frozen shoulder adalah dengan modalitas fisioterapi berupa SWD, dan terapi
manipulasi.
melakukan persiapan baik alat maupun pasien. Hal-hal yang harus dilakukan
a. Persiapan alat
electrode yang sesuai dengan luas area yang diterapi, handuk, tabung reaksi berisi
air hangat dan air dingin untuk melakukan tes sensibilitas panas pada pasien, dan
lampu detektor. Setelah peralatan siap dan glass electrode dipasang, mesin
detektor diletakkan di antara glass electrode, bila lampu detektor menyala berarti
b. Persiapan pasien
melakukan tes sensibilitas panas pada area yang akan diterapi dengan tabung
reaksi berisi air hangat dan air dingin. Mengecek denyut nadi lengan bawah untuk
menanyakan apakah pasien menggunakan implant pada lengan yang akan diterapi
ataupun pace maker atau tidak, jika ada maka terapi tidak dapat dilakukan, bila
tidak ada maka terapi dapat dilakukan. Selain itu, terapis harus menjelaskan
bahwa terapi ini bukan kontraindikasi. Dijelaskan juga bahwa panas yang
dirasakan tidak ada / sedikit sekali tetapi menimbulkan reaksi pada jaringan yang
diobati. Pasien diminta melepas barang dari metal / besi yang dipakai dan pakaian
yang tidak menyerap keringat pada daerah yang akan diterapi. Memposisikan
pasien senyaman mungkin agar pasien relaks. Terapis memberitahu pasien bahwa
terapi tidak menimbulkan sakit atau tidak nyaman sehingga bila selama terapi
timbul rasa tidak nyaman maka pasien harus segera memberi tahu terapis.
c. Pelaksanaan terapi
Bila persiapan alat dan pasien sudah selesai maka glass electrode dipasang
dengan metode coplanar yaitu kedua electrode dipasang pada posisi yang sejajar
dengan bagian yang akan diterapi untuk menerapi struktur jaringan yang letaknya
lebih dalam (Sujatno dkk, 2002). Setelah glass electrode dipasang, mesin
dihidupkan lalu tombol pengatur waktu diputar sampai 15 menit dan intensitas
seminggu. Selama terapi berlangsung, terapis mengontrol keadaan pasien untuk mencegah terjadinya
bahaya kebakaran pada kulit dan mengelap keringat pada
daerah yang diterapi (bila timbul keringat). Setelah terapi selesai intensitas
menanyakan kepada pasien apakah ada keluhan, seperti pusing, kepanasan, timbul
seperti semula.