Anda di halaman 1dari 8

Pasapua Health Journal, 1(1), 27-34

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET


TERHADAP LAMA WAKTU MENAHAN RASA HAUS
PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI
RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON
Mohammad Fajar Sodik 1, Abdul Thalib2
1
Mahasiswa Prodi Keperawatan S1 STIKES Pasapua Ambon
2
Dosen Keperawatan S1 STIKES Pasapua Ambon

(email : imrohjar@gmail.com, abdulthalibhamzah@gmail.com)

ABSTRACT

Introduction: Patients with chronic kidney failure who are undergoing hemodialysis experience complaints of
thirst and dry mouth. Management of thirst that can be done in patients with chronic kidney failure include chewing
gum. The purpose of this study was to determine the effect of gum administration on the length of time holding
back the thirst of patients with chronic renal failure who underwent hemodialysis in the RSUD Dr. M. Haulussy
Ambon. Method: The research design used was quasi-experimental with a pre-test design and post-test design.
The research design used the test before and after treatment on the respondents. The population were all patients
with chronic renal failure who underwent hemodialysis at the RSUD Dr. M. Haulussy Ambon which amounted
to 42 with a total sampling technique. Results: 42 respondents, the length of time to hold thirst for respondents
without chewing gum during the pre-test with an average of 59.69 minutes and for the respondents by chewing
gum during the post-test test with an average of 105.17 minutes . From the results of data analysis with statistical
tests paired sample t-test obtained significant results with a p value of 0,000. Conclusion: That there is an effect
of giving chewing gum to the taste response must be patients with chronic

Key word : Chewing Gum, Hausing, Chronic Kidney Failure, Hemodialysis

PENDAHULUAN menyebabkan uremia retensi urea dan sampah


Ginjal merupakan salah satu organ nitrogen lain dalam darah 36.
perkemihan yang berfungsi sebagai pengaturan Pada klien gagal ginjal kronik, tindakan
konsentrasi elektrolit dan pH cairan ekstra untuk mempertahankan hidupnya salah satunya
seluler (CES) yang mengekresikan sampah dengan terapi hemodialisis dan taat terhadap
nitrogen serta produk sampingan metaboisme intervensi yang diberikan bagi penderita gagal
dalam bentuk urin42. ginjal12.
Sistem ekskresi yang terganggu Hemodialisis merupakan suatu proses
menyebabkan menumpuknya zat-zat toksik terapi engganti ginjal dengan menggunakan
dalam tubuh yang kemudian menyebabkan selaput membran semi permeabel yang berfungsi
sindrom uremi. Keadaan ini dapat menyebabkan seperti nefron sehingga dapat mengeluarkan
terganggunya sistem organ lain yaitu sistem produk sisa metabolisme dan mengkoreksi
kardiovaskuler, sistem neurologis, sistem gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
gastrointestinal, sistem respirasi, sistem pada pasien gagal ginjal16.
dermatologis,sistem hematologi, sistem Penyakit ginjal kronis menjadi masalah
endokrin dan lain-lain. Fungsi ginjal akan kesehatan masyarakat yang utama diseluruh
terganggu secara bermakna bila mengalami dunia. World Health Organization (WHO)
gagal ginjal kronik/terminal36. menyebutkan pertumbuhan jumlah penderita
Gagal ginjal kronik merupakan gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat
gangguan fungsi renal yang progresif dan 50% dari tahun sebelumnya. Di Amerika Serikat,
ireversibel dimana kemampuan tubuh kejadian dan prevalensi gagal ginjal meningkat
gagal untuk mempertahankan metabolisme 50% ditahun 2014. Data menunjukkan bahwa
dan keseimbangan cairan dan elektrolit, setiap tahun 200.000 orang Amerika menjalani
27
Pasapua Health Journal, 1(1), 27-34

hemodialisis karena gangguan ginjal kronis untuk merawat mulut kering dan mengurangi
artinya 1140 dalam satu juta orang Amerika rasa haus adalah mengunyah dengan baik
adalah pasien dialisis43. sehingga merangsang kelenjar saliva untuk
Pravalensi Penyakit ginjal kronik selama bekerja lebih baik, permen karet yang tidak
sepuluh tahun terakhir semakin meningkat. manis bisa merangsangkelenjar saliva 25.
Angka kejadian gagal ginjal di dunia secara
global lebih dari 500 juta orang dan yang harus BAHAN DAN METODE
menjalani hidup dengan bergantung pada cuci Penelitian ini merupakan penelitian quasi
darah (hemodialisis) 1,5 juta orang. Menurut eksperimental dengan desain penelitian pre test
Ismail, Hasanuddin & Bahar (2014) Jumlah design dan post test design. Dengan teknik
penderita gagal ginjal di Indonesia sekitar 150 sampling total sampling
ribu orang dan yang menjalani hemodialisis HASIL
10 ribu orang. Berdasarkan departemen Analisa Univariat
kesehatan maluku angka kejadian gagal ginjal 1. Gambaran Karakteristik Responden
di maluku pada tahun 2014 sebesar 308 (0,2%) Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang bahwa paling banyak responden berusia 51-
dilakukan pada tanggal 21 Mei 2018 di RSUD 60 tahun yaitu 19 responden (45,2%) dan
Dr. M. Haulusy Ambon di dapatkan pasien yang paling sedikit adalah berusia 30-40
gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis tahun dan 61-70 tahun yaitu masing-masing 5
sejumlah 170 jiwa. responden (11,9%). Responden dengan jenis
Pembatasan asupan cairan yang harus kelamin perempuan lebih banyak dengan
di jalani pasien gagal ginjal kronik dapat jumlah 22 responden (52%) dari responden
minimbulkan keluhan rasa haus dan mulut berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 20
kering. Untuk mengurangi haus pada pasien responden (47,6%). Responden paling banyak
yang menjalani hemodialisis tindakan yang bisa dengan pendidikan terakhir SMA berjumlah
di gunakan di antaranya dengan frozen grapes, 24 responden (57,1%), responden dengan
menyikat gigi, bilas mulut dengan obat kumur pendidikan terakhir S2 merupakan paling sedikit
dingin, mengunyang permen karet rendah gula, dengan jumlah 1 responden (2,4%).
dan menghisap es batu3. Responden dengan berat badan 51 kg-60
Beberapa penelitian terdahulu kg paling banyak dengan jumlah 18 responden
menjelaskan bahwa dengan mengunyah permen (42,9%) dan responden dengan berat badan
karet rendah gula, mengulum es batu, berkumur 81 kg-90 kg paling sedikit dengan jumlah 1
dengan air matang maka akan menurunkan rasa responden (2,4%). Responden dengan tinggi
harus pada pasien yang menjalani hemodialisa badan 150 cm-160 cm paling banyak dengan
namun menyungah permen karet masih lebih jumlah 28 responden (66,7%), sedangkan
efektif 3,39. responden dengan tinggi badan 171 cm-180
Keadaan mulut kering karena sekresi cm paling sedikit dengan jumlah 1 responden
saliva yang berkurang diperkirakan terjadi pada (2,4%).
17- 19% pasien hemodialisa. Salah satu cara

28
Pasapua Health Journal, 1(1), 27-34

2. Gambaran Karakteristik Responden 40 menit, 45 menit, 72 menit dengan frekuensi


Berdasarkan Waktu Pada Uji Pre-Test 1 responden (2,4%).
dan Post-Test Pada post-test, responden paling banyak
Berdasarkan tabel. 2. dapat disimpulkan dengan waktu menahan rasa haus saat menjalani
bahwa pada pre-test responden paling banyak hemodialisis 100 menit dan 115 menit dengan
dengan waktu menahan rasa haus saat menjalani frekuensi 8 responden (19,0%). Sedangkan
hemodialisis 50 menit dengan frekuensi 10 responden paling sedikit dengan waktu menahan
responden (23,8%). Sedangkan responden rasa haus saat menjalani hemodialisis 70 menit,
paling sedikit dengan waktu menahan rasa haus 105 menit, 112 menit, dan 125 menit dengan
saat menjalani hemodialisis 30 menit, 35 menit, frekuensi 1 responden (2,4%).

