Anda di halaman 1dari 19

NAMA MK : HUMANIORA

DOSEN : YESI SEPTINA WATI , S.ST., M.Kes

“ETIKA PROFESI”

OLEH :
KELOMPOK 3

1. HERMA YUWITA ( 2003021677 )


2. DARA DEWI PUSPITA ( 2003021661 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


STIKES AL-INSYIRAH PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah swt., atas
berkat rahmat, taufik dan hidayahnya. Sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan hasil yang tertuang dalam tulisan ini. Makalah ini
membahas mengenai “ETIKA PROFESI”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi kewajiban sebagai salah satu
tugas Mata Kuliah Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
yang diampu oleh Ibu Yesi Septina Wati ,S.ST,M.Kes di prodi DIV
Kebidanan Stikes Al-Insyirah Pekanbaru. Penulis menyadari bahwa dalam
penyelesaian makalah ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga
jika kita menemukan kelebihannya maka sesungguhnya kelebihan itu
adalah rahmat dari Allah swt. Penulis menyadari pula bahwa, penulis tidak
akan mampu menyelesaikan makalah ini tanpa sumbangsi dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis menghanturkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan.
Akhir kata dengan segenap kerendahan hati kami
mempersembahkan Makalah ini dengan harapan semoga dapat
bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi pengembangan dunia
kesehatan.

Pekanbaru, 28 November 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Moral.............................................................................3
B. Pengertian Etika..............................................................................5
C. Pengertian Profesi...........................................................................6
D. Pengertian Etika Profesi..................................................................9
E. Manfaat Etika Profesi......................................................................11
F. Perilaku Etis Profesional.................................................................12
G. Pentingnya Etika dan Moral............................................................13
H. Faktor yang berperan dalam pembentukan etika...........................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................16
B. Saran...............................................................................................16

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika profesi menjadi topik pembicaraan yang sangat penting dalam
masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia
menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku etis karena selama
ini perilaku etis selalu diabaikan. Etis menjadi kebutuhan penting bagi semua
profesi yang ada agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari
hukum.
Sebagai anggota suatu profesi, juga mempunyai tanggung jawab untuk
menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana
mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri.
Kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis berhubungan dengan adanya
tuntunan masyarakat terhadap peran profesi Label profesional disini
mengisyaratkan suatu kebanggaan, komitmen pada kualitas, dedikasi pada
kepentingan klien dan keinginan yang tulus membantu permasalahan yang
dihadapi klien sehingga profesi tersebut dapat menjadi kepercayaan
masyarakat. Dalam melaksanakan profesinya, seorang diatur oleh suatu kode
etik.
Tuntutan terhadap kualitas pelayanan kebidanan semakin
meningkatseiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan era
globalisasi. Pemahaman yang baik mengenai etika profesi merupakan
landasanyangkuat bagi profesi bidan agar mampu menerapkan dan memberik
an pelayanan kebidanan yang profesional dalam melakukan profesi
kebidanan, dan dalam berkarya di pelayanan kebidanan, baik kepada
individu, keluarga dan masyarakat.
Oleh karena itu, para bidan maupun calon bidan, harus mampu
memahami kondisi masyarakat yang semakin kritis dalam memandang
kualitas pelayanan kebidanan, termasuk pula ketidakpuasan dalam pelayanan.
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama diberbagai tempat,
dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan

1
kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses dari berbagai
profesi
Bidan sebagai praktisi pelayanan harus menjaga perkembangan
praktik  berdasarkan /evidence based /Etika adalah penerapan dan proses dan 
teorifilsafat moral pada situasi nyata. Etilka dibagi menjadi tiga bagian,
meliputi: Metaetika (etika); Etika atau teori moral; Etika praktik. Etika atau
teori moral untuk memformulasikan prosedur ataumekanisme untuk
memecahkan masalah etika. Etika praktik merupakan penerapan etika dalam
prakti sehari-hari, dimana dalam situasi praktik ketika kecelakaan terjadi
keputusan harus segera di buat.
Guna etika adalah memberi arah bagi perilaku manusa tentang:
apayang baik atau buruk, apa yang benar atau salah, hak dan kewajiban
moral(akhlak), apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan moral, etika, profesi?
2. Bagaimana manfaat etika profesi, dan Perilaku etis Profesional?
3. Bagaimana Pentingnya etika dan moral?
4. Bagaimana factor-faktor yang berperan dalam pembentukan etika?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan moral, etika, profesi.
2. Untuk mengetahui manfaat etika profesi, dan Perilaku etis Profesional.
3. Untuk mengetahui Pentingnya etika dan moral.
4. Untuk mengetahui factor-faktor yang berperan dalam pembentukan etika.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Moral
suatu hukum perilaku yang diterapkan kepada setiap individu
dalam bersosialisasi dengan sesamanya sehingga terjalin rasa hormat dan
menghormati antar sesama.
Pendapat lain mengatakan arti moral adalah sesuatu yang
berhubungan dengan prinsip-prinsip tingkah laku; akhlak, budi pekerti,
dan mental, yang membentuk karakter dalam diri seseorang sehingga
dapat menilai dengan benar apa yang baik dan buruk.
Moral adalah produk yang dihasilkan oleh budaya dan agama yang
mengatur cara berinteraksi (perbuatan, perilaku, dan ucapan) antar sesama
manusia. Dengan kata lain, istilah moral merujuk pada tindakan, perilaku
seseorang yang memiliki nilai positif sesuai dengan norma yang ada di
suatu masyarakat.
Secara umum, tujuan dan fungsi moral adalah untuk mewujudkan
harkat dan martabat kepribadian manusia melalui pengamalan nilai-nilai
dan norma. Adapun beberapa tujuan dan fungsi moral adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menjamin terwujudnya harkat dan martabat pribadi seseorang
dan kemanusiaan.
2. Untuk memotivasi manusia agar bersikap dan bertindak dengan penuh
kebaikan dan kebajikan yang didasari atas kesadaran kewajiban yang
dilandasi moral.
3. Untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial antar manusia, karena
moral menjadi landasan rasa percaya terhadap sesama.
4. Membuat manusia lebih bahagia secara rohani dan jasmani karena
menunaikan fungsi moral sehingga tidak ada rasa menyesal, konflik
batin, dan perasaan berdosa atau kecewa.

3
5. Moral dapat memberikan wawasan masa depan kepada manusia, baik
sanksi sosial maupun konsekuensi dalam kehidupan sehingga manusia
akan penuh pertimbangan sebelum bertindak.
6. Moral dalam diri manusia juga dapat memberikan landasan kesabaran
dalam bertahan dalam setiap dorongan naluri dan keingingan/ nafsu
yang mengancam harkat dan martabat pribadi.
Wujud moral dalam diri seseorang dapat terlihat dari penampilan
dan perilakunya secara keseluruhan. Adapun beberapa macam moral
adalah sebagai berikut:
1. Moral Ketuhanan
Moral Ketuhanan adalah semua hal yang berhubungan dengan
keagamaan/ religius berdasarkan ajaran agama tertentu dan
pengaruhnya terhadap diri seseorang. Wujud moral ketuhanan,
misalnya melaksanakan ajaran agama yang dianut dengan sebaik-
baiknya. Contoh; menghargai sesama manusia, menghargai agama
lain, dan hidup rukun dengan yang berbeda agama.
2. Moral Ideologi dan Filsafat
Moral ideologi dan filsafat adalah semua hal yang berhubungan
dengan semangat kebangsaan, loyalitas kepada cita-cita bangsa dan
negara. Wujud moral ideologi dan filsafat, misalnya menjunjung
tinggi dasar negara Indonesia yaitu Pancasila. Contoh; menolak
ideologi asing yang ingin mengubah dasar negara Indonesia.
3. Moral Etika dan Kesusilaan
Moral Etika dan Kesusilaan adalah semua hal yang berkaitan
dengan etika dan kesusilaan yang dijunjung oleh suatu masyarakat,
bangsa, dan negara secara budaya dan tradisi. Wujud moral etika
dan kesusilaan, misalnya menghargai orang lain yang berbeda
pendapat, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Contoh;
mengucapkan salam kepada orang lain ketika bertemu atau
berpapasan.

