Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

Teknologi injeksi gas lift telah cukup lama digunakan dalam industri perminyakan
sebagai salah satu metode pengangkatan buatan. Di lapangan Lake Maraicabo
di Venezuela (Gambar 1), gas lift dipakai sebagai suatu metoda pengangkatan
buatan sejak awal tahun 1960-an. Sebagai akibat dari penurunan produksi
dari reservoir-reservoirnya dan bertambahnya wilayah produksi baru, sejumlah
sumur yang ditetapkan dengan metoda pengangkatan buatan bertambah banyak.
Dikarenakan banyaknya sumur dan pengembangan geografisnya termasuk
dalam sistem produksi, lapangan Lake Maraicabo dapat dianggap sebagai
suatu lapangan minyak lepas pantai dengan metoda gas lift yang terbesar
di dunia. Pada suatu sistem produksi sebesar itu, deteksi awal dari suatu
kesalahan fungsi gas lift sangat diperlukan untuk mendapatkan laju produksi
yang diinginkan. Troubleshooting juga dilakukan untuk memperbaiki teknik-
teknik perancangan dengan melakukan analisa respon dari sumur-sumur gas lift.
Pada makalah ini, teknik perancangan gas lift kontinyu, terputus-putus, dan
kolom (slug) telah dikembangkan. Alasan-alasan yang dikemukakan di atas telah
banyak sekali didapatkan pada pekerjaan operasional dan keteknikan untuk
mengembangkan dan memperbaiki teknik-teknik untuk troubleshooting
peralatan gas lift dibawah kondisi operasi produksi tertentu di lapangan Lake
Maraicabo. Teknik-teknik ini telah berhasil diaplikasikan pada lebih dari 6000
sumur dalam satu perioda 10 tahun. Untuk men”troubleshooting” sumur-sumur
gas lift, perancangan perhitungan dilakukan dimana data lapangan dipakai
untuk memudahkan perilaku sistem. Penyelarasan hasil-hasilnya dengan data-
data lapangan akan menunjukkan dimana gas untuk gas lift diinjeksikan.
Penyimpangan antara model tersebut dengan data lapangan akan menghasilkan
problema yang mungkin terjadi.

1
1.1 Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas dapat disimpulkan rumusan masalah :
1. Jelaskan trouble shooting gas lift

1.2 Tujuan
1.Untuk mengetahui lebih dalam tentang trouble shooting gas lift

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gas Lift

Gas Lift adalah salah satu bentuk sistem pengangkatan buatan (artificial lift) yang
lazim digunakan untuk memproduksikan fluida dari sumur-sumur minyak bumi.
Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan gas bertekanan tinggi kedalam
annulus (ruang antara tubing dan casing), dan kemudian kedalam tubing produksi
sehingga terjadi proses aerasi (aeration) yang mengakibatkan berkurangnya berat
kolom fluida dalam tubing. Sehingga tekanan reservoir mampu mangalirkan
fluida dari lubang sumur menuju fasilitas produksi dipermukaan.

Syarat utama dari sistem ini adalah ketersediaan gas bertekanan tinggi yang
digunakan untuk proses aerasi fluida dalam lubang sumur. Gas bertekanan tinggi
tersebut dapat berasal dari sumur gas yang masih memiliki tekanan tinggi, atau
dari sistem kompresi gas dengan menggunakan kompresor.

Dibandingkan dengan sistem pengangkatan buatan lainnya seperti ESP (electric


submersible pump), PCP (progressive cavity pump), SRP (sucker rod pump), dan
Hydraulic Pump; dapat dikatakan bahwa gas lift memiliki tingkat fleksibilitas
yang lebih tinggi. Sistem gas lift juga lebih dapat mengakomodasi faktor
kesalahan desain, dimana suatu sistem gas lift yang didesain secara kurang baik
pada umumnya masih dapat mengangkat fluida dari dalam sumur.