29
Pasapua Health Journal, 1(1), 27-34

Analisa Bivariat nilai IK 95% kita percya 95% bahwa jika


Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan pengukuran dilakukan pada populasi. Selisih
hasil penelitian dengan jumlah 42 responden rasa haus sebelum dan sesudah diberikan
dengan rata-rata waktu yang di dapat pada uji permen karet adalah – 48,35 sampai -42,60.
pre-test dengan tanpa pemberian permen karet Sedangkan didapatkan P value < 0,05 yaitu
yaitu 59,69 menit, sedangkan pada uji post-test 0,000 dan karena nilai itu nilai signifikan < 0,05
setelah mengunyah permen karet didapatkan sehingga Ho di tolak, dengan demikian dadpat
waktu rata-rata 105,176 menit. di katakan berdasarkan hipotesis alternativ (Ha)
Berdasarkan uji statistik dengan yang menyatakan ada pengaruh mengunyah
menggunakan uji paired sample t-test didapatkan permen karet terhadap lama waktu menahan
korelasi > 0,5 dengan nilai sempurna 1 yaitu rasa haus pada pasien gagal ginjal kronik yang
0,746 yang menyatakan bahwa korelasi sangat sedang menjalani hemodialisis di RSUD Dr. M.
kuat antara pre-test dan post-test. Didapatkan Haulussy Ambon.

30
Pasapua Health Journal, 1(1), 27-34

PEMBAHASAN Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang


A. Lama Waktu Menahan Rasa Haus Sebelum Sedang Menjalani Hemodialisis di Ruang
Pemberian Permen Karet (Pre-Test) Hemodialisa RSUD Dr. M. Haulussy
Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Ambon.
Sedang Menjalani Hemodialisis di Ruang Gambaran lama waktu menahan rasa haus
Hemodialisa RSUD Dr. M. Haulussy sesudah mengunyah permen karet pada pasien
Ambon. gagal ginjal kronik yang sedang menjalani
Gambaran lama waktu menahan rasa hemodialisis pada 42 responden mengalami
haus sebelum mengunyah permen karet perubahan waktu yang lebih lama dari sebelum
(pre-test) pada pasien gagal ginjal kronik mengunyah permen karet. Dilihat dari efektifitas
yang sedang menjalani hemodialisis pada 42 mengunyah permen karet pada saat awal di
responden didapatkan hasil pengukuran lama mulai pemasangan alat dializer dengan observasi
waktu menahan rasa haus pada masing-masing selama pasien manjalani hemodialisis pada
responden rata-rata 59,62 menit dengan waktu minggu kedua pada 42 responden yang sama
terlama yaitu 80 menit dan waktu terendah 30 dengan responden minggu ertama saat observasi
menit. Hal ini berarti hasil pengukuran rasa haus tanpa mengunyah permen karet didapatkan hasil
pada 42 responden dapat disimpulkan bahwa observasi dengan awal rata-rata waktu 59,62
responden tidak dapat lebih lama menahan menit menjadi 105,17 menit dengan waktu
rasa haus tanpa mengurangi minum atau intake terlama dari 80 menit menjadi 130 menit dan
cairan. Salah datu faktornya yaitu dasar penyakit waktu terendah dari 30 menit menjadi 70 menit.
yang di derita responden yaitu gagal ginjal Keadaan mulut kering karena sekresi
kronik. saliva yang berkurang diperkirakan terjadi pada
Pasien dengan gagal ginjal kronik 17- 19% pasien hemodialisa. Salah satu cara
meskipun dengan kondisi hipervolemia, sering untuk merawat mulut kering dan mengurangi
mengalami rasa haus yang berlebihan yang rasa haus adalah mengunyah dengan baik
merupakan salah satu stimulus timbulnya sensasi sehingga merangsang kelenjar saliva untuk
haus 19. Merespon rasa haus normalnya adalah bekerja lebih baik, permen karet yang tidak
dengan minum, tetapi pasien-pasien gagal manis bisa merangsang kelenjar saliva 25.
ginjal kronik tidak diijinkan untuk berespon Hal ini sejalan dengan penelitian yang di
dengan cara yang normal terhadap rasa haus lakukan dengan Veerna (2005) bahwa dengan
yang mereka rasakan. Rasa haus atau keinginan mengunyah permen karet adalah sebuah terapi
untuk minum disebabkan oleh berbagai faktor alternatif yang bisa digunakan untuk merangsang
diantaraya masukan sodium, kadar sodium yang kelenjar ludah pada pasien hemodialisis.
tinggi, penurunan kadar posatium, angiotensin Mengunyah permen karet dapat mengurangi
II, peningkatan urea plasma, urea plasma yang rasa haus sebesar 60% dibandingkan permberian
mengalami peningkatan, hipovolemia post terapi pengganti saliva 15%.
dialisis dan faktor psikologis 19. Beberapa penelitian mendapatkan,
Pada pasien gagal ginjal kronik yang mengunyah permen karet akan merangsang
sedang menjalani hemodialisis akan mengalami kelenjar ludah sehingga dapat mengurangi rasa
xerestomia. Keadaan xerostomia merupakan hal haus yang berlebihan sebagai pengganti minum.
yang umum terjadi pada pasien yang sedang Hal ini dapat di buktikan oleh Arvany, Amiyati
menjalani terapi hemodialisa karena gagal ginjal dan kusumo bahwa permen karet rendah gula
kronik. Keadaan mulut kering karena sekresi terbukti bisa meningkatkan jumlah sekresi
saliva yang berkurang diperkirakan terjadi pada saliva untuk mengurangi haus dan mulut kering
17-19% pasien hemodialisa 45. (xerostomia) dengan jumlah seksresi saliva rata
Pembatasan cairan sering kali sulit rata 2,7-2,8 mL permenit 3.
dilakukan oleh pasien, terutama jika mereka C. Pengaruh Pemberian Permen Karet Sebelum
mengkonsumsi obat-obatan yang membuat dan Sesudah Terhadap Lama Waktu
membran mukosa kering seperti diuretik. Karena Menahan Rasa Haus Pada Pasien Gagal
obat tersebut akan menyebabkan rasa haus yang Ginjal Kronik Yang Sedang Menjalani
berakibat adanya respon untuk minum 46 Hemodialisis di RSUD Dr. M. Haulussy
B. Lama Waktu Menahan Rasa Haus Sesudah Ambon.
Pemberian Permen Karet (Post-Test) Penyebab rasa haus adalah adanya
31
Pasapua Health Journal, 1(1), 27-34

gangguan pada kelenjar saliva yang dapat 2. Lama waktu menahan rasa haus pada
menyebabkan penurunan produksi saliva, pengujian kedua (post-test) responden
seperti radiasi pada daerah leher dan kepala, dengan mengunyah permen karet
penyakit lokal pada kelenjar saliva dan lain-lain didapatkan hasil rata-rata 105,17 menit.
(AI-Saif, 1991). 3. Ada pengaruh Pemberian permen karet
Saliva adalah suatu cairan mulut yang terhadap lama waktu menahan rasa haus
kompleks, tidak berwarna, yang disekresikan pada pasien gagal ginjal kronik yang sedang
dari kelenjar saliva mayor dan minor untuk menjalani hemodialisis (p value 0,000 < α
mempertahankan homeostasis dalam rongga 0,05).
mulut. Pada orang dewasa yang sehat,
diproduksi saliva lebih kurang 1,5 liter dalam SARAN
waktu 24 jam. Sekresi saliva dikendalikan oleh Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat
sistem persarafan, terutama sekali oleh reseptor diambil beberapa saran yang dapat peneliti
kolinergik. Rangsang utama untuk peningkatan sampaikan,diantaranya :
sekresi saliva adalah melalui rangsang mekanik 1. Bagi instansi kesehatan
47
. Diharapkan hasil penelitian ini dapat
Salah satu cara untuk merawat mulut dimasukkan dalam SOP(Standar Operasional
kering dan mengurangi rasa haus adalah Prosedur) di rumah sakit sebagai manajemen
mengunyah dengan baik sehingga merangsang rasa haus pasien gagal ginjal kronik yang
kelenjar saliva untuk bekerja lebih baik, permen menjalani hemodialisis di RSUD Dr. M.
karet yang tidak manis bisa merangsang kelenjar Haulussy Ambon.
saliva45. 2. Bagi perawat
Berdasarkan hasil uji statistik paired Penelitian ini dapat direkomendasikan
sampel t-test di peroleh nilai P=0,000 dimana pada pasien gagal ginjla kronik yang sedang
nilai tersebut lebih kecil dari nilai α=0,05 menjalani hemodialisis, perawat dapat memilih
sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh penggunaan Pemberian permen karet untuk
Pemberian permen karet yang signifikan memanajemen rasa haus agar diaplikasikan
terhadap lama waktu menahan rasa haus pada pada pasien gagal ginjal kronik yang sedang
pasien gagal gnjal kronik yang sedang menjalani menjalani hemodialisis.
hemodialisis. 3. Bagi peneliti selanjutnya
Hal ini sejalan dengan penelitian yang di Hasil penelitian ini dapat digunakan
lakukan dengan Veerna (2005) bahwa dengan sebagai dasar untuk melakukan penelitian
Pemberian permen karet adalah sebuah terapi berikutnya dengan menguji tingkat
alternatif yang bisa digunakan untuk merangsang keefektifannya berdasarkan faktor-faktor
kelenjar ludah pada pasien hemodialisis. eksternal seperti usia,berat badan,tinggi badan
Pemberian permen karet dapat mengurangi rasa dan pekerjaan yang dapat mempengaruhi tingkat
haus sebesar 60% dibandingkan permberian rasa haus pasien gagal ginjal kronik yang sedang
terapi pengganti saliva 15%. menjalani hemodialisis.
Keadaan mulut kering karena sekresi
saliva yang berkurang diperkirakan terjadi pada DAFTAR PUSTAKA
17- 19% pasien hemodialisa. Salah satu cara 1. Alam, S. & Hadibroto. 2007. Gagal ginjal. Pustaka
untuk merawat mulut kering dan mengurangi Utama Anggota IKAPI,2007.
rasa haus adalah mengunyah dengan baik 2. Ardiyanti, A., Armiyati, Y., & Arif, M. S. 2015.
Pengaruh kumur dengan obat kumur rasa mint
sehingga merangsang kelenjar saliva untuk terhadap rasa haus pada pasien penyakit ginjal kronik
bekerja lebih baik, permen karet yang tidak yang menjalani hemodialisis di SMC RS Telogorejo.
manis bisa merangsangkelenjar saliva 25. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK).
3. Arfany, N. W., Armiyati, Y., & Kusuma, M. A. B. 2014.
Efektivitas mengunyah permen karet rendah gula dan
KESIMPULAN mengulum es batu terhadap penurunan rasa haus pada
Simpulan penelitian ini adalah : pasien Penyakit Gagal Ginjal Kronis yang menjalani
1. Lama waktu menahan rasa haus pada hemodialisis di RSUD Tugurejo Semarang. Karya
pengujian pertama (pre-test) responden Ilmiah S1 Ilmu Keperawatan.
4. Baradero, M., Dayrit, M. W., & Siswadi, Y. 2009. Seri
tanpa pemberian permen karet didaptakan
asuhan keperawatan klien gangguan ginjal. Jakarta:
hasil rata-rata 59,69 menit.
32
Pasapua Health Journal, 1(1), 27-34

EGC. Permata Puri Media.


5. Brunner, L. & Suddarth, D. 2008. Nursing care of 24. Kowalak, J. P. 2011. Buku Aajar patofisiologi. Alih
productive system and breast diseases. Salemi 2008. Bahasa Andry Hartono. Jakarta: EGC.
6. Bruzda- Zwiech, A., Szczeparizka, J., & zwiech, R. 25. Lastriyanti 2016. Pengaruh aktivitas mengunyah
2014. Sodium gradient, xerestomia, thirst and inter- permen karet rendah gula terhadap rasa haus dan
dialytic excessive weight gain: a possible relationship implikasi selama interdialisis pada pasien yang
with hyposalivation in patients on maintenance menjalankan hemodialisis di RSPAD Gatot Soebroto
hemodalysis. International urology and nephirology, Jakarta. Jurnal Keperawatan Vol. 10.1.
46(7), 1411-1417. 26. Makrumah, N. 2017. Efektifitas mengulum es batu dan
7. Conchon, M. F., & Fonseca, L. F. 2014. Ice and water berkumur air matang terhadap lama waktu menahan
efficiency in the management of thirst in the immediate rasa haus pasien yang menjalani hemodialisis di
postorperative period: Randomized clinical trial. RS Roemani Muhammadiyah Semarang. Universitas
Journal of Nursing UFPE on line, 8(5), 1435-1440. Muhammadiyah Semarang,Semarang.
8. Dewi, S. P. 2015. Hubungan lamanya hemodialisis 27. Morton & Fontaine 2009. Critical care nursing: a
dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal di RS PKU holistic approach. International ed (9).
Muhammadiyah Yogyakarta (doctoral dissertion, 28. Muttaqin, A., & Sari, K. 2011. Asuhan keperawatan
STIKES’Aisyiyah Yogyakarta). gangguan sistem perkemihan. Jakarta: Salemba
9. Dudek, S. G. 2014. Nutrition essential for nursing Medika.
practice. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 29.Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan.
10. Fahmi, F. Y., & Hidayati, T. 2016. Gambaran self Edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
care status cairan pada pasien hemodialisa (literatur 30.Nursalam 2013. Metodologi penelitian ilmu
review). care, 4(2), 53-63. keperawatan: Pendekatan raktis edisi 3. Jakarta:
11. Guyton, A. C. 2012. Fisiologi manusia dan mekanisme Salemba Medika.
penyakit. Alih bahasa Petrus Andrianto. Jakarta: EGC. 31.Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
12. Hakiki, A. F., Ruhyana. 2015. Analisis faktor yang Indonesia 2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi
mempengaruhi kepatuhan asupan cairan dan nutrisi ke-4,Jakarta,2006.
pada klien hemodialisis DR. RS Pku Muhammadiyah 32.Pratama, Moh. A. B. P. 2014. Perbedaan sekresi saliva
Unit II Yogyakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan sebelum dan sesudah berkumur menggunakan baking
Aisyiyah Yogyakarta, Yogyakarta. soda pada penderita diabetes melitus.
13. Hidayat, K., 2009. Bhiochemical Characterization of 33.Riyanto, A. 2009. Pengolahan dan analisis data
a raw starch degrading amylase from the indonesian kesehatan, dilengkapi uji validitas dan reliabilitas
marine bacterium Bacillus sp. serta aplikasi program spss. Yogyakarta: Nuha Medika.
14. Hudak & Gallo 2010. Keperawatan kritis: Pendekatan 34. Said, H., & Mohammed, H. 2013. Effect of chewing
holistic. Jakarta: EGC. gum on xerestomia, thirst and interdialytic weight
15. Igbokwe, V. U., & Obika, L. 2008. Thirst perception and gain in patients on hemodialysis. Life Science Journal,
dryness of mouth in healthy young adults Nigerians. 2, 10.
African Journal of Biomedical Research,11(1). 35. Sepdianto, T. C., Suprajitno, & Usmiati, E. 2017.
