Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN KETERSEDIAAN FASILITAS DENGAN IMPLEMENTASI PATIENT

SAFETY DI RUANG ICU DAN BEDAH RSUD KOTA KENDARI

Relationship Of Availability Of Facilities With Safety Patient Implementation In The Icu Room
And Surgery Of Kota Kendari Hospital

La Ode Alifariki1*, La Rangki,² Adius Kusnan3


Universitas Halu Oleo
email : ners_riki@yahoo.co.id

ABSTRAK
Patient Safety atau keselamatan pasien merupakan isu global yang mempengaruhi
negara-negara di semua tingkat pembangunan. Salah satu tujuan penting dari penerapan
sistem keselamatan pasien di rumah sakit adalah mencegah dan mengurangi Insiden. Tujuan
penelitian adalah diketahuinya hubungan ketersediaan fasilitas dengan implementasi patient
safety di Ruang ICU dan Bedah RSUD Kota Kendari. Jenis penelitian Analitik observasional,
menggunakan pendekatan Cross Sectional. Sampel 41 responden yakni 18 perawat di ruang
ICU dan 23 perawat di ruang Bedah, dengan tekhnik total sampling. Alat ukur yang
digunakan adalah kuesioner. Analisa data univariat dan bivariate. Uji hubungan penelitian ini
menggunakan chi square. Hasil penelitian bahwa ada hubungan antara ketersediaan fasilitas
dengan implementasi patient safety dengan uji statistic chi square diperoleh nilai p (0.002).
Kesimpulan penelitian bahwa implementasi patient safety sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan fasilitas yang ikut menentukan beban kerja perawat di rumah sakit. Disarankan
agar penetapan SOP terkait program keselamatan pasien harus ditetapkan sebagai dasar atau
standar dalam melakukan sesuatu, serta pendidikan dan pelatihan terkait keselamatan pasien
harus diberikan kepada semua petugas yang ada di rumah sakit

Kata Kunci: Ketersediaan fasilitas, Implementasi Patient Safety


ABSTRACT

Patient Safety is a global issue that affects countries at all levels of development. One of
the important goals of implementing a patient safety system in hospitals is to prevent and
reduce incidents. This research aims to known the relationship between the availability of
facilities and the implementation of patient safety in the ICU Room and Surgery in Kendari
City Hospital. This type of observational analytical study uses the Cross Sectional approach.
A sample of 41 respondents were 18 nurses in the ICU and 23 nurses in the Surgery room,
with total sampling techniques. The measuring instrument used is a questionnaire. Univariate
and bivariate data analysis. Test the relationship of this study using chi square. Research
Result there was a relationship between the availability of facilities and the implementation of
patient safety with chi square statistical tests obtained p value (0.002). Conclusion that
implementation of patient safety is strongly influenced by the availability of facilities that also
determine the workload of nurses in the hospital. It is recommended that the determination of
SOPs related to patient safety programs should be established as a basis or standard in doing
something, and education and training related to patient safety must be given to all officers in
the hospital.

Keywords: Availability of facilities, implementation of patient safety

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 23


PENDAHULUAN Centre, 2009). WHO juga mengingatkan
Pelayanan kesehatan di rumah sakit bahwa "keselamatan pasien tidak hanya
adalah pelayanan yang bersifat kompleks tentang data statistik tetapi melibatkan
karena melibatkan berbagai profesi kerusakan yang nyata pada kehidupan
kesehatan dalam memberikan pelayanan orang-orang". Oleh karenanya semua
kepada pasien. Selain itu, rumah sakit juga strategi dan program keselamatan pasien
sarat dengan teknologi, standar prosedur, harus menjadi prioritas dalam pelayanan
risiko, dan lain sebagainya. Hal ini apabila kesehatan. Pasien, professional kesehatan
tidak disertai dengan kerjasama multi dan pembuat kebijakan semua harus
sistem maka akan mudah menimbulkan bekerja sama untuk membangun sistem
terjadinya kesalahan yang dapat kesehatan yang lebih aman.
membahayakan keselamatan pasien Menurut National Health
(Cahyono, 2008). Performance Committee (NHPC, 2001,
Patient Safety atau keselamatan dikutip dari Australian Institute Health and
pasien merupakan isu global yang Welfare (Australian Institute of Health and
mempengaruhi negara-negara di semua Welfare, 2009) mendefinisikan
tingkat pembangunan. Meskipun perkiraan keselamatan pasien adalah menghindari
ukuran permasalahan masih belum pasti, atau mengurangi hingga ketingkat yang
khususnya di negara berkembang dan dapat diterima dari bahaya aktual atau
Negara transisi/konflik, ada kemungkinan risiko dari pelayanan kesehatan atau
bahwa jutaan pasien seluruh dunia lingkungan dimana pelayanan kesehatan
menderita cacat, cedera atau meninggal diberikan. Fokus dari definisi ini adalah
setiap tahun karena pelayanan kesehatan untuk mencegah hasil pelayanan kesehatan
yang tidak aman. yang merugikan pasien atau yang tidak
Mengurangi kejadian yang diinginkan.
membahayakan bagi pasien merupakan Salah satu tujuan penting dari
masalah dalam pelayanan kesehatan bagi penerapan sistem keselamatan pasien di
setiap orang, dan terdapat banyak hal yang rumah sakit adalah mencegah dan
harus dipelajari dan dibagi antara negara- mengurangi Insiden Keselamatan Pasien
negara maju dengan negara-negara (IKP) adalah suatu kejadian atau situasi
berkembang dan negara dalam yang dapat mengakibatkan atau berpotensi
transisi/konflik tentang masalah mengakibatkan cidera pada pasien. IKP
keselamatan pasien (WHO Collaborating meliputi kejadian yang tidak diharapkan

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 24


(KTD), kejadian nyaris cidera (KNC), sistem keselamatan pasien (Depkes RI,
kejadian potensial cidera (KPC) dan 2006).
kejadian cidera dalam proses asuhan Berdasarkan laporan insiden
pelayanan medis maupun asuhan keselamatan pasien (IKP) di Inggris yang
pelayanan keperawatan dari yang ringan dilaporkan pada National Reporting and
sampai yang berat menurut Komite Learning System (NRLS) pada tahun 2015
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Komite bahwa dalam enam bulan terakhir terlapor
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP- 825.416 insiden. Laporan tersebut
RS, 2007). meningkat 6% dari insiden terlapor ditahun
Perawat sebagai salah satu komponen sebelumnya. Dari laporan tersebut, 0.22%
sumber daya manusia (SDM) dalam sistem insiden yang menyebabkan kematian (NHS
pelayanan kesehatan dirumah sakit, yang England, 2015), sedangkan National
bertugas langsung pada garis depan dan Patient Safety Agency pada tahun 2017
mempunyai waktu lebih banyak telah melaporkan angka kejadian IKP di
berhadapan dengan pasien, tanpa Inggris pada tahun 2016 sebanyak
mengabaikan peran tenaga kerja lainnya. 1.879.822 insiden, dan untuk Indonesia
Mutu pelayanan rumah sakit sebagian dalam rentang waktu 2006–2011, Komite
ditentukan juga oleh peran perawat. Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Dimensi mutu pelayanan rumah sakit yang (KKPRS) melaporkan 877 insiden
luas dapat berubah sebagai dinamisasi dan (RSUDZA, 2007).
adaptasi perkembangan waktu dan tuntutan Survei nasional pada tahun 2004 di
pasien. Akhir-akhir ini mutu pelayanan Amerika Serikat, menunjukkan bahwa 30%
yang berorientasi kepada keselamatan masyarakat atau publik melaporkan
pasien menjadi lebih menonjol (Prahasto I., kesalahan medis (untuk diri mereka sendiri
2008). atau keluarga), 55% tidak puas dengan
World Health Organization (WHO) kualitas pelayanan kesehatan, 40%
pada tahun 2004 mengumpulkan angka berpersepsi bahwa pelayanan kesehatan
penelitian rumah sakit di berbagai negara semakin memburuk selama lima tahun
yaitu Amerika, Inggris, Denmark, dan terakhir dan 50% khawatir tentang
Australia. di temukan (kejadian tak kesehatan perawatan dan keselamatan
diharapkan) KTD dengan rentang 3,2 – rawat inap (Kaiser Family Foundation,
16,6. Data-data tersebut menjadikan 2004).
pemicu berbagai negara untuk segera Isu keselamatan pasien di Indonesia
melakukan penelitian dan pengembangan mulai dibahas pada tahun 2000, diikuti

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 25


dengan studi pertama di 15 rumah sakit formulir check lish pasien pasca bedah, dan
dengan 4500 rekam medik. Hasilnya lain sebagainya.
menunjukkan bahwa angka KTD sangat Berdasarkan hasil survey
bervariasi, yaitu 8.0% hingga 98.2% untuk pendahuluan di ruang ICU dan Bedah,
kesalahan diagnosis dan 4.1% hingga dominan perawat masih kurang
91.6% untuk kesalahan pengobatan. Sejak menerapkan patient safety terutama
itu, bukti-bukti tentang keselamatan pasien identifikasi pasien sebatas memanggil
di Indonesia pun merebak, meskipun belum nama, keberadaan gelang pasien yang
ada studi nasional hingga saat ini (Aranaz- sering habis, banyak SOP belum tersedia
Andrés JM & Limón-Ramírez R, Amarilla dan lain sebagainya.
A, Restrepo FR, Urroz O, 2011). Tujuan penelitian ini adalah untuk
Salah satu faktor yang berhubungan mengetahui hubungan ketersediaan fasilitas
dengan praktik keselamatan pasien adalah dengan implementasi patient safety di
besarnya beban kerja perawat yang dapat Ruang ICU dan Rawat Bedah RSUD Kota
dipengaruhi oleh tingkat ketergantungan Kendari.
pasien yang dirawat atas pelayanan
kesehatan terutama pelayanan keperawatan. METODE
Banyaknya tugas tambahan yang Jenis penelitian ini adalah analitik
harus dikerjakan oleh perawat dapat observasional dengan pendekatan cross
menganggu penampilan kerja dari perawat. sectional (Arikunto, 2010), dimana
Akibat negatif dari banyaknya tugas populasinya adalah semua perawat di
tambahan perawat diantaranya timbulnya Ruang ICU dan Bedah RSUD Kota
emosi perawat yang tidak sesuai dengan Kendari dan sampel penelitian berjumlah
yang diharapkan dan berdampak buruk bagi 41 responden. Teknik sampling yang
produktifitas perawat (Irwandy, 2007). digunakan adalah total sampel sehingga
Selain faktor tingkat ketergantungan jumlah sampel sebanyak populasi. Waktu
pasien terhadap pelayanan keperawatan, penelitian dilaksanakan pada bulan Januari
tidak kalah penting juga dan bisa 2019 di Ruang ICU dan Bedah RSUD Kota
mempengaruhi implementasi patient safety Kendari, menggunakan kuesioner
adalah ketersediaan fasilitas penunjang Instrumen Implementasi IPSG 1 s.d IPSG 6
yang disiapkan oleh pihak rumah sakit, yang disadur dari penelitian lain serta
sehingga dapat menunjang pelaksanaan instrumen ketersediaan fasilitas. Variabel
system keselamatan pasien seperti standar dependen penelitian adalah implementasi
operasional prosedur, alat hands wash,

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 26


patient safety dan variabel independen Kelompok umur
25-30 18 43,9
penelitian adalah ketersediaan fasilitas. 31-36 16 39,0
37-43 7 17,1
Adapun teknik pengambilan data Jenis kelamin
Laiki-laki 15 36,6
dilakukan dengan menyebarkan instrument Perempuan 26 63,4
atau kuesioner pada perawat di dua ruangan Tingkat pendidikan
Diploma 26 63,4
tersebut. Analisis data menggunakan uji chi Sarjana + Ners 15 36,6

square yang diolah menggunakan aplikasi Masa kerja


≥ 5 tahun 21 51,2
soft ware SPSS. < 5 tahun 20 48,8
Penelitian telah mendapatkan ijin dari Sumber : Data primer diolah, 2019
RSUD Kota Kendari melalui Diklat RS.
Responden telah diberikan informed Pada tabel 2 berisi tentang variabel

consent dan penjelasan terkait judul, penelitian dan hubungan antar variabel

manfaat dan tujuan penelitian. Responden yang memiliki lengkap dan tidak lengkap.

menyatakan tidak keberatan dan bersedia Pada variabel ketersediaan fasilitas yang

ikut serta dalam proses penelitian secara paling banyak adalah responden yang

sukarela. menyatakan tidak lengkap yakni 56,1% dan


pada variabel implementasi patient safety

HASIL yang paling banyak adalah kategori buruk

Karakteristik responden berdasarkan sebanyak 51,2%.

