Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN BENCANA NON ALAM

WABAH PENYAKIT (PANDEMI COVID-19)

Dosen : Johanis Kerangan, S.Kep., Ns., M.Kep

Kelompok 6
Kelas B/Semester VII
1. Ester Eunike Dalegi 17061167
2. Ni Made Pasmiari 17061008
3. Laorensia Eka Lena 17061069
4. Ni Wayan Santika Yanti 17061009
5. Ni Made Sriarmini 17061016
6. Ni Luh Sri Indajuliani 17061018
7. Ega Srinita 17061023

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
TAHUN 2020
MATERI

Menurut situs WHO, virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat
menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia virus corona diketahui
menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrme
(SARS).
Managemen Bencana Covid-19

1. Mitigasi
Mitigasi adalah upaya yang dilakukan untuk meminimalkan dampak yang
ditimbulkan oleh bencana.

 Pemetaan Wilayah : melakukan pemetaan untuk daerah mana saja yang


memungkinkan masuknya virus corona
 Pemantauan perkembangan mobilisasi penduduk yang melakukan perjalanan
ke luar negeri
 Melakukan sosial distancing
 Penyebaran informasi dan sosialisasi penyuluhan dalam bentuk poster atau
leaflet melalui media sosial
2. Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan adalah Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
guna.

a. Membentuk Tim Penanggulangan COVID-19


b. Menyiapkan Fasilitas / Sarana-prasarana termasuk Rapid Test dan VTM untuk
swab

langkah-langkah yang di perlukan yaitu:


1. Menggunakan masker dengan benar
2. Mencuci tangan menggunakan sabun
3. Melakukan etika batuk
4. Menjaga jarak
3. Response
Tanggap Darurat adalah Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana,
untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan
korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian
Sesuai dengan UU 24/2007 dan arahan Presiden maka pemerintah daerah mempunyai
kewenangan untuk menentukan status keadaan darurat yaitu Siaga Darurat atau
Tanggap Darurat. Dengan menetapkan Status Siaga atau Tanggap Darurat COVID-19
berarti Pemda siap bekerja 24 jam 7 hari dan mengerahkan segala sumberdaya yang
ada untuk menyelamatkan rakyat di daerahnya dari penyakit Covid-19. 
  Ada  empat yang bisa dilakukan;   
1. Tunda bepergian ke daerah endemis Langkah pemerintah Indonesia menghentikan
sementara penerbangan dari Cina ke Indonesia dan arah sebaliknya dan larangan
sementara kunjungan/transit warga asing
2.     Hindari kerumunan orang
3.     Tingkatkan imunitas tubuh.
4.     Jaga kesehatan hewan dan lestarikan lingkungan
4. Recovery
Pemulihan adalah Mengembalikan masyarakat ke kondisi normal bisa dilakukan
dengan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

Upaya Rehabilitasi pasien Corona :

 Kegiatan Surveilans, dimana orang yang sakit kita pantau


 Karantina yaitu pembatasan wilayah yang didalamnya ada penderita covid agar tidak
keluar ke wilayah lain dan menyebabkan penularan

Penanganan rehabilitasi medik pada infeksi COVID-19?


Rehabilitasi medik pada COVID-19 merupakan tindakan terapeutik suportif non
farmakologis.
Tujuan dari tindakan rehabilitasi medik: mengatasi gejala, mempercepat penyembuhan dan
mencegah dekondisi (berkurangnya fungsi tubuh akibat kurangnya aktivitas).
Tindakan rehabilitasi medik berupa latihan fisik dengan tingkat intensitas ringan-sedang.
Bentuk latihan antara lain sebagai berikut: latihan pernafasan dalam, latihan pengembangan
dada, latihan batuk efektif, latihan mobilisasi dan latihan lingkup gerak sendi.

 Latihan Pernafasan Dalam Diafragmatik


 Latihan Peregangan dan Pengembangan Dada
 Latihan Batuk Efektif
 Latihan Lingkup Gerak Sendi\
 Latihan Mobilisasi
 Latihan Relaksasi Pemijatan Otot-otot Pernafasan

Peresepan latihan fisik oleh dokter disesuaikan dengan kondisi dan gejala yang dialami
pasien. Pasien dengan gejala ringan umumnya akan sembuh sempurna, namun pada pasien
yang bergejala berat seringkali sembuh dengan meninggalkan kecacatan struktur paru-paru
dan penurunan fungsi paru sehingga harus diberikan tambahan rehabilitasi untuk menguatkan
otot-otot pernafasan dengan alat threshold inspiratory muscle training (TIMT) dan latihan
ketahanan untuk meningkatkan stamina dan kebugaran tubuh.

Anda mungkin juga menyukai