16. Ignativicus, D.D., Workman, M.L. 2010. Medical Penambahan berat basan antara dua waktu
Surgical Nursing: Patient Centered Collaborative hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik yang
Care. Sixth Edition. USA: Elseiver. menjalani hemodialisa di RSD Mardi Waluyo Kota
17. Ismail, Hasanudin & Bahar 2014. Hubungan Blitar. Jurnal Ners dan Kebidanan, Vol. 4(1).
pendidikan, pengetahuan dan motivasi dengan 36. Smeltzer, A. W., Bare, B. G., Hinkle, J. L.& Cheever,
kepatuhan diet pada pasien GGK di RSUP dr. Wahidin K. H. 2010. Textbook of medical surgical nursing
Sudirohusodo Makassar. Jurnal ilmu kesehatan,1-8. brunner 7 suddarth, vol. 2. Jakarta: EGC
18. Isroin, L., Istanti, Y. P. & Soejono (2014). Manajemen 37. Sulistini, R, Sari, I. P., Hamid, N. A., & Palembang,
cairan pada pasien hemodialisis untuk meningkatkan J. K. P. K. 2015. Hubungan antara tekanan darah
kualitas hidup di RSUD Dr. Harjono Ponorogo. pre hemodialisis dan lama menjalani hemodialisis
Muhammadiyah journal of nursing. dengan penambahan berat badan interdialitik di ruang
19. Istanti, Y. P. 2013. Hubungan antara masukan cairan hemodialisis RS. Moh. Hoesin Palembang. Poltekes
engan interdialytic weight gains (IDWG) pada pasien kemenkes Palembang, Palembang.
Chronic kidney diseases di unit hemodialisis RS PKU 38. Sulistini, R., Yetti, K., & Hariyati, R. T. S. 2012.
Muhammadiyah Yogyakarta. Profesi, 10(01). Faktor-faktor yang mempengaruhi fatigue pada pasien
20. Kamaludin, R. & Rahayu, E. 2009. Analisis faktor- yang menjalani hemodialisis. Jurnal Keperawatan
faktor yang mempengaruhi kepatuhan asupan cairan Indonesia, 15(2), 75-82.
pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisis 39. Suryono, A., Armiyati, Y., & Mustofa, A. 2016.
di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. The Efektifitas mengulum es batu dan berkumur air
soedirman journal nurshing, Vol. 4(1). matang terhadap penurunan rasa haus pasien penyakit
21. Kara, B. 2013. Validity and reliability of the turkish ginjal kronik (PGK) di RSUP. Dr. Kariadi Semarang.
verison of the thirst distress scale in patient on Keperawatan, 1(1).
hemodialysis. Asian Nursing Research 7 (2013): 212- 40. Susilo, W. H. & Limakrisna, N. 2012. Biostatistika
218. lanjut. Jakarta: Trans info media.
22. Kemenkes RI. 2014. Profil kesehatan indonesia tahun 41. Syaiful, H. Q., Oenzil, F., & Afriant, R. 2014.
2013. Jakarta: Kemenkes RI. Hubungan umur dan lainnya hemodialisis dengan
23. Kluwer, W. 2013. Nursing: Memahami berbagai status gizi pada penderita Penyakit Ginjal Kronik
macam penyakit. Alih bahasa Paramita. Jakarta: Indeks yang hemodialisis di RS. Dr. M. Djamil Pasang. Jurnal
33
Pasapua Health Journal, 1(1), 27-34

Kesehatan Andalas, 3(3). FK Vol. 1 No.2.


42. Widiyanto, P., Hadi, H., & Wibowo, T. 2013. Korelasi 44. Winatha, I. M. B. A. 2014. Pengguna sikat gigi khusus
positif perubahan berat badan interdialisis dengan ortodentik lebih menurunkan akumulasi plak gigi
perubahan tekanan darah pasien post hemodialisa. dai pada sikat gigi konvensional pada pengguna alat
Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia, 2(1), 1-8. ortodentik cekat. www.unmas-library.ac.id. Diakses
43.Widyastuti, R. 2014. Korelasi lama menjalani pada tanggal 16 November.
hemodialisis dengan indeks massa tubuh pasien gagal
ginjal kronik di RSUD Arifin Achamad Riau. Jurnal

34

Anda mungkin juga menyukai