Performa sebuah sumur gas lift sangat dipengaruhi oleh dua parameter penting
yaitu kedalaman titik injeksi (injection depth) dan laju aliran gas yang
diinjeksikan (injection rate). Kedua parameter tersebut pada umumnya merupakan
hasil perhitungan dari desainer dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain
seperti performa reservoir, ketersediaan gas injeksi, tekanan kerja gas injeksi,
kemiringan sumur, dan lain sebagainya.

Secara garis besar, komponen utama dari suatu sistem gas lift dapat
dikelompokkan ke dalam peralatan permukaan (surface equipments), dan

3
peralatan dalam sumur (downhole equipments). Peralatan permukaan meliputi
sumber gas tekanan tinggi (sumur gas atau kompresor), pipa saluran gas injeksi,
dan meter pengukur laju aliran gas injeksi (umumnya DP flowmeter). Sedangkan
peralatan dalam sumur meliputi satu atau beberapa gas lift mandrel (GLM) dan
katup gas lift (gas lift valve) yang dipasang di dalam mandrel.

Sumur minyak yang beroperasi dengan sistem gas lift pada umumnya memiliki
beberapa GLM yang ditempatkan di titik-titik kedalaman tertentu di sepanjang
tubing produksinya. Penempatan GLM yang baik pada proses komplesi awal
(initial completion) akan sangat menunjang tercapainya performa optimal dari
satu sumur minyak. Hal ini mengingat bahwa kadang-kadang diperlukan penataan
ulang terhadap letak dan setting katup gas lift untuk mendapatkan kondisi operasi
yang diinginkan. Penambahan atau perubahan letak GLM dikarenakan initial
completion yang kurang baik, atau konversi sebuah sumur menjadi sumur gas lift
hanya dapat dilakukan dengan kerja ulang (workover) berupa pencabutan tubing
dari dalam sumur. Hal ini tentu saja memerlukan biaya tinggi, terutama untuk
sumur-sumur di anjungan lepas pantai.

Gas lift mandrel yang umum digunakan adalah jenis side pocket mandrel (SPM).
Penggunaan SPM memungkinkan katup gas lift untuk dipasang dan dicabut (atau
sebaliknya) dari dalam mandrel dengan wireline operation. Hal ini membuat
sistem gas lift menjadi sangat fleksibel, dimana penataan ulang katup-katup yang
ada dapat dilakukan dengan relatif mudah dan murah tanpa memerlukan
pencabutan tubing produksi. Alat yang digunakan dalam wireline operation untuk
memasang dan mencabut katup gas lift biasa disebut kick over tool (KOT).

Penataan ulang katup-katup gas lift kadang-kadang diperlukan apabila dikendaki


perubahan setting tekanan kerja katup ataupun perubahan titik injeksi. Hal-hal
tersebut disesuaikan dengan perubahan beberapa parameter seperti penurunan
tekanan reservoir, kenaikan kandungan air (water cut), dan perubahan kondisi
operasi di fasilitas produksi permukaan. Penggantian katup-katup gas lift juga
diperlukan apabila terjadi kerusakan.

4
Sistem Gas Lift Jenis sistem gas lift yang dipakai untuk tujuan
troubleshooting dapat dilihat pada Gambar 3. Gas bertekanan tinggi dari
stasiun kompresor diterima dan distribusikan di manifold-manifold gas,
dimana laju injeksi gas dikontrol dan diukur dengan suatu jepitan (choke)
dan suatu alat ukur aliran gas (orifice plate meter). Pada sumur tersebut, gas
mengalir dari annulus ke tubing melalui katup operasi gas lift yang diletakkan
dalam suatu mandrel. Fluida yang dihasilkan oleh reservoir kemudian didorong
oleh gas tersebut ke permukaan. menunjukkan suatu alat ukur tekanan yang
dipasang pada kepala sumur yang mencatat tekanan casing dan tubing. Fluida
sumur diterima/ditampung dalam suatu separator. Laju gas produksi total
diukur dengan suatu orifice plate meter dan laju produksi cairan dengan
suatu flow meter cairan.

2.2 Metoda Gas Lift

Tiga jenis metoda gas lift dipakai di lapangan Lake Maraicabo, yaitu ;
kontinyu, terputus-putus, dan aliran kolom. Masing-masing dicirikan dengan
suatu pola aliran yang berbeda didalam tubing di atas titik injeksi gas dan
juga mempunyai suatu metodologi troubleshooting yang berbeda. Eksistensi
dari masing-masing metoda produksi gas lift tersebut dapat ditentukan
melalui suatu pengujian yang seksama (teliti) dari grafik tekanan permukaan
seperti terlihat pada Gambar 4, dimana suatu jenis kurva tekanan Vs
waktu disajikan untuk setiap metoda gas lift. Gas Lift Kontinyu (Gambar 4A)
Pada gas lift kontinyu 2), gas yang dialirkan (diinjeksikan) secara kontinyu
melalui katup operasi akan membentuk suatu campuran yang homogen antara
gas dan cairan di atas titik injeksi. Gas yang diinjeksikan ini akan memperkecil
densitas kolom fluida sehingga cukup untuk membuat tekanan reservoir
dapat mengangkat fluida sumur mengalir ke separator. Bentuk dari grafik
tekanan casing dan tubing merupakan suatu garis lurus. Drawdown tekanan juga
konstan. Gas lift kontinyu dipakai pada sumur dengan produktivitas tinggi
sehingga kesinam-bungan produksi menjadi seperti pada sumur sembur alami.
Gas Lift Terputus-putus (Gambar 4B) Pada gas lift terputus-putus3),4), gas yang

5
diinjeksikan dalam siklus, memungkinkan reservoir tersebut dapat mengangkat
sejumlah fluida yang membentuk kolom di atas titik injeksi. Energi yang
berasal dari pengembangan kolom gas bertekanan tinggi akan mendesak kolom
fluida tersebut sampai ke permukaan. Pada saat gas tersebut diinjeksikan
maka tekanan casing akan mengecil, dan selama perioda peningkatannya
(build up), suatu kolom cairan baru akan terbentuk didalam tubing tersebut.
Bentuk dari grafik tekanan casing dan tubing berupa garis bergelombang
dengan harga tinggi dan rendah tergantung pada setiap tahap selama proses
pengangkatan. Aliran Kolom (Gambar 4C) Gas lift aliran kolom (slug
flow)5)berbeda dengan terputus-putus karena dua atau lebih kolom cairan
diangkat gas pada waktu yang sama. Waktu siklus biasanya sangat singkat
(kurang dari 20 menit/siklus), dan energi untuk pengangkatan gas tersebut yang
utama diberikan oleh reservoirnya. Pada gas lift aliran kolom, peng-injeksian
gas bertekanan tinggi mencegah bercampurnya gas dengan cairan, dan untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya busa. Produksi cairan dalam metoda ini
adalah hampir konstan. Metoda ini hanya diterapkan pada lapangan Urdaneta
(Lake Maraicabo, Venezuela) untuk mengangkat minyak mentah berat (API ≤
12) dari kedalaman 8000 sampai 10000 feet sehingga tidak akan dibahas pada
makalah ini. Data Dalam Perhitungan-Perhitungan Troubleshooting Ahli
produksi harus mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk melakukan
analisa troubleshooting dari instalasi gas lift. Pada Tabel 1 semua data yang
berbeda dan sumber-sumbernya dapat dilihat. Pendekatan Umum Dalam
Troubleshooting Sumur Gas Lift Tujuan dari penganalisaan dan troubleshooting
sumur gas lift adalah memeriksa kinerja sistem gas lift untuk mempertahankan
laju produksi maksimum dan laju produksi paling ekonomis.

Dalam troubleshooting sumur gas lift, seluruh kasus yang ada dapat
dikelompokkan dalam 4 katagori utama, yaitu :

1.sumur tidak menerima gas injeksi 3.aliran kontinyu

2.sirkulasi gas injeksi 4.aliran terputus-putus.

