Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS I

“PENGATURAN SUHU KULIT”

Dosen :

Disusun oleh :

Masarif Efendi P (108117071)


Wahyu Hidayat (108118021)
Kamalia Safitri (108118022)
Anisa Rahayu N (108118024)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah,

dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan MAKALAH ini dengan judul

“PENGATURAN SUHU KULIT” . Dengan ini kami mengucapkan banyak

terimakasih kepada :

1. ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat

menyelesaikan makalah dengan baik dan lancar.

2. Bapak . selaku dosen keperawatan komunitas

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan

makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu kesehatan dan

keperawatan, Aamiin.

Cilacap, 25 November 2020

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

Contents
MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS I.................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................5
D. Manfaat......................................................................................................................................5
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan UKS............................................................................5
2. Mengetahui pengendalian penyakit pada usia anak-anak...........................................................5
3. Mengetahui perkembangan UKS...............................................................................................5
4. Mengetahui upaya peningkatan kesehatan AUS........................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Pengertian UKS.........................................................................................................................6
B. Makna Simbol UKS...................................................................................................................6
C. Pengendalian penyakit pada usia anak-anak..............................................................................7
D. Perkembangan UKS...................................................................................................................7
E. Upaya peningkatan kesehatan AUS.........................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12
A. Kesimpulan..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan
menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara
lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu tubuh kita sering kali berubah-
ubah tanpa kita tau sebab-sebabnya dan mekanismenya. Suhu tubuh manusia
cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak factor yang dapat menyebabkan fluktuasi
suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan,
diperlukan regulasi suhu tubuh.
Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang
diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperature
hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah
melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap
(set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C.
apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang
untuk melakuan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara
menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu
kembali pada titik tetap.
Ada banyak factor yang mempengaruhi peningkatan suhu tubuh, seperti
hormon, system syaraf, usia, dll. Dalam makalah ini saya akan membahas tentang
system pengaturan suhu tubuh.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hipotalamus ?
2. Bagaimana system pengaturan suhu tubuh ?
3. Apa fungsi dari reseptor suhu ?
4. Apa saja macam-macam dari suhu tubuh ?
5. Apa factor yang mempengaruhi suhu tubuh ?
6. apa saja yang mengganggu pengaturan suhu tubuh ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang hipotalamus
2. Untuk mengetahui system pengaturan suhu tubuh
3. Untuk mengetahui fungsi dari reseptor tubuh
4. Untuk mengetahui macam-macam suhu tubuh
5. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi suhu tubuh
6. Untuk mengetahui hal-hal yang mengganggu suhu tubuh

D. Manfaat
1. Mengetahui apa yang dimaksud tentang hipotalamus
2. Mengetahui system' pengaturan suhu tubuh
3. Mengetahui fungsi dari reseptor tubuh
4. Mengetahui macam-macam suhu tubuh
5. Mengetahui factor yang mempengaruhi suhu tubuh
6. Mengetahui hal-hal yang mengganggu suhu tubuh

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hipotalamus

Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi
utama untuk memelihara keseimbangan energy dan suhu tubuh. Hipotalamus
berfungsi sebagai thermostat tubuh, dengan menerima informasi dari berbagai bagian
tubuh dikulit. Penyesuaian dikoordinasi dengan sangat rumit dalam mekanisme
penambahan dan pengurangan suhu sesuai dengan keperluan u tuk mengoreksi setiap
penyimpangan suhu inti dari nilai patokan normal. Hipotalamus mampu berespon
terhadap perubahan suhu darah sekecil 0.01°C.
Hipotalamus terus menerus mendapat informasi mengenai suhu kulit dan suhu
inti mengelalui reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut termoreseptor
(reseptor hangat, dingin dan nyeri diperifer). Reseptor suhu sangat aktif selama
perubahan temperature. Sensasi suhu primer diadaptasi dengan sangat cepat. Suhu ini
dipantau oleh termoreseptor sentral yang terletak di hipotalamus serta disusunan
syaraf pusat dan organ abdomen.
Di hipotalamus diketahui terdapat 2 ousat pengaturan suhu, yaitu diregio
posterior diaktifkan oleh suhu dingin, dan kemudian memicu reflek yang
memperantarai produksi panas dan konservasi panas. Sedang regio anterior yang
diaktifkan oleh rasa hangat, memicu reflex yang memperentarai pengurangan panas.

