Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FIQIH

(HAJI DAN UMRAH)


D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAJLA SALSABILA P.POHAN
X MIPA 3

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta
Hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
yang berjudul “HAJI DAN UMROH”.
            Saya menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu saya dalam menyusun makalah ini sampai selesai.
            Kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun sangat
saya harapkan untuk penyusunan makalah yang selanjutnya agar jauh lebih baik
dari sebelumnya.
            Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan semoga makalah ini bemanfaat
bagi saya khususnya bagi para pembaca.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL                                                                                            i
KATA PENGANTAR                                                                                          ii
DAFTAR ISI                                                                                                        iii  
BAB I                                                                                                                        
PENDAHULUAN                                                                                               
A.      Latar belakang                                                                                                1
B.       Rumusan Masalah                                                                                          1
C.       Tujuan                                                                                                             1   
BAB II
PEMBAHASAN
1.      Bagaimana pengertian haji dan umroh?                                                          2   
2.      Apa tujuan, dasar hukum dan hubungan haji dan umroh?                              2
3.      Apa saja syarat-syarat wajib, rukun, wajib dan sunnah haji dan umroh?        3
4.      Apa saja dam/denda saat haji dan umroh?                                                      4
5.    Apa saja hikmah melaksanakan haji dan umroh?                                           6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan                                                                                                            7

BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa manusia,
dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus
ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah akan menjadi
orang yang beruntung. Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji dan
umroh adalah salah satunya. Haji merupakan rukun iman yang kelima setelah
syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena
tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam
mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.
Dalam mengerjakan haji, diperlukan penempuhan jarak yang demikian jauh
untuk mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam
perjalanan, berpisah dengan sanak keluarga hanya dengan satu tujuan untuk
mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani.
Untuk memperdalam pengetahuan kita, kami mencoba memberi penjelasan
secara singkat mengenai pengertian haji dan umrah, dasar hukum perintah haji
dan umrah, syarat, rukun dan wajib haji dan umrah serta hal-hal yang dapat
membatalkan haji dan umrah.

B. RUMUSAN MASALAH     
1. Bagaimana pengertian haji dan umroh?
2.      Apa tujuan, dasar hukum dan hubungan haji dan umroh?
3.      Apa saja syarat-syarat wajib, rukun, wajib dan sunnah haji dan umroh?
4.      Apa saja dam/denda saat haji dan umroh?
5.      Apa saja hikmah melaksanakan haji dan umroh?

C.    TUJUAN
    1.      Mengetahui pengertian haji dan umroh.
    2.      Mengetahui tujuan dan dasar hukum haji dan umroh.
    3.      Mengetahui syarat, rukun, wajib dan sunnah haji dan umroh.
    4.      Mengetahi dam/denda saat haji dan umroh.
    5.      Mengetahui hikmah melaksanakan haji dan umroh.

BAB II
PEMBAHASAN

 1.      Pengertian Haji dan Umroh


Haji menurut lughah atau arti bahasa (etimologi) adalah “al-qashdu” atau
“menyengaja”. Sedangkan arti haji dilihat dari segi istilah (terminology) berarti
bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa amal
ibadah dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu
pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh syara’, semata-mata mencari
ridho Allah.
Adapun umrah menurut bahasa bermakna ziarah. Sedangkan menurut syara’
umrah ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf di sekelilingnya, bersa’yu
antara Shafa dan Marwah dan mencukur atau menggunting rambut.

 2.      Tujuan, Dasar Hukum dan Hubungan Haji dan Umroh    


      A.   Tujuan Pelaksanaan Haji dan Umroh
QS. Al-Baqarah : 189
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan tsabit. Katakanlah: "Bulan tsabit itu
adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji; Dan bukanlah
kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu
ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari
pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung”.

  B.   Dasar Hukum Pelaksanaan Haji dan Umroh


Mengenai hukum ibadah haji, asal hukumnya adalah wajib ‘ainbagi yang
mampu. Melaksanakan haji wajib, yaitu karena memenuhi rukun Islam dan
apabila kita “nazar” yaitu seorang yang bernazar untuk haji, maka wajib
melaksanakannya, kemudian untuk haji sunat, yaitu dikerjakan pada
kesempatan selanjutnya, setelah pernah menunaikan haji wajib.
Haji merupakan rukun Islam yang ke lima, diwajibkan kepada setiap muslim
yang mampu untuk mengerjakan. Jumhur Ulama sepakat bahwa mula-mulanya
disyari’atkan ibadah haji tersebut pada tahun ke enam Hijrah, tetapi ada juga
yang mengatakan tahun ke sembilan hijrah.
1.      Al-Qur’an

Artinya : “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam


Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam 
    2.      Al-Hadits
 “Dari ibnu Abbas, telah berkata Nabi SAW : Hendaklah kamu bersegera
mengerjakan haji, maka sesungguhnya seseorang tidak akan menyadari sesuatu
halangan yang akan merintanginya”.

C.   Hubungan Haji dengan Umroh


Didalam ibadah haji, sebenarnya mengandung dua macam ibadah yang
berhubung-hubungan, yaitu :
     a.       Haji : biasa dikatakan orang haji besar.
b.      Umroh : biasa dikatakan orang haji kecil.
Didalam Al-Qur’an diperintahkan sebagai berikut :  
‫والحج والعمرة هلل‬
0ّ ‫وأت ّم‬
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umroh karena Alloh”.3
Untuk menunaikan ibadah haji dan umroh, dapat dikerjakan sebagai berikut :
   1.      Haji Tamattu’ : Lebih utama mengerjakan umroh (haji kecil) hingga selesai.
Kemudian pada waktu haji (haji besar) tanggal 8 Dzulhijjah melakukan ibadah
haji besar sampai selesai.
    2.      Haji Qiraan : Umroh dan haji dikerjakan menjadi satu, sekali jalan. 
   3.      Haji Ifraad : Pada Syawal-12/13 Dzulhijjah hanya mengerjakan haji saja,
sedang umroh dijalankan sebelum bulan syawal / setelah selesai mengerjakan
haji didalam tahun itu juga.

    3.      Syarat-syarat Wajib, Rukun, Wajib dan Sunnah Haji Umroh


       A.     Syarat-syarat wajib haji dn Umroh
Orang-orang yang berkewajiban menjalankan haji dan Umroh itu hanyalah
yang memenuhi syarat-syarat yang tersebut tersebut di bawah ini:
     a.       Islam
     b.      Berakal
     c.       Baligh
    d.      Merdeka
    e.       Mampu (kuasa)

B.     Rukun haji ada enam perkara: 


              a   )      Ihram : Berpakaian ihram dan niat ihram haji
               b)      Wukuf : Berdiam di padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah
        c)      Thawaf : Thawaf haji,yang disebut Thawaf Ifadlaah
        d)      Sa’yi : Berjalan atau lari kecil antara bukit Shofa dan Marwah  
        e)      Tahallul : Membuka ihram dengan cara menggunting rambut sedikitnya
3 helai
        f)       Tertib.

     C.     Wajib Haji
   a.    Ihram harus dari batas-batas tempat dan waktu yang telah ditentukan. Batas-
batas tempat dan waktu itu dinamakan “Miqaat”.
     b.   Bermalam di Muzdalifah,yakni sepulangnya dari Arafah ke Mina.
     c.    Bermalam di Mina selama 3 atau 2 malam pada Hari Tasyriq.
    d.   Melontar Jumrah ‘Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah dan melontar Jumrah
ketiga-tiganya pada hari-hari Tasyriq.
      e.    Meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan (terlarang), karena ihram.

     D.     Sunnah Haji
    a)   Mandi untuk ihram.
    b)   Shalat sunnah ihram 2 raka’at.
    c)   Thawaf qudum, yaitu thawaf karena datang di Tanah Haram.
    d)   Membaca Talbiyah.
    e)   Bermalam di Mina pada tanggal 9 Dzulhijjah.
    f)    Bermalam di Arafah pada siang dan malam.
    g)   Berhenti di Masy’aril Haram pada hari Nahar (10 Dzulhijjah)
    h)   Berpakaian ihram yang serba putih.

E.     Rukun dan Wajib Umroh


     a.       Ihram dengan niatnya.
     b.      Thawaf.
     c.       Sa’yi.
     d.      Tahallul.
     e.       Tertib.
Adapun wajib umrah ada dua perkara yaitu:
     a.       Ihram dari Miqaat.
     b.      Meninggalkan hal-hal yang diharamkan karena ihram.

 4.      Dam / Denda
    A.     Macam-macam dam(denda)
    1.      Menyembelih seekor kambing, yang sah untuk qurban untuk disedekahkan
kepada fakir miskin. Kalau tidak bisa, boleh diganti dengan puasa 10 hari (3
hari dikerjakan waktu haji dan yang 7 hari bisa dilakukan di kampungnya
setelah pulang).
     Denda ini di berikan kepada yang :
    a.       Mengerjakan haji secara Tamattu.
    b.      Mengerjakan haji secara Qiran
    c.      Mulai ihram tidak dari Miqaat.
    d.      Tidak bermalam di Muzdalifah
    e. Tidak bermalam di mina
f. Tidak melempar jumrah

2.   Menyembalih kambing untuk disedekahkan, atau puasa 3 hari atau memberi


makan 3 sha’ (kira-kira sebanyak 7 kg) kepada 6 orang miskin.
Denda ini diberikan kepada seseorang yang melakukan salah satu hal-hal di
dalam ihram yaitu:
    a.       Memakai pakaian yang berjahit menyarung,bagi laki-laki saja
    b.      Memotong kuku
    c.       Bercukur atau memotong rambut atau bulu badan
    d.      Memakai minyak harum pada pakaian ataupun badan
    e.       Bersentuh dengan perempuan dengan Syahwat
f.       Bersetubuh sesudah Tahallul-Awwal

 3.   Menyembelih seekor unta kalau tidak sanggup wajib menyembelih seekor sapi
kalau tidak mungkin dapat diganti menyembelih 7 ekor kambing kalau tidak
bisa harga seekor unta ditaksir harganya sebanyak harganya dibelikan makanan
untuk disedekahkan kepada fakir miskin kalaupun tidak sanggup maka wajiblah
diganti dengan puasa untuk tiap-tiap 1 mud makanan harga unta itu dengan
puasa 1 hari. Denda ini di jatuhkan kepada orang yang bersetubuh sebelum
Tahallul-Awal.
      4.  Barang siapa yang membunuh hewan  buruan di tanah haram maka wajib
membayar dam sebagai berikut:
          a.   Menyembelih hewan yang serupa atau hampir sama dengan binatang
yang terbunuh
          b. Kalau itu tidak mungkin wajib bersedekah makanan sebanyak harga
binatang tersebut,  kalaupun tidak bisa boleh diganti dengan puasa, dengan
perhitungan 1 mud 1 hari.

 5.   Barang siapa yang memotong kayu di tanah haram maka dendanya adalah:
          a.   Bagi kayu besar dendanya seekor unta atau sapi.
          b.   Bagi kayu kecil dendanya seekor kambing.
     6.   Bagi yang terhalang di jalan, sehingga tidak dapat meneruskan pekerjaan
haji atau umrah, maka boleh tahallul dengan menyembelih seekor kambing di
tempat itu, kemudian bercukur atau memotong rambut dengan niat tahallul.

 B.     Tempat  membayar denda
        1.  Denda yang berupa menyembelih binatang dan memberi makan,
dibayarkan di tanah haram.
       2.  Denda yang berupa puasa dibayarkan dimana saja kecuali yang telah
ditentukan harus dilakukan di waktu haji.
        3.  Denda yang berupa menyembelih binatang karena terhalang dibayarkan di
tempat ia terhalang.

 5.   Hikmah Pelaksanaan Haji dan Umroh

  Setiap perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia, contoh


seperti ihrom sebagai upacara pertama maksudnya adalah bahwa manusia harus
melepaskan diri dari hawa nafsu dan hanya mengahadap diri kepada Allah 
Yang Maha Agung.
  Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena dalam ibadah tersebut
diliputi dengan penuh kekhusyu’an
  Ibadah haji menambahkan jiwa tauhid yang tinggi
  Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental dan
akhlak yang mulia.
  Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh dunia menjadi
umat yang satu karena mempunyai persamaan atau satu akidah.
  Ibadah haji merupakan muktamar akbar umat islam sedunia, yang peserta-
pesertanya berdatangan dari seluruh penjuru dunia dan Ka’bahlah yang menjadi
symbol kesatuan dan persatuan.

  Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah merupakan
ibadah yang berat memerlukan persiapan fisik yang kuat, biaya besar dan
memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam menghadapi segala godaan dan
rintangan.
  Menumbuhkan semangat berkorban, karena ibadah haji maupun umrah, banyak
meminta pengorbanan baik harta, benda, jiwa besar dan pemurah, tenaga serta
waktu untuk melakukannya.
  Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk membina persatuan
dan kesatuan umat Islam sedunia.
BAB III
PENUTUP

1.    KESIMPULAN

Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan


beberapa amal badahdengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada
waktu tertentu pula, menurut syarat- syarat yang ditentukan oleh syara’, semata-
mata mencari ridho Allah.Umrah ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf
disekelilingnya, bersa’yu antara Shafa dan Marwah dan mencukur atau
menggunting rambut.Ketaatan kepada Allah SWT itulah tujuan utama dalam
melakukan ibadah haji.Disamping itu juga untuk menunjukkan kebesaran Allah
SWT.Dasar Hukum Perintah Haji atau umrah terdapat dalam QS. Ali- Imran
97.Untuk dapat menjalankan ibadah haji dan umrah harus memenuhi syarat,
rukun dan wajibhaji atau umroh.

Anda mungkin juga menyukai