6
Katagori (2), (3) dan (4) dikelompokkan menurut kondisi pengangkatan yang
ada dalam tubing di atas titik injeksi. Sebagian problema dapat dideteksi dari
suatu interpretasi langsung terhadap chart-chart tekanan permukaan. Begitu
juga, kita menghitung harga tekanan dasar sumur yang setelah dikembalikan
ke permukaan dapat dibandingkan dengan data yang ada pada chart tekanan
sehingga memungkinkan perkiraan titik injeksinya. Pada makalah ini, hanya
persamaan-persamaan untuk troubleshooting gas lift kontinyu dan terputus-
putus yang dijelaskan. Pengetahuan bagaimana menghitung tekanan casing
dan tubing diasumsikan. Gas Lift Kontinyu Dua situasi berbeda yang harus
diperhatikan adalah :

Gas diinjeksikan melalui suatu katup gas lift, atau -gas diinjeksikan melalui
suatu ruang (komunikasi) diantara tubing dan annulus. Katup operasi gas
lift ditentukan dengan menghitung tekanan casing operasi permukaan (Psop),
dimana kedalaman suatu komunikasi dideteksi dengan menghitung tekanan
alir di tubing yang dikembalikan ke permukaan (Ptosc). Baik Psop maupun
Ptosc diperbandingkan Vs chart tekanan permukaan di casing (Pcsoc).
Prosedurnya dibahas di lembar berikutnya. Penentuan Katup Gas Lift Operasi
Untuk memungkinkan terjadinya suatu tekanan draw down kontinyu pada dasar
sumur, katup gas lift yang digunakan untuk mengangkat gas secara kontinyu
harus secara proporsional merespon perubahan-perubahan didalam tekanan
tubing. Pada saat katup terbuka, tekanan casing gas (Pcso) diperkirakan seperti
dijelaskan pada Lampiran A. Ketika katup tersebut bekerja, dia akan melukiskan
suatu tekanan permukaan yang disebut tekanan casing operasi permukaan
(Psop). Lampiran B memperlihatkan pengembangan suatu persamaan untuk
Psop. Untuk mendeteksi berbagai kemungkinan katup operasi, hitung Psop
untuk setiap katup gas lift dan bandingkan dengan Pcsoc. Katup gas lift
dengan perbedaan minimum (Pcsoc-Psop) adalah kemungkinan besar dipakai
sebagai katup operasi.

7
Gas Lift Terputus-Putus Ide dasarnya adalah menggunakan energi yang
dihasilkan oleh pengembangan gas injeksi untuk mengangkat suatu kolom
cairan tunggal menuju permukaan. Secara fundamental, hal ini merupakan
suatu proses pendesakan yang terjadi didalam tubing tersebut setelah gas
diinjeksikan melalui suatu katup pada suatu laju volumetrik dan tekanan
yang cukup tinggi untuk menghindarkan gas tersebut masuk kedalam
kolom cairan. Dua kondisi utama dalam penggunaan gas lift terputus-putus
sebagai metoda gas lift paling baik adalah :

1. Reservoir tidak cukup memiliki energi dan pengecilan densitas kolom


fluida dengan menggunakan gas lift kontinyu tidak memungkinkan
perolehan laju produksi yang diinginkan.
2. Pada sumur-sumur tersebut, produksi minyak mentah dengan gravitas
rendah, viscositas tinggi, dan GLR formasi rendah.