B. Sistem Pengaturan Suhu Tubuh


Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal,
hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu dapat di bagi, antara lain:
1. Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ
dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37°C.

6
2. Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit tubuh,
jaringan subkutan, batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi dipengaruhi oleh suhu
lingkungan.
3. Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature) merupakan suhu rata-rata
gabungan suhu inti dan suhu kulit.
Ada beberapa macam thermometer untuk mengukur suhu tubuh:
1. The mercury-in-glass thermometer
2. The electrical digital reading thermometer
3. A radiometer attached to an auriscope-like head (untuk pengukuran suhu
timfani)

C. Fungsi dari Reseptor Suhu

Etimulus dapat datang dari lingkungan luar salinitas, suhu udara,


kelembapan,cahaya. Alat penerima rangsang disebut reseptor,sedangkan alat penghasil
tanggapan disebut efektor. Reseptor saraf yang paling sederhana hanya berupa ujung
denrit dari suatu sel syaraf (neuron) , tidak meliputi selubung / selaput myelin dan dapat
di temukan pada reseptor rasa nyeri (free nerve ending) atau nociresetor. Berdasarkan
Lokasi Sumber Rangsang :
1. INTERORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi untuk menerima
rangsang dari dalam tubuh.
2. KHEMORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi memantau pH,kadar gula
dalam darah dan kadar kalsium dalam cairan tubuh atau darah.
3. EKSTERORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi menerima rangsang
dari lingkungan di luar tubuh Reseptor penerima gelombang suara (pada alat
pendengaran) dan cahaya (dalam alat pengelihatan).
4. HUBUNGAN ANTARA RESEPTOR DENGAN EFEKTOR Dalam system
syaraf,reseptor biasanya berhubungan dengan syaraf sensorik (AFFERENT) sedang
efektor erat dengan syaraf motorik(EFERENT). Reseptor berfungsi sebagaipengubah
energy, mengubah bentuk suatu energy menjadi bentuk tertentu. dan di dalam reseptor
semua energy di ubah menjadi energy listrik dan selanjutnya akan membawa ke
perubahan elektrolit sehingga timbul potensial aksi. Apabila suatu resektor menerima
rangsangan yang sesuai maka membrane reseptor akan mengalami peritiwa potensial
aksi. Jika rangsangan yang diterima reseptor cukup kuat potensial reseptor yang timbul

7
akan lebih kuat. Makin besar rangsangan yang di terima, makin besar pula potensial local
yang di hasilkan sehingga dapat melampoi batas ambang perangsangan pada membrane
potensial generator.

D. Macam-macam suhu tubuh

Macam-macam suhu tubuh menurut (Tamsuri Anas 2007) :


1. Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C
2. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36-37.5°C
3. Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37.5-40°C
4. Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C
Berdasarkan distribusi suhu didalam tubuh, dikenal suhu inti (core temperature), yaitu
suhu yang terdapat pada jaringan dala, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan
rongga pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relative konstan (sekitar 37°C). selain
itu, ada suhu permukaan (surface temperature), yaitu suhu yang tedapat pada kulit,
jaringan sub kutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C
sampai 40°C.

E. Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh

Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu :

1. Exercise:

semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x, sedangkan pada


atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya.

2. Hormon:

Thyroid (Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal


metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon pertumbuhan
dapat meningkatkan metabolisme rate 5-15%.

3. Sistem syaraf:

selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system syaraf
otonom terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine (NE)
8
dan juga merangsang pelepasan hormon epinephrine dan norephinephrine (NE) oleh
medulla adrenal sehingga meningkatkan metabolisme rate dari sel tubuh.

