Final 14-19 Galaresa
Final 14-19 Galaresa
ABSTRACT
Hemodialysis can extend life without a clear limit, this action will not change the natural course of
kidney disease and also will not restore all kidney function. This study aims to determine the factors
that influence the quality of life of patients with chronic renal failure who get hemodialysis at
Pekanbaru Medical Center Hospital. The design of this study was cross-sectional design. This study
was conducted in a hemodialysis room with 30 respondents. The sampling method used was purposive
sampling. The measuring instrument used is a questionnaire that has been tested for validity. The
analysis used is the Chi-square test. The results showed that the underlying disease factors affected
the quality of life of patients receiving hemodialysis (p-value = 0,003), comorbid conditions (p-value
= 0,002), medical management factors (p-value = 0,014), and distance to health facilities (p-value =
0,003). The results of this study are expected to be used as input for the hospital to pay more attention
to patients' quality of life with chronic renal failure which can improve the quality of service that is
caring and facilitate patient comfort in therapy.
Keywords: Chronic Kidney Failure, Factors Affected The Quality Of Life, Quality Of Life,
pada umumnya dan mengalami gangguan atau skor umur, pendidikan, pekerjaan. Variabel dependen
yang lebih rendah disebagian besar domain kualitas pada penelitian ini yaitu kualitas hidup pasien
hidup. hemodialisis.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Pengambilan data menggunakan kuesioner
pasien yang menjalani hemodialysis memiliki identitas responden (jenis kelamin, umur,
kualitas hidup yang buruk dan cenderung pendidikan, dan pekerjaan) dan instrument kualitas
mengalami komplikasi seperti depresi, kekurangan hidup modifikasi dari World Health Organization
gizi, dan peradangan. Banyak dari mereka Quality of Life (WHOQOL-BREF). Analisis
menderita gangguan kognitif, seperti kehilangan bivariat menggunakan uji statistik Chi-square.
memori, konsentrasi rendah, gangguan fisik,
mental, dan sosial yang nantinya mengganggu 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
aktifitas sehari -hari. Banyak peneliti menekankan Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin, Usia,
bahwa peningkatan kualitas hidup akan Pendidikan dan Pekerjaan yang menjalani
mengurangi komplikasi yang terkait dengan hemodialisis di Rumah Sakit Pekanbaru Medical
penyakit ini. Kualitas hidup diukur berdasarkan Center.
rasa subjektif dari kesejahteraan umum yang
No Karakteristik f Presentasi (%)
dirasakan oleh pasien yang juga akan digunakan Responden
sebagai ukuran klinis dalam hal perawatan medis 1 Jenis Kelamin
pasien yang menjalani hemodialysis (Ghiasi et al., Laki-Laki 17 56
2018) Perempuan 13 44
Berbagai penelitian terkait faktor-faktor 2 Usia
yang mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal 40-50 tahun 7 23
ginjal kronis yang menjalani hemodialisis telah 51-60 tahun 16 54
banyak dilakukan, hal ini sebagai upaya untuk 61-70 tahun 7 23
melihat faktor apa saja yang dapat mempengaruhi 3 Pendidikan
kualitas hidup pasien. Penelitian pada faktor-faktor SD 0 0
SMP 4 14
yang mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal
SMA 15 50
ginjal kronis yang menjalani hemodialisis penting S1 11 36
untuk dilakukan karena faktor-faktor tersebut 4 Pekerjaan
mempengaruhi penilaian awal suatu keberhasilan Wiraswasta 21 70
suatu terapi yang diberikan. PNS 9 30
Tabel 2. Pengaruh penyakit yang mendasari Tabel 5. Pengaruh jarak dengan faskes terhadap
terhadap kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang
yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Pekanbaru
Pekanbaru Medical Center. Medical Center.
Penyakit Kualitas Hidup Jarak KUALITAS HIDUP
Yang Kualitas Kualitas Total Dengan Kualitas Kualitas Total
Mendasari p- Faskes Kurang Baik p-
Kurang Baik
value f % f % f % value
f % f % f % Jauh 15 50,0% 5 16,7% 20 66,7%
Ada 17 56,7% 7 23,3% 24 80,0% Dekat 7 23,3% 3 10,0% 10 23,3% 0,001
Tidak Ada 5 16,7% 1 3,3% 6 20,0% 0,003 Total 22 73,3% 8 26,7% 30 100%
Total 22 73,3% 8 26,7% 30 100%
Hasil analisa pada tabel 5 di atas,
Hasil analisa pada tabel 2 di atas, menunjukkan bahwa di antara 30 pasien gagal
menunjukkan bahwa di antara 30 pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis terdapat
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis terdapat
15 responden (50,0%) dengan kualitas hidup
17 responden (56,7%) dengan kualitas hidup kurang dengan jarak faskes jauh.
kurang dengan ada penyakit yang mendasari.
