Anda di halaman 1dari 2

Nama : Alfijar Wira Sena

NIM : 061830400915
Kelas : 5 KD
Mata Kuliah : Teknik Penulisan Ilmiah
Dosen Pengajar : Dr. Martha Aznury, M.Si.

Jurnal 2

Judul
A Phytochemical screening of the Ethanolic Extract
of Aloe vera Gel

Jurnal International Journal of Science and Research (IJSR)


Volume & Halaman Vol. 8 No. 10 (2019) 1543-1545
Tahun 2019
Penulis Abhishek Jha, Deena Prakash, Divya Bisht
Reviewer Alfijar Wira Sena
Tanggal 14 November 2020

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian kali ini ekstrak daun tanaman lidah buaya
menunjukkan fitokimia yang melimpah sebagai metabolit
sekunder dan dapat digunakan dalam industri farmasi untuk
menghasilkan obat yang manjur. Hasil penelitian tanaman di
atas memberikan dasar bagi kegunaannya dalam pengobatan
tradisional untuk mengatasi penyakit dan gangguan.
Subjek Penelitian Aloe vera, Ekstrak etanolik, Analisis fitokimia, Alkaloid,
Tanin
Metode Penelitian Metode Penelitian ini yaitu dengan metode oleh Rajasekaran
et al., (2005) dengan sedikit modifikasi. Daun yang sehat dan
segar dikumpulkan dan dicuci dengan air mengalir setelah itu
dicuci dengan akuades ganda. Lapisan atas daun dihilangkan
karena merupakan epidermis atas daun dan gel dikumpulkan
dan dihomogenisasi. Disentrifugasi kemudian dicampurkan
95% etanol di dalamnya setelah itu dibiarkan selama 5 hari
untuk sesekali diguncang. Setelah 5 hari etanol dan bagian
encer dihilangkan dengan inkubasi dalam inkubator pada 36
0 C. Filtrat dikumpulkan dan diuapkan sampai kering di
bawah tekanan tereduksi dalam rotavapor. Analisis fitokimia
ekstrak etanol individu dilakukan secara kualitatif setelahnya.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini adalah alkaloid, saponin, gula reduksi,
tanin. Keberadaan saponin ditentukan dengan uji buih,
terbentuk buih persisten yang stabil yang menunjukkan
adanya saponin sehingga uji saponin positif. Uji timbal
asetat membentuk endapan kuning yang menunjukkan
adanya tanin dalam ekstrak. Tidak ada kekeruhan yang
terbentuk dengan uji air timbal, yang menunjukkan tidak
adanya resin.

Keberadaan fenol dilakukan dengan uji besi klorida.


Warna kebiruan terbentuk, menunjukkan adanya fenol.
Kehadiran terpenoid dinilai dengan uji Salkowaski.
Terbentuk warna merah jambu kemerahan, menunjukkan
bahwa uji keberadaan terpenoid positif. Kemunculan
warna kuning menunjukkan uji keberadaan flavonoid
positif. Uji Fehling dilakukan untuk mengetahui adanya
gula reduksi, tampak terbentuknya endapan bata merah
yang menunjukkan adanya gula reduksi. Kehadiran
antrakuonon ditentukan dengan uji bontrager, pada fase
amonia tidak ada warna merah muda atau ungu.

Anda mungkin juga menyukai