4. Suhu tubuh:

meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme rate, setiap


peningkatan 1 % suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi biokimia 10 %.

5. Asupan makanan:

makanan dapat meningkatkan 10 – 20 % metabolisme rate terutama intake tinggi


protein.

6. Berbagai macam factor seperti: gender, iklim dan status malnutrisi.

7. Usia:

Pada saat lahir, mekanisme kontrol suhu masih imatur. Produksi panas
meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak. regulasi suhu
akan normal setelah anak mencapai pubertas. Pada lansia sensitif terhadap suhu yang
ekstrem akibat turunnya mekanisme control suhu (terutama kontrol vasomotor),
penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas kelenjar keringat,
penurunan metabolism

8. Olahraga:aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan


metabolisme lemak dankarbohidrat.

9. Kadar Hormon:suhu tubuh wanita lebih fluktuatif dibandingkan pria

10. Irama sirkardiansuhu tubuh berubah secara normal 0,5-1 derajat Celcius
selama periode 24 jam.suhu tubuh rendah antara pukul 01:00 dan 04:00 dini hari.

11. Stres:

stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan
persyarafan

12. Lingkungan:

mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suku disekitar. Walaupun
terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai mekanisme homeostasis yang

9
dapat dipertahankan dalam rentang normal. Suhu tubuh yang normal adalah
mendekati suhu tubuh inti yaitu sekitar 37 0 C. suhu tubuh manusia mengalami
fluktuasi sebesar 0,5 – 0,7 0 C, suhu terendah pada malam hari dan suhu tertinggi
pada siang hari. Panas yang diproduksikan harus sesuai dengan panas yang hilang.

F. Hal-hal yang mengganggu suhu tubuh

Hal-hal yang sering mengganggu suhu tubuh diantaranya disebabkan oleh:

1. Demam: mekanisme pengeluran panas tidak mampu mengimbangi produksipanas.


Demam terjadi karena perubahan set point hipotalamus.

2. Kelelahan akibat panas: terjadi apabila diaforesis yang banyak mengakibatkan


kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebih.

3. Hipertermia: peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh


untuk mengeluarkan panas.

4. Heat stroke: terpapar oleh panas dalam jangka yang cukup lama.

5. Hipotermia: pengeluaran panas akibat terpapar suhu dingin.

Kita dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut:

a. ketiak/ axilae: termometer didiamkan selama 10-15 menit

b. anus/ dubur/ rectal: termometer didiamkan selama 3-5 menit

c. mulut/ oral: termometer didiamkan selama 2-3 menit

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan
menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara
lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Pengeluaran panas (heat loss) dari
tubuh ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh
dapat Kehilangan panas melalui pertukaran panas secara radiasi, konduksi, konveksi,
dan evaporasi air. Alat penerima rangsang disebut reseptor,sedangkan alat penghasil
tanggapan disebut efektor. Suhu tubuh dipengaruhi oleh exercize,hormone,system
saraf,asupan makanan,gender iklim(lingkungan),usia,aktivitas otot,stress.

B. Saran

Sebaiknya kita selalu menerapkan cara hidup sehat,agar tubuh kita selalu sehat
dan tidak mengganggu aktivitas kita sehari-hari,agar suhu tubuh selalu dalam keadaan
normal dan dapat menyesuaikan dengn kondisi lingkungan sekitar kita

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.science.uwc.ac.za/physiology/temperatur/temperature.html
http://joe.endocrinologyjournals.org/cgi/content/full
Journal of Endocrinology. (2005). Hypothalamic hormon a.k.a. hypothalamic releasing
factors.
Journal of Endocrinology. (2005). Functional anatomy of hypothalamic homeostatic
systems
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi. Jakarta:
EGC
http://nursingbegin.com/regulasi-suhu-tubuh
Pearce, C Evelyn. 2009. Anatomi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia

12

Anda mungkin juga menyukai