PEMBAHASAN
Tabel 3. Pengaruh kondisi komorbid terhadap
Berdasarkan tabel 1 pasien yang menjalani
kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang hemodialisis mayoritas berjenis kelamin laki-laki.
menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Pekanbaru Hal ini sejalan dengan penelitian (Ipo et al., 2016)
Medical Center. jenis kelamin laki-laki yang lebih banyak dari
Kondisi Kualitas Hidup
Komorbid Kualitas Kualitas Total wanita dapat disebabkan oleh beberapa hal,
Kurang Baik p- dikarenakan laki-laki memiliki gaya hidup dan
f % f % f % value kualitas hidup yang kurang baik yang dapat
Ada 16 53,3% 6 20,0% 22 73,3% mempengaruhi kesehatan seperti merokok, minum
Tidak 6 20,0% 2 6,7% 8 26,7% 0,002 kopi, alkohol, dan minuman suplemen yang dapat
Ada memicu terjadi penyakit sistemik yang dapat
Total 22 73,3% 8 26,7% 30 100%
menyebabkan penurunan fungsi ginjal dan
Hasil analisa pada tabel 3 di atas, berdampak terhadap kualitas hidupnya.
menunjukkan bahwa di antara 30 pasien gagal Usia terbanyak pada tabel 1 pada rentang
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis terdapat 51-60 tahun. Menurut (Rohimah, 2020) usia tidak
16 responden (53,3%) dengan kualitas hidup mempengaruhi seseorang terkena penyakit CKD
kurang dengan ada kondisi komorbid. dan harus menjalani hemodialisis. Usia hanya
mempengaruhi rentang kecemasan bukan penyakit
Tabel 4. Pengaruh penatalaksanaan medis yang diderita seseorang tersebut.
terhadap kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik Pendidikan terbanyak pada tabel 1 terdapat
yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit pada jenjang pendidikan SMA. (Fadlilah, 2019)
Pekanbaru Medical Center. mengatakan ada hubungan tingkat pendidikan
Penatalaksanaan KUALITAS HIDUP
medis kualitas kualitas Total dengan penyakit yang diderita seseorang, semakin
kurang baik p-tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin
f % f % f % tinggi pula seseorang tersebut mengetahui tentang
value
Ada 16 53,3% 3 10,0% 19 63,3% kualitas hidup baik yang bisa diterapkan untuk
Tidak Ada 6 20,0% 5 16,7% 11 36,7% 0,014
menjaga kesehatan. Mulai dari perilaku kesehatan
Total 22 73,3% 8 26,7% 30 100%
yang bisa diterapkan sehari-hari, pola diet,
Hasil analisa pada tabel 4 di atas, olahraga dan kemampuan seseorang untuk mencari
menunjukkan bahwa di antara 30 pasien gagal dan mendapatkan informasi kesehatan.
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis terdapat Pekerjaan tertinggi pada tabel 1 adalah
16 responden (53,3%) dengan kualitas hidup wiraswasta. Hal ini dalam penelitian (Daryaswanti
kurang dengan ada penatalaksanaan medis. et al., 2021) mengatakan bahwa jenis pekerjaan
seseorang tidak mempengaruhi seseorang untuk
terkena penyakit CKD dan menjalani hemodialisis.
Pekerjaan jenis apapun memiliki resiko dan
16
*Korespondensi Author : Achmad Vindo Galaresa, STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, Indonesia
Email: a.vindo92@gmail.com , 085232480899
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
Vol. 5, No. 1, Bulan Juni, Hlm 14-19 e- ISSN 2686-4959
p- ISSN 2338-5898
kesempatan yang sama untuk terkena penyakit mental. Menurut asumsi peneliti, faktor
CKD. komorbid berpengaruh terhadap kualitas hidup
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan pasien hemodialisis yang terlebih memiliki
mayoritas responden memiliki kualitas hidup penyakit penyerta seperti hipertensi.
kurang dengan penyakit yang mendasarinya. Patofisiologi terjadinya hipertensi pada CKD
Menurut Anasulfalah (2022) dalam menilai sangat kompleks, beberapa mekanisme muncul
kualitas hidup pasien CKD (chronic kidney pada disregulasi tekanan darah pasien
disease) yang menjalani hemodialisis banyak hemodialisis.