4
4. Moral Disiplin dan Hukum
Moral Disiplin dan Hukum adalah segala hal yang berhubungan
dengan kode etika profesional dan hukum yang berlaku di
masyarakat dan negara. Wujud moral disiplin dan hukum, misalnya
melakukan suatu aktivitas sesuai dengan aturan yang berlaku.
Contoh; selalu menggunakan perlengkapan yang diharuskan dan
mematuhi rambu-rambu lalu lintas ketika berkendara di jalan raya

B. Pengertian Etika
Etika merupakan peraturan yang ada dimasyarakat yang biasanya
dijadikan sebagai acuan dalam bersosialisasi baik dilingkungan
masyarakat dan lingkungan lainnya.
Beberapa pengertian etika dari beberapa ahli antara lain adalah:
Aristotles Dalam pendapatnya Aristoteles membagi etika menjadi
dua pengertian. Adapun kedua pengertian tersebut adalah Terminus
Technicus serta Manner and Cutom. Terminus Technicus adalah contoh
dari etika yang dipelajari dalam bentuk ilmu pengetahuan. Manner and
Cutom mempelajari etika dari segi hubungan adat istiadat yang melekat
pada manusia dan juga tata caranya.
Fagothey Etika menurut Fagothey merupakan studi yang
mengenai kehendak yang ada di dalam diri manusia. Kehendak tersebut
biasanya berhubungan dengan benar ataupun salah dalam mengambil
sebuah tindakan.
Drs. Siji Gajalba Menurut Drs. Sidi Gajalba etika merupakan
teori mengenai tingkah laku dari perbuatan manusia. Perilaku ini nantinya
akan dipandang dari segi baik atau buruknya. Lalu etika nantinya akan
ditentukan oleh akal manusia.
Secara umum, etika sendiri dapat diartikan sebagai peraturan,
tindakan, norma, dan moral yang ada di lingkungan masyarakat. Peraturan
ini nantinya bisa dijadikan sebagai acuan dari perbuatan dan perilaku
manusia, apakah berperilaku baik ataukah berperilaku buruk. Adanya etika

5
akan membuat kehidupan bermasyarakat menjadi tertib dan teratur.
Dengan adanya etika sejak zaman dahulu, diharapkan setiap pribadi
manusia sadar akan tindakannya. Kesadaran akan baik buruknya tindakan
dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan yang ada di dalam
kehidupan bermasyarakat. Karena tanpa adanya etika, maka kehidupan ini
tidak akan berjalan secara tertib dan teratur

C. Pengertian Profesi
Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua
pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam
pengertian yang lebih luas menjadi: kegiatan “apa saja” dan “siapa saja”
untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keah-lian tertentu.
Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan
berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya
pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.
Pengertian profesi dapat dibedakan menjadi: pertama: profesi pada
umumnya. Kedua: profesi luhur atau mulia (officium noble). Profesi pada
umumnya adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian yang
khusus. Persyaratan adanya keahlian yang khusus inilah yang
membedakan antara pengertian profesi dengan pekerjaan walaupun bukan
mejadi garis pemisah yang tajam antara keduanya. Sedangkan yang
dimaksud dengan profesi luhur, yaitu profesi yang pada hakikatnya
merupakan suatu pelayanan pada manusia atau masyarakat. Orang yang
melaksanakan profesi luhur sekalipun mendapatkan nafkah (imbalan) dari
pekerjaannya, namun itu bukanlah motivasi utamanya. Yang menjadi
motivasi utamanya adalah kesediaan dan keinginan untuk melayani,
membantu sesama umat manusia berdasarkan keahliannya. Contohnya
adalah profesi Bidan.
Franz Magnis Suseno membedakan profesi menjadi profesi pada
umumnya dan profesi luhur. Profesi luhur merupakan profesi yang

