A. LATAR BELAKANG
Dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dijelaskan bahwa Promosi
Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
proses pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan. Hal ini sesuai dengan Visi Kementerian Kesehatan yaitu
“Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat” dimana lebih menitikberatkan kepada
upaya preventif dengan melakukan pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) kepada masyarakat.
Kecamatan Ubud merupakan salah satu wilayah yang telah menjalin
kerjasama dengan Klinik Sanjiwani. Sehingga daerah ini menjadi sasaran untuk
dilakukan intervensi program kesehatan masyarakat. Kecamatan Ubud dipilih sebagai
daerah intervensi dengan Desa Peliatan sebagai desa binaan Keperawatan Klinik
Sanjiwani dikarenakan Desa Peliatan merupakan wilayah yang berisiko tinggi
menyebarnya penyakit menular seputar PHBS dan permasalahan kesehatan
masyarakat lainnya.
Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan bahwa gangguan kesehatan
yang banyak dialami remaja di Desa Peliatan berupa maag dan Asma. Hal ini
disebabkan oleh kurang kesadaran dari remaja di Desa itu sendiri mengenai bahaya
merokok dan alkohol.
B. TUJUAN
Tujuan dari diadakannya gerakan pemuda anti rokok di Desa Peliatan yaitu:
1. Menumbuhkan kesadaran remaja Desa Peliatan mengenai dampak buruk
akibat mengonsumsi rokok terutama dalam bidang kesehatan.
2. Untuk mewujudkan generasi muda anti rokok di Desa Peliatan.
3. Untuk mengurangi penderita asma ataupun keluhan penyakit lain akibat
merokok di Desa Peliatan.
C. METODE PELAKSANAAN
Pendampingan
E. INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Input
Input meliputi SDM, dana, bahan-bahan, dan alat-alat yang mendukung kegiatan
pelatihan dan pendidikan Gerakan Pemuda Anti Rokok.
a. Pendataan pemuda di Desa Peliatan khususnya yang bersedia, berani, dan
mampu untuk menjadi kader-kader dalam Gerakan Pemuda Anti Rokok di
dalam lingkungan masyarakat yang menjunjung tinggi gerakan anti rokok,
sehingga mampu memberikan pengaruh positif kepada masyarakat di Desa
Peliatan.
b. Pemuda yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Anti Rokok yang didata
50% dari total jumlah pemuda yang ada di Desa Peliatan.
c. Kondisi tempat dan sarana prasarana berupa meja, kursi, LCD, konsumsi
sudah siap sebelum kegiatan pendidikan dan penyuluhan dimulai.
2. Proses
Proses, meliputi jumlah pelatihan dan pendidikan yang dilaksanakan, frekuensi
pelatihan yang dilaksanakan, jumlah pemuda yang terlibat, serta proses
pelatihan.
a. Pemberian pendidikan dan pelatihan kepada pemuda yang tergabung
dalam Gerakan Pemuda Anti Rokok mengenai bahaya merokok dan
gerakan anti rokok di Desa Peliatan dilakukan 2-3 hari dengan masing-
masing menghabiskan waktu 2 jam setiap harinya, pemberian pelatihan
dan pendidikan dilakukan dalam waktu seminggu.
b. Kegiatan pendidikan dan pelatihan kepada pemuda mengenai gerakan anti
rokok yang dilakukan di Desa Peliatan berjalan lancar dan sesuai dengan
rencana awal.
c. Jumlah kehadiran Gerakan Pemuda Anti Rokok Desa Peliatan 90% dari
total jumlah pemuda yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Anti Rokok
yang ada di Desa Peliatan.
d. Peserta pelatihan menyimak dan mengikuti pendidikan dan penyuluhan
mengenai pemberdayaan Gerakan Pemuda Anti Rokok dengan tenang,
kooperatif dan aktif bertanya jika ada hal yang kurang jelas.
e. Peserta yang mengikuti pendidikan dan penyuluhan mengenai
pemberdayaan Gerakan Pemuda Anti Rokok dari awal kegiatan dimulai
hingga berakhir, tanpa ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
sebelum kegiatan berakhir.
3. Output
Output, meliputi jumlah pemuda yang telah meningkatkan pengetahuan dan
perilakunya tentang kesehatan.
a. Dari jumlah peserta yang mengikuti pendidikan dan penyuluhan mengenai
Gerakan Pemuda Anti Rokok, 90% dari jumlah total kader yang
memahami dan mampu memberikan penyuluhan mengenai gerakan anti
rokok kepada masyarakat yang ada Desa Peliatan lainnya.
b. Pemuda mampu mengurangi atau mengubah pola pikir atau perilaku
buruk masyarakat mengenai kebiasaan merokok.
4. Outcome
Outcome dari pemberdayaan Gerakan Pemuda Anti Rokok mempunyai kontribusi
dalam menurunkan angka kesakitan, angka kematian akibat kebiasaan merokok.
a. Masyarakat mulai mengubah dan mengurangi kebiasaan merokok
terutama merokok di tempat-tempat umum.
b. Angka kesakitan akibat kebiasaan merokok masyarakat Banjar Dinas
Kayehan terutama sakit pernapasan dan paru-paru berkurang.