meningkat
bertahap, sampai usia 10-16 tahun saat pengaturan hormonal reproduksi
sudah matur dan mulai ovulasi peningkatan kadar esterogen selama
pubertas menghasilkan banyak perubahan pada tubuh wanita terutama :
penimbunan lemak, pertumbuhan rambut diarea axila dan pubis
pertumbuhan dan perkembangan uterus dan payudara mulainya
menstruasi.
b. Monopouse
Disebut masa klimakterium yang berarti berubahnya hidup, adalah
periode saat siklus reproduksi menurun dan akhirnya berhenti. Pada tahap
awal menepous, volikel dalam ovarium masih memproduksi esterogen
namum dalam kadar yang makin lama makin sedikit. Siklus reproduksi
menjadi tidak teratus dan akhirnya ovulasi tidak terjadi lagi. Jika ovulasi
dan produksi esterogen telah berhenti, wanita tersebut dikatakan sudah
pasca menepouse. Dan penurunan esterogen menimbulkan banyak gejala
yang dirasakan oleh beberapa wanita menepouse dan pasca menepouse,
seperti rasa panas (hotflushes), kringat malam, masalah emosional dan
seksual, menurunnya kepadatan tulang.

c. Siklus reproduksi
17

Adalah hasil interaksi antara hormon dari hipotalamus, kelenjar


hipofisis anterior, dan ovarium hasil akhir pengaturan hormonal ini yaitu :
pelepasan ovum dari ovarium, pesiapan uterus untuk menerima ovum
yang telah dibuahi
d. Siklus ovarium
Hipotalamus otak adalah inisiator siklus reproduksi, walaupun
hipotalamus baru mulai bekerja setelah ada perubahan kadar hormon
dalam aliran darah. Hipotalamus memproduksi gonadot trophin
relleansing hormone (GnRH) sebagai respon terhadap rendahnya kadar
estrogen dan progesteron. Peningkatan kadar GnRH merangsang lobus
anterior kelenjar hipofisis untuk menyekresi folliclestimulating hormone
(FSH). FSH mengatur pertumbuhan dan maturasi folikel sekunder dalam
ovarium, yang juga akan menyekresi ekstrogen. Akhirnya, satu folikel
sekunder matur lebih cepat dan lain nya mengalami degenerasi.kemudian
sisa folikel sekunder ini berupa menjadi folikel de Graaf. Tahap ini
berlangsung rata-rata 14 hari. Tingginya kadar ekstrogen menekan
pelepasan FSH dari kelenjar hipofisis anterior sehingga  hipofisis anterior
mengeluarkan luteinizing hormone (LH) yang awalnya dalam jumlah
sedikit namun mendadak meninggi dan peninggian kadar secara
mendadak ini diperkirakan menyebabkan terjadinya ovulasi. Folikel de
Graaf  ruptur untuk melepaskan ovum dan sel berproliferasi untuk
membentuk korpus luteum. Korpus luteum menyekresi progesteron dan
estrogen.
e. Siklus menstruasi
Variasi kadar estrogen dan kemudian progesteron selama siklus
ovarium juga memengaruhi endometrium uterus. Endometrium grandular
dihidupi oleh pembuluh darah yang akan menjamin kehidupan ovum yang
telah dibuahi.
Perkembangan endometrium melalui tiga fase berbeda :
1) Menstruasi, hari ke-1 sampai 5
2) Poliferasi, hari ke-6 sampai 15
18

3) Sekresi, hari ke-16 sampai 28


1) Menstruasi
Endometrium meluruh hingga menyisakan lapisan basa saja.
Menstruasi dimulai ketika arteri spiralis endometrium mengalami
spasme sehingga suplai darah terputus. Akibatnya sel endometrium
akan mati. Kontraksi otot mengeluarkan jaringan mati melalui serviks
darah dan jaringan yang sudah mati kira-kira sebanyak 50-150 ml.
2) Fase poliferasi
Endometirum menebal dan kelenjar memanjang akibat
pengaruh ekstrogen dari folikel de Graaf.
3) Fase sekresi
Kelenjar pada endometrium menjadi berkelok-elok dan
memproduksi sekresi nutrisi, seperti glikogen, akibat pengaruh
estrogen dan progesterone dari korpus luteum. Lapisan endometrium
menjadi lebih vaskuler dan menjadi lebih banyak jaringan nya. Setiap
siklus menstruasi sebenarnya menunjukkan bahwa tubuh dipersiapkan
untuk hamil. Akan tetapi, beberapa wanita memiliki siklus menstruasi
yang tidak teratur berapapun panjang siklus menstruasi, interval
ovulasi dan menstruasi, fase sekretori tetaplah konstan.
f. Oogenesis
Adalah proses pematangan ovum. Oogenesis dimulai di dalam
ovarium janin perempuan sebelum dilahirkan, berupa serangkaian
pembelahan sel usus dan perubahan perkembangan. Oogenesis belum
sempurna sampai ovum matur mulai dilepaskan setiap siklus reproduksi.
Semenjak awal kehidupan janin, sel germinal primoldial atau primitive
mulai bermigrasi dari yolk sac ke ovarium, tempat sel ini berkembang
menjadi oogonia.
Setelah bulan ke 5 kehidupan janin, oosit primer mulai tahap awal
pembelahan meiosis. Meisosi ini baru akan selsai saat oosit diovulasikan,
sejak pubertas.
19

Sejak pubertas, dan awal tiap siklus reproduksi, beberapa folikel


primitive berespon terhadap peningkatan kadar FSH.  Sehingga menjadi
makin besar dan matur.
Badan polar pertama adalah sel yang paling kecil diantar dua sel
hasil pmbelahan di atas. Badan polar pertama initidak mempunyai peran
lebih lanjut dalam reproduksi.
g. Kelenjar mama
Kelenjar mama atau payudara (buah dada) adalah kelengkapan
pada organ reproduksi wanita dan mengeluaran air susu. (pada laki-laki
rudimenter). Buah dada terletak di dalam fasia supervisialis di daerah
pectoral antara sternum dan aksila dan melebar dari kira-kira iga kedua
atau ketiga sampai iga ke 6 atau ke 7. Berat dan ukuran buah dada berlain-
lain : pada masa pubertas membesar , dan bertambah besar selama hamil
dan sesudah melahirkan dan menjadi artrifik pada usia lanjut.
Bentuk buah dada cembung ke depan dengan putting di
tengahnya, yang terdiri atas kulit dan jaringan erektil yang berwarna tua.
Putting ini dilingkari daerah berwarna coklat yang disebut areola. Dekat
dasar putting terdapat kelenjar sebaseus, kelenjar mongomeri, yang
mengeluarkan zat lemak supaya pitng tetap lemas. Putting berlubang-
lubang sampai 20 buah, yang merupakan saluran dari kelenjar susu.
h. Struktur
Buah dada terdiri atas bahan kelenjar susu atau jaringan alveolar,
tersusun atas lobus-lobus yang paling terpisah oleh jaringan ikat dan
jarigan lemak. Setiap lobules terdiri atas sekelompok alveolus yang
bermuara ke dalam duktus laktiverus (saluran air susu) yang bergabung
dengan duktus-duktus lain nya untuk membentuk saluran yang lebih besar
dan berakhir dalam saluran sekretorit.
i. Kegiatan fungsioanal buah dada
Buah dada bayi yang baru lahir sering mengeluarkan susu, yang
dalam bahasa inggris disebut “witch’s milk”, pada bayi laki-lai maupun
wanita.
20

Pada wanita, perubahan dalam perkembangan terjadi pada masa


pubertas ketika penambahan jaringan kelenjar pada waktu seorang gadis
muda mulai mendapat menstruasi pertama, terjadi sedikit pembesran pada
buah dada. Pembesaran ini disebabkan kegiatan ustrogen dan
progesterone yang dihasilkan ovarium. Lama-kelamaan ovarium buah
dadanya perkembang penuh dan penimbunan lemak di dalam struktur
menimbulkan pembesaran tetap, yang pada setiap orang berbeda. Pada
menopause, yaiutu akhir usia menstruasi seorang wanita, waktu ovarium
lama-kelamaan berhenti berfungsi, jaringan buah dada mengkerut.
j. Laktasi
Laktasi atau pengeluaran susu serta penyaluran nya keluar buah
dada waktu diisap adalah fungsi buah dada. Hal ini dapat diuraikan dalam
dua tahap :
1) sekresi air susu
2) pengeluaran dari buah dada
Pada kehamilan minggu ke 16 mulai terjadi sedikit sekresi yang
membuat saluran dalam buah dada tetap terbuka dan siap untuk
fungsinya. Sesudh bayi lahir, dari buah dada si ibu keluar secret yang
berupa cairan bening disebut kolostrum yang kaya protein dan
dikeluarkan Selma 2-3 hari pertama, kemudian air susu mengalir lebih
lancer dan menjadi air susu yang semprna, sebuah hormin dari lobus
anterior kelenjar hipofisis , yaiutu prolaktin, adalah penting dalam
rangsang pembentuk air susu. Keluarnya skres ini dikendalikan hormone
dari hipofisi bagian anterior dan kelenjar tiroid.
Seorang ibu yang menyusui perlu mendapat rangsangan, terutama
pada bayinya yang pertama, supaya susu keluar secara normal. Keluarnya
tidak saja tergantung dari isapan i bayi , tetapi juga terjadi di dalam. Buah
dalam yang berkonstraksi memeras air susu yang keluar dari alveoli yang
masuk ke dalam saluran. Kegelisahan dan factor lainnya, seperti keraguan
tentang baik tidaknya air susu ibu, dapat mempengaruhi kalncaran
21

