Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Karakteristik Habitat dan Keanekaragaman Arachnida Famili


Araneidae di Cagar Alam Tukung Gede Serang Banten
Dian Rachmawati
Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
dian.rachmawati@untirta.ac.id & rachmawati84@gmail.com

Abstrak. Telah dilakukan penelitian tentang hubungan tipe habitat dengan keanekaragaman
Arachnida Famili Araneidae di Cagar Alam Tukung Gede Serang Banten pada Bulan Mei
2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik habitat dan keanekaragaman
Arachnida Famili Araneidae di Cagar Alam Tukung Gede Serang Banten. Desain yang
digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan metode sampling kuadrat secara random.
Arachnida Famili Araneidae yang ditemukan terdiri dari 8 jenis, yaitu Argiope aemula,
Argiope vesicolor, Cyclosa bifida, Gasteracantha arcuata, Gasteracantha diardi,
Gasteracantha hasselti, Nephila maculata, dan Nephila sp. dengan nilai indeks
keanekaragaman 1. Keanekaragaman Famili Araneidae tertinggi berada pada stasiun 1
(Cikolomberan) dan stasiun 3 (Cinini) yang didominasi oleh vegetasi rumput dan pepohonan
tinggi seperti kelapa, mahoni dan randu dengan suhu udara 26,5oC dan pH tanah 6. Diduga
tipe habitat berhubungan dengan karakteristik dan perilaku dari Arachnida Famili Araneidae.

Kata kunci: Araneidae, Arachnida, Cagar Alam Tukung Gede

PENDAHULUAN rawa bakau, atau pada serasah daun.


Kehadiran laba-laba pada suatu lingkungan
Cagar alam merupakan kawasan juga dapat digunakan sebagai pengendali
konservasi yang karena keadaan alaminya populasi serangga hama pada ekosistem
memiliki kekhasan tumbuhan, satwa, dan sawah, karena laba-laba bersifat sebagai
ekosistem sehingga perlu dilindungi predator pada beberapa jenis serangga.
perkembangannya untuk menopang
kehidupan. Cagar Alam Tukung Gede Tipe habitat pada Cagar Alam Tukung
merupakan daerah konservasi yang terletak Gede bervariasi, diantaranya padang
di Kabupaten Serang Provinsi Banten. rumput, kebun, dan hutan sekunder.
Cagar Alam Tukung Gede ditetapkan Perbedaan tipe habitat diduga dapat
sebagai cagar alam pada Tahun 1921 mempengaruhi keanekaragaman laba-laba
dengan potensi flora dan fauna yang famili Araneidae, karena secara langsung
beraneka ragam. Dengan adanya potensi akan berpengaruh pada kondisi habitat dan
konservasi yang dimiliki Cagar Alam sumber daya yang diperlukan oleh laba-laba
Tukung Gede, maka keberadaan kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
ini memberikan kontribusi yang sangat mengetahui deskripsi karakteristik habitat
tinggi dalam kepentingan penelitian dan dan keanekaragaman Arachnida Famili
pendidikan. Aranaeidae di Cagar Alam Tukung Gede.
Salah satu kelompok fauna yang hidup
di Cagar Alam Tukung Gede yaitu laba- METODE PENELITIAN
laba famili Araneidae. Laba-laba
terdistribusi di seluruh dunia dan dapat Penelitian ini telah dilakukan pada Bulan
hidup di berbagai ekosistem terrestrial. Mei 2011 di tiga stasiun yang berada dalam
Laba-laba dapat dijumpai di tempat yang kawasan Cagar Alam Tukung Gede. Alat
jarang terjangkau oleh manusia seperti di dan bahan yang digunakan dalam penelitian
atas pohon, di bawah batu, tepi sungai, ini diantaranya botol spesimen, insect net,

Semirata 2013 FMIPA Unila |213


Dian Rachmawati: Karakteristik Habitat dan Keanekaragaman Arachnida Famili
Araneidae di Cagar Alam Tukung Gede Serang Banten

