Disusun oleh :
NURUL ANNISA
NIM: 1948201085
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan
Saya dapat menyelesaikan makalah ini tentang “Alat/Bahan yang Digunakan Untuk
Sterilisasi”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah Mikrobiologi di Universitas Abdurrab. Dalam makalah ini saya masih
banyak sekali merasa kekurangan baik pada teknik penulisan, penguasaan materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah kami sebagai penulis ingin mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dan menyelesaikan makalah
ini. Kami ucapkan terimakasih juga kepada Dosen pembimbing kami yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Mikrobiologi.
iii
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
2.1.Tujuan ............................................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan
steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur. Dan untuk mensterilkannya
diperlukan pula pengetahuan tentang cara- cara / teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan
karena alat- alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi memiliki teknik
sterilisasi yang berbeda .
B. Tujuan
2. Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih tentang sterilisasi
dan bagi mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sterilisasi
a. Fisik
Pemanasan basah
Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-sama
dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau
aterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh
bertekanan pada suhu 1210C selama 15 menit (Hadioetomo, 1985). Selain
itu, autoklaf juga dapat diterapkan pada suhu 134oC selama 3 menit, 126oC
selama 10 menit, dan 115oC selama 25 menit. Cara pemanasan basah dapat
membunuh jasad renik atau mikroorganisme terutama karena panas basah
dapat menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzim-enzim didalam sel
(Fardiaz, 1992).
tutup harus
dikendorkan.
3. Tutup autoklaf
dengan rapat lalu
kencangkan baut
pengaman agar tidak
ada uap yang keluar
dari bibir autoklaf.
Klep pengaman
jangan dikencangkan
terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoklaf,
diatur timer dengan
waktu minimal 15
menit pada suhu
121derajat celcius.
5. Tunggu samapai air
mendidih sehingga
uapnya memenuhi
kompartemen
autoklaf dan terdesak
keluar dari klep
pengaman. Kemudian
klep pengaman
ditutup
(dikencangkan) dan
tunggu sampai
selesai. Penghitungan
waktu 15 menit
dimulai sejak tekanan
mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda
6
selesai berbunyi,
maka tunggu tekanan
dalam kompartemen
turun hingga sama
dengan tekanan udara
di lingkungan (jarum
pada preisure gauge
menunjuk ke angka
nol). Kemudian klep-
klep pengaman
dibuka dan keluarkan
isi autoklaf dengan
hati-hati.
2. Pastereurisasi 1. Hidupkan mesin
dengan menekan
tombol power on.
2. Thermometer
disetting pada suhu
60-70 derajat celcius
sesuai dengan
kebutuhan.
3. Buka kran tombol
ketika akan mengisi
air kedalam double
jacket(media
perambat panas).
4. Buka tutup lubang
input double jacket
agar bisa mengisi
media air atau
minyak kedalam
tabung.
7
5. Kemudian isi
menggunakan air atau
minyak sesuai
kebutuhan.
6. Tutup kembali
setelah pengisinya
kedalam double
jacket.
7. Batas pengisian air
atau minyak harus
lebih dari setengah.
8. Buka penutup tabung
agar memudahkan
mengisi produk yang
akan diproses.
9. Isi tabung dengan
menggunakan produk
yang akan diproses
sesuai dengan
kapasitas tabung.
10. Tutup kembali
penutup tabung
ketika akan memullai
proses.
11. Masukkan
thermometer kedalam
lubang yang sudah
disediakan diposisi
penutup tabung, alat
ini berfungsi untuk
membaca panas
produk didalam
8
tabung.
12. Tekan tombol
pengaduk pada posisi
on/off untuk memutar
produk selama
produk sterilisasi.
Lama proses
pasteurisasi UHT
adalah jika suhu
mencapai 60-70
derajat celcius
menyesuaikan produk
yang diproses.
13. Tekan tombol
kompor on/off untuk
menyalakan solenoid
pengatur gas LPG
pada regulat kompor.
14. Putar knop kompor
kearah kiri untuk
membuka jalarnya
aliran gas LPG
kepusat titik api/pusat
nyala api.
15. Tekan tombol dan
tahan beberapa detik
lalu lepaskan untuk
menyalakan kompor
dibuka dan dipastikan
gas LPG sudah
terpasang.
16. Putar tombol timer
9
menekan tombol
pengaduk on/off.
21. Terakhir jangan lupa
setelah proses
produksi tekan
tombol power on/off
untuk mematikan
arus listrik pada
mesin.
22. Siapkan wadah
penampung produk
untuk menampung
produk yang sudah
melalui proses
sterilisasi dengan cara
membuka kran yang
ada pada tabung.
23. Putar kran kearah kiri
untuk mengeluarkan
produk dari tabung
dan putar ke arah
kanan untuk
menutup.
24. Untuk diperhatikan,
jika akan membuka
dan menutup kran
drainase tuas harap
ditarik terlebih
dahulu agar bisa
diputar.
25. Untuk menguras isi
dari double jacket
11
Pemanasan Kering
Keuntungan dari pemanasan kering adalah tidak adanya uap air yang
membasahi bahan atau alat yang disterilkan, selain itu peralatan yang digunakan untuk
sterilisasi uap kering lebih murah dibandingkan uap basah (Lay dan Hastowo, 1992).
Pemanasan kering sering dilakukan dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium,
dimana menggunakan oven dengan suhu 160-1800C selama 1,5-2 jam dengan sistem
udara statis (Fardiaz, 1992).
180oC
4. Pada saat oven sudah
mencapai suhu 180oC,
masukkan alat yang akan
disterilkan kedalam oven
dan sterilkan selama 40
menit.
5. Setelah selesai keluarkan
dengan hati-hati
menggunakan penjepit atau
sarung tangan. Tunggulah
hingga dingin, alat siap
digunakan.
3. Flaming (Flambir) 1. Lewatkan alat yang akan
disterilisasi beberapa kali
diatas api
2. Suhu yang dapat dicapai
berkisar 800-1.870 derajat
celcius.
14
Filtrasi
dierlenmeyer, maka
larutan dapat
dipindahkan
kedalam gelas
penampung lain
yang sudah steril dan
tutup dengan kapas
atau alumunium foil
yang steril.
1. Laminar Air 1. Nyalakan lampu uv
Flow (LAF) dan diamkan selama
30 menit sebelum
LAF digunakan.
Hindari sinar dari
badan dan mata.
n 2. Matikan lampu uv
dan nyalakan lampu
neon dan filter hepa.
Biarkan Selma 5
menit.
3. Usap meja dan
dinding LAF dengan
alcohol 70% atau
disinfektan biarkan
menguap.
4. Masukkan alat steril
yang digunakan
5. LAF siap digunakan.
6. Setelah selesai alat
disterilkan, alat-alat
dikeluarkan agar
kontaminan tudak
16
masuk kedalam
LAF.
Radiasi
1. Radiasi ionisasi
Radiasi ionisasi adalah radiasi yang mengandung energi yang jauh lebih tinggi
daripada sinar ultraviolet. Oleh karena itu mempunyai daya desinfektan yang lebih kuat.
Salah satu contoh radiasi ionisasi adalah sinar gamma yang dipancarkan dari kobalt-10
(Fardiaz, 1992). Radiasi dengan sinar gama dapat menyebabkan ion bersifat hiperaktif
(Lay dan Hastowo, 1992).
Sinar ultra violet dengan panjang gelombang yang pendek memiliki daya
antimikrobial yang sangat kuat. Daya kerjanya adalah absorbsi oleh asam nukleat tanpa
menyebabkan kerusakan pada permukaan sel. Kerusakan tersebut dapat diperbaiki bila
disinari dengan berkas yang mempunyai gelombang yang lebih panjang (Lay dan
Hastowo, 1992).
17
disterilisasi.
5. Matikan lampu
visible dan
nyalakan lampu
uv.
6. Tunggu sekitar
1 jam.
7. Matikan lampu
uv dan nyalakan
lampu visible.
Lalu keluarkan
alat yang telah
disterilisasi.
8. Matikan lampu
visible dan
blower.
Metode kimia
Menurut Lay dan Hastowo (1992), bahan yang menjadi rusak bila disterilkan pada
suhu yang tinggi dapat disterilkan secara kimiawi dengan menggunakan cairan
disinfektan dan gas.
sterilisasi
menggunakan gas
etilen oksida.
5. Chamber
dibersihkan
menggunakan
vakum.
6. Chamber secara
berulang diisi
menggunakan udara
yang disaring dan
dibersihkan
menggunakan
vakum.
7. Suhu aliran udara
dan vakum dijaga
sampai proses
selesai.
8. Sterilisasi chamber
bisa dipindahkan
dari dalam ke luar.
21
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sterilisasi yaitu suatu proses untuk mematikan semua organisme yang dapat menjadi
kontaminan.
Metode sterilisasi terbagi menjadi 2 yaitu fisik dan basah.
Sterilisasi fisik yaitu: basah, kering, filtrasi dan radiasi.
Sterilisasi kimia yaitu: gas dan cairan disinfektan.
22
Daftar Pustaka
https://viyufika.wordpress.com/metode-sterilisasi/