pengeluaran air susu. Tetapi dengan pengetahuan, pengalaman, dan


ketenangan, huungan ibu bayi dapat berlangsung bahagia.
k. Gangguan pada buah dada
Terutama suatu air susu keluar, sebuah saluran sus dapat
terbentuk karena kemungkinan disebabkan sebuah kista dan dikatakan
sebuah galaktokel terbentuk. Infeksi dapat terjadi dibagian mana saja pada
buah dada, biasanya suatu laktasi.
Jaringan buah dada dapat menjadi tumor jika atau ganas. Tumor
ganas agak sering terjadi di dalam buah dada, maka itu setiap kelainan,
bengkakan, atau pengerutan pada buah dada harus segera diperiksa ahli
beda. Pada setiap infeksi atau tumor buah dada, kelenjar limfe aksiler
dapat terkena. Baik infeksi maupun karsinoma disebarkan melalui
menjalar ke jaringan sekelilingnya dan melalui infiltrasi saluran limfe.

C. Kelainan dan Penyakit Pada Organ Reproduksi Manusia


1. HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immune Defeciency Syndrome) di sebabkan oleh
virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang meneyerang kekebalan
tubuh. Penularannya dapat terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah
penderita AIDS, jarum suntik yang tercemar, dan ibu hamil kepada anaknya.
Tubuh yang terserang virus HIV kekebalannya rusak, sehingga mudah
terinfeksi oleh berbagai jenis penyakit yang dapat menimbulkan kematian.
Infeksi HIV awalnya tidak menampakkan gejala sakit. Pada tahap berikutnya
muncul gejala flu berulang seperti lesu, demam, berkeringat di malam hari,
dan otot sakit.
a. Gejala HIV
AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Virus ini akan merusak sistem
kekebalan tubuh dengan cara menyerang sel darah putih. Seseorang yang
mengidap AIDS tidak dapat melindungi dirinya dari segala macam bibit
penyakit. Akibatnya, penderita bisa terserang berbagai penyakit.
22

Pada awalnya, orang yang terinfeksi HIV tampak seperti orang


yang sehat dan tidak memperlihatkan gejala-gejala tertentu. Fase ini dapat
terjadi selama 5 – 7 tahun, tergantung dari kekebalan tubuh si penderita.
Pada tahap selanjutnya, akan muncul gejala awal seperti hilangnya selera
makan, tubuh terasa lemas, dan badan berkeringat secara berlebihan pada
malam hari. Kemudian akan timbul bercak-bercak dikulit, terjadi
pembengkakan kelenjar getah bening, mengalami diare terus menerus,
serta flu yang tidak sembuh-sembuh. Fase ini berlangsung 6 bulan sampai
2 tahun.
Tahap terakhir atau fase AIDS akan terdiagnosa setelah kekebalan
tubuh sudah sangat berkurang. Pada tahap ini biasanya penderita mudah
terserang penyakit TBC, pneumonia, herpes, gangguan saraf, dan
sebagainya. Kejadian ini berlangsung selama 3-6 bulan. Untuk
mengetahui apakah seseorang dinyatakan positif menderita AIDS, harus
dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap banyaknya jumlah sel T
pada darahnya.
b. Penularan HIV
Sebagian besar orang tertular HIV karena hubungan seksual. Virus
HIV dapat menyerang orang pemakai narkoba dan tato yang
menggunakan jarum suntik dan semprotan yang telah terkontaminasi oleh
virus HIV. Penularan HIV juga bisa melalui transfusi darah. Ibu hamil
yang mengidap AIDS dapat menularkan virus HIV pada janinnya.
Penularan HIV sangat cepat sekali, seperti di Indonesia. Hal ini
disebabkan oleh pengguna narkoba semakin banyak, seks bebas, dan
perpindahan penduduk yang tinggi. Untuk itulah, kita harus menanggapi
dengan serius dan sebisa mungkin mencegah penyebaran virus ini.
c. Pencegahan HIV
Obat penyakit AIDS ditemukan sampai saat ini. Satu-satunya jalan
supaya terhindar dari penyakit ini adalah meningkatkan iman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, AIDS dapat juga dicegah
dengan cara sebagai berikut.
23

