Anda di halaman 1dari 10

KUISIONER PENELITIAN

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STIGMA


MASYARAKAT TERHADAP ORANG DENGAN GANGGUAN
JIWA

No. Responden :
Karakterteristik Responden
1. Jenis Kelamin :
2. Pekerjaan :
3. Pendidikan terakhir : a. Tamat SD
a. Tamat SMP/SMA
b. Tamat Perguruan Tinggi
4. Alamat :
A. Pengetahuan (Mental Health Knowledge Schedule (MHKS))
Bagian A, petunjuk: Untuk setiap pernyataan 1- 6 di bawah ini, merespon dengan
mencentang (√) satu kotak saja. masalah kesehatan mental di sini merujuk,
misalnya, untuk kondisi yang seorang individu akan dilihat oleh mayarakat.
Keterangan :
1. SS: Sangat Setuju
2. S : Setuju
3. TS: Tidak Setuju
4. STS : Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan SS S TS STS
1 Orang dengan masalah kesehatan jiwa
yang parah dapat sepenuhnya pulih. 4 3 2 1
2 Jika teman punya masalah kesehatan jiwa,
saya tahu apa saran untuk memberi mereka
untuk mendapatkan bantuan profesional. 4 3 2 1
3 Obat dapat menjadi pengobatan yang
efektif untuk orang dengan masalah
gangguan jiwa. 4 3 2 1
4 Psikoterapi (misalnya berbicara terapi atau
konseling) dapat menjadi pengobatan yang
efektif untuk orang dengan masalah
kesehatan jiwa. 4 3 2 1
5 Kebanyakan orang dengan masalah
kesehatan jiwa ingin membayar pekerjaan. 4 3 2 1
6 Kebanyakan orang dengan masalah
kesehatan jiwa pergi ke seorang 1 2 3 4
profesional kesehatan untuk mendapatkan
bantuan.

Bagian B, petunjuk: Mengatakan apakah Anda berpikir setiap kondisi adalah jenis
penyakit mental dengan mencentang satu kotak saja.
7 Depresi 4 3 2 1
8 Menekan 1 2 3 4
9 Skizofrenia 4 3 2 1
10 Gangguan bipolar (maniak-depresi) 4 3 2 1
11 Kecanduan narkoba 4 3 2 1
12 Kesedihan 1 2 3 4

B. Sikap (Scaling Community Attitudes Toward The Mentally Ill (CAMI))


1. Otoriterisme
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Segera setelah seseorang menunjukkan
tanda-tanda gangguan jiwa, dia harus
dirawat di rumah sakit. 4 3 2 1
2 Ada sesuatu tentang sakit jiwa yang
membuatnya mudah untuk melihat mereka
dari orang normal. 4 3 2 1
3 Pasien gangguan jiwa membutuhkan
kontrol dan disiplin yang sama seperti anak
Kecil 4 3 2 1
4 Cara terbaik untuk menangani orang
gangguan jiwa adalah menjaga mereka di
belakang pintu yang terkunci. 4 3 2 1
5 Salah satu penyebab utama penyakit jiwa
adalah kurangnya disiplin diri dan
kemauan keras. 4 3 2 1
6 Penyakit jiwa adalah penyakit sama seperti
yang lainnya 1 2 3 4
7 Tekanan dimasyarakat harusnya dikurang
untuk melindungi dan mencegah orang
mengalami gangguan jiwa. 1 2 3 4
8 Orang dengan gangguan jiwa seharusnya
tidak diperlakukan sebagai orang buangan/
orang yang tidak berguna di masyarakat.
1 2 3 4
9 Rumah sakit jiwa adalah sarana yang
ketinggalan jaman untuk mengobati
gangguan jiwa 1 2 3 4
10 Hampir setiap orang bisa menjadi 1 2 3 4
gangguan jiwa.

