Paper Konseervasi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

PAPER KONSERVASI GIGI

MENENTUKAN DIAGNOSA

DISUSUN OLEH :

Abuzar : 2008.07.0.0062

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2013
Nama :

 Untuk mengenal pasien


 Untuk lebih akrab dengan pasien
 Agar kartu status tidak mudah tertukar

Alamat :

 Untuk mengetahui kondisi status sosial pasien

Telefon :

 Untuk memudahkan dalam menghubungi dan komunikasi dengan


pasien

Jenis kelamin :

 Untuk menetukan jenis perawatan

Umur :

 Untuk menentukan rencana perawatan

Pekerjaan :

 Untuk mengetahui kondisi status sosial pasien

Riwayat alergi obat-obatan :

 Untuk mengetahui adanya alergi obat – obatan antibiotik


 Untuk mengetahui adanya alergi anestesi
 Alergi terhadap amalgam

Riwayat penyakit menular :

 Untuk lebih hati-hati dalam perawatan agar tidak tertulari dari


pasien ke dokter atau sebaliknya (universal precaution)

Riwayat penyakit yang diidap penderita :

 Penyakit sistemik hipertensi


 Mental Retardasi
Keluhan utama :

 Adalah symptom subjektif atau masalah yang diutarakan pasien


dengan kata diutarakan pasien dengan kata –– katanya sendiri
katanya sendiri yang berhubungan dengan kondisi yg membuat
pasien pergi ke dokter

Riwayat geligi terlibat :

 Data yg diperlukan adalah : lokasi, kapan, karakter, keparahan,


spontanitas, durasi, stimulus, obat yg sudah dipakai dan pengaruh
obat tersebut terhadap rasa sakit pasien
 Pasien tanpa keluhan subjektif lanjutkan ke pemeriksaan objektif
bila dokter gigi memperkirakan adanya kelainan pulpa / periapikal

Gejala subyektif :

 Sangat sakit : biasanya belum lama dan membuat pasien cepat ke


dokter. Dapat disebabkan pulpitis irreversibel, periodontitis apikal
akut atau abses.
 Rasa sakit ringan Rasa sakit ringan –– sedang atau sudah lama :
biasanya sedang atau sudah lama : biasanya sudah lama diderita
pasien dan tidak dapat dipakai sebagai satu satunya tanda adanya
penyakit pulpa.
 Spontanitas rasa sakit: Tanpa stimulus disebut spontan, bila
disertai sangat sakit, biasanya menunjukkan patosis pulpa /
periapikal
 Kontinuitas rasa sakit: Rasa sakit tetap ada (kontinu) walaupun
penyebabnya sudah tidak ada. Pulpa vital, sakit yang kontinu
akibat reaksi thermal yaitu, irreversibel pulpitis. Pulpa nekrotik,
sakit yg kontinu akibat tekanan atau pemakaian gigi tersebut yaitu,
patosis periapikal.

Pemeriksaan obyektif :

 Pemeriksaan ekstra oral : Indikator keadaan menyeluruh pasien,


ada tidaknya demam, asimetri wajah, pembengkakan,
diskolorisasi, warna kemerahan, bekas luka ekstra oral atau sinus
tract, pembengkakkan lymph nodes fasial atau servikal.
 Pemeriksaan intra oral : Pemeriksaan intra oral Jaringan lunak
Melakukan pemeriksaan visual dan digital pada rongga mulut
Pemeriksaan umum terhadap bibir, mukosa oral, pipi, lidah,
palatum, dan otot lidah, dan otot-otot.
 Pemeriksaan perubahan warna, inflamasi, ulserasi, dan
pembentukan sinus tract pada mukosa alveolar dan attached
gingiva. Adanya sinus tract biasanya menunjukkan adanya pulpa
nekrotik / abses periodontal. Cara mengetahui asal lesi :
meletakkan gutta percha ke sinus tract.
 Pemeriksaan visual: Alat kaca mulut dan eksplorer Guna :
memeriksa karies, karies rekuren, keterlibatan pulpa, fraktur
mahkota dan kerusakan restorasi
 Test Perkusi :
 Guna : menentukan adanya patosis pulpa dan jar. Periapikal
 Cara : mengetuk permukaan insisal atau oklusal dengan
ujung pegangan kaca mulut yg diletakkan paralel dengan
aksis gigi.
 Hasil (+) tajam = inflamasi periapikal
 Hasil (+) ringan –– sedang = inflamasi sedang = inflamasi
periodontal ligamen.
 Test Palpasi :
 Guna : menentukan adanya proses inflamasi yg sudah
sampai ke periapikal.
 Interpretasi : (+) = inflamasi sudah mencapai tulang dan
mukosa regio apikal gigi.
 Teknik : melakukan tekanan ringan pada mukosa sejajar
dengan apeks gigi.