penyakit yang ikut mendasari seperti anemia dan Tabel 4 menunjukkan mayoritas kualitas
hipertensi. Anemia terjadi pada 80-90% pasien hidup kurang dengan adanya penatalaksanaan
CKD. Anemia pada CKD disebabkan oleh medis. Pada pasien penyakit ginjal kronik yang
defisiensi eritropoetin, defisiensi besi, kehilangan menjalani hemodialisis mengalami banyak
darah (perdarahan saluran cerna, hematuri), masa perubahan fisik, psiologis, dan sosial yang
hidup eritrosit yang pendek akibat hemolisis, dikaitkan dengan proses penyakit dan kemampuan
defisiensi asam folat, penekanan sumsum tulang pasien untuk beradaptasi dengan perubahan.
oleh substansi uremik, proses inflamasi akut Penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis
maupun kronik. Hasil penelitian (Rosdewi et al., berhubungan dengan gejala fisik dan komplikasi.
2023) Hemodialisis ikut berperan menyebabkan Penelitian pada tahun 2014 di semarang
anemia karena sebagian sel darah merah rusak menyatakan bahwa terdapat hubungan antara lama
dalam proses hemodialisis. menjalani hemodialisis dengan kualitas hidup
(Wijayanti, 2021) menyatakan terdapat pasien, dengan p value < alpha (0,024 < 0,05)
hubungan bermakna antara tekanan darah dengan (Mayuda et al., 2017)
kualitas hidup. Penderita hipertensi memiliki Salah satu penatalaksanaan medis pasien
resiko hidupnya kurang berkualitas dibandingkan hemodialisis yang dilakukan untuk kualitas hidup
dengan yang tidak mengalami hipertensi. Menurut pasien adalah dengan hemodialisa menggunakan
asumsi peneliti, anemia dapat terjadi pada hampir akses vaskuler. Berdasarkan akses vaskulernya,
semua pasien CKD, menyebabkan kematian dini sebagian besar responden telah menggunakan
serta mengurangi kualitas hidup karena AVF. Menurut perawat di unit hemodialisis Rumah
menyebabkan kelelahan, penurunan kemampuan Sakit Mitra Husada Makassar, rata-rata pasien
kapasitas latihan, penurunan kemampuan kognitif yang telah menjalani hemodialisis lebih dari 3
serta gangguan imunitas. CKD dapat menyebabkan bulan telah menggunakan AVF (brescia cimino).
hipertensi ataupun diakibatkan oleh hipertensi. Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa tidak
Tabel 3 menunjukkan sebagian besar ada hubungan antara akses vaskular yang
kualitas hidup urang dengan adanya kondisi digunakan pasien CKD untuk hemodialisis dengan
komorbid. Komorbiditas didefenisikan sebagai kualitas hidupnya ( (Primastuti, 2017)
terjadinya kondisi (penyakit) lain selain CKD yang Berbeda dengan hasil yang ditemukan oleh
mempengaruhi organ lain, tetapi juga dapat Wasse et al dalam Nurcahyati (2010) didapatkan
menyebabkan gagal ginjal seperti hipertensi dan adanya hubungan antara akses vaskuler (pada
diabetes. Luh Gde Sri Adnyani Suari (2021) ) pasien yang menggunakan AVF) dengan kualitas
dalam penelitiannya mengemukakan bahwa hidup pada pasien yang menjalani hemodialisis.
terdapat hubungan antara hipertensi dengan Meskipun sebagian besar pasien telah
kualitas hidup yang rendah, sebagian besar menggunakan AVF, namun presentase kualitas
pada domain fungsi kesehatan fisik. hidupnya hampir sama.
Mekanisme ini tidak diketahui secara pasti, Menurut asumsi peneliti, pasien CKD yang
diperkirakan akibat dari pengaruh komplikasi menjalani hemodialisis lebih dari 3 bulan
hipertensi. menggunakan AVF untuk mempermudah proses
Hal sama juga dikemukakan oleh hemodialisis dan tidak memengaruhi persepsi
pasien mengenai kualitas hidupnya.
(Indriyati & Golang, n.d.) Didapatkan hasil
Penatalaksanaan medis yang tepat dengan patient
penelitian adalah terdapat hubungan antara center care perlu menjadi pertimbangan utama
tekanan darah dan kualitas hidup pasien, oleh tim medis dalam menentukan tindakan yang
terutama pada aspek kesehatan fisik dan tepat.
17
*Korespondensi Author : Achmad Vindo Galaresa, STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, Indonesia
Email: a.vindo92@gmail.com , 085232480899
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
Vol. 5, No. 1, Bulan Juni, Hlm 14-19 e- ISSN 2686-4959
p- ISSN 2338-5898
19
*Korespondensi Author : Achmad Vindo Galaresa, STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, Indonesia
Email: a.vindo92@gmail.com , 085232480899