2. Kebijakan
11 Banyak uang pemerintah yang harus
dikeluarkan untuk biaya perawatan orang
penyakit jiwa. 4 3 2 1
12 Penyakit jiwa sudah terlalu lama menjadi
bahan olok olok. 4 3 2 1
13 Kita perlu mengadopsi sikap yang jauh
lebih toleran terhadap penyakit jiwa di
Masyarakat 4 3 2 1
14 Rumah sakit jiwa lebih mirip penjara dari
pada tempat-tempat di mana orang sakit
jiwa dapat dirawat. 4 3 2 1
15 Kita memiliki tanggung jawab untuk
memberikan perawatan terbaik bagi
mereka yang sakit jiwa. 4 3 2 1
16 Sakit jiwa adalah beban masyarakat. 1 2 3 4
17 Peningkatan pengeluaran untuk kesehatan
mental layanan adalah pemborosan uang
pajak. 1 2 3 4
18 Ada cukup layanan yang ada untuk sakit
jiwa. 1 2 3 4
19 Orang sakit jiwa tidak pantas menerima
simpati kita. 1 2 3 4
20 Yang terbaik adalah menghindari siapa
pun yang memiliki masalah kejiwaan. 1 2 3 4

3. Keterbatasan sosial
21 Sakit jiwa harus diisolasi dari masyarakat
lainnya. 4 3 2 1
22 Seorang wanita akan menjadi bodoh untuk
menikahi pria yang telah menderita
penyakit mental, meskipun tampaknya dia
sepenuhnya pulih. 4 3 2 1
23 Saya tidak ingin hidup bersebelahan
dengan seseorang yang sakit jiwa. 4 3 2 1
24 Siapapun yang memiliki sejarah masalah
gangguan jiwa harus dikeluarkan dari
jabatan publik. 4 3 2 1
25 Orang yang sakit jiwa seharusnya tidak
diberikan tanggung jawab apa pun. 4 3 2 1
26 Tidak ada yang berhak mengecualikan
sakit jiwa dari lingkungan mereka. 1 2 3 4
27 Orang yang sakit jiwa jauh dari bahaya
dari kebanyakan orang kira. 1 2 3 4
28 Pasien gangguan jiwa harus didorong 1 2 3 4
untuk memikul tanggung jawab kehidupan
normal.
29 Orang yang sakit jiwa seharusnya tidak
ditolak hak-hak individu mereka. 1 2 3 4
30 Kebanyakan wanita yang dulunya pasien
di rumah sakit jiwa dapat dipercaya
sebagai baby sitter. 1 2 3 4

4. Ideologi kesehatan jiwa masyarakat


31 Terapi terbaik untuk banyak pasien
gangguan jiwa adalah menjadi bagian dari
komunitas normal. 4 3 2 1
32 Sedapat mungkin layanan kesehatan jiwa
harus disediakan melalui fasilitas berbasis
masyarakat. 4 3 2 1
33 Warga harus menerima lokasi fasilitas
kesehatan jiwa di mereka lingkungan
untuk melayani kebutuhan komunitas
lokal. 4 3 2 1
34 Menemukan layanan kesehatan jiwa
dilingkungan perumahan tidak
membahayakan penduduk setempat. 4 3 2 1
35 Warga tidak perlu takut dari orang-orang
yang datang kelingkungan mereka untuk
mendapatkan layanan kesehatan jiwa. 4 3 2 1
36 Menemukan fasilitas kesehatan jiwa
didaerah perumahan menurunkan
peringkat lingkungan. 1 2 3 4
37 Memiliki pasien mental yang tinggal
dilingkungan pemukiman mungkin
merupakan terapi yang baik, tetapi risiko
terhadap penduduk terlalu besar. 1 2 3 4
38 Penduduk lokal memiliki alasan yang kuat
untuk menolak layanan kesehatan jiwa
dilingkungan mereka. 1 2 3 4
39 Fasilitas kesehatan jiwa harus dijauhkan
dari lingkungan perumahan. 1 2 3 4
40 Mengerikan untuk memikirkan orang-
orang dengan masalah jiwa yang tinggal di
lingkungan perumahan. 1 2 3 4

C. Budaya (Multicultural Mental Health Awareness Scale (MMHAS))


No Pertanyaan SS S TS STS
1 Sadar akan asumsi negatif pada orang
dengan gangguan jiwa tentang terapi dapat
mempengaruhi pengobatannya 4 3 2 1
2 Kesadaran bagaimana budaya keyakinan 4 3 2 1
berdampak pada hubungan antara
masyarakat dengan penyakit jiwa
3 Bahasa dan budaya dapat mempengaruhi
penilaian terhadap orang dengan penyakit
Jiwa 4 3 2 1
4 Kesadaran bagaimana keyakinan
berdampak pada pengobatan penyakit jiwa 4 3 2 1
5 Memahami dampak dari bahasa dan
budaya pada penderita penyakit jiwa 4 3 2 1
6 Hambatan Keakraban dalam budaya
berdampak pada pengobatan penderita
penyakit jiwa 4 3 2 1
7 Pemahaman tentang adanya hubungan
antara identitas budaya berpengaruh
terhadap kesehatan jiwa 4 3 2 1
8 Menyadari bahwa bekerja dengan
penderita yang pernah mengalami
penyakit kejiwaan dapat mempengaruhi
Saya 4 3 2 1
9 Menyadari kesulitan berbicara dengan
orang penyakit jiwa karena penyakitnya 4 3 2 1
10 Pemahaman tentang bagaimana latar
belakang budaya saya sendiri
mempengaruhi pekerjaan saya dengan
orang gangguan jiwa 4 3 2 1
11 Pemahaman tentang pengalaman stres
keluarga sebagai akibat dari perubahan
pada kondisi penyakit jiwa 4 3 2 1
12 Menyadari budaya berdampak pada orang
gangguan jiwa atau kesehatan mentalnya 4 3 2 1

D. Stigma (Scale: Perception of Discrimination Devaluation (PDDS))


No Pertanyaan SS S TS STS
1 Kebanyakan orang akan menerima orang
yang telah dirumah sakit jiwa sebagai
teman dekat 4 3 2 1
2 Kebanyakan orang percaya bahwa
seseorang yang telah dirawat dirumah sakit
untuk penyakit jiwa berbahaya. 4 3 2 1
3 Kebanyakan orang percaya bahwa
seseorang yang telah dirawat dirumah sakit
untuk penyakit jiwa sama dipercaya
sebagai warga rata-rata. 4 3 2 1
4 Kebanyakan orang akan menerima orang
yang telah sepenuhnya pulih dari penyakit
jiwa sebagai guru dari anak-anak di
sekolah umum. 4 3 2 1
5 Sebagian besar pengusaha tidak akan
mempekerjakan seseorang yang telah
dirawat di rumah sakit untuk penyakit jiwa 4 3 2 1
6 Kebanyakan orang berpikir kurang
terhadap seseorang setelah ia / dia telah
dirawat di rumah sakit untuk penyakit
gangguan jiwa. 4 3 2 1
7 Kebanyakan orang akan bersedia menikah
dengan orang yang telah menjadi pasien di
rumah sakit jiwa. 4 3 2 1
8 Kebanyakan pengusaha akan
mempekerjakan seseorang yang telah
dirawat di rumah sakit untuk penyakit jiwa
jika ia memenuhi syarat untuk pekerjaan
Itu 4 3 2 1
9 Kebanyakan orang percaya bahwa
memasuki sebuah rumah sakit jiwa adalah
tanda kegagalan pribadi. 4 3 2 1
10 Kebanyakan orang tidak akan
mempekerjakan seseorang yang telah
dirawat di rumah sakit untuk penyakit jiwa
yang serius untuk mengurus anak-anak
mereka, bahkan jika ia telah dengan baik
untuk beberapa waktu. 4 3 2 1
11 Kebanyakan orang dikomunitas saya akan
memperlakukan seseorang yang telah
dirawat di rumah sakit untuk penyakit jiwa
seperti mereka akan memperlakukan siapa
pun. 4 3 2 1
12 Kebanyakan anak muda akan enggan
untuk berpacaran dengan seseorang yang
telah dirawat di rumah sakit untuk penyakit
jiwa yang serius. 4 3 2 1

Responden

( )

1. Kuesioner Pengetahuan yang digunakan adalah Mental Health Knowledge


Schedule (MHKS)
2. Kuesioner Sikap masyarakat terhadap orang gangguan jiwa dengan
menggunakan kuesioner CAMI (Community Attitudes Toward Mental
Illnes III)
3. Kuesioner budaya masyarakat terhadap orang gangguan jiwa dengan
menggunakan kuesioner Multicultural Mental Health Awareness Scale
(MMHAS)
4. Kuesioner stigma masyarakat terhadap orang gangguan jiwa dengan
menggunakan kuesioner Scale : Perception of Discrimination Devaluation
(PDDS)
Sebelumnya pernah digunakan dalam peneleitian Hariet Hinacy 2018
HASIL PENELITIAN

1. Hasil Analisis Univariat


Variabel F %

Pendidikan
1. Rendah 52 53,1
2. Tinggi 46 46,9

Pengetahuan
1. Baik 58 59,2
2. Kurang Baik 40 40,8

Sikap
1. Positif 43 43,9
2. Negatif 55 56,1

Budaya
1. Mendukung dengan Kesehatan 40 40,8
2. Tidak mendukung dengan kesehatan 58 59,2