Gas lift kontinyu dapat mengakibatkan terjadinya busa formasi dan menimbulkan
kehilangan tekanan karena gesekan. Diskripsi Proses Gas Lift Terputus-putus
Gambar 7 dapat dipakai untuk melukiskan model tersebut. Katup operasi
merupakan suatu katup gas lift yang dioperasikan dengan tekanan casing
(biasanya suatu katup yang dioperasikan dengan pilot). Gas yang diinjeksikan
dikontrol dengan suatu jepitan yang dipasang di permukaan, dalam manifold,
atau dalam saluran gas (gas line). Gambar 7A menggambarkan ketika katup gas
lift dalam kondisi terbuka. Selama perioda waktu tertentu, kolom cairan
akan mencapai suatu ketinggian (Q) pada suatu kecepatan yang ditentukan
dengan indeks produktivitas dan tekanan reservoir (Psbh). Tekanan casing akan
mencapai harga maksimum sesuai dengan tekanan buka katup (Pcvo). Pada
saat ini, tekanan tubing pada kedalaman katup tersebut (Dov) menunjukkan
harga minimum. Gambar 7B melukiskan kejadian setelah katup terbuka dan gas
injeksi masuk kedalam tubing. Ketika hal ini terjadi, tekanan casing terus
mengecil sampai akhirnya sama dengan tekanan tutup katup (Pcvc).
Dianggap bahwa kolom (slug) cairan diam sebelum mulai bergerak ke atas
menuju permukaan, sehingga energi terbesar yang diberikan oleh pengembangan

8
gas yang diinjeksikan adalah dipakai untuk menghasilkan inersia dari
kolom cairan. Kolom fluida akan mencapai suatu kecepatan maksimum
sebelum meninggalkan tubing, pada kejadian ini tekanan tubing pada Dov
akan menjadi maksimum (Ptm). Gas akan terbuang jika kita tetap
menginjeksikannya setelah kejadian ini, sehingga menghindarkan formasi dari
suatu kolom fluida baru. Ketika bergerak ke permukaaan, gas yang
mengembang mencoba untuk menerobos kolom fluida dan sebagian kolom
aslinya (Q) melekat ke dinding tubing. Inilah yang disebut jatuh kembali
(fallback), dan merupakan hasil suatu panjang kolom Qp yang terproduksikan.
Pada Gambar 7C, katup gas lift tertutup dan kolom tersebut telah bergerak
didalam saluran alir. Reservoir akan membentuk suatu kolom fluida baru
dimulai dengan kehilangan karena “fallback”. Jumlah fluida ini ekivalen
dengan suatu panjang kolom Qr. Kecepatan kolom cairan pada
kebanyakan sumur-sumur gas lift terputus-putus tidak melebihi 1000 ft/menit.
Suatu kecepatan rata-rata (Vat) dipakai untuk tujuan-tujuan perancangan
dan pendiagnosaan. Kolom tersebut akan mencapai permukaan pada suatu
waktu sebesar Dov/Vat. Seluruh proses selama suatu perioda disebut waktu
siklus, yang merupakan hasil dari penjumlahan waktu yang diperlukan untuk
membentuk kolom tersebut dan waktu untuk kolom fluida bergerak sejarak
tertentu dengan kedalaman katup operasi pada suatu kecepatan rata-rata.

2.3 Perhitungan Troubleshooting Gas Lift Terputus-putus

Perhitungan troubleshooting Gas lift seperti pada gas lift kontinyu, dua
situasi yang dipertimbangkan adalah :

o injeksi gas melalui suatu katup gas lift


o injeksi gas melalui suatu komunikasi.

Gambar 9 menunjukkan suatu diagram alir yang memperlihatkan semua


langkah yang diperlukan untuk troubleshooting gas lift terputus-putus.
Untuk menentukan katup mana yang merupakan tekanan operasi untuk
masing-masing katup gas lift pada saat pembukaan (Pcso) adalah dihitung dan

9
dibandingkan dengan chart tekanan permukaan casing (Pcsoc). Pcso dihitung
menggunakan persamaan-persamaan yang diberikan pada Lampiran A. Pada
persamaan untuk Pcso, diperlukan untuk menghitung tekanan tubing ketika
gas mulai diinjeksikan. Tekanan ini (Pto) diperkirakan menggunakan
persamaan yang diberikan dalam Lampiran E. Pedoman-pedoman berikut
dipakai saat menginterpretasi hasil dari hitungan-perhitungan “intermittent” :
1.Jika Pcsoc ≥ Pcso (1), katup 1 merupakan katup operasi

2.Jika Pcso (n-1) > Pcsoc ≥ Pcso (n), katup n merupakan katup operasi

3.Jika Pcsoc < Pcso (N), katup terdalam pada D(N) merupakan katup operasi
4.Jika Pcsoc << Pcso(N), tekanan casing terlalu rendah untuk suatu katup
dapat beroperasi dengan normal. Pada kasus dimana gas tidak diinjeksikan
melalui suatu katup gas lift, dapat diasumsikan bahwa gas diinjeksikan
melalui suatu komunikasi. Komunikasi tersebut dapat merupakan suatu hasil
dari suatu kebocoran tubing, packer, atau katup gas lift. Hal ini juga dapat
disebabkan oleh suatu katup gas lift yang keluar dari suatu ruang mandrel.
Tekanan casing pada kejadian dimana gas diinjeksikan melalui suatu
komunikasi diantara tubing dan casing disebut Pcmax. Lampiran E
menunjukkan cara untuk memperkirakan Pcmax. Gambar 10 memperlihatkan
seberapa besar Pcmax. Pcmax terjadi ketika gas masuk kedalam tubing
melalui suatu komunikasi antara tubing dan casing. Pada kejadian ini
tekanan casing tersebut mencapai harga maksimumnya. Kemungkinan adanya
suatu komunikasi adalah diperkirakan dengan membandingkan Pcmax
dengan chart tekanan casing (Pcsoc). Jika kita dapatkan suatu kedalaman pada
Pcmax ≥ Pcsoc berarti suatu komunikasi antara tubing dan casing didapatkan
(berada) dan kedalamannya dapat dihitung dengan interpolasi. Gambar 11
menunjukkan interpolasi ini.

10
Lampiran, Daftar gambar :

11
12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada makalah ini, teknik perancangan gas lift kontinyu, terputus-putus, dan
kolom (slug) telah dikembangkan. Alasan-alasan yang dikemukakan di atas telah
banyak sekali didapatkan pada pekerjaan operasional dan keteknikan untuk
mengembangkan dan memperbaiki teknik-teknik untuk troubleshooting
peralatan gas lift dibawah kondisi operasi produksi tertentu di lapangan Lake
Maraicabo. Teknik-teknik ini telah berhasil diaplikasikan pada lebih dari 6000
sumur dalam satu perioda 10 tahun. Untuk men”troubleshooting” sumur-sumur
gas lift, perancangan perhitungan dilakukan dimana data lapangan dipakai
untuk memudahkan perilaku sistem. Penyelarasan hasil-hasilnya dengan data-
data lapangan akan menunjukkan dimana gas untuk gas lift diinjeksikan.
Penyimpangan antara model tersebut dengan data lapangan akan menghasilkan
problema yang mungkin terjadi.

Dua kondisi utama dalam penggunaan gas lift terputus-putus sebagai metoda
gas lift paling baik adalah :

o 1.Reservoir tidak cukup memiliki energi dan pengecilan densitas


kolom fluida dengan menggunakan gas lift kontinyu tidak
memungkinkan perolehan laju produksi yang diinginkan.
o Pada sumur-sumur tersebut, produksi minyak mentah dengan gravitas
rendah, viscositas tinggi, dan GLR formasi rendah

3.2 Saran

Mungkin inilah yang dapat di wacanakan pada penulisan ini. Makalah ini jauh
dari kata sempurna.semoga makalah ini dapat menjadi bahan acuan dalam
pembelajaran.makalah ini masih memiliki banyak kesalahan, karna kami manusia

13
tempat salah dan dosa dan kami juga butuh saran atau kritikan agar bisa menjadi
motivasi untuk masa depan yang lebih baik lagi dari pada masa sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/37844790-Troubleshooting-pada-gas-lift.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Gas_lift

Ortiz,J.L : “Analysis and Diagnosis of Gas Lift Well”,

Primer Seminario, Maracaibo, Septiembre, 1985.

Zimmerman,W:”Basic Gas Lift Manual “, Petroleum Engineering


Organization, Lagoven, 1977.

Zimmerman,W:”Intermittent Gas Lift Specification“, Petroleum


Engineering Organization, Lagoven, 1984

14

Anda mungkin juga menyukai