Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nandang Nurhidayat

Kelas : Mekatronik 19
Nim : D321911012

NEGARA HUKUM DAN HAM

1. Hakikat HAM
Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang melekat dan di miliki setiap manusia sejak
lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Mustafa Kamal Pasha (2002) menyatakan bahwa
yang dimaksut dengan hak asasi manusia adalah hak – hak dasar yang dbawa sejak lahir yang
melekat pada esensinya sebagai anugerah Allah SWT.HAM Menurut Prof. Mr. Koentjoro
Poerbapranoto, HAM adalah hak yang bersifat asasi, artinya hak- hak yang dimiliki manusia
menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga sifatnya suci.
Hak menurut John Locke, merupakan adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan
yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Oleh karenanya, tidak ada kekuasaan apapun di
dunia yang dapat mencabutnya. Hak sifatnya sangat mendasar bagi hidup dan kehidupan manusia
dan merupakan hak kodrati yang tidak bisa terlepas dari dan dalam kehidupan manusia. Pengakuan
terhadap HAM memiliki dua landasan, yaitu :
a. Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia, yaitu seluruh umat manusia
memliki derajat dan martabat yang sama tanpa membedakan ras, agama, suku, bangsa, maupun
bahasa dan sebagainya.
b. Landasan yang kedua dan yang lebih dalam, yakni manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha
Esa serta dihadapan-Nya kita itu sama, kecuali amal perbuatan kita masingmasing. Beberapa ciri
pokok hakikat HAM menurut tim ICCE UIN, 2013 adalah :
1. HAM tidak perlu diberikan, diminta, dibeli, ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia
secara otomatis.
2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa melihat jenis kelamin, ras, agama, etnis, politik, atau
asal-usul sosial dan bangsa.
3. HAM tidak boleh dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat
hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM. Oleh karena itu, apabila HAM dilanggar oleh
seseorang atau lembaga negara atau sejenisnya maka akan dikenai hukuman. Hak asasi manusia
menutrut Piagam PBB tentang Deklarasi Univrsal Hak Asasi Manusia 1948, meliputi :
a) Hak Berpikirr Dan Mengeluarkan Pendapat,
b) Hak Memiliki Sesuatu,
c) Hak Mendapatkan Pendidikan Dan Pengajaran,
d) Hak Menganut Aliran Kepercayaan Atau Agama,
e) Hak Untuk Hidup,
f) Hak Untuk Kemerdekaan Hidup,
1. Hak Untuk Memperoleh Nama Baik,
2. Hak Untuk Memperoleh Pekerjaan, Dan
3. Hak Untuk Mendapatkan Perlindungan Hukum.
Hak asasi manusia menurut Undang – Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia,
meliputi :
a) Hak Untuk Hidup,
b) Hak Berkeluarga,
c) Hak Mengembangkan Diri,
d) Hak Keadilan
e) Hak Kemerdekaan,
f) Hak Berkomunikasi,
g) Hak Keamanan,
h) Hak Kesejahteraan
i) Hak Perlindungan.
2. SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA
Latar belakang sejarah hak asasi manusia, pada hakikatnya muncul karena inisiatif manusia
terhadap harga diri dan martabatnya, sebagai akibat tindakan sewewenang – wenang dari
penguasa, penjajahan, perbudakan, pketidakadilan, dan kezaliman (tirani).
a. Perkembangan Hak Asasi Manusia pada Masa Sejarah.
b. perkembangan Hak Asasi Manusia di Inggris.
c. perkembangan Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat.
d. perkembangan Hak Asasi Manusia di Perancis.
Sejarah hak asasi manusia berawal dari Magna Charta di Inggris pada tahun 1215. Magna
Charta merupakan cikal bakal kebebasan warga negara Inggris yang berupa kompromi pembagian
kekuasaan antara Raja John dan bangsawannya (Davidson, 1994). Langkah penting selanjutnya
adalah keputusan Raja Charles I Inggris dalam “Petition of Rights” pada tahun 1628 sebagai
garansi terhadap hak habeas corpus, yaitu hak seseorang untuk dibawa sebelum pengadilan untuk
menentukan apakah dia bisa dibebaskan.
Teori tentang hak-hak alami manusia muncul seiring dengan terjadinya revolusi di berbagai
negara dalam waktu yang berbeda, yaitu Revolusi Inggris (1688) yang memunculkan “Bill of
Rights”,Revolusi Amerika (1776) dengan “Rights of Man” sebagai awal deklarasi kemerdekaan
Amerika, dan Revolusi Prancis (1789) dengan Deklarasi Hak Manusia dan Warganegara.
Revolusi-revolusi tersebut menekankan bahwa kebebasan individu adalah natural dan pemerintah
tidak bisa membatasinya.
Hak asasi manusia mengalami perkembangan dalam bidang hukum internasional berawal
ketika abad ke-18 dan 19 di Eropa, terutama dari Traktat Perdamaian Paris (1814) antara Inggris
dan Prancis. Kemudian pembentukan International Committee of the Red Cross atau ICRC (1863)
diikuti dengan Konvensi Genewa I (1864) untuk melindungi tawanan perang, mengatur cara-cara
perang dan perlindungan terhadap masyarakat sipil yang tidak terlibat dalam perang
(noncombatan). Pada abad ke-20, melalui Traktat Versailles (1919) dibentuklah International