 Tes vitalitas

Test vitalitas gigi hanya dapat memberikan informasi bahwa masih


ada jaringan syaraf yg mengantar impuls sensori, bukan
menunjukkan bahwa pulpa masih normal. Respon terhadap test ini
sangat bervariasi dan harus diinterpretasi dengan hati –– hati
pemeriksaan pada gigi kontrol (gigi berjenis sama kontralateral
atau antagonis). Apabila pasien mengeluh adanya rasa sakit
sewaktu minum dingin maka test dingin adalah yg terbaik
dilakukan, bila sakit sewaktu minum panas, maka test panas yg
dilakukan. Jelaskan kepada pasien prosedur yg akan dilakukan,
dan apa maksud sensasi yg diharapkan dari test tersebut.

 Tes EPT
Mengetes pulpa dengan listrik lebih cermat daripada beberapa tes
yang digunakan untuk menentukan vitalitas pulpa. Meskipun
vitalitas pulpa. Meskipun vitalitas pulpa tergantung pada sirkulasi
darah intrapulpa, tidak pernah ditemukan tes klinis yang praktis
untuk menguji sirkulasi. Tester listrik bila digunakan untuk menguji
vitalitas pulpa, malahan menggunakan stimulasi saraf. Tujuannya
adalah untuk merangsang respon pulpa dengan menggunakan
yang makin meningkat pada gigi

 Tes termal
Tes ini meliputi aplikasi dingin dengan panas pada gigi, untuk
menetukan sensitivitas terhadap perubahan termal. Meskipun
keduanya merupakan tes sensitivitas, tetapi tidak sama dan
digunakan untuk alasan diagnostik yang berbeda. Suatu respon
terhadap dingin menunjukkan pulpa vital, tanpa memperhatikan
apakah pulpa itu normal atau abnormal. Suatu respon abnormal
terhadap panas biasanya menunjukkan adanya gangguan pulpa
atau periapikal yang memerlukan perawatan endodontik.
 Metode yg digunakan :
 Es
 CO2 (es kering) : paling efektif tetapi memerlukan
armamentarium khusus
 Bahan pembeku (ethyl chloride) Cara : gigi diisolasi dengan
cotton roll, permukaan gigi dikeringkan, letakkan batang es
atau cotton pellet yg telah diberi ethyl chloride pada
permukaan gigi.
 Sensasi tajam yg hilang bila rangsang dihentikan = gigi vital.
 Sensasi tajam yg tidak hilang atau semakin sakit =
irreversibel pulpitis
 Tidak ada sensasi = nekrotik pulpa
 Tes kavitas
Pada gigi nekrosis, bila test lainnya juga tidak memberikan respon
maka lakukan test kavitas (preparasi pada dentin) tanpa anastesi
dan gunakan bur yg tajam. Pada gigi vital, test kavitas pada
permukaan email atau restorasi akan menyebabkan sensasi rasa
sakit yg tajam. Bila gigi tidak juga sakit, maka prosedur
pembukaan atap pulpa sudah dimulai dengan dilakukan test ini.

 Pemeriksaan penunjang :
Radiografi : Pemeriksaan radiograf berguna dalam menentukan
perawatan darurat yang tepat, memberikan banyak informasi
mengenai ukuran, bentuk dan konfigurasi sistem saluran akar.
Pemeriksaan radiograf mempunyai keterbatasan, penting
diperhatikan bahwa lesi periradikuler mungkin ada, tetapi tidak
terlihat pada gambar radiografi karena kepadatan tulang kortikal,
struktur jaringan sekitarnya atau angulasi film. Demikian pula,
lesi yang terlihat pada film, ukuran radiolusensinya hanya
sebagian dari ukuran kerusakan tulang sebenarnya.
Daftar pustaka

Grossman, L.I., Oliet, S. & Del Rio, C.E. 1988. Endodontic


Practice. 11 th ed. Philadelphia : Lea & Febiger.

Abidin T, 2008. Diagnosa Dalam Perawatan Diagnosa Dalam Perawatan


Endodonti. Departemen Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara.

Bence, R. 1990. Buku Pedoman Endodontik Klinik, terjemahan Sundoro.


Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai