PENDAHULUAN
Menjenguk orang sakit merupakan tumpuan pendukung kita untuk hidup sosial. Selain itu
limpahan rahmat Allah Swt., yang sangat luas untuk kita. Namun sayangnya banyak sekali orang yang
tidak menghiraukan hal ini. Bahkan mereka mau menjenguk jika yang sakit tersebut mengetahui
kedatangannya.
Sebagain besar orang sudah mengetahui begitu utamanya menjenguk orang sakit namun
mereka tidak paham dengan adab-adab menjenguk orang sakit sehingganya banyak orang sakit saat
dijenguk merasa kurang nyaman dengan kedatangannya.
Untuk itu penulis membuat makalah ini selain memenuhi tugas dan nilai matakuliah juga
berharap agar dapat dimengerti oleh pembaca dan audiens saat makalah ini kami persentasikan.
‘Abdulllah bin Umar r.a meriwayatkan, ia berkata,”Sa’ad bin ‘Ubadah menderita suatu
penyakit, kemudian Nabi Saw menjenguknya bersama bersama ‘Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’ad bin
‘Ubadah beliau mendapatinya sedang dikerumuni keluarganya. Beliau bertanya, ‘Apakah ia telah
wafat?’ Merekapun menjawab,”Tidak wahai Rasulullah.’ Maka Nabi saw., pun menangis, merekapun
ikut menangis. Nabi saw., ‘Tidakkah kalian mendengar bahwa Allah tidak akan mengazab karena
tetesan air mata dan tidak pula dengan kesedihan hati, akan tetapi Allah akan mengazab karena ini,
beliau mengisyaratkan kepada lisannya atau Allah akan merahmati. Dan sesungguhnya mayyit akan
diazab karena tangisan (ratapan) keluarganya atas kematiannya. (HR. AL-Bukhari(no. 5667)
Muslim (no. 2571))
Hadit ini menunjukkan bolehnya menangis disisi orang sakit, terlebih lagi disisi mayit, akan
tetapi tangisan itu tidak disertai jeritan histeris, karena Nabi Saw.,telah melarang ratapan.
f) Meletakkan Tangan diatas Tubuh Orang yang Sakit
Orang yang menjenguk disunnahkannya diatas jasad orang yang sakit dan mendoakannya
sebagai bentuk meneladani Nabi kita. Terkadang meletakkan tangan ini memiliki pengaruh dalam
meringankan rasa sakit atau (bahkan) menghilangkannya secara keseluruhan, akan tetapi hal tersebut
tidak diharuskan karena tidak ada nash-nash khusus dalam masalah ini.
Ibnu Baththal berkata,”Meletakkan tangan diatas tubuh orang yang sakit merupakan hiburan
baginya dan cara untuk mengetahui seberapa parah penyakit yang dideritanya agar seseorang
mendo’akan kesembuhan untuknya sesuai dengan sakitnya yang terlihat. Mungkin saja seseorang
meruqyahnya dengan tanagannya dan mengusapkannya ditempat yang sakit dengan ruqyah yang
memberi manfaat kepada orang yang sakit, jika yang menjenguknya adalah orang shalih.
Saya (Ibnu Hajar) katakan,”Terkadang orang yang menjenguk mengetahui cara pengobatan
dan penyakit sehingga ia bisa menerangkan pengobatan yang sesuai untuk orang yang sakit sesuai
dengan penyakitnya itu.”[16]
Dan beberapa hadits menyebutkan bahwa Nabi Saw., yang mulia meletakkan tangan beliau
ditubuh orang yang sakit. Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqqash
yang telah dikemukakan sebelumnya,” kemudian Nabi Saw., meletakkan tangannya diatas keningnya,
kemudian mengusapkan tangannya diatas wajah dan perutku kemudian mengucapkan “Allahumma
isyfi Sa’dan (Ya Allah, Sembuhkanlah Sa’Ad...)”
Dan diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a, ia berkata,”Apabila Rasulullah Saw., menjenguk orang
sakit, beliau meletakkan tangannya ditempat yang terasa sakit, kemudian
mengucapkan“Bismillah”[17]
BAB II
KESIMPULAN
Menjenguk orang yang sakit adalah hal yang sangat urgen dalam kehidupan sosial dimana
sudah diterangkan Rasululullah dalam sabdanya bahwa selain hidup sosial juga memiliki beberapa
keutamaan yaitu rahmat akan meliputinya, bahkan digambarkan seperti ada pada taman kurma surga.
Dan apabila ia menjenguk di waktu pagi niscaya tujuh puluh malaikat akan mendoakannya hingga
sore. Dan apabila ia menjenguk diwaktu sore maka tujuh puluh malaikat akan mendoakannya hingga
pagi.
Adapun beberapa adab menjenguk orang sakit diantaranya saat menjenguk orang sakit bukan
hanya terhadap orang dewasa saja bahkan perlakukan seperti menjenguk orang dewasa. Menjenguk
orang sakit bukan hanya kepada orang yang sadar saja sehingga dapat menyaksikan kehadiran
kita, namun jenguklah pula orang yang pingsan. Adapun menjenguk orang musyrik diperbolehkan
bahkan Rasul melakukannya hingga orang tersebut masuk Islam. Ringankan beban orang yang sakit
saat kita berkunjung maka hadirlah diwaktu yang tepat dan jangan duduk berlama-lama karena akan
mengganggu waktu istirahatnya kecuali jika kita diminta orang yang sakit untuk berlama-lama
disisinya. Duduklah disamping kepala orang yang sakit karena akan mengandung beberapa faidah
yaitu menunjukkan sikap ramah terhadap orang yang sakit, dan dengan kemungkinan orang yang
menjenguk akan meletakkan tangannya ke tubuh orang yang sakit dan mendoakannya. Bertanyalah
tentang keadaannya dan berkata-katalah yang baik dan beri semangat padanya sehingga akan
memotivasi orang yang sakit tersebut untuk sembuh.
Hukum menjenguk orang yang sakit yaitu : Imam Ath Thabari menekankan bahwa
menjenguk orang sakit merupakan kewajiban bagi orang yang diharapkan berkah (dari Allah datang
lewat diri) nya, disunnahkan bagi orang yang memelihara kondisinya, dan mubah bagi mereka.
Manfaat menjenguk orang sakit diantaranya yaitu dapat menumbuhkan semangat, motivasi,
dan sugesti dari pasien; hal ini dapat menjadi kekuatan khusus dari dalam jiwanya untuk melawan
sakit yang dialaminya. Dalam dirinya ada energi hebat untuk sembuh, mencari tahu apa yang
diperlukan si sakit, mengambil pelajaran dari penderitaan yang dialami si sakit., mendoakan,
melakukan ruqyah (membaca ayat-ayat tertentu dari Al Quran) yang syar’i., Menjenguk tanpa
Mempertimbangkan Penyakit dan Usianya.
Adapun Hikmah menjenguk orang sakit diantaranya yaitu :
1. Di doakan oleh para Malaikat
2. Memberi pelajaran bagi kita bahwasanya begitu mahalnya sehat sehingganya kita selalu menjaga
kesehatan
3. Mengajari kita untuk ikhlas dan sabar
4. Tergolong langkah terbaik dan perbuatan baik