Labor Organization atau ILO yang fokus kepada upaya keadilan sosial dan kepedulian atas
standar perlakuan terhadap kaum buruh. Lebih lanjut, Liga Bangsa-Bangsa menggencarkan upaya
untuk menghapuskan perbudakan melalui Konvensi untuk Melenyapkan Perbudakan dan
Perdagangan Budak (1926). Globalisasi isu hak asasi manusia ditandai dengan adanya Universal
Declaration on Human Rights (UDHR) pada tahun 1948, kemudian International Covenant on
Civil and Political Rights (hak-hak sipil dan politik) dan International Covenant on Economic,
Social and Cultural Rights (hak-hak ekonomi, sosial dan budaya) pada tahun 1966, serta beberapa
konvensi seperti CEDAW, CAT, CRC, CERD, dan CMW.
3. HAK ASASI MANUSIA DIINDONESIA
Bentuk pengakuan mengenai HAM di Indonesia tertuang dalam UUD 1945, yaitu dalam:
a. Pembukaan UUD 1945 Alinea 1
b. Pembukaan UUD 1945 Alinea 4
c. Batang Tubuh UUD 1945
d. Peraturan Perundang – undangan
Selain itu untuk menegakan HAM di Indonesia dibentuklah kelembagaan yang bertugas untuk
menjamin perlindungan Hak Asasi Manusia bagi seluruh Rakyat Indonesia tanpa membeda
bedakan satu sama lain, serta untuk menuntaskan segala masalah yang berkaitan dengan HAM di
Indonesia yaitu :
a. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KomNas HAM) dibentuk berdasarkan Keppres No. 50
Tahun 1993 pada tanggal 7 Juni 1993 yang kemudian dikukuhkan lagi melalui Undang – Undang
No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
b. Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan Undang – undang No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan hak asasi manusia.
c. Pengadilan HAM Ad Hoc dibentuk atas usul dari DPR berdasarkan peristiwa tertentu dengan
keputusan presiden untuk memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran hak asasi manusia
yang berat yang terjadi sebelum diundangkannya Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan hak asasi manusia
d. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR). Berdasaarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2000
memberikan alternative bahwa penyelesaian pelanggaran HAM berat dapat dilakukan di luar
pengadilan HAM, yaitu melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang dibentuk berdasarkan
undang-undang, yakni Undang-Undang No. 27 Tahun 2004 tentang Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi. Namun dalam perkembangannya, undang undang ini di cabut dan dikanyatakan tidak
memiliki kekuatan hukum mengikat oleh Mahkamah Konstitusi ( MK ).

Anda mungkin juga menyukai