6
menekankan pada pengabdian kepada masyarakat sehingga merupakan
suatu pelayanan pada manusia atau masyarakat dengan motivasi utama
bukan untuk memperoleh nafkah dari pekerjaannya. 
Profesi pada umumnya terdapat dua hal yang harus ditegakkan
yaitu, menjalankan profesinya dengan bertanggung jawab baik terhdap
pekerjaan maupun hasil dari pekerjaan, serta tanggung jawab terhadap
dampak pekerjaan yang dilakukan tidak sampai merusak lingkungan hidup
(berkaitan dengan prinsip kedua, hormat terhadap hak-hak orang lain. 
Terdapat pula dua kategori untuk profesi luhur yaitu,
mendahulukan orang yang dibantu, serta mengabdi pada tuntutan luhur
profesi. 
Pelaksanaan profesi luhur yang baik menurut Magnis Suseno harus
didukung dengan moralitas yang tinggi. Berkaitan dengan moralitas tinggi
magnis menyatakan terdapat tiga ciri : 
1) berani berbuat dengan bertekad untuk brtindak sesuai dengan
tuntutan profesi; 
2) sadar akan kewajibannya, dan 
3) memiliki idealisme yang tinggi. 
Beberapa jenis profesi yang ada dalam kehidupan manusia saat ini,
misalnya seperti:
1. Akuntan
Akuntan dapat diartikan sebagai ahli dalam akuntansi, pengukuran,
pengungkapan, pemberi kepastian mengenai informasi keuangan
yang dimana informasi tersebut dapat membantu manajer, investor,
dan pihak lainnya.
2. Aktuaris
Aktuaris dapat diartikan sebagai ahli bisnis yang berkaitan dengan
dampak keuangan, resiko, dan hal-hal yang dapat menimbulkan
ketidakpastian dalam bisnis. Atau aktuaris adalah orang yang
dalam mengaplikasikan ilmu keuangan maupun teori mengenai

7
statistik untuk menyelesaikan berbagai masalah mengenai bisnis
aktual.
3. Arsitek
Arsitek dapat diartikan sebagai orang yang ahli dalam merancang,
mendesain, dan melakukan pengawasan konstruksi bangunan, serta
mengenai izin untuk praktek arsitektur. Dalam praktek arsitektur
yaitu menawarkan atau memberikan pelayanan yang berkaitan
dengan desain maupun konstruksi bangunan. Tentunya profesi
arsitek memerlukan pendidikan dan pelatihan khusus yang lama.
4. Perawat
Perawat dapat diartikan sebagai petugas kesehatan profesional yang
bekerja dengan anggota lain untuk membantu pemulihan orang
yang sedang sakit.
5. Guru
Guru dapat diartikan sebagai orang yang mengajar dan
menyediakan pendidikan bagi orang lain. Guru sering berperan
formal dan berkelanjutan, bekerja dengan cara berprofesi di
sekolah maupun di tempat pendidikan lainnya. Untuk menjadi
seorang guru tentunya harus mengikuti pendidikan dan pelatihan
khusus.
6. Apoteker
Apoteker dapat di artikan sebagai tenaga kesehatan yang ahli dalam
ilmu farmasi. Umumnya profesi apoteker untuk memenuhi
permintaan terhadap obat dari penyedia resep kesehatan dalam
bentuk resep medis, melakukan evaluasi terhadap kesesuaian resep,
memberikan obat yang sesuai anjuran resep medis kepada para
pasien dan juga memberikan nasehat terhadap penggunaan obat
yang tepat. Apoteker menjadi perantara antara dokter dan juga
pasien sehingga penggunaan obat medis tepat dan efektif. Apoteker
juga ambil bagian dalam kegiatan farmasi, pendidikan farmasi, dan
penelitian lainnya yang berkaitan tentang farmasi.

