Anda di halaman 1dari 6

Arbi/J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1(2): 137-142

[JDS]
JOURNAL OF SYIAH KUALA
DENTISTRY SOCIETY
Journal Homepage : http://jurnal.unsyiah.ac.id/JDS/
E-ISSN : 2502-0412

OSTEOCHONDROMA IN MANDIBULAR SIMPHYSIS : A CASE REPORT

Teuku Ahmad Arbi


Staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Syiah Kuala

Abstract
Osteochondroma or osteocartilaginous exostosis is one of the most common benign bone tumours. It is
frequently observed on the metaphyses of long and flat bones, with no transition to the underlying
normal bone. It is rather rare found on the oral and maxillofacial region. This lesion may present in a
solitary fashion or as multiple osteochondromas as part of an inherited syndrome that results in
disturbances of skeletal growth and development. In the skull, The coronoid process and mandibular
condyle are the most commonly affected areas, but very rare in the mandibular symphisis.
We present a case of swelling at the lingual anterior mandible region in 24 years old Indonesian
female. The swelling was slowly grow, extended to the anterior site. There was no pain and no history
of trauma on that region. The patient felt her anterior mandible teeth mobile since 1 year ago. On OPG
showed radioluncency on the mandibular symphisis with well defined border. Histopahologic
examination result as osteochondroma. We perform en block resection to remove all the tumor. . Two
months after surgery, the patient has no complain on operation area.

Keywords : osteochondroma, mandibular symphisis, en block resection

Berbeda dengan tulang panjang,


PENDAHULUAN osteochondroma pada tulang kraniofasial
Osteochondroma adalah salah satu terjadi pada usia yang lebih tua dengan
tumor jinak pada tulang yang paling sering pertumbuhan tumor yang lambat pada akhir
terjadi. Tumor ini terdiri dari sekumpulan pubertas, kebanyakan mengenai wanita pada
proliferasi tulang dengan kartilago hyalin dekade kedua kehidupan.2
sebagai penutupnya dan tidak ada daerah Etiologi dan patogenesis
transisi antara osteochondroma dan jaringan osteochondroma tidak dipahami secara pasti
tulang normal. Osteochondroma biasanya dan apakah merupakan suatu bentuk
ditemukan pada metafisis tulang panjang dan neoplastik atau reparatif masih diperdebatkan.
tulang pipih, jarang terjadi di daerah Gambaran histologi menunjukkan adanya
kraniomaksilofasial. Prosesus coronoideus ossifikasi endonchondral yang dilapisi oleh
dan condyloideus mandibula merupakan kartilago hyalin. Gambaran ini serupa dengan
daerah yang paling sering terjadi gambaran yang tampak pada periosteal plate
osteochondroma.1
sebelum menutup. Hal ini mendukung teori
sel periosteal pluripotent sebagai prekursor
terjadinya osteochondroma.3

 Corresponding author
Email address : arbi1975@gmail.com

137
Arbi/J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1(2): 137-142

LAPORAN KASUS pasien yang berkaitan dengan masalah ini.


Pasien juga tidak merasakan kesulitan dalam
Perempuan Indonesia usia 24 tahun
datang dengan keluhan gigi anterior rahang membuka dan menutup mulut.
bawah goyang. Selain itu terdapat benjolan di Dari permeriksaaan klinis ekstra oral
gusi sebelah lingual gigi anterior. Bejolan dalam batas normal. Pada pemeriksaan intra
makin lama semakin besar. Benjolan tidak oral ditemukan gigi 34,33,32,31,41,42,43,44
sakit dan tidak mudah berdarah. Tidak ada goyang derajat 3. Tampak benjolan di
riwayat trauma pada regio tersebut. Tidak ada gingiva regio lingual 32, 31, 41 dan 42 ukuran
riwayat serupa dalam keluarga dan pasien 2x1x1 cm hiperemis, tepi rata, permukaan
tidak terkait sindroma tertentu. Tidak halus dan tidak mudah berdarah. Lidah dan
ditemukan adanya kelainan sistemik pada mukosa rongga mulut dalam batas normal.

138
Arbi/J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1(2): 137-142

Dari pemeriksaan radiografis panoramik osteoid tampak sel spindel dengan pembuluh
ditemukan gambaran radiolusensi radiopak di darah. Tampak proses ossifikasi. Kesimpulan
regio 33 sampai 44, dengan batas tidak tegas. pemeriksaan histopatologi sesuai dengan
Tepi inferior mandibula intak, lainnya dalam osteochondroma, oleh karena itu diputuskan
batas normal. Dari pemeriksaan histopatologi untuk dilakukan en block resection untuk
ditemukan adanya ossifikasi enchondral. menghilangkan osteochondroma dengan tetap
Terdapat sel-sel chondroid. Di antara matriks mempertahankan tepi inferior mandibula.