Stigma Masyarakat
1. Tinggi 50 51,0
2. Rendah 48 49,0

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 98 responden,


lebih dari separuh (53,1%) responden berpendidikan rendah dan lebih dari
separuh (59,2%) masyarakat memiliki pengetahuan baik tentang gangguan
jiwa. Lebih dari separuh (56,1%) responden masyarakat bersikap negatif
dan lebih dari separuh (59,2%) budaya masyarakat tidak mendukung
kesehatan jiwa. Separuh dari (51,0%) masyarakat berstigma tinggi
sedangkan (49,0%) berstigma rendah terhadap orang dengan gangguan
jiwa.
2. Hasil Analisis Bivariat

3.
Stigma
Pendidikan Rendah Tinggi Total P value OR (CI 95%)
f % f % f %

1. Tinggi 33 63,5 19 36,5 52 100 0,016 0,580


2. Rendah 17 37,0 29 63,0 46 100 (0,380 - 0,883)

Total 54 55,1 44 44,9 98 100

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa persentase


masyarakat yang mempunyai stigma tinggi terhadap ODGJ lebih tinggi
pada tingkat pendidikan yang rendah (63,5%) sedangkan tingkat
pendidikan tinggi mengalami stigma rendah (63,0%). Secara statistik
analisis antara tingkat pendidikan dengan stigma masyarakat dengan uji
statistic didapatkan p= 0,016 terdapat hubungan yang signifikan p<0,05,
dimana OR 0,580 berarti masyarakat yang berpendidikan rendah 0,580
kali memiliki stigma tinggi terhadap ODGJ.

Stigma
Pengetahuan Rendah Tinggi Total P value OR (CI 95%)
f % f % f %

1. Kurang baik 24 41,4 34 58,0 58 100 0,036 1,675


2. Baik 26 65,0 14 35,4 40 100 (1,042 - 2,692)

Total 50 49,0 48 49,0 98 100

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa persentase masyarakat


yang mempunyai stigma tinggi terhadap ODGJ lebih tinggi pada tingkat
pengetahuan kurang baik (58,0%) sedangkan tingkat pengetahuan baik
mengalami stigma rendah (65%). Secara statistik perbedaan tersebut
terdapat hubungan signifikan p<0,05 dengan uji statistic didapatkan p=
0,036, dimana OR 1,675 berarti masyarakat yang berpengetahuan kurang
baik 1,675 kali memiliki stigma tinggi terhadap ODGJ
Stigma
Sikap Rendah Tinggi Total P value OR (CI 95%)
f % f % f %

1. Negatif 13 30,2 30 58,0 43 100 0,001 2,132


2. Positif 37 67,3 18 32,7 55 100 (1,391 - 3,267)

Total 50 49,0 48 49,0 98 100

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa persentase masyarakat


yang mempunyai stigma tinggi terhadap ODGJ lebih tinggi yang memiliki
sikap negatif dari pada sikap positif yaitu (58%) berbanding (32,7%).
Secara statistik perbedaan tersebut terdapat hubungan signifikan (p<0,05)
dengan uji statistic didapatkan p= 0,001, dimana OR 2,132 berarti
masyarakat bersikap negatif 2,132 kali memiliki stigma tinggi sedangkan
terhadap ODGJ.
Stigma
Pengetahuan Rendah Tinggi Total P value OR (CI 95%)
f % f % f %

1. Mendukung 21 36,2 37 63,8 58 100 0,001 2,320


2. Tidak 29 72,5 11 27,5 40 100 1,353 - 3,978
Mendukung

Total 50 49,0 48 49,0 98 100

Berdasarkan tabel diatas hasil analisis antara hubungan budaya


dengan stigma masyarakat terhadap ODGJ menunjukan persentase
masyarakat yang mempunyai stigma tinggi terhadap ODGJ lebih tinggi
pada masyarakat memiliki budaya yang tidak mendukung kesehatan yaitu
(72,5%) berbanding (36,2%). Secara statistik perbedaan tersebut terdapat
hubungan signifikan (p<0,05) dengan uji statistic didapatkan p= 0,001,
dimana OR 2,230 berarti masyarakat bersikap negatif 2,230 kali memiliki
stigma tinggi sedangkan terhadap ODGJ

Anda mungkin juga menyukai