8
7. Dokter
Dokter dapat diartikan sebagai ahli dalam memelihara kesehatan
maupun memulihkan kesehatan manusia. Profesi dokter
membutuhkan pengetahuan, pendidikan, dan pelatihan khusus yang
lama.
8. Ilmuan
Ilmuan dapat diartikan sebagai orang yang melakukan kegiatan
secara sistematis atau kegiatan ilmiah untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan.
Itulah beberapa contoh profesi, adapun contoh yang lainnya
misalnya seperti: pengacara, polisi, pilot, dokter hewan, dan lain-lain.

D. Pengertian Etika Profesi


Etika profesi memiliki pengertian sebagai suatu sikap hidup yang
bertujuan untuk dapat memberikan suatu pelayanan yang bersifat
profesional terhadap masyarakat. Hal ini bisa dilakukan dengan adanya
keahlian atau keterampilan atau bahkan pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang sehingga orang tersebut dapat memberikan pelayanan pada
masyarakat. Segala pekerjaannya juga dapat dilakukan dengan penuh
tanggung jawab. Jika Anda memiliki etika dalam menjalankan tugas dari
jabatan Anda maka hal ini berarti bahwa Anda telah menyadari etika dari
profesionalitas Anda. Sikap etis ini memang haruslah dimiliki oleh
seorang profesional dalam bekerja. Bahkan sikap etis ini sudah seharusnya
menjadi semacam prinsip dalam hidup seorang profesional.
Dengan adanya prinsip di dalam diri yang bersifat menjunjung
tinggi pekerjaan dan kepentingan orang lain maka secara tidak langsung
Anda telah mencerminkan pribadi yang berkarakter. Oleh karena itu suatu
kode etik profesi sebenarnya bisa dibilang turut berperan dalam
pengembangan karakter diri seseorang. Jika Anda merupakan seorang
pekerja dan bisa menjalankan penuh tugas dan wewenang Anda sesuai
kode etik perusahaan yang berlaku maka Anda berarti memiliki karakter

9
dan kualitas yang baik. Secara lebih jauh sebenarnya suatu etika profesi
juga berperan sebagai norma dan nilai serta aturan bagi Anda dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab Anda. Dengan adanya etika inilah
maka Anda bisa menjalankan profesionalitas Anda dengan baik.
Prinsip Etika Profesi, Adapun pada dasarnya etika profesi ini
memiliki beberapa prinsip yang cukup penting. Dimana prinsip tersebut
harus tetap diutamakan dalam melaksanakan hal tersebut. Prinsip-prinsip
ini meliputi antara lain:
1. Prinsip tanggung jawab
Setiap tenaga kerja yang telah profesional sudah seharusnya
bekerja dengan diliputi rasa tanggung jawab yang besar.
Pekerjaannya harus dilakukan dengan baik sehingga hasilnya bisa
maksimal. Dengan adanya rasa tanggung jawab dalam
menjalankan suatu pekerjaan maka Anda bisa dinilai memiliki
sumber daya manusia yang berkualitas.
2. Prinsip keadilan
Dalam menjalankan setiap pekerjaan dan tanggung jawab yang
diembannya maka seorang pegawai atau tenaga kerja haruslah
mengedepankan keadilan. Keadilan memang harus diberikan
kepada siapa saja yang berhak menerimanya termasuk dalam hal
bekerja. Seorang profesional sudah tentu harus menyelesaikan
tugasnya secara mandiri dan tidak melimpahkan tanggung
jawabnya pada orang lain. Pegawai yang profesional juga tidak
akan mencari kemudahan untuk kepentingan diri sendiri karena
adanya karakter adil yang dimilikinya.
3. Prinsip otonomi
Jika Anda bekerja dan Anda memiliki suatu jabatan di dalam
perusahaan maka berarti Anda memiliki wewenang untuk
menjalankan pekerjaan Anda. Anda dapat melakukan segala hal
yang berkaitan dengan pekerjaan dan tanggung jawab Anda.
Tentunya wewenang Anda ini harus dijalankan sesuai dengan kode

10
etik yang dimiliki oleh Anda sebagai seorang profesional. Dengan
demikian maka setiap tugas Anda dapat diselesaikan dengan baik.
4. Prinsip integritas moral
Yang dimaksud dengan integritas moral disini adalah kualitas
moral dalam diri Anda yang harus dilakukan secara konsisten.
Tentunya konsistensi dalam hal menjalankan moral ini berkaitan
dengan profesionalitas Anda. Di dalam melakukan pekerjaan dan
tanggung jawab tentu Anda juga harus memiliki komitmen pribadi
untuk selalu menjaga nama baik profesi. Moral yang demikian
akan membawa Anda untuk bisa bekerja dengan baik dan selalu
mengutamakan kepentingan bersama.

E. Manfaat Etika Profesi


Melaksanakan etika profesi yang baik dan benar tentu bisa
mendatangkan banyak manfaat. Terutama dalam sebuah perusahaan yang
mengutamakan nilai-nilai etika tersebut. Beberapa manfaat yang bisa
didapatkan antara lain sebagai berikut:
a. Meningkatkan tanggung jawab.
Setiap orang yang bekerja secara profesional tentu akan
memperhatikan dengan benar bagaimana caranya bekerja. Bila
Anda adalah seorang profesional maka sudah seharusnya Anda
bekerja dengan memegang teguh etika yang menyangkut
profesionalitas diri. Hal ini secara tidak langsung menjadi
tanggung jawab Anda sehingga segala hal yang dilakukan
berkaitan dengan pekerjaan Anda akan dinilai baik dan berkualitas.
b. Menekankan prinsip profesionalitas.
Dalam bekerja tentu seorang tenaga kerja memiliki pedoman.
Setiap profesi di dalam suatu perusahaan juga sudah tentu berjalan
sesuai dengan pedoman dan aturannya masing-masing. Oleh
karena itu etika yang dipegang oleh seorang profesionalitas sudah
seharusnya selalu dihargai dan dilakukan serta semakin

11
dikembangkan. Dengan demikian maka prinsip profesionalitas
dikatakan sudah dijalankan oleh tenaga kerja yang bersangkutan.
c. Menciptakan ketertiban.
Adanya kode etik profesi yang ada di sebuah perusahaan sudah
seharusnya dipegang teguh dan dijalankan oleh para
profesionalitas. Dengan menjalankan kode etik profesi ini maka
setiap tenaga kerja akan bekerja sesuai dengan tugasnya masing-
masing. Hal ini akan memperkecil peluang terjadinya
penyimpangan di suatu perusahaan karena pekerjaan dari masing-
masing tenaga kerja dapat berjalan dengan baik dan tertib.
d. Mencegah campur tangan dari pihak lain.
Sebuah perusahaan memang sebaiknya mengangkat pegawai dan
memberikan rincian tugas yang menjadi kewajibannya. Rincian
tugas haruslah jelas sehingga setiap pegawai bisa memahami peran
dan fungsinya di dalam suatu perusahaan. Selain itu adanya rincian
tugas yang jelas akan mengakibatkan seorang pegawai bekerja
secara lebih baik tanpa adanya campur tangan dari pihak lain.
e. Melindungi hak pekerja.
Adanya kode etik pekerjaan rupanya tidak hanya berfungsi untuk
memperjelas kewajiban dari tanaga kerja saja. Tetapi setiap etika
yang diberlakukan di suatu perusahaan secara tidak langsung akan
membantu Anda untuk bisa melindungi berbagai hak Anda sebagai
pekerja. Perlindungan hak pegawai memang merupakan hal yang
penting bagi tenaga kerja terutama menyangkut kesejahteraan
hidupnya.
f. Membantu penyelesaian masalah.
Setiap permasalahan tentu pernah terjadi di sebuah
perusahaan. Namun setiap masalah yang ada haruslah diselesaikan
secara terbuka. Mungkin Anda bisa mengeluarkan pendapat untuk
orang lain atau perusahan yang sedang menghadapi masalah. Tentu