kelompok umur, jenis kelamin, tingkat Tabel 2 Variabel Penelitian dan Hubungan
Antar Variabel
pendidikan dan masa kerja yang terlihat Variabel Jumlah Persentase p
(n) (%) value
pada tabel 1. Kelompok umur yang paling Ketersediaan
banyak adalah 25-30 tahun yakni sebanyak fasilitas 18 43,9 0,003
Lengkap 23 56,1
43,9%, pada jenis kelamin yang paling Tidak
lengkap
banyak adalah perempuan sebanyak 63,4%, Implementasi
patient safety 20 48,8
pada tingkat pendidikan yang paling Baik 21 51,2
Buruk
banyak adalah Diploma tiga keperawatan
Sumber : Data primer diolah, 2019
sebanyak 63,4% dan pada masa kerja yang
Pada uji statistic menggunakan chi quare
paling banyak adalah masa kerja ≥ 5 tahun
menunjukkan bahwa nilai p value = 0,005
yakni sebanyak 51,2%
< α = 0,05. Artinya bahwa Ho ditolah dan
Tabel 1 Karakteristik Responden
Ha diterima.
Karakteristik n %
responden PEMBAHASAN
1. Ketersediaan Fasilitas

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 27


Pada penelitian ini terlihat bahwa perilaku yang dimaksud adalah perilaku
ketersediaan fasilitas sebagai penunjang perawat dalam menerapkan prinsip-prinsip
implementasi pelayanan terutama patient keselamatan pasien (Notoadmodjo, 2003).
safety di ruang ICU dan Bedah RSUD Kota 2. Implementasi patient safety
Kendari masih sangat terbatas dalam artian Kualitas implementasi patient safety
masih memerlukan penambahan. di ICU dan Bedah pada dasarnya hampir
Dari 41 responden, terdapat 18 sama antara ruang ICU dan Bedah yakni
(43,8%) responden yang menyatakan baik 51,2% dan buruk 48,8%, tetapi untuk
bahwa fasilitas lengkap sedangkan 23 ruang ICU dilaksanakan sebanyak 50%,
(56,1%) menyatakan tidak lengkap. sedangkan ruang Bedah dilaksanakan
Berdasarkan pengumpulan data penelitian sebesar 47,8%.
dapat dijelaskan bahwa fasilitas yang RSUD Kota Kendari adalah salah
kurang di RSUD Kota Kendari seperti satu rumah sakit yang ada di Propinsi
gelang pasien, SOP pelaksanaan patient Sulawesi Tenggara yang telah terakreditasi
safety (SOP komunikasi efektif, timbang KARS 2012 dan mendapatkan bintang 3,
terima pasien pasca operasi, obat tentu mempunyai tanggung jawab untuk
berbahaya) dan fasilitas yang lainnya. bisa melaksanakan prinsip patient safety
Kelengkapan sarana dan prasarana dengan baik sesuai SOP mulai pasien
dan dokumen menjadi hal yang penting masuk sampai pasien dinyatakan sehat dan
untuk mendukung berjalannya proses keluar rumah sakit.
menuju perubahan yang lebih baik. Dalam Tetapi pada kenyataanya, tidak
standar akreditasi Rumah Sakit (KARS, semua perawat melaksanakan tanggung
2012) dikatakan bahwa beberapa dokumen jawab tersebut, misalnya tahap identifikasi
dan sarana serta prasarana yang harus pasien menggunakan nama dan umur
dilengkapi oleh pihak Rumah Sakit dalam ataupun gelang pengenal, masih banyak
menunjang implementasi patient safety perawat yang hanya sebatas menanyakan
salah satunya pelaporan insiden nama tetapi umur tidak, ditambah dengan
keselamatan pasien dalam rangka belum adanya gelang pasien.
meningkatkan mutu keselamatan pasien di Tetapi untuk identifikasi nama pasien
Rumah Sakit, namun pada kenyatannya hampir semua perawat di ruang ICU dan
hampir dilupakan oleh responden. Bedah sudah menanyakan hal tersebut
Dukungan ketersediaan sarana dan setiap melakukan tindakan pemberian obat,
prasarana dapat berpengaruh terhadap pemberian tranfusi darah, pengambilan
terbentuknya perilaku dalam penelitian ini