meteran, tali rapia, termometer, pH meter, singapore spiders, Soil biology guide, dan
mikroskop, alat tulis, dan buku panduan The fauna of British India including Ceylon
untuk identifikasi. Metode penelitian yang and Burma.
digunakan adalah deskriptif kuantitatif
dengan metode sampling kuadrat, yaitu unit Data keanekaragaman Arachnida famili
pengambilan sampel berbentuk segi empat Aranaeidae dianalisis dengan perhitungan
yang diletakkan secara acak di dalam lokasi indeks keanekaragaman Shannon Wiener
penelitian. Pembuatan daerah sampling dengan rumus H‘ = -∑ (Pi. ln Pi), yaitu H‘
yaitu seluas 20 m x 20 m per kuadrat. adalah keanekaragaman jenis, dan Pi =
Penentuan lokasi sampling difokuskan pada Proporsi nilai penting jenis ke i. Data
lokasi dengan tipe vegetasi berbeda. Stasiun keanekaragaman Arachnida famili
1 di daerah Cikolomberan dengan vegetasi Aranaeidae selanjutnya dideskripsikan
padang rumput dan dekat pemukiman bersama dengan karakteristik habitat.
penduduk, stasiun 2 di daerah Cikarees
dengan vegetasi kebun dan pohon bambu, HASIL DAN PEMBAHASAN
dan stasiun 3 yang terletak di daerah Cinini
dengan vegetasi hutan sekunder. Keanekaragaman Jenis Arachnida
Famili Aranaeidae
Sebelum pengambilan sampel, terlebih
dahulu diukur faktor fisik lingkungan yaitu Dari hasil penelitian ditemukan delapan
suhu udara dengan menggunakan jenis Arachnida dari famili Aranaeidae
termometer dan pH tanah dengan yang disajikan pada Tabel 1.
menggunakan kertas pH indikator. Teknik Berdasarkan hasil penghitungan
pengambilan sampel dilakukan dengan diperoleh indeks keanekaragaman jenis
mencuplik laba-laba yang berada dalam Arachnida famili Aranaeida dari ketiga
setiap plot dengan menggunakan: 1) lokasi adalah 1, termasuk ke dalam kategori
Cryptic searching, yang dilakukan langsung sedang. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah
dengan menggunakan tangan, dilakukan individu setiap spesies hampir seragam, dan
pada habitat yang kemungkinan ada beberapa spesies yang dominan (Odum,
tersembunyi, misalnya pada serasah, lubang 1996).
kecil di batang pohon, atau di bawah batu.
2) Sweep netting, yaitu dilakukan dengan Tabel 1. Jenis Arachnida Famili Aranaeidae di
menggunakan jaring serangga. 3) Ground tiga stasiun
hand collecting, yaitu mencuplik sampel
No. Nama Spesies Stasiun Jumlah
yang berada pada permukaan tanah hingga individu
1 2 3
ketinggian sejajar dengan lutut, dan 1 Argiope aemula 2 - - 2
dilakukan untuk menangkap laba-laba yang 2 Argiope 1 - - 1
terlihat pada serasah di atas tanah atau versicolor
batang pohon. 4) Pitfall trap, yaitu dengan 3 Cyclosa bifida 2 - 3 5
menjebak laba-laba dalam sebuah gelas 4 Gasteracantha - 2 - 2
jebakan yang berisi larutan detergen. arcuata
Sampel selanjutnya dimasukkan ke dalam 5 Gasteracantha 3 - - 3
hasselti
kantung plastik dan diberi label sesuai 6 Gasteracantha - 1 - 1
stasiun pengamatan. Sampel laba-laba yang diardi
tertangkap selanjutnya diawetkan di dalam 7 Nephila maculata - 1 4 5
botol yang berisi alkohol 70% dan 8 Nephila sp. - - 1 1
diidentifikasi dengan menggunakan buku Jumlah 8 4 8 20
panduan identifikasi A guide to common
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Karakteristik habitat tinggi sehingga sulit untuk dijangkau.


