, Apt
Kelarutan diartikan dalam bentuk kuantitatif
adalah konsentrasi zat terlarut dalam larutan
jenuh pada temperature tertentu.
Dari segi kualitatif bisa diartikan sebagai
interaksi spontan dari dua atau lebih zat
untuk membentuk disperse molecular yang
homogen
Kelarutan dapat digambarkan dengan cara
biasa dengan aturan Gibbs, yang
digambarkan pada :
F=C–P+2
Kelarutanjuga secara
kuantitaif menggambarkan
bentuk dari
a. molalitas
b. molaritas
c. Persentase.
Air tidak hanya merupakan pelarut yang
baik tetapi juga aman terutama untuk
garam, gula, dan senyawa yang lainnya.
Selain air minyak mineral dan pelarut
organik diperutukkan untuk yang zat yang
sukar larut dalam air. Tetapi perlu ditinjau
keamanannya terutama untuk sediaan oral.
Penemuan empiris ini menyimpulkan
pernyataan “like dissolves like”.
Kelarutan dari obat harus memadai dalam
kepolaran pelarut, oleh karena itu, disebut
momen dipole.
Hildeldebrand menunjukkan,bahwa
pertimbangan dari momen dipol saja tidak
cukup untuk menjelaskan kelarutan dari
senyawa polar dalam air. Kemampuan zat
terlarut untuk membentuk ikatan hidrogen
adalah faktor yang jauh lebih signifikan
dibandingkan kepolaran yang ditunjukkan
dalam momen dipol yang besar.
Air melarutkan fenol, alkohol, aldehid, keton,
amin, dan senyawa yang mengandung
oksigen dan nitrogen yang membentuk ikatan
hidrogen dengan air.
a. Pelarut polar mengurangi gaya interaksi
antara ion yang berlawanan dalam kristal.
b. Pelarut polar memecahkan ikatan kovalen
dari elektrolit kuat dengan reaksi asam-basa
karena pelarut ini aprotic.
c. Yang pada akhirnya, pelarut polar bisa
melarutkan molekul dan ion melalui
interaksi gaya dipol, secara parsial pada
formasi ikatan hidrogen, yang
mempengaruhi kelarutan dari senyawa.
Pelarut non-polar tidak bisa mengurangi
interaksi antara ion dari elektrolit kuat dan
lemah karena pelarut kurang akan dielectric.
Pelarut non-polar tidak bisa memecah ikatan
kovalen dan ion lemah dari elektrolit, karena
pelarut ini tergabung ke dalam pelarut
aprotic, dan tidak bisa bergabung
membentuk jembatan hidrogen dengan
molekul non elektrolit.
Pelarut semipolar seperti keton dan alkohol,
bisa mengurangi level kepolaran pada
molekul pelarut non-polar, seperti benzen,
yang telah terpolarisasi dan menjadi larut
dalam alkohol.
Faktanya, pelarut non-polar dapat bisa
berfungsi sebagai pelarut intermediet, yang
bisa meningkatkan ketercampuran cairan
polar dan non-polar.
Gas dalam cairan
Cairan dalam cairan
Padatan dalam cairan
Larutan didalam sediaan kefarmasian
adalah HCL, NH4OH, dan preparat
effervesen yang mengandung CO2 yang
terlarut dan dibawah tekanan positif.
Kelarutan gas didalam cairan adalah
konsentrasi dari gas yang terlarut ketika
mencapai kesetimbangan dengan gas murni
yang berada diatas larutan
Kelarutan gas dalam cairan
bergantung terutama pada :
a. Tekanan,
b. Temperatur,
c. Adanya garam,
d. Reaksi Kimia.
Efek dari tekanan digambarkan dengan
hukum Henry, yang mana berbunyi :
“setiap larutan encer pada temperatur
konstan, konsentrasi gas yang terlarut setara
dengan tekanan parsial yang berada diatas
larutan ketika mencapai kesetimbangan”
C2 = σ p
Contoh
Kelarutan etanol dalam air
Gliserin dalam air
Propilenglikol dalam air
Mengikuti hukum Raoult’s, pi = pi cXi
Disebut larutan ideal ketika kedua
campuran menunjukkan penyimpangan
yang negatif.