1 2 3

4 5

6 7

8 9

139
Arbi/J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1(2): 137-142

10 11

12 13

PEMBAHASAN crossbite daerah kontralateral lesi dan deviasi


dagu serta asimetri wajah secara progresif
Osteohondroma merupakan salah satu
merupakan kasus paling umum pada
tumor jenis tumor tulang terbanyak, dimana
osteochondroma yang melibatkan prosesus
35,8% tumor jinak tulang termasuk
condyloideus. Rasa sakit dapat terjadi pada
osteochondroma dan kurang lebih 8,5% dari
kasus asimetri wajah. Pada pasien kami,
tumor tulang secara keseluruhan.4 Jarang
keluhan utama adalah rasa tidak nyaman dan
terjadi di mandibula. Biasanya bila terdapat di
gigi anterior mandibula yang goyang dan sakit
mandibula, lokasi paling sering tempat
bila dipakai mengunyah.
terjadinya adalah di prosesus coronoideus dan
condyloideus. Terdapat beberapa teori tentang
patogenesis osteochondroma. Para ahli masih
Osteochondroma terjadi pada usia 20-
memperdebatkan, apakah osteochodroma
30 tahun dengan predileksi seks yang sama
termasuk kondisi lesi neoplastik atau
antara pria dan wanita. Adapun perubahan ke
reparatif.6 Keith memperkirakan sebuah defek
arah keganasan ditemukan pada kurang lebih
pada cincin pericondral yang mengelilingi
55 dari seluruh kasus osteochondromatosis
epifisis tulang panjang sebagai penyebab
herediter.5
osteochondroma7. Muller menyampaikan teori
Gejala klinis yang menyertainya periosteal yang menyatakan bahwa eksostosis
tergantung dari lokasi tumor. Maloklusi dan terjadi dari sarang-sarang kartilago yang
terjadinya open bite pada daerah ipsilateral, terbentuk dari lapisan periosteum.8
140
Arbi/J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1(2): 137-142

Liechtenstein menyimpulkan bawa simetri wajah dengan pertimbangan


periosteum memiliki potensi untuk morbiditas yang kecil dan resiko penolakan
mengembangkan osteoblast dan chondroblast. oleh tubuh lebih kecil daripada menggunakan
Osteochondroma dapat terbentuk dari prosthesis.11 Bilateral sagital split osteotomy
metaplasia spontan dari periosteum yang dapat membuat oklusi lebih stabil dan baik,
membentuk cartilago yang serupa seperti disamping tampilan secara kosmetik lebih
ossifikasi endochondral.9 baik.12
Penegakan diagnosis osteochondroma Pada kasus ini kami memutuskan untuk
harus berdasarkan pemeriksaan klinis dan melakukan end block resection.
radiografis. Teknik radiografis merupakan alat Osteochondroma ditemukan pada daerah
yang paling akurat dan membantu hasil anterior mandibula dengan tepi inferior
pemeriksaan klinis untuk menentukan mandibula masih sehat, sehingga kontinuitas
diagnosis dan menentukan tata laksana. CT mandibula tetap dipertahankan. Enam bulan
Scan dapat dengan mudah menunjukkan pasca operasi, pasien datang untuk kontrol.
kontinuitas korteks dan medulla dari tumor Tidak ada keluhan pasca operasi, tidak ada
tulang. Pada kasus ini dapat ditentukan batas tanda asimetri wajah dan tidak ada tanda-
pemotongan tulang. Namun demikian, foto tanda rekurensi. Defek operasi direhabilitasi
panoramik dapat memberikan informasi yang dengan gigi tiruan dan pasien puas dengan
cukup untuk menentukan batas tumor dan hasil operasi.
keterlibatan jaringan sekitarnya.
KESIMPULAN
Gambaran radiografis biasanya
Osteochondroma adalah tumor jinak
menunjukkan suatu lesi hipodens berbatas
pada tulang yang paling sering terjadi namun
tegas dengan tidak ada transisi antara lesi
jarang sekali mengenai tulang wajah. Pada
dengan jarigan sehat disekitarnya. Gambaran
tulang wajah, prosesus coronoideus dan
histologis pada osteochondroma menunjukkan
condyloideus adalah daerah paling sering
adanya chondrosit pada kartilago yang
terkena osteochondroma. Adapun gejala klinis
tersusun paralel sama seperti pada kartilago
yang diderita oleh pasien adalah adanya
epifisis.10
asimetri wajah, maloklusi, pergeseran gigi
Tatalaksana geligi dan rasa sakit yang hilang timbul di
Tata laksana osteochondroma adalah daerah lesi. Tidak ada predileksi seksual dan
eksisi tumor. Pada beberapa kasus, bila tumor rentang usia pasien pengidap osteochondroma
mengenai prosesus condyloideus dan tidak adalah usia 20 sampai 30 tahun. Penanganan
bisa dipisahkan dengan jaringan sehat, osteochondroma adalah eksisi tumor. Bila
dilakukan condylectomy, demikian juga tumor tidak bisa dipisahkan dari daerah
halnya bila terjadi pada coronoid dilakukan sekitar, seperti pada prosesus condyloideus,
coronoidectomy. Tujuan tata laksana adalah maka diperlukan tindakan condylectomy.
menghilangkan defek yang ditimbulkan oleh Rehabilitasi pasca operasi dapat berupa
osteochondroma. Karena sebagian besar vertical split ramus osteotomy pada kasus
osteochondroma mengenai daerah coronoid tumor mengenai condyle atau dengan
ataupun condyle, maka keluhan utama pasien prosthetis/gigi tiruan. Tujuan rehabilitasi
biasanya adalah asimetri wajah, keterbatasan adalah untuk mendapatkan simetri wajah, dan
dalam membuka dan menutup mulut dan fungsi pengunyahan yang baik. Pada beberapa
maloklusi. Coronoidecomy ataupun kasus, penggunaan alat orthodontia untuk
condylectomy dapat menghilangkan menangani maloklusi pasca operasi dapat
keterbatasan dalam membuka dan menutup dipertimbangkan. Dengan penegakan
mulut. Sementara untuk asimetri wajah dapat diagnosis yang tepat, teknik operasi yang
dihilangkan dengan rehabilitasi pasca tepat dan rehabilitasi pasca operasi, defek
condylectomy. Loftus menyarankan vertical yang ditimbulkan oleh osteochondroma dapat
ramus sliding osteotomy untuk membentuk diminimalisasi.
141
Arbi/J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1(2): 137-142