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 28


sampel untuk pemerikasaan laborat, dan Selanjutnya, standar pelaksanaan
tindakan lainnya. patient safety adalah memastikan lokasi
Kepatuhan pemasangan gelang sudah pembedahan yang benar, prosedur yang
dilakukan dengan baik di ruangan ICU benar, pembedahan pada pasien yang
maupun Bedah namun sering habis stok, benar. Belum ada perawat yang paham
sehingga masih banyak pasien yang dirawat tentang identifikasi lokasi operasi ditambah
tidak menggunakan gelang. Melakukan tidak ada pelibatan keluarga pasien dalam
identifikasi sebelum memberikan obat dan proses penandaan lokasi (site marker).
melakukan identifikasi sebelum visite Hasil wawancara dengan perawat
dokter belum terlaksana dengan baik. ditemukan bahwa rumah sakit belum
Indikator lain pelaksanaan patient menggunakan lembaran checklist untuk
safety adalah komunikasi yang efektif antar memverifikasi pada saat serah terima
rekan sejawat dan tenaga kesehatan perawat sebelum tindakan operasi,
lainnya. Rata-rata perawat sudah meskipun pada pelaksanaan akreditasi
melakukan pencatatan jika ada perintah sudah disiapkan tetapi saat ini tidak lagi
secara lisan melalui telepon dan dilaksanakan. Pada saat serah terima pasien
mengkorfirmasi ulang (repeat back) pasca operasi, pasien diserahkan oleh
perintah yang ditulis dan ini berlaku di petugas bersamaan dengan les pasien tetapi
ruang ICU dan Bedah artinya bahwa tidak ada penjelasan atau klarifikasi tentang
meskipun dalam kondiri darurat perawat identitas pasien.
tetap melakukan konfirmasi setelah dokter Indikator kelima adalah mengurangi
berada di ruang rawat meskipun di dua risiko infeksi akibat perawatan kesehatan,
ruangan tersebut belum ada SPO tentang perawat saat bertugas di rumah sakit sudah
komunikasi efektif dalam pelayanan melakukan 6 langkah cuci tangan, SPO
keperawatan. tentang cuci tangan yang bertujuan
Standar pelaksanaan patient safety mengurangi risiko infeksi sudah ada
selanjutnya adalah keamanan obat-obatan bahkan ditempel di dinding ruang rawat
yang harus diwaspadai, pada aspek ini baik ICU maupun Bedah.
belum banyak perawat atau ruangan yang Hand hygiene yang sering tidak
melakukan penataan obat-obatan High alert dilakukan pada saat akan kontak dengan
dengan benar, meskipun dominan perawat pasien baik oleh dokter maupun perawat.
sudah melaksanakan prinsip enam benar Perawat sesudah melakukan tindakan hand
dalam pemberian obat. hygiene tetapi sebelum kontak dengan

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 29


pasien belum terbiasa melakukan hand Berdasarkan hasil penelitian ini yang
hygiene. didukung data empiris penelitian
Indikator keenam adalah mengurangi sebelumnya dapat dijelaskan bahwa
risiko cedera pasien akibat terjatuh. keberadaan sarana prasarana sangat
Dominan perawat menerapkan proses mendukung dan mempengaruhi
pengkajian awal risiko pasien jatuh, implementasi patient safety, artinya bahwa
sehingga untuk pemakaian gelang khusus semakin tersedia sarana prasarana maka
bagi pasien yang berisiko jatuh belum implementasi patient safety akan cenderung
dilaksanakan. baik dan sebaliknya.
3. Hubungan antara ketersediaan Oleh karena sudah seyogyanya pihak
fasilitas dengan implementasi patient rumah sakit untuk menganggarkan khusus
safety pengandaan sarana atau fasilitas sesuai
Berdasarkan hasil uji statistic dengan kebutuhan pelayanan karena rumah
menggunakan uji chi quare menunjukkan sakit bertanggungjawab dan melindungi
hasil p value = 0,003. Hal ini menunjukkan hak pasien. Salah satu hak harus dipenuhi
bahwa ada hubungan signifikan antara adalah hak memperoleh keamanan dan
ketersediaan fasilitas dengan implementasi keselamatan dirinya selama dalam
patient safety di ruang ICU dan Bedah perawatan di rumah sakit (Departemen
RSUD Kota Kendari. Hukum & Perundang-Undangan, 2009)
Hal ini sejalan dengan penelitian KESIMPULAN
yang dilakukan oleh (Ariastuti, Ni Luh Kesimpulan penelitian ini bahwa
Putu Ariastuti., Ani Margawati., 2013) implementasi patient safety sangat
yang memperlihatkan ada hubungan antara dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas atau
sarana prasarana dengan pelaksanaan sarana prasarana di rumah sakit.
patient safety di kamar bedah RS Disarankan agar penetapan SOP terkait
Telogorejo. Selajan pula dengan penelitian program kese- lamatan pasien harus
yang dilakukan (Ekawati, Marina ditetapkan sebagai dasar atau standar dalam
Nugraheni & Kurniawan, 2017) di Ruang melakukan sesuatu, serta pendidikan dan
Nusa Indah RSUD Tugurejo Semarang ini pelatihan terkait keselamatan pasien harus
diperoleh hasil bahwa kondisi prasarana diberikan kepada semua petugas yang ada
yang menunjang pencegahan pasien jatuh di rumah sakit.
berpengaruh terhadap pencegahan pasien
risiko jatuh.