Sistem cair – cair bisa dipecah menjadi dua
kategori :
a. Kelarutan sempurna
b. Kelarutan parsial
Biasanya kelarutan sempurna diperoleh pada
pelarut polar dan semipolar.
Kelarutan sempurna tidak memberikan
masalah bagi seorang farmasis di dalam
preparasi.
Disini cukup mengulang point – point
sebagai berikut :
a. Kelarutan parsial yang saling menguntungkan
dipengaruhi oleh suhu.
b. Pengetahuan tentang diagram fasa
Penambahan pada sistem cairan dua fasa,
yang menyebabkan mempunyai tiga
komponen.
Ketika penambahan zat ketiga kelarutan
meningkat, hal ini dikenal dengan micellar
solubilization
Prinsipnya adalah bahwa didalam sistem
terdiri dari satu, dua, atau tiga kelarutan
parsial yang saling berpasangan.
Paruta dan rekan mempelajari tentang obat
dengan rentang kelarutan yang memiliki
bermacam konstanta dielektrik.
Gorman dan Hall memperoleh hubungan
garis lurus antara ketika mereka memplot
fraksi mol dari metil salisilat dengan kontanta
dielektrik dari campuran isopropanol dan air.
Kier dan Hall dengan mengamati kelarutan
hidrokarbon cair,alkohol,eter, dan ester di
dalam air..Mereka menggunakan suatu indeks
topologic (struktur) X (chi) yang mempunyai
nilai yang bergantung pada gambaran struktur
dan gugus fungsi dari molekul tertentu. Teknik
ini disebut Hubungan Molekuler
0X dan 1X digunakan untuk mendeskripsikan
molekul
Contohnya,untuk meneliti propane
Untuk Menentukan Kelarutan digunakan
metode yang terdiri dari analisis regresi
dimana In kelarutan dari zat terlarut
sebanding dengan luas permukaan total.
Kecuali olefin, persamaan yang memberikan
korelasi terbaik dengan senyawa 158
adalah dengan persamaan :
log (kelarutan) = 0.0168 ( TSA) + 4.44
keterangan : TSA = total surface area
In (Kelarutan) = -0.0430 ( HYSA)
- 0,0586 (FGSA) + 8.003 I +
4.420
Larutan Ideal
Faktor yang mempengaruhi kelarutan zat
padat dalam larutan ideal bergantung pada
temperatur, titik leleh zat padat, panas
peleburan molar ∆Hf, yaitu panas yang
diabsorpsi apabila zat padat meleleh
Persamaan yang diturunkan dari
pertimbangan termodinamik untuk larutan
ideal zat padat dalam cairan adalah :
- log X2i = ∆Hf (To – T)
2,303R (T.To)
Dimana X2i adalah kelarutan ideal zat
terlarut yang dinyatakan dalam fraksi mol,
To adalah titik leleh zat terlarut padat
dalam derajat mutlak, dan T adalah
temperatur mutlak larutan
Larutan tidak ideal atau larutan nyata
adalah Larutan yang menyebabkan
terjadinya perubahan sifat kompennya pada
saat dilakukan Pencampuran. Bisa terjadi
kerena Pelepasan Panas atau adanya zat
yang diabsorpsi.
Ada 3 Tahap dalam Proses ini, yaitu :
1. Tahap pertama menyangkut pemindahan
satu molekul dari fase terlarut pada
temperatut tertentu. Kerja pemecahan
ikatan antara 2 molekul yang berdekatan
adalah w22,dimana notasi 22 adalah
energi interaksi antara molekul zat
terlarut.
2. Tahap kedua menyangkut pembentukan
lubang dalam pelarut yang cukup besar
untuk menerima molekul zat terlarut. Kerja
yang dibutuhkan untuk tahap ini adalah
w11 daimana angka itu adalah energi
interaksi antara molekul-molekul pelarut.