DAFTAR PUSTAKA of The Literature. Military Medicine, Sep


2005
1. Barnes L, Eveson JW, Reichart P,
Sidransky D. (Eds.): World Health 11. Loftus MJ, Bennett JA, Fantasia JE.
Organization Classification of Tumours. Osteochondroma of The Mandibular
Pathology and Genetics of Head and Condyles. Report of Three Cases and
Neck Tumours. Lyon: IARC Press; 2005. Review of The Literature. Oral Surg Oral
Med Oral Pathol. 1986;61:221-6.
2. Avinash KR, Rajagopal KV,
Ramakrishnaiah RH, Carnelio 12. Wolford LM, Mehra P, Franco P. Use of
S,Mahmood NS. Computed tomographic Conservative Condylectomy For
Features of Mandibular Osteochondroma. Treatment of Osteochondroma of The
Dentomaxillofac Radiol. 2007;36:434- Mandibular Condyle. J Oral Maxillofac
436. Surg. 2002;60:262-8
3. Ortakoglu K, Akcam T, Sencimen M,
Karakoc O, Ozyigit HA,Bengi O.
Osteochondroma of The Mandible
Causing Severe Facial Asymmetry: A
Case Report. Oral Surg Oral Med Oral
Pathol Oral Radiol Endod.
2007;103:e21-28.
4. Dahlin DC, Unni KK. Bone Tumors:
General Aspects and Data on 8,542
Cases. Springfield, IL, Thomas, 1986:18-
32
5. Lichtenstein L. Bone Tumors, ed.5, St.
Louis, 1977, The C. V. Mosby Company
6. Seki H, Fukuda M, Takahashi T, Iino M.
Condylar Osteochondroma with
Complete Hearing Loss: Report of A
Case. J Oral Maxillofac Surg.
2003;61:131-133
7. Keith A. Studies on the anatomical
changes which accompany certain growth
disorders of the human body. J Anat
1920; 54:101-10
8. Müller E. Über hereditare multiple
cartilaginäre Exostosen und
Ecchondrosen. Beitr Pathol Anat 1913;
57:232-313
9. Schajowincz In Collaborationa with
Pathologists in nine Countries.
Histological Typing of Bone Tumours.
WHO. Springer-Verlag, 1993:15
10. Karasu, Hakan Alpay et al,
Osteochondroma of The Mandibular
Condyle : Report of A Case and Review

142

Anda mungkin juga menyukai