DISUSUN OLEH
DESMIRA YENI
2010038105002
STIKESI INDONESIA
S1 KEPERAWATAN
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
6. Otonomi
Keperawatan memiliki kemandirian,wewenang, dan tanggung jawab untuk mengatur
kehidupan profesi,mencakup otonomi dalam memberikan askep dan menetapkan standar
asuhan keperawatan melalui proses keperawatan,penyelenggaraan pendidikan,riset
keperawatan dan praktik keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan ( KepMenKes
No.1239 Tahun 2001 ).
Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan
dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,
standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Contoh: Seorang perawat sedang bertugas sendirian di suatu unit RS, kemudian ada
seorang klien baru masuk bersamaan dengan klien yang memerlukan bantuan perawat
tersebut. Agar perawat tidak menghindar dari satu klien ke klien yang lainnya maka perawat
seharusnya dapat mempertimbangkan faktor2 dalam situasi tersebut, kemudian bertindak pd
prinsip keadilan.
Tidak Merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Contoh: Seorang klien yang mempunyai kepercayaan bahwa pemberian tranfusi
darah bertentangan dengan keyakinannya, mengalami perdarahan hebat akibat penyakit hati
yang kronis. Sebelum kondisi klien bertambah berat, klien sudah memberikan pernyataan
tertulis kepada dokter bahwa ia tidak mau dilakukan tranfusi darah. Pada suatu saat, ketika
kondisi klien bertambah buruk dan terjadi perdarahan hebat, dokter seharusnya
menginstruksikan untuk memberikan tranfusi darah. Dalam hal ini, akhirnya tranfusi darah
tidak diberikan karena prinsip beneficience, walaupun sebenarnya pada saat yang bersamaan
terjadi penyalahgunaan prinsip maleficience.
Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan
seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat,
komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang
ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun demikian,
terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika
kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan
paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi, mereka
memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran
merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
Contoh: Ny. Ita seorang wanita lansia usia 60 tahun, dirawat diRS dengan berbagai
macam fraktur karena kecelakaan mobil. Suaminya yang juga ada dalam kecelakaan tersebut
masuk ke RS yang sama dan meninggal. Ny. Ita bertanya berkali-kali kepada perawat
tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawatnya untuk tidak
mengatakan kematian suami Ny. Ita kepada Ny. Ita, perawat tidak diberi alasan apapun
untuk petunjuk tersebut dan menyatakan keprihatinannya kepada perawat kepala ruangan,
yang mengatakan bahwa intruksi dokter harus diikuti.
Menepati Janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan
rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan
komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode
etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
Contoh :
Menjalin hubungan saling percaya antara perawt dengan pasien
Memberi Penghargaan pada pasien
Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah bagi pasien.
Memberi kebebasan melakukan ibadah
Membuat pasien sejahtera
Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi
klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh
dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi
tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien
diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga
kesehatan lain harus dihindari.
Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
A. Kesimpulan
Dengan mengetahui definisi, ciri profesi kita dapat menganalisis bahwa keperawatan
di indonesia dapat dikatakan sebagai suatu profesi. Karena memiliki ciri-ciri dari profesi
yaitu mempunyai body of knowledge, pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan
tinggi, memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi,
memiliki perhimpunan/organisasi profesi, pemberlakuan kode etik keperawatan, otonomi,
dan motivasi bersifat altruistik.
B. Saran
Setelah mengetahui tentang keperawatan sebagai profesi perawat diharapka untuk
lebih meningkat kulitas kerja sebagai perawat dan mampu menjadi perawat yang profesional
dibidangnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://gustinerz.wordpress.com/2011/01/23/keperawatan-sebagai-profesi-2/
http://www.g-excess.com/3264/kode-etik-dalam-keperawatan-indonesia/