12
saja penyelesaian yang ditawarkan biasanya berkaitan dengan
profesionalitas Anda sebagai seorang pegawai di perusahaan.

F. Perilaku Etis Profesional


Arti istilah Professional adalah tanggung jawab untuk bertindak
lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab diri sendiri maupun
ketentuan hukum dan peraturan masyarakat.
Prinsip-prinsip Etis
a. Tanggung Jawab. 
Dalam mengemban tanggung jawabnya sebagai profesional, harus
melaksanakan pertimbangan profesional dan moral yang sensitive
dalam semua aktivitas mereka.
b. Kepentingan Publik. 
kewajiban untuk bertindak sedemikian rupa agar dapat melayani
kepentingan publik, menghargai kepercayaan public, serta
menunjukkan komitmennya pada profesionalisme.
c. Integritas.
Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan publik,
melaksanakan seluruh tanggung jawab professional dengan tingkat
integritas tertinggi.
d. Objectivitas dan Independensi.
mempertahankan objectivitas dan bebas dari konflik kepentingan
dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya.
e. Keseksamaan.
memperhatikan standar teknid dan etis profesi, terus berusaha keras
meningkatkan kompetensi dan mutu jasa yang diberikannya, serta
melaksanakan tanggung jawab profesional sesuai dengan
kemampuan terbaiknya.
f. Ruang lingkup dan Sifat Jasa. 
memperhatikan prinsip-prinsip Kode Perilaku Profesional dalam
menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan disediakannya.

13
G. Pentingnya Etika dan Moral
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar itu Etika dan
Moral, namun pada kenyataannya hanya sebagian orang yang dapat
mengaplikasikan Etika dan Moral yang baik.
Mengapa Etika dan moral penting? Karena Dalam dunia sehari-hari,
bisnis, sekolah, bermasyarakat, dan lain sebagainya. Harus di dukung oleh
sikap dalam tutur kata yang baik dan tingkah laku (perbuatan) yang baik
pula, karena pada dasarnya seseorang akan melihat cara kita berbicara dan
tingkah laku kita saat berbicara dengan lawan bicara kita. Missal : jika kita
tidak dapat bertutur kata dengan baik dalam dunia bisnis, rekan bisnis kita
pasti akan merasa kecewa karena semula ingin bekerja sama dengan anda,
karena melihat dari segi tutur kata atau tingkah laku anda kurang baik, itu
akan menjadi minus bagi anda di mata rekan bisnis anda.
Begitu juga dalam bermasyarakat, jika dalam lingkungan perumahan
atau sekitar rumah anda, anda tidak dapat menjaga etika dan moral, secara
sikap dan tingkah laku maka dalam kehidupan bermasyarakat anda akan
mendapatkan predikat yang kurang baik.
Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan betapa pentingnya etika
dan moral dalam kehidupan sehari-hari karena jika tanpa etika dalam
dunia pekerjaan dan melakukan aktifitas yang berdialog dengan lawan
bicara tanpa mempunyai etika dan moral yang kurang bagus,akan terasa
sekali dampaknya pada diri kita sendiri, jika dengan etikadan moral yang
bagus seseorang akan merasa nyaman berdialog dengankita jika tanpa di
dukung oleh etika yang minim dan moral yang tidakbagus, seseorang akan
segan untuk berdialog atau berkomunikasidengan kita.

H. Faktor yang berperan dalam pembentukan etika


Etika membahas sesuatu yang patut dan tidak patut untuk
dilakukan berdasarkan sebuah tata nilai yang berlaku di suatu masyarakat
tertentu. Norma etika dalam suatu daerah bisa saja berbeda dengan daerah

14
lain, karena ada banyak faktor yang mempengaruhi nilai etika dalam
sebuah kultur masyarakat.
Ada pun faktor utama yang mempengaruhi perbedaan nilai etika di
suatu daerah, antara lain.
a. Culture Difference
Culture difference atau lebih dikenal dengan kebiasaan-kebiasaan
masyarakat yang berbeda. Kita pasti sudah mengetahui bahwa
setiap daerah memiliki kebiasaan-kebiasaannya sendiri. Setiap
negara memiliki kebudayaannya dan kebiasaannya sendiri. Apalagi
Indonesia, yang memiliki ribuan pulau dan ribuan bahasa tentunya
akan memiliki culture difference atau kebiasaan yang ada di
daerahnya masing-masing yang berbeda antara satu daerah
dengan daerah yang lainnya.
b. Knowledge
Pengetahuan yang dimiliki oleh satu masyarakat tertentu pasti
berbeda dengan masyarakat lainnya. Ini lah yang mempengaruhi
nilai moral dan etika dalam tersebut. Di antaranya, pengetahuan
tentang agama dan ilmu pengetahuan. Keduanya sangat
berpengaruh terhadap perkembangan moral dan etika dalam suatu
daerah.
Itu lah dua faktor utama yang membentuk nilai etika dalam suatu
masyarakat tertentu. Dan nilai-nilai etika, meski bukan berupa hukum
legal formal, seyogyanya tetap dipertahankan, karena ia salah satu
instrumen yang menjaga keteraturan tata kehidupan dalam masyarakat.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika profesi memiliki pengertian sebagai suatu sikap hidup yang
bertujuan untuk dapat memberikan suatu pelayanan yang bersifat profesional
terhadap masyarakat. Hal ini bisa dilakukan dengan adanya keahlian atau
keterampilan atau bahkan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang sehingga
orang tersebut dapat memberikan pelayanan pada masyarakat. Segala
pekerjaannya juga dapat dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Jika Anda
memiliki etika dalam menjalankan tugas dari jabatan Anda maka hal ini
berarti bahwa Anda telah menyadari etika dari profesionalitas Anda. Sikap
etis ini memang haruslah dimiliki oleh seorang profesional dalam bekerja.
Bahkan sikap etis ini sudah seharusnya menjadi semacam prinsip dalam
hidup seorang profesional.
Dengan adanya prinsip di dalam diri yang bersifat menjunjung tinggi
pekerjaan dan kepentingan orang lain maka secara tidak langsung Anda telah
mencerminkan pribadi yang berkarakter. Oleh karena itu suatu kode etik
profesi sebenarnya bisa dibilang turut berperan dalam pengembangan karakter
diri seseorang. Jika Anda merupakan seorang pekerja dan bisa menjalankan
penuh tugas dan wewenang Anda sesuai kode etik perusahaan yang berlaku
maka Anda berarti memiliki karakter dan kualitas yang baik. Secara lebih jauh
sebenarnya suatu etika profesi juga berperan sebagai norma dan nilai serta
aturan bagi Anda dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab Anda.

B. Saran
Etika profesi yang perlu ditanamkan dalam lingkungan Kerja.
Lingkungan kerja yang sehat akan tercipta apabila pemberi pelayanan
kesehatan menerapkan dan menjunjung etika dengan baik. Jika lingkungan
kerja berjalan dengan harmonis, yang akan merasakan manfaatnya selain
klien, pemberi pelayanan kesehatan itu sendiri.

16

Anda mungkin juga menyukai