KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta
Hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
yang berjudul “HAJI DAN UMROH”.
Saya menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu saya dalam menyusun makalah ini sampai selesai.
Kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun sangat
saya harapkan untuk penyusunan makalah yang selanjutnya agar jauh lebih baik
dari sebelumnya.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan semoga makalah ini bemanfaat
bagi saya khususnya bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Bagaimana pengertian haji dan umroh? 2
2. Apa tujuan, dasar hukum dan hubungan haji dan umroh? 2
3. Apa saja syarat-syarat wajib, rukun, wajib dan sunnah haji dan umroh? 3
4. Apa saja dam/denda saat haji dan umroh? 4
5. Apa saja hikmah melaksanakan haji dan umroh? 6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa manusia,
dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus
ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah akan menjadi
orang yang beruntung. Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji dan
umroh adalah salah satunya. Haji merupakan rukun iman yang kelima setelah
syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena
tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam
mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.
Dalam mengerjakan haji, diperlukan penempuhan jarak yang demikian jauh
untuk mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam
perjalanan, berpisah dengan sanak keluarga hanya dengan satu tujuan untuk
mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani.
Untuk memperdalam pengetahuan kita, kami mencoba memberi penjelasan
secara singkat mengenai pengertian haji dan umrah, dasar hukum perintah haji
dan umrah, syarat, rukun dan wajib haji dan umrah serta hal-hal yang dapat
membatalkan haji dan umrah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian haji dan umroh?
2. Apa tujuan, dasar hukum dan hubungan haji dan umroh?
3. Apa saja syarat-syarat wajib, rukun, wajib dan sunnah haji dan umroh?
4. Apa saja dam/denda saat haji dan umroh?
5. Apa saja hikmah melaksanakan haji dan umroh?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian haji dan umroh.
2. Mengetahui tujuan dan dasar hukum haji dan umroh.
3. Mengetahui syarat, rukun, wajib dan sunnah haji dan umroh.
4. Mengetahi dam/denda saat haji dan umroh.
5. Mengetahui hikmah melaksanakan haji dan umroh.
BAB II
PEMBAHASAN
C. Wajib Haji
a. Ihram harus dari batas-batas tempat dan waktu yang telah ditentukan. Batas-
batas tempat dan waktu itu dinamakan “Miqaat”.
b. Bermalam di Muzdalifah,yakni sepulangnya dari Arafah ke Mina.
c. Bermalam di Mina selama 3 atau 2 malam pada Hari Tasyriq.
d. Melontar Jumrah ‘Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah dan melontar Jumrah
ketiga-tiganya pada hari-hari Tasyriq.
e. Meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan (terlarang), karena ihram.
D. Sunnah Haji
a) Mandi untuk ihram.
b) Shalat sunnah ihram 2 raka’at.
c) Thawaf qudum, yaitu thawaf karena datang di Tanah Haram.
d) Membaca Talbiyah.
e) Bermalam di Mina pada tanggal 9 Dzulhijjah.
f) Bermalam di Arafah pada siang dan malam.
g) Berhenti di Masy’aril Haram pada hari Nahar (10 Dzulhijjah)
h) Berpakaian ihram yang serba putih.
4. Dam / Denda
A. Macam-macam dam(denda)
1. Menyembelih seekor kambing, yang sah untuk qurban untuk disedekahkan
kepada fakir miskin. Kalau tidak bisa, boleh diganti dengan puasa 10 hari (3
hari dikerjakan waktu haji dan yang 7 hari bisa dilakukan di kampungnya
setelah pulang).
Denda ini di berikan kepada yang :
a. Mengerjakan haji secara Tamattu.
b. Mengerjakan haji secara Qiran
c. Mulai ihram tidak dari Miqaat.
d. Tidak bermalam di Muzdalifah
e. Tidak bermalam di mina
f. Tidak melempar jumrah
3. Menyembelih seekor unta kalau tidak sanggup wajib menyembelih seekor sapi
kalau tidak mungkin dapat diganti menyembelih 7 ekor kambing kalau tidak
bisa harga seekor unta ditaksir harganya sebanyak harganya dibelikan makanan
untuk disedekahkan kepada fakir miskin kalaupun tidak sanggup maka wajiblah
diganti dengan puasa untuk tiap-tiap 1 mud makanan harga unta itu dengan
puasa 1 hari. Denda ini di jatuhkan kepada orang yang bersetubuh sebelum
Tahallul-Awal.
4. Barang siapa yang membunuh hewan buruan di tanah haram maka wajib
membayar dam sebagai berikut:
a. Menyembelih hewan yang serupa atau hampir sama dengan binatang
yang terbunuh
b. Kalau itu tidak mungkin wajib bersedekah makanan sebanyak harga
binatang tersebut, kalaupun tidak bisa boleh diganti dengan puasa, dengan
perhitungan 1 mud 1 hari.
5. Barang siapa yang memotong kayu di tanah haram maka dendanya adalah:
a. Bagi kayu besar dendanya seekor unta atau sapi.
b. Bagi kayu kecil dendanya seekor kambing.
6. Bagi yang terhalang di jalan, sehingga tidak dapat meneruskan pekerjaan
haji atau umrah, maka boleh tahallul dengan menyembelih seekor kambing di
tempat itu, kemudian bercukur atau memotong rambut dengan niat tahallul.
B. Tempat membayar denda
1. Denda yang berupa menyembelih binatang dan memberi makan,
dibayarkan di tanah haram.
2. Denda yang berupa puasa dibayarkan dimana saja kecuali yang telah
ditentukan harus dilakukan di waktu haji.
3. Denda yang berupa menyembelih binatang karena terhalang dibayarkan di
tempat ia terhalang.
Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah merupakan
ibadah yang berat memerlukan persiapan fisik yang kuat, biaya besar dan
memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam menghadapi segala godaan dan
rintangan.
Menumbuhkan semangat berkorban, karena ibadah haji maupun umrah, banyak
meminta pengorbanan baik harta, benda, jiwa besar dan pemurah, tenaga serta
waktu untuk melakukannya.
Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk membina persatuan
dan kesatuan umat Islam sedunia.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN