Anda di halaman 1dari 3

Nama : NATALIN VIRA S.

K
NIM : C 301 18 141

PELANGGARAN ETIKA PT SINAR MAS GRUP TERHADAP PEMBAKARAN


HUTAN
Profil Perusahaan
Sinar Mas merupakan sebuah brand name dengan operasi bisnis yang bergerak di berbagai sektor,
seperti Pulp dan Kertas, Agribisnis dan Food, Jasa Keuangan, Developer dan Real Estate,
Telekomunikasi, dan Energi dan Infrastruktur, termasuk Kesehatan dan Pendidikan.
Pelanggaran Yang Dilakukan PT. SINAR MAS
PT Sinar Mas merupakan salah satu perusahan swasta terbesar karena mempunyai banyak unit usaha di
berbagai sektor, salah satu sektor yang menjadi unggulan PT Sinar Mas adalah dalam perkebunan.
Perusahan PT Sinar Mas mengolah minyak dari hulu ke hilir yaitu menanam bahan baku (kelapa sawit)
dan diolah menjadi minyak goreng Firma. Permintaan minyak di Indonesia sangatlah besar maka dari
itu perusahaan ingin mengekspansi lahan perkebunan agar dapat memperoleh bahan baku lebih banyak
lagi.
Keinginan untuk menambah lahan perkebunan banyak perusahan yang melakukan pembakaran
hutan. Hal tersebut karena tebatasnya lahan yang bisa mereka kuasai dan salah satu jalan yang mereka
ambil adalah membakar hutan. Membakar hutan adalah solusi yang paling murah dan cepat untuk
mendapatkan lahan yang akan di jadikan perkebunan. Solusi ini yang diambil oleh PT Sinar Mas. PT
Sinar Mas telah melanggar banyak etika akibat dari aktivitas usaha mereka dalam memperluas lahan
yang mereka miliki.
Kebakaran hutan yang diakibatkan oleh PT Sinar Mas Grup ini memberikan dampak kerusakan
yang sangat parah terhadap hutan di Kalimantan dan Sumatra, selain itu banyak hewan yang
kehilangan tempat tinggal dan mati, manusia yang terjangkit penyakit karena tidak sedikit orang
menderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), dan terganggunya penerbangan dan ekonomi.
Menurut wahana Lingkungan hidup Indonesia (2015) hasil analisis menunjukkan mayoritas titik api di
dalam konsesi perusahaan Bencana kebakaran ini berpotensi mengundang bencana susulan yang lebih
besar, berupa bencana ekologi serta bencana sosial. Kerusakan lingkungan, kepunahan
keanekaragaman hayati, banjir, longsor, kekeringan, hingga meledaknya hama akibat kacaunya sistem
rantai makanan di alam.

Pelanggaran etika ini tentu menimbulkan banyak permasalahan baru bagi perusahaan. PT Sinar
Mas juga melanggar empat prinsip etika bisnis yaitu:

• Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa suatu
tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya didefinisikan
sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan. "Utilitarianisme" berasal
dari kata latin utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah, atau
menguntungkan. Pendekatan yang secara fundamental bersifat utilitarian terhadap masalah
lingkungan adalah dengan melibatkan masalah-masalah tersebut sebagai cacat
pasar (Velasquez, 2002).
• Hak dan kewajiban, hak untuk menikmati udara yang bersih adalah hak semua masyarakat. Jika
hak tersebut tidak terpenuhi karena ulah perusahaan maka akan ada hukuman baik hukuman
yang sifatnya normative atau hukum tertulis. Polusi udara akibat kebakaran hutan ini
mengganggu hak masyarakat untuk menikmati udara yang bersih. Banyak masyarakat yang
menderita akibat dari peristiwa ini. Hukuman yang dilakukan secara normatif banyak terjadi di
media sosial yang memberikan hukuman kepada perusahan yang membakar hutan. Hukuman
yang sifatnya tertulis adalah pemberian sanksi bagi perusahaan dan diberi denda.
• Keadilan, merupakan pemenuhan dari hak yang harus bisa di nikmati oleh semua orang.
Ketidakadilan yang dilakukan perusahaan dengan membakar hutan untuk menambah lahan
perkebunannya. Perusahaan yang membakar hutan akan mendapat keuntungan karena itu dan
tidak terkena hukuman. Pemegang saham akan banyak mendapat keuntungan dari peristiwa itu.
Kaum miskin atau masyarakat yang terkena dampaknya secara langsung mendapat kerugian
dari peristiwa tersebut. Maka dari itu terjadi ketidakadilan dari perusahaan terhadap masyarakat
yang terkena dampaknya.
• Perhatian, seharusnya perusahaan memberikan perhatian mereka terhadap lingkungan dimana
mereka mencari keuntungan. Dengan melakukakan eksploitasi yang mereka lakukan terhadap
lahan yang mereka peroleh mereka seharusnya memberikan perawatan atau kompensasi kepada
lingkungan. Pembakaran hutan yang mareka lakukan telah menciderai Tanggung jawab Sosial
Perusahaan atau Corporate Social Responsibility(CSR) karena dalam menjalankan bisnisnya
mereka telah gagal untuk menjalankan prinsip CSR.

Tindakan PT Sinar Mas Untuk Mengembalikan Citra Perusahaan


Banyaknya kecaman yang dilontarkan masyarakat) LSM dan Pemerintah terhadap PT Sinar Mas.
Respon Sinar Mas tidak tinggal diam dalam menanggapi permasalahan tersebut. Manajemen
mengambil langkah untuk memperbaiki citra perusahaannya.Tekanan bertubi-tubi terhadap Sinar Mas
(di media masa) social media dan dijalanan yang memojokkan Sinar Mas. Tidak hanya itu
pemboikotan produk Sinar Mas di Singapura juga menjadi pekerjaan rumah bagi Sinar Mas. Akibat
ulah manajemen yang ingin melakukan ekspansi lahan mereka dengan cara kotor,Sinar Mas
mendapatkan batunya.

Pemerintah yang telah membawa kasus ini ke jalur pengadilan dengan ancaman denda sebesar 7,8
triliun. Membuat Sinar Mas akan merugi untuk memberikan kompensasi yang jauh lebih kecil Sinar
Mas membangun srategia agar lepas dari jeratan hukum. Dikutip dari merdeka.com Sinar Mas investasi
sebesar USD 20 juta juta untuk upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan dan hutan
(karlahut) di 2016 dan Sinar Mas juga akan bertindak tegas terhadap para kontraktor pemasok APP
yang tidak mengikuti prosedur kerja yang diterapkan. Ini salah satu upaya yang dilakukan oleh Sinar
Mas untuk membenahi citra perusahaanya. Sinar Mas juga menjalin kerjasama dengan pemerintah
untuk menanggulangi bencana kebakaran hutan. Kerjasama yang di jalin Sinar Mas dan Pemerintah ini
mengindikasikan bahwa Sinar Mas berusaha menghindari hukuman dengan membangun kerja.

Kesimpulan
Menggunakan etika dalam setiap bisnis akan membawa keuntungan yang jauh lebih besar kedapannya.
jika perusahaan dapat menerapkan etika maka akan timbul keseimbangan. Perusahaan boleh saja
melakukan ekspansi pada perusahaannya akan tetapi perusahaan juga harus mempertimbangkan aspek-
aspek yang dapat mendukung ekspansinya. Perusahaan juga harus menjalankan CSR untuk menjaga
eksistensi perusahaan. Kepercayaan masyarakat akan perusahaan yang memiliki CSR dan etika
perusahaan pasti akan jauh lebih baik dari perusahaan yang tidak menerapkan. Pemboikotan produk
Sinar Mas menjadi bukti jika perusahaan tidak menerapkan CSR dan etika maka akan mendapat
teguran.
Perusahaan haruslah bertanggung jawab memberikan kompensasi atas kesalahan yang mereka perbuat.
Perusahaan harus memberikan santunan kepada korban yang terserang penyakit karena kebakaran
hutan. Sinar Mas harus mengembalikan hutan yang mereka dengan cara menanam kembali dan
merawatnya. Pemerintah harus mengambil sikap tegasuntuk menindak para pelaku pembakaran.
Pemerintah juga harus membuat peraturan pembatasan lahan karena dapat membuat pengusaha terus
melakukan hal ini. Jika pemerintah bisa memberikan tekanan kepada perusahaan pasti hal yang seperti
ini dapat diminimalkan. Peran masyarakat juga sangat dibutuhkan karena pengawasan hutan tidak
hanya menjadi tugas pemerintah saja. Tetapi masyarakat juga harus ikut menjaga dan melestarikan.
Terjaganya ekosistem hutan akan memberikan banyak keuntungan bagi kita.

Anda mungkin juga menyukai