Anda di halaman 1dari 2

CRIMINAL LAW

Hak dan Kewenangan Penuntut Umum Dalam Perkara Tindak Pidana


Date: Januari 31, 2020Author: hukumclick0
Di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana, atau
sering disebut dengan KUHAP, terdapat tahapan beracara yang disebut dengan
Penuntutan. Berdasarkan Pasal 1 angka 7 KUHAP yang disebut dengan Penuntutan
adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan
negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang
ini dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan.

Dalam tahap acara Penuntutan terhadap seorang tersangka yang melakukan tindak
pidana, tindakan penuntutan dilakukan oleh seorang Penuntut Umum, berdasarkan
Pasal 1 angka 6 huruf b KUHAP Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang
oleh undang-undang ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan
hakim.

Dikatakan bahwa Tindakan penuntutan dilakukan oleh Penuntut Umum, dan Penuntut
umum adalah seorang Jaksa, berdasarkan Pasal 1 angka 6 huruf a KUHAP) Jaksa adalah
pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk bertindak sebagai
penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.

Tindakan Penuntutan yang dilakukan oleh Penuntut Umum, dalam pelaksanaannya


tentu memiliki hak dan kewenangan, timbul pertanyaan apa saja Hak dan Kewenangan
Penuntut Umum yang diberikan oleh Undang-Undang ?

Dasar Hukum

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (“KUHAP”)

Kewenangan

Berdasarkan Pasal 14 KUHAP Penuntut Umum diberikan kewenangan sebagai berikut:

menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik atau penyidik
pembantu;
mengadakan pra penuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan dengan
memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat (3) dan ayat (4), dengan memberi petunjuk
dalam rangka penyempurnaan penyidikan dari penyidik;
memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan atau penahanan lanjutan
dan atau mengubah status tahanan setelah perkaranya dilimpahkan oleh penyidik;
membuat surat dakwaan;
melimpahkan perkara ke pengadilan;
menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan hari dan waktu
perkara disidangkan yang disertai surat panggilan, baik kepada terdakwa maupun
kepada saksi, untuk datang pada sidang yang telah ditentukan;
melakukan penuntutan;
menutup perkara demi kepentingan hukum;
mengadakan tindakan lain dalam Iingkup tugas dan tanggung jawab sebagai penuntut
umum menurut ketentuan undang-undang ini;
melaksanakan penetapan hakim.
Selain kewenangan yang tersebut di dalam Pasal 14 KUHAP, terdapat beberapa
kewenangan yang disebutkan di dalam KUHAP, antara lain:

Penuntut Umum memiliki kewenangan untuk melakukan penahanan atau penahanan


lanjutan kepada seorang tersangka. Terdapat klausal “Penahanan Lanjutan” hal tersebut
diartikan karena sebelumnya tersangka dilakukan penahanan oleh Penyidik, penahanan
kepada tersangka oleh Penuntu Umum, dilakukan untuk kepentingan penuntutan,
penuntut umum berwenang melakukan penahanan atau penahanan lanjutan (Pasal 20
ayat (2).
Penuntut umum memiliki kewenangan untuk melaksanakan pengalihan jenis
penahanan yang satu kepada jenis penahanan yang lain (Pasal 23 ayat (1) KUHAP).
Penuntut Umum memiliki kewenangan untuk memberikan suatu perintah penahanan
kepada seorang tersangka atau terdakwa yang diduga melakukan tindak pidana (Pasal
25 ayat (1) KUHAP.
Penuntut Umum memiliki kewenangan untuk menyampaikan permintaan penangguhan
penahanan dengan atau tanpa jaminan uang atau jaminan orang, berdasarkan syarat
yang ditentukan (Pasal 31 ayat (1) KUHAP.
Penuntut Umum memiliki kewenangan untuk mencabut penangguhan penahanan
seorang tersangka atau terdakwa melanggar syarat yang telah ditentukan (Pasal 31 ayat
(2) KUHAP).
Penuntut umum juga memilik hak untuk minta banding terhadap putusan pengadilan
tingkat pertama terkecuali untuk putusan bebas, lepas dari segala tuntutan hukum yang
menyangkut masalah kurang tepatnya

Anda mungkin juga menyukai