Kondisi perkebunan yang sering terganggu
Stasiun 1 merupakan daerah yang oleh kegiatan manusia juga dapat
didominasi oleh vegetasi rumput dan paku- menyebabkan sedikitnya jumlah laba-laba
pakuan, dengan suhu udara 27OC dan pH yang tercuplik.
tanah 6. Jumlah individu yang ditemukan
adalah 8 individu, dan individu terbanyak Pada stasiun 3 merupakan hutan
adalah Gasteracantha hasselti (3 individu). sekunder yang vegetasinya didominasi oleh
Gasteracantha hasselti merupakan laba- pohon besar seperti mahoni, randu, karet,
laba berduri dengan warna tubuh, bentuk, dan kedoya. Suhu udara pada stasiun ini
dan ukuran yang sangat bervariasi. adala 26OC dan pH tanah 6. Laba-laba yang
Persebarannya di gurun dan padang rumput. sering dijumpai adalah Nephila maculata
Sebagian besar jenis laba-laba yang yang selalu membuat jaring yang besar.
ditemukan di stasiun 1 memiliki ukuran Nephila maculata secara umum berhabitat
tubuh yang kecil, hidup di atas tanah, di hutan sekunder dan hutan bakau.
mobilitasnya cepat dengan cara melompat sebagian besar laba-laba yang ditemukan di
dan berlari, beberapa individu terlihat stasiun 3 memiliki ukuran tubuh yang lebih
bersembunyi dengan menyamakan warna besar dibandingkan laba-laba di stasiun 1
tubuhnya dengan warna rumput. Laba-laba dan 2. Hal ini berhubungan dengan
pada stasiun 1 bukan merupakan laba-laba habitatnya yang tidak terganggu oleh
pembuat jaring, hal ini berhubungan dengan aktifitas manusia sehingga laba-laba dapat
tipe vegetasinya. Vegetasi rerumputan dengan leluasa tinggal dan membuat sarang
merupakan vegetasi yang rentan akan di pepohonan hutan sekunder. Jaring besar
gangguan terutama kecepatan angin, oleh yang dibangun di atas pohon membantu
karena itu mobilitas laba-laba pada stasiun laba-laba untuk menjebak mangsa mereka,
ini dengan cara melompat dan berlari. sehingga ketersediaan sumber daya
Ukuran tubuh yang kecil juga sangat makanan tetap terjaga. Selain dari segi
berguna untuk bersembunyi di balik perilaku laba-laba, kondisi hutan sekunder
rerumputan dari serangan predator. yang tidak terganggu dan terdiri dari
banyak jenis pohon merupakan habitat yang
Karakteristik stasiun 2 adalah baik untuk perlindungan, sumber makanan
perkebunan yang didominasi oleh pohon dan tempat bereproduksi sehingga di
seperti kopi, melinjo, bambu, mahoni, dan stasiun 3 ditemukan lebih banyak individu
sedikit rerumputan dengan suhu udara 27oC laba-laba dibandingkan di stasiun 2.
dan pH tanah 6. Jumlah spesies yang
ditemukan adalah 3 spesies dengan jumlah KESIMPULAN
4 individu. Pada stasiun ini ditemukan dua
jenis dari genus Nephila, yaitu Nephila Dari hasil penelitian diperoleh data
maculata dan Nephila sp. Nephila bahwa indeks keanekaragaman jenis
merupakan jenis laba-laba yang Arachnida famili Aranaeida di Cagar Alam
membangun jaring di atas pohon sebagai Tukung Gede adalah 1 yang termasuk
habitatnya. Walaupun jumlah individu laba- dalam kategori sedang. Tipe habitat pada
laba yang ditemukan sedikit, namun Cagar Alam Tukung Gede yaitu terdiri dari
vegetasi yang beragam berhubungan padang rumput, kebun, dan hutan sekunder
dengan banyaknya mangsa bagi laba-laba yang diduga berhubungan dengan
seperti serangga kecil. Sedikitnya jumlah keanekaragaman, ciri biologi, dan perilaku
laba-laba yang tercuplik disebabkan karena Arachnida famili Aranaeidae.
sarang laba-laba berada di tempat yang

Semirata 2013 FMIPA Unila |215


Dian Rachmawati: Karakteristik Habitat dan Keanekaragaman Arachnida Famili
Araneidae di Cagar Alam Tukung Gede Serang Banten

DAFTAR PUSTAKA Pocock, R. I. 1990. The Fauna of British


India Including Ceylon and Burma.
Foelix, R.F. 1996. Biology of Spiders. Taylor & Francis. London.
Oxford University Press. New York. Odum, E.P. 1996. Dasar-dasar Ekologi.
Koh, J. 1996. A Guide to Common Gadjah Mada University Press.
Singapore Spiders. Singapore Science Yogyakarta.
Center. Singapore Rahmadi, C. 2001. Keanekaragaman
Fachrul, M.F. 2007. Metode Sampling Arthropoda Tanah di Lantai Hutan
Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta. Kawasan Hulu Sungai Katingan
Kalimantan Tengah. Hayati. Vol. 6 (4:1-
Deelman, C.L. dan Reinhold. 2001. Forest
6).
Spiders of South East Asia. Brill.
Leiden. Rahmawaty, 2004. Studi Keanekaragaman
Mesofauna Tanah di Kawasan Hutan
Dindal, D.L. 1990. Soil Biology Guide. A
Wisata Alam Sibolangit. Hayati. Vol. 9
Willey Interscience Publications. New
(3:10-27).
York.

Anda mungkin juga menyukai