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 30


DAFTAR PUSTAKA 2009 tentang Rumah Sakit, 2009.
Aranaz-Andrés JM, A.-R. C., & Limón- Jakarta.
Ramírez R, Amarilla A, Restrepo Depkes RI. (2006). Panduan nasional
FR, Urroz O, L. I. (2011). keselamatan pasien di rumah sakit.
Prevalence of adverse events in the Jakarta: Depkes RI.
hospitals of five Latin American Ekawati, Marina Nugraheni, B. W., &
countries: Results of the Kurniawan, B. (2017). Faktor-faktor
“Iberoamerican study of adverse yang berhubungan dengan
events” (IBEAS). BMJ Quality and pencegahan jatuh pada pasien riisko
Safety, 20(12), 1043–1051. jatuh oleh perawat di ruang Nusa
Retrieved from https://doi.org/- Indah RSUD Tugurejo Semarang.
%0A10.1136/bmjqs.2011.051284.% JURNAL KESEHATAN
0A MASYARAKAT (e-Journal), Volume
Ariastuti, Ni Luh Putu Ariastuti., Ani 5(Nomor 2). Retrieved from
Margawati., W. H. (2013). Analisis http://ejournal-
faktor-faktor yang mempengaruhi s1.undip.ac.id/index.php/jkm
perawat dalam melaksanakan Irwandy. (2007). Faktor-Faktor Yang
patient safety di kamar bedah RS Berhubungan Dengan Beban Kerja
Telogorejo Semarang. Seminar di Unit Rawat Inap RS Jiwa
ilmiah nasional keperawatan. Makassar Tahun 2006.
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Kaiser Family Foundation. (2004).
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: National survey on consumers’
Rineka Cipta. experiences with patient safety and
Australian Institute of Health and Welfare. quality information. Menlo Park:
(2009). Towards national indicators Agency for Healthcare Research
of safety and quality in health car. and Quality, Harvard School of
Cambhera: Australian Institute of Public Health.
Health and Welfare. KARS. (2012). Penilaian Akreditasi
Cahyono, J. B. S. B. (2008). Membangun Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI.
Budaya Keselamatan Pasien Dalam Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Praktik Kedokteran. Jakarta: (KKP-RS. (2007). Laporan insiden
Karnisius. keselamatan pasien (IKP). Jakarta:
D. H., & Perundang-Undangan. (2009). Depkes RI.
Undang-Undang Nomor 44 Tahun NHS England. (2015). Patient safety

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 31


incident reporting continues to
improve. Engand: Author.
Notoadmodjo, S. (2003). Pendidikan dan
Ilmu Perilaku Kesehatan. J. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Prahasto I. (2008). Clinical governance.
Jakarta.
RSUDZA. (2007). Pentingnya pelaporan
insiden keselamatan pasien di
Rumah Sakit. Aceh: RSUDZA.
WHO Collaborating Centre. (2009). Patient
safety solutions preamble. WHO
Publisher.

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 32

Anda mungkin juga menyukai