1) Menghindari hubungan seks bebas dengan orang yang menderita


penyakit ini.
2) Menghindari hubungan seks dengan orang yang pecandu narkoba.
3) Mengadakan pemeriksaan laboratorium terhadap orang yang akan
mendonorkan darahnya.
4) Menjamin sterilitas alat suntik dan menggunakannya untuk sekali
pakai.
2. Sifilis
Penyakit sifilis sering disebut raja singa. Sifilis bersifat menular dan
disebabkan oleh bakteri Troponema pallidum. Penularan dapat terjadi melalui
hubungan seksual, transfusi darah, dan kehamilan. Gejala awalnya timbul
bisul pada bagian penis laki-laki atau di rahim perempuan. Bisul ini tidak
menyebabkan rasa sakit dan dapat sembuh dengan sendirinya. Gejala
selanjutnya muncul lesi di permukaan kulit di seluruh tubuh namun tidak
menyebabkan gatal, sariawan di mulut, sakit tenggorokan, demam ringan, dan
pembengkakan kelenjar limfa pada lipatan tangan, leher, dan paha. Gejala-
gejala ini juga dapat hilang dengan sendirinya. Pada infeksi tingkat lanjut,
muncul gejala berupa kerusakan tulang dan sendi, aorta, dan dapat
menyebabkan kelumpuhan. Namun gejala-gejala ini dapat dihentikan dengan
pengobatan.
3. Gonore
Penyakit gonore disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseiria gonokokus
dan dapat menular melalui hubungan seksual. Gonore menyerang selaput
lendir uretra, leher rahim, dan organ lain. Pada laki-laki, gejalanya adalah
terasa sakit saat buang air dan keluar nanah dari uretra. Pada penderita
wanita, muncul gejala keluar lendir berwarna hijau dari alat kelamin. Namun
banyak perempuan yang tidak menunjukkan adanya gejala, sehingga penyakit
akan berlanjut sampai terjadi komplikasi. Infeksi yang menyebar hingga ke
testis sampai terjadi komplikasi. Infeksi yang menyebar hingga ke testis
Infeksi yang menyebar hingga ke testis (pada laki-laki) dan oviduk (pada
wanita) dapat menyebabkan kemandulan. Infeksi yang menyebar ke
24

persendian menyebabkan radang sendi. Bayi yang lahir dari penderita gonore
dapat mengalami kebutaan jika tidak segera mendapatkan pengobatan.
4. Klamidia (klamidiasis)
Pada laki-laki akan keluarnya nanah dari penis saluran urine.
Sehingga mengakibatkan infeksi pada testis.
5. Herpes (dhab)
Luka pada vagina atau penis. Ini sangat membahayakan jantung dan
otak, melalui ibu yang ditularkan ke fetusnya.
6. Candidiasis (keputihan)
Gejala yang timbul yaitu luka pada vagina atau penis seperti bercak-
bercak yang menyerang pada alat kelamin manusia Infeksi pada dinding
vagina, langit -langit, lipatan dekat anus. Melalui proses kelahiran infeksi
berasal dari ibu selama kelahiran. Ini dapat diakibatkan karena kebersihan
vagina, mulut dan anus tidak terjaga.
25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Reproduksi merupakan kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan
yang khusus yaitu testis menghasilkan spermatozoid (sel kelamin laki-laki) dan
ovarium menghasilkan sel kelamin perempuan (ovum).
            Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum
(katung zakar) dan testis (buah zakar). Struktur dalam nya terdiri dari vas
deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.
            Struktur luar dari sistem reproduksi wanita terdiri dari vulva, mons pubis
atau mons feneris (tundun), labia mayora (bibir besar), labia minora (bibir kecil),
citoris,vestibulus, introitus.
Kelainan dan penyakit pada organ reproduksi manusia,antara lain
hiv/aids,sifilis,gonore,klamidia (klamidiasis),herpes,dan candidiasis (keputihan).
B. Saran
Walaupun dalam kenyataanya mungkin konsep keperawatan transkultural
efektif digunakan pada klien, namun pengkajian lebih lanjut juga sangat
diperlukan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses penyembuhan.
                                                                                       

26
DAFTAR PUSTAKA

Kahle, Werner, dkk. 1995. Atlas Berwarna dan Teks Anatomi Manusia Alat-alat
Dalam. Jakarta : Hipokrates

Pearce, Evelyn C. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedic. Jakarta : PT


Gramedia

Syaifuddin. 2002. Struktur dan Komponen Tubuh Manusia. Jakarta : Widya Medika

Wylie, Linda. 2011. Essensial Anatomi dan Fisiologi dalam Asuhan Maternitas, Ed
2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai