S1 1506100039 2020 Skripsi
S1 1506100039 2020 Skripsi
SKRIPSI
Oleh:
1506100039
2020
ii
iii
ANALISIS STABILITAS LERENG BERDASARKAN PERHITUNGAN
METODE SPENCER DI RUAS JALAN JALUR 40, SIKUMANA, KOTA
KUPANG, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
ABSTRAK
iv
THE SLOPE STABILITY ANALISYS BASED ON SPENCER’S METHOD AT
40 ROAD, SIKUMANA, KUPANG, EAST NUSA TENGGARA
ABSTRACT
The analysis of slope stability is one of the most common solution that
used to answer any problems about landslide. On aplicate it, how to know the
parameters that always we used on analysed slope stability is the basic way to can
calculate it detail. The perameter like slope dimensions, soil sample (disturb and
undisturb), and laboratory test. In this case, the slope stability is used Spencer’s
Method as a of the limit equilibrium method, and in other word a a merge method
of moment equilibrium (Bishop’s Method) and force equilibrium (Janbu’s
Method). The soil samples are taken from the along of slope surface for 3 points,
above, in the middle, and the bellow. On laboratory test we have to get the
parameters like cohesi (c), friction angle (ɸ), and unit weight (γ). This analyse is
to know the factor of safety (FoS) value from the slope at 40 road. From the
research, the slope is maked by homogeny soil, clay from the noele formation.
And we can get the material properties for the samples respectly, unit weight:
16,80 kN/m3, cohesi (c): 4,88 kPa, friction angle (ɸ): 39,320 (first sample); unit
weight (γ): 15,97 kN/m3, Cohesi (c): 5,08 kPa, friction angle (ɸ): 26,200 (second
sample); unit weight (γ): 15,48 kN/m3, cohesi (c): 5,28 kPa, friction angle (ɸ):
26,200. And the FoS value is 0,548 base on Sencer’s Method calculate. So, is
maked some slope design recommendations to get the stability condition of the
slope (FoS>1), are FoS1=1,610; FoS2=1,410
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
2. Kedua orangtuaku, Bpk. Maksimus Dinar dan Mama Oliva Kordalia Lida, serta
kepada adik Fridolin Rilita Belot dan (Almh.) Adik Maria Oktaviana Dinar
Engineering)
vi
MOTTO
MENURUT PERKATAANNYA
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Spencer pada Ruas Jalan Jalur 40, Sikumana, Kota Kupang, Nusa Tenggara
Timur.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mata kuliah tugas akhir
Cendana. Terselesaikannya penulisan skripsi ini juga tidak terlepas dari campur
tangan, doa, dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu mendengar setiap doa syukur,
5. Bapa Maksimus Dinar, Mama Oliva Kordalia Lida, dan Adik Fridolin Rilita
Belot serta (Almh.) Adik Maria Oktaviana Dinar yang mendukung penulis
merampungkan tulisan ini dan adik-adik tercintaku, Etin, Karin, Angel, Ocang,
viii
8. Teman-teman terkasih, tercinta, dan terkeren INTIME ’15 yang selalu
pengujian bagi saya dengan ketulusan hati mereka juga membimbing saya
11. Teman-teman KKN Desa Sanleo, yang selalu menyemangati penulis dengan
caranya masing-masing
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengharapkan saran dan kritik dari
Akhir kata, penulis mengucapkan selamat membaca, semoga laporan ini dapat
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................iv
ABSTRACT .......................................................................................................v
MOTTO ...........................................................................................................viii
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................... 1
x
BAB II: TINJAUAN UMUM ..........................................................................6
xi
3.6 Metode Perhitungan Keamanan Lereng (FK): Mohr Coulomb
xii
5.1.1 Pengujian pemadatan ..............................................................58
xiii
BAB VI: PENUTUP ........................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................85
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Parameter Hujan yang digunakan untuk Ambang Hujan Pemicu
Tanah Longsor.............................................................................13
Tanah Berpasir.........................................................................................29
xv
Gambar 3.13 Blok Berisi Air di Atas Bidang Miring ......................................38
Gambar 3.15 Gaya-gaya yang Bekerja pada Irisan (Metode Bishop Yang
Disederhanakan) ............................................................................42
Gambar 3.16 Gaya-gaya yang Bekerja pada Irisan (Metode Janbu Yang
Disederhanakan) ............................................................................44
Sampel Tanah................................................................................58
Gambar 5.2 Grafik Hubungan Tegangan Geser (τ) terhadap Tegangan Normal
Gambar 5.3 Grafik Hubungan Tegangan Geser (τ) terhadap Tegangan Normal
Gambar 5.4 Grafik Hubungan Tegangan Geser (τ) terhadap Tegangan Normal
xvi
(σ) Sampel Bawah .......................................................................74
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.10 Parameter Hasil Pengujian Kuat Geser Langsung Sampel Atas.....67
Sampel Bawah................................................................................73
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
LAMPIRAN C
LAMPIRAN D
LAMPIRAN E
xix
BAB I
PENDAHULUAN
atau kestabilan dari suatu lereng tersebut. Baik untuk lereng alami maupun
landslide akan selalu ada, maka perlu adanya penilaian untuk mengetahui
stabilitas suatu lereng tidak mudah karena terdapat banyakfaktor yang sangat
kuat geser tanahyang anisotropis, aliran rembesan air dalam tanah. Secara
stress) dan berkurangnya kuat geser tanah (shear strength) (Agus Muntohar,
1
2
lereng yang terlihat pada Ruas Jalan Jalur 40, Kupang, sangatlah
atau landslide di daerah tersebut, pun karena komposisi lanau yang sewaktu-
dengan metode pengambilan sampel tanah atau sampling pada lokasi untuk
kestabilan lereng, seperti nilai kohesi, sudut geser dalam, dan bobot isi tanah.
Kupang, NTT”.
akan menjadi fokus pembahasan pada penulisan skripsi ini, yang sedianya
yang dilakukan. Adapun rumusan masalah yang menjadi titik acuan untuk
1.2.1 Bagaimana kondisi dan atau nilai geometri lereng aktual di lapangan
Spencer?
Metode Spencer untuk nilai faktor keamanan (FK) yang stabil (jikalau
FKlereng
TINJAUAN UMUM
berada di Ruas Jalan Jaliur 40, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur tepatnya
ataupun beroda 4, yakni dari Gerbang UNDANA menuju Jalur 40, Sikumana,
6
7
Qac.
Orientasi bongkah bongkah asing ini agak teratur, yaitu agak sejajar
1940; van Bemmelen, 1949; Marks, 1961) memasukkan satuan ini dalam
series”(Grunau, 1953).
- 190 Cm.
yang lebih tua lainnya serta claypeliets. Tufa berwarna putih, bersusunan
10
sekitar 700 m.
digunakan oleh Kenyon (1974) dan mencakup “ribbed sand stone series,
lain.
11
DASAR TEORI
Bencana tanah longsor dan apapun yang berkaitan dengan itu akibat
perubahan massa tanah sudah sangat sering kita jumpai dalam kehidupan
dampak atau kerugian jangka panjang. Permasalahan seperti ini bisa kita
jumpai pada desain tambang terbuka yang menjadi pusat perhatian para KTT
ruas jalan, bendungan dan lain-lain. Kestabilan ini sangat ditentukan oleh
prosesnya kapasitas lereng sangat ditinjau lebih detail lagi. Berdasarkan hasil
yakni dengan merubah nilai kohesinya dan sudut geser dalam yang di dapat
12
13
dalam persen atau derajat kemiringan. Pada kasus semakin miringnya suatu
kemiringan lereng, hal. 7). Pengaruh air hujan terbilang dominan pada
memperkecil kuat geser tanah, secara umum pengaruh air hujan ini di kenal
tanah (Reichenbach, dkk. 1998). Hujan kritisadalah hujan yang diukur dari
2014).
Gambar 3.1 Parameter Hujan yang digunakan untuk Ambang Hujan Pemicu Tanah
Longsor
14
tidak terganggu (alamiah), tanah atau batuan berada dalam keadaan setimbang
yang dikatakan sebagai kondisi lereng stabil, tetapi jikalau suatu waktu
penimbunan, dan yang sejenis dengan itu, lereng pada kebiasaannya akan
mencari keadaan stabil baru yang terjadi dalam bentuk longsoran atau
langsung dengan kejadian tanah longsor dalam ukuran dimensi ruang dan
(Varnes,1978).
lain:
1. Penyebaran batuan
kemantapan lereng, hal ini menjadi faktor khas atau pembeda karena
mengandung poin kekuatan, sifat fisik, dan teeknis suatu jenis batuan
2. Struktur geologi
3. Morfologi
laju erosi dan pengendapann yang terjadi, serta arah lajur air tanah
4. Iklim
5. Tingkat pelapukan
misalnya angka kohesi, sudut geser dalam, bobot isi, dan lain-lain.
7. Geometri lereng
Pada faktor geometri lereng ini ada tiga komponen penting yang
jenjang, sudut antar jenjang, dan sudut lereng total. Dimana lereng
mudah longsor dari pada longsor yang tidak terlalu tinggi padfa
batuan yang sama. Maka makin besar kemiringan lereng atau tingkat
kelongsoran.
Longsor dan lereng adalah dua buah keterhubungan yang saling terikat
dengan sangat baik, dalam artian kasus terjadinya suatu longsoran kerap
kaitannya dengan kondisi lereng suatu tempat atau dengan kata lain
longosoran biasa terjadi pada suatu daerah yang memiliki kondisi geomteri
material campuran tersebut yang bergerak ke bawah atau keluar lereng karena
adanya pengaruh gaya gravitasi. Biasanya longsor yang terjadi pada sebuah
lereng dikarenakan adanya aliran air yang lewat sepanjang permukaan lereng
atau terjadi ketika meluncurnya suatu volume tanah di atas suatu lapisan yang
agak kedap air yang jenuh air (Munir, 2006).Varnes 1978 (dalam Agus
kelihatannya mudah dilakukan, akan tetapi hal itu tidak selalu bisa dilakukan.
berikut: air yang meresap ke dalam tanah akanmenambah bobot tanah karena
sifatnya yang melewati pori. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap
air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah
yaitu :
1. Meningkatnya tekanan air pori karena infiltrasi air ke dalam lereng, debit
air yang tidak terkontrol pada saluran drainase, atau gempa bumi yang
softening).
terjadi pada suatu bentuk lahan merupakan objek studi yang amat penting
tanah, batuan. Perubahan kondisi bentuk lahan oleh proses eksogen dapat
Ada 6 jenis tanah longsor yang biasa terjadi pada kasus kemiringan
runtuhan batuan, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan, di mana dua
dan rotasi, sedangkan longsoran yang biasa terjadi dalam skala besar yakni
1. Longsoran Translasi
diartikan sebagai tanah longsor yang terjadi pada bidang gelincir yang
hampir tegak lurus dan sejajar dengan muka tanah yang bersifat
2. Longsoran rotasi
3. Pergerakan Blok
4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain
terjadi pada lereng yang terjal atau curam dan sering ditemukan pada
22
5. Rayapan Tanah
Jenistanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Longsoran jenis ini
dangat sulit dideteksi dan setelah waktuyang cukup lama longsor jenis
miring.
6. Aliran Substitusi
23
Jenis longsoran ini terjadi ketika massa tanah bergerak karena adanya
tergantung pada kemiringan lereng, volume, dan tekanan air, serta jenis
Dampak dari aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.
Sifat fisik tanah dan mekanika tanah adalah dua unsur yang sangat
Keamanan (FK) bisa kita dapatkan dan katakan kondisi lereng dalam keadaan
permeabilitas.
permukaan padatan.
1977) berikut:
Ww
w= x 100% ................................................................... (3.1)
Ws
tanah yang ada, jumlah total partikel yang ada, dan jumlah air
25
W
γb = .....................................................................................(3.2)
V
berat butir terhadap isi tanah seluruhnya. Berat isi kering ini dicari
γ b x 100
γd = ...................................................................... (3.3)
100+ w
(Wesley, 1977):
Vv
n= ...................................................................................... (3.4)
V
di mana: n = porositas
Gs+ γw
ZAV = ...................................................................
1+(Gsxw )
(3.5)
Vw
Sr = ................................................................................... (3.6)
Vv
sebagai perbandingan antara berat isi bahan terhadap berat isi air.
berikut:
Wt
Gs= ........................................................................
(W 5−W 3)
(3.7)
3.4.1.3 Permeabilitas
sehingga air dapat mengalir dari titik yang berenersi tinggi ke titik
L h1
k =0.025 log ............................................................... (3.8)
t h2
mekanika tanah untuk penentuan kestabilan lereng antara lain sudut geser
gesek dalam (ɸ) yang diperoleh dengan melakukan pengujian uji geser
alat uji kuat geser ini diberikan tegangan normal yang searah vertikal
harus kita pahami adalah perubahan contoh tanah pada arah horizontal
Gambar 3.9 Hubungan Tegangan Geser dan Tegangan Normal untuk Nilai
permukaan bidang gelincir diwakili oleh nilai kohesi (c) dan sudut
sampel diambil dari blok batuan yang lunak dan bidang diskontinu
c = kohesi (MPa)
Gambar 3.10 Hubungan antara Tegangan geser dan Tegangan Normal pada
Diagram Mohr
berikut:
berikut:
beban normal
tegangan normal= ............................
luas penampang sampel
(3.11)
gaya geser
tegangan geser= ................................
luas penampang sampel
(3.12)
Faktor keamanan lereng adalah batasan nilai atau tetapan nilai yang
lereng yang sebenarnya, entah stabil, kritis, atau rawan longsor, sehingga bisa
dilakukan analisis lebih lanjut lagi. Secara sederhana, faktor keamanan lereng
keseluruhan lereng pada lokasi tersebut, kondisi air tanah setempat, faktor luar
seperti getaran akibat peledakan ataupun alat mekanis yang beroperasi dan
longsoran akibat adanya pergerakan tegangan geser pada bidang longsor (Y.
M. Cheng, 2008)
perbandingan antara gaya penahan yang membuat lereng tetap stabil, dengan
dipengaruhi oleh geometri lereng, struktur batuan, sifat fisik dan mekanika
34
batuan serta gaya luar yang bekerja pada lereng tersebut. Namun perlu
diketahui, bacaan nilai faktor keamanan (FK) yang diperoleh dari analisis
kekuatan batuan batuan tersebut. Hal ini dipicu karena adanya faktor kurang
kenal adanya faktor keamanan minimum dengan suatu nilai tertentu yang
disarankan sebagai batas faktor keamanan terendah yang masih aman sehingga
gaya penahanlongsor
FK = ................................................ (3.13)
gaya penggerak longsor
Metode Spencer
35
faktor keamanan lereng dengan bantuan salah satu software Rocscience Slide
6.0, seperti, Metode Janbu, Metode Spencer, Metode Bishop Simplified, Dan
Metode Fellenius atau Irisan. Pemilihan salah satu metode tersebut tidak
keadaan lereng yang sebenarnya. Longsoran yang terjadi pada tanah dan pasir
sifatnya lebih keras dengan kuat tekan >10 Mpa, dan tidak mempunyai
banyak bidang rekah terjadi longsoran lain yaitu longsoran baji, longsoran
banyak batasan nilai kritis lereng dari apa yang kita temukan jika dan hanya
jika tegangan utama atau tegangan geser maksimum dianggap berdiri sendiri
terdiri dari dua komponen yaitu kohesi dan sudut gesek dalam.
36
Keterangan :
P
σn =
A
w cos α
σn =
A
α = Kemiringan bidang
w cos α
maka: τ = c + tanϕ ....................................................... ( 3.15)
A
37
blok yang berada pada suatu bidang miring yang mempunyai sudut
kemiringan sebesarα.
Gaya geser yang bekerja (S) untuk menahan geseran pada dasar blok
dinyatakan :
α = ϕ ....................................................................................................... (3.18)
c = Kohesi (kN/m2)
u atau gaya angkat air sebesar U = u.A dengan A adalah luas dasar blok.
Keterangan :
3.14a). Gaya normal yang bekerja pada suatu titik di lingkaran bidang
padanya. Gaya ini terdiri atas gaya geser (V1 dan V2) dan gaya normal
efektif (E1 dan E2) disepanjang sisi irisannya, dan juga resultan gaya
geser efektif (Ti) dan resultan gaya normal efektif (Ni) yang bekerja di
bekerja di kedua sisinya, dan gaya tekan air pori (Ui) bekerja pada
berkenaan dengan arah, besar dan titik kerja (point of application) dari
Method)
41
antara kuat geser tanah (τf) dengan gaya dorong tanah (τ), atau perbandingan
(Driving Moment).
τf RM
SF = atau SF = ........................................................................ (3.21)
τ DM
Salah satu jenis metode irisan yang digunakan dalam menganalisa nilai
bahwa gaya normal cukup untuk mendefinisikan gaya- gaya antar irisan.
(Bishop, 1955). Gaya normal di dasar dan tiap irisan ditentukan dengan
Gambar 3.15 Gaya-gaya yang Bekerja pada Irisan (Metode Bishop yang
Disederhanakan)
Perhitungannya adalah:
tan ɸ cl sin α
(P-ul) cos α + u.l cos α + (P-ul) sin α + = W + Xn - Xn+1
F F
tan ɸ cl sin α
(P-ul) cos α + (P-ul) sin α = W + Xn - Xn+1 - u.l cos α -
F F
cl sin α
(P-ul)=
W −l( [ F ]
+u . cos α )
.................................................(3.22)
tan ɸ
cos α + .sin α
F
1
Σ [c . b+ ( W – b .u ) tan ɸ' ]( )
FK = cos α (1+ tan ɸ. tan α / F) ............. (3.24)
ΣW sin α
1
Dengan pemisalan Mi = , sehingga
cos α (1+ tan ɸ . tan α /F )
persamaannya menjadi:
1
Σ [c . b+ ( W – b .u ) tan ɸ' ]( )
FK = Mi ............................................... (3.25)
ΣW sin α
Dimana:
Keterangan:
FK : Faktor Keamanan
F : FK
diabaikan atau bernilai nol (XL -XR = 0). Perbedaan antara metode
Gambar 3.16 Gaya-Gaya yang Bekerja pada Irisan (Metode Janbu yang
Disederhanakan)
Perhitungannya adalah:
1
S= ¿....................................................................................... (3.26)
F
Gaya normal pada dasar irisan Janbu memiliki kesamaan dengan gaya
normal pada metode bishop sederhana. Gaya normal di dasar dan tiap
1
= (W -(Xr-Xl)) tan α –( ¿ ) sec α
F
sec 2 α
Σ[c . b+ ( W – b .u ) tan ɸ' ]( )
(1+ tan ɸ . tan α /F ) ........................ (3.28)
FK =
ΣW tan α
gaya yang bekerja disekitar bidang irisan adalah parallel sehingga gaya-
X
=konstan=tan ɸ= λ................................................................(3.29)
E
Perhitungannya adalah:
1
S= ¿........................................................................................(3.30)
F
1
Σ [c . b+ ( W – b .u ) tan ɸ' ]( )
FK = cos α (1+ tan ɸ. tan α / F) ...............(3.33)
ΣW sin α
' sec 2 α
Σ[c . b+ ( W – b .u ) tan ɸ ]( )
(1+ tan ɸ . tan α /F ) ..................................
FK =
ΣW tan α
.. (3.34)
47
sehingga diperoleh:
Keterangan :
F : FK
λ : Skala dari sudut yang terbentuk oleh gaya normal dan gaya gesek
Pada metode Spencer, gaya antar irisan dan gaya normal tidak
cari nilai (Xr-Xl) dengan persamaan (3.29). Nilai (Xr-Xl) yang telah
lengkap dengan analisis elemen hingga rembesan air tanah, pengunaan cepat,
faktor keamanan dari suatu lereng, seperti Metode Janbu, Metode Bishop,
faktor keamanannya. Slide V6.0 dapat diterapkan pada analisis dan pekerjaan
maka dibutuhkan data masukan berupa hasil uji sifat fisik dan sifat mekanik
dari tanah atau batuan penyusun lereng tersebut yaitu berupa bobot isi kering,
bobot isi jenuh, kohesi, dan sudut geser dalam. Dari data-data masukan
tersebut kemudian diolah dengan bantuan Slide V6.0 sehingga dihasilkan data
METODE PENELITIAN
mengenai kestabilan lereng ini. Tak terlepas dari itu, sumber yang digunakan
pula tak terbatas pada buku-buku cetak melainkan juga dari artikel, jurnal,
tulisan ilmiah, dan juga sumber lainnya dari internet yang dijadikan sebagai
sumber tambahan dan sedianya berguna sebagai tata cara berpikir dalam
bertempat di Ruas Jalan Jalur 40, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur,
mekanika tanah terdiri atas dua jenis yakni sampel tidak terganggu dan sampel
50
51
ditancapkan sedalam 50 cm untuk tiga titik berbeda (atas, tengah, dan bawah)
fisik dan mekanika tanah. Adapun dalam metode pengambilan sampel ini
A B
52
C D
Gambar 4.1 (a) Metode Pengambilan Sampel, (b) Pengukuran Dimensi Geometri
berupa pengujian sifat fisik tanah dan pengujian sifat mekanika tanah.
untuk contoh tanah yang telah diambil dari lapangan adalah bertujuan
untuk mendapatkan nilai dari sifat-sifat fisik tanah seperti kadar air, berat
air yang terkandung dalam tanah terhadap berat butir tanah kering
perbandingan antara berat isi butir terhadap berat isi air pada
impermeable.
seperti nilai sudut geser dalam dan kohesi yang diperoleh dari pengujian
kuat geser langsung (direct shear test). Adapun kedua nilai tersebut
54
Rumusan Masalah:
1. Bagaimana kondisi dan atau nilai geometri lereng aktual di lapangan dan hasil pengujian
sifat fisik dan mekanik di laboratorium ?
2. Berapa nilai Faktor Kemanan (FK) untuk lereng asli di lapangan sehingga perlu untuk
diteliti berdasarkan hasil perhitungan Metode Spencer?
3. Bagaimana rancangan rekomendasi lereng berdasarkan perhitungan Metode Bishop yang
Disederhanakan pada Software Rocscience Slide V6.0 untuk nilai faktor keamanan (FK) yang
stabil?
Pengujian Laboratorium
Pengolahan data:
Analisis sampel tanah di laboratorium
berupa sifat fisik dan sifata mekanika tanah
(σ; τ; ɸ; c) dan kemudian
diolah menggunakan software
Rocscience slide V6.0
Hasil Penelitian:
Nilai FK > 1.25
Rekomendasi geomteri lereng yang stabil
KESIMPULAN
Mulai
Mohr – Coulomb
(c, γ, ɸ)
Nilai FK <1,25
Metode Spencer Kondisi lereng tidak stabil
Rekomendasi perbaikan
Lereng stabil
lereng
FK > 1.25
selesai
data hasil pengujian laboratorium berupa pengujian sifat fisik tanah dan pengujian
sifat mekanika tanah yang nantinya sangat berguna sebagai data inputan yang
properti dari tanah tesebut, yang di dalamnya termasuk uji pemadatan tanah
untuk mendapatkan persentase kadar air (w) yang terkandung dalam tanah,
berat isi tanah (γb), pengujian berat jenis (Gs), dan pengujian permeabilitas
Adapun ketiga sampel yang diambil kemudian diberi nama atau kode
sampel sebagai:
Sampel atas: adalah sampel tanah yang diambil pada bagian atas dari
sebuah muka lereng yang ditetapkan sebagai titik pada ketinggian atau
Sampel tengah adalah sampel tanah yang diambil pada bagian tengah dari
sebuah muka lereng atau dalam hal ini antara titik atas (elevasi paling
57
58
Sampel bawah adalah sampel tanah yang diambil pada bagian bawah dari
sebuah muka lereng yang ditetapkan sebagai titik pada elevasi paling
Titik Sampel
Tengah
Tanah
persentase kadar air sampel, berat isi tanah (γb), berat isi kering (γd),
a. Sampel atas
(γd)
Garis kepadatan
4. 1,818 1,988 1,816 1.777 1,740
tanah
Derajat
6. % 4,701 7,574 13,754 12,877 10,948
kejenuhan (Sr)
b. Sampel tengah
Satua
No. Pengujian 200 ml 250 ml 300 ml 350 ml 400 ml
n
Berat is kering
3. gr/cm3 1,352 1,360 1,382 1,360 1,320
(γd)
Garis kepadatan
4. 2,071 1,973 1,813 1,780 1,745
tanah
Derajat
6. % 8,362 8,00 10,011 11.438 13,554
kejenuhan (Sr)
c. Sampel bawah
60
Berat is kering
3. gr/cm3 1,294 1,306 1,328 1,298 1,261
(γd)
Garis kepadatan
4. 1,983 1,953 1,730 1,624 1,494
tanah
Derajat
6. % 10,038 11.042 22,379 21,967 24,378
kejenuhan (Sr)
terhadap berat isi air. Adapun rumusan perhitungan berat jenis (Bowles,
Wt
Gs=
(W 5−W 3)
nilai berat jenis dari sampel atas dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
61
No. Picnometer A B
jenis sampel atas yang diperoleh dari nilai rata-rata sampel adalah
2.561 gr/cm3.
nilai berat jenis dari sampel tengah dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
No. Picnometer C D
jenis sampel tengah yang diperoleh dari nilai rata-rata sampel adalah
2.609 gr/cm3.
nilai berat jenis dari sampel bawah dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
63
No. Picnometer E F
jenis sampel bawah yang diperoleh dari nilai rata-rata sampel adalah
2.5675 gr/cm3.
h1 h2 Log T T
h1/h2 L/t k (cm/s)
0
(cm) (cm) (h1/h2) (s) ( C)
h1 h2 Log T T
h1/h2 L/t k (cm/s)
0
(cm) (cm) (h1/h2) (s) ( C)
h1 h2 Log T T
h1/h2 L/t k (cm/s)
(cm) (cm) (h1/h2) (s) (0C)
100 94 1,06 0,025 0,01 300 250 6,25 x 10-6
94 88 1,06 0,025 0,01 300 250 6,25 x 10
65
kuat geser untuk memperoleh hubungan antar teganan normal (σ) terhadap
tegangan geser (τ) akibat adanya penembahan beban normal yang bervariasi.
Adapun pengujian mekanika tanah menggunakan alat uji kuat geser ini
dilakukan sebanyak 9 kali percobaan dengan rincian 3 sampel uji per titik.
rumus berikut:
1 MPa = 1 N /mm2
1 kg = 9,81 N
dengan asumsi m = 1)
9.81 9.81
1 kg/cm2 = N/mm2 atau MPa
100 100
Nilai Mpa (Mega Pascal) diubah ke satuan kPa (Kilo Pascal) dimana
9.81
dikalikan dengan 1000 = x 1000=98,1 kPa
100
dengan berat beban yang berbeda (0,5 kg, 1 kg, dan 1,5 kg). Berikut
L = ᴨ x r2
= 26,41 cm2
V = lxt
= 47,53 cm3
F = pr x r
= 0,1640 kg x 11
= 1,804 kg
Tegangan normal:
N
σ =
L
0,5 kg
=
26,41cm 2
= 1,853 kPa
Tegangan geser:
F
τ=
L
67
1,804 kg
=
26,41cm 2
= 6,699 kPa
Tabel 5.10 Parameter Hasil Pengujian Kuat Geser Langsung Sampel Atas
Gambar 5.2 Grafik Hubungan Tegangan Geser (τ) terhadap Tegangan Normal (σ)
Sampel Atas
ring dial maka nilai kohesi dan sudut geser dalam dapat ditentukan sebagai
berikut:
ɸ = arctan ( στ 3−τ 1
3−σ 1 )
Nilai kohesi
τ = c + σ tan ɸ
c = 4,875 kPa
dengan berat beban yang berbeda (0,5 kg, 1 kg, dan 1,5 kg). Berikut
L = ᴨ x r2
= 26,41 cm2
V = lxt
= 26,41cm2 x1,8 cm
= 47,53 cm3
F = pr x r
= 0,1640 kg x 10
= 1,64 kg
Tegangan normal:
N
σ =
L
0,5 kg
=
26,41cm 2
= 1,853 kPa
70
Tegangan geser:
F
τ=
L
1,64 kg
=
26,41cm 2
= 6,089 kPa
Tabel 5.11 Parameter Hasil Pengujian Kuat Geser Langsung Sampel Tengah
Gambar 5.3 Grafik Hubungan Tegangan Geser (τ) terhadap Tegangan Normal (σ)
Sampel Tengah
ring dial maka nilai kohesi dan sudut geser dalam dapat ditentukan sebagai
berikut:
ɸ = arctan ( στ 3−τ 1
3−σ 1 )
Nilai kohesi
τ = c + σ tan ɸ
c = 5,08 kPa
dengan berat beban yang berbeda (0,5 kg, 1 kg, dan 1,5 kg). Berikut
L = ᴨ x r2
= 26,41 cm2
V = lxt
= 26,41cm2 x1,8 cm
= 47,53 cm3
F = pr x r
= 0,1640 kg x 10
= 1,64 kg
Tegangan normal:
N
σ =
L
0,5 kg
=
26,41cm 2
= 1,853 kPa
73
Tegangan geser:
F
τ =
L
1,64 kg
=
26,41cm 2
= 6,089 kPa
Tabel 5.12 Parameter Hasil Pengujian Kuat Geser Langsung Sampel Bawah
Gambar 5.4 Grafik Hubungan Tegangan Geser (τ) terhadap Tegangan Normal (σ)
Sampel Bawah
ring dial maka nilai kohesi dan sudut geser dalam dapat ditentukan sebagai
berikut:
ɸ = arctan ( στ 3−τ 1
3−σ 1 )
Nilai kohesi
τ = c + σ tan ɸ
c = 5,28 kPa
Slide V6.0
sebuah bidang gelincir, dan yang termasuk ke dalam jenis gaya penggerak
seperti beban yang bekerja pada bidang gelinci tersebut dan yang termasuk ke
dalam jenis gaya penahan adalah nilai kohesi yang bekerja secara berlawanan
lereng seperti geometri lereng, karateristik fisik dan mekanik tanah, getaran,
laboratorium berupap data- data sifat fisik dan data-data sifat mekanika tanah
seperti sudut geser dalam dan nilai kohesi yang diperoleh dari pengujian kuat
geser langsung (direct shear test), dan nilai bobot isi tanah yang diperoleh dari
(FK=0,543)
c. Metode Spencer
lampiran D.
software Rocscience Slide V6.0 terlihat bahwa lereng berada dalam kondis
FK : 1,610
FK : 1,410
PENUTUP
6.1 Simpulan
mekanik tanah pada material pembentuk lereng yang dilakukan pada lokasi
Profil lereng atau geometri lereng di lokasi penelitian yang bertempat di Ruas
Sifat fisik dan mekanik pada area lereng wilayah lokasi penelitian:
1. Sampel Atas
81
82
2. Sampel Tengah
3. Sampel Bawah
Rocscience Slide V6.0, nilai FK yang terbaca adalah 0,588 yang berarti nilai
FK<1 atau berada dalam keadaan yang tidak stabil dan memerlukan
nilai kestabilan FK>1,25 sebagai bentuk rekomendasi jenjang yang aman dari
FK : 1,610
FK : 1,410
6.2 Saran
ada:
84
lereng yang ada, khususnya lereng yang berada sepanjang raus jalan,
Jakarta
Bromhead, E. N. 2005. The Stability of Slope (Second Edition). USA: Taylor and
Francis.
Huang, Yang H. 2014. Slope Stability Analysis by The Limit Equilibrium Method.
Lopa, R. T., Arham, dan B. Bakri. 2017. Pengaruh Hubungan Intensitas Curah
Muntohar, Dr. Eng. Agus Setyo. 2006. Tanah Longsor (Analisis – Prediksi -
Raditia, Restu dan Solihin. 2015. Analisa Stabilitas Lereng Tambang Terbuka
85
86
Lereng. Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.3, Maret 2014 (139-147). Diakses
Wyllie, Duncan C. dan Christopher W. Mah. 2005. Rock Slope Engineering Civil
diambil dari lapangan dan yang telah lolos saringan no. 4 dengan 25 tumbukan
tinggi jatuh tumbukan adalah 30 cm diukur dari permukaan padatan. Kadar air
yang memberikaan pembacaan berat kering yang maksimal disebut kadar air
optimum. Untuk contoh tanah yang berbutir halus, untuk mendapatkan kadar
air optimumnya yakni menggunakan standar batas palstis dari contoh tanah
tersebut.
antara lain: cetakan/mould, sampel uji, saringan no. 4, pan, alat extruder,
Prosedur Pengujian
Pada pengujian kadar air optimum ini, pertama-tama hal yang wajib
24 jam dengan tujuan mengurangi kadar air asli dari tanah tersebut. Setelah
menggunakan saringan no. 4 atau biasa disebut tanah lolos uji sariangan no.
masing sampel atau titik pengambilan contoh tanah (atas, tengah, dan
yang telah tersedia kemudian dicampur dengan air sampai merata dengan
kenaikan volume air yang digunakan sebanyak 200 ml, 250 ml, 300 ml, 350
plastik sampel harus tertutup rapat untuk mecegah udara keluar dari plastik
sampel.
A B
C D
Sampel lolos Saringan No. 4 ke dalam Plastik Sampel, (C) Pencampuran Air
pemotong sehingga ukuran sampel tanah semerata dengan cetakan, lalu ukur
berat cetakan ditambah berat contoh basah, lalu sampel hasil tumbukan
Harga berat jenis dari butiran contoh tanah berperan penting dalam
harafiah, berat jenis diartikan sebagai perbandingan antara berat isi bahan
terhadap berat isi air yang dalam konteks penelitian berupa nilai rata-rata berat
Pada pengujian sifat fisik berat jenis tanah ini alat –alat yang
Prosedur Pengujian
Siapkan contoh tanah yang telah lolos uji saringan no. 10 untuk
per titik contoh tanah (atas, tengah, dan bawah). Kemudian kita timbang
massa tanah yang akan diuji dan biasany anah yang akan dimasukkan ke
Kemudian tambahkan air suling ke picnometer yang telah terisi contoh tanah
+ air + tanah pada suhu 250 C). Dan langkah terakhir pada pengukuran berat
jenis ini adalah timbang berat massa picnometer + air pada suhu 250 C untuk
A-5
mendapatkan nilai W4 sehingga kita bisa menghitung berat jenis dari contoh
A B
Gambar (A) Menyiapkan Picnometer Kosong untuk Pengujian yang Akan Diisi
Conoth Tanah, (B) Proses peng-oven-an Sampel Tanah yang Telah Ditimbang
Beratnya
informasi mengenai tingkat meloloskan air melalui pori-pori yang ada atau
sifat bahan berongga yang memungkinkan air atau cairan lainnya untuk
menembus atau merembes melalui hubungan antar pori. Dalam pengujian sifat
imperemable.
tanah ini adalah: sampel tanah lolos uji saringan no. 10, air, alat uji
Prosedur Pengujian
A-6
tanah ini adalah sampel tanah yang telah lolos uji saring no. 10 sebanyak 3
sampel (atas, tengah, dan bawah). Selanjutnya campur tanah uji dengan air
tabung. Selanjutnya tabung pengujian yang telah terisi tanah tadi diisi air
hingga penuh, dan tunggu sampai air mulai keluar melalui pipa kapiler dan
Setelah 5 menit, catat penurunan air yang bisa dilihat pada pipa kapiler alat
pengujian.
A B
A-7
Gambar (A) Prose Mencampurkan Tanah dengan Air, (B) Pengisian Air ke
besaran nilai sudut geser dalam dan nilai kohesi yang nantinya digunakan
tersebut akan sangat tergantung darii beban normal yang dipakai dan nilai
kuat geser dan gaya geser yang dihasilkan melalui prosedur alat kuat geser
mekanika tanah ini adalah: alat uji kuat geser dan perangkatnya, ring cetak
sampel uji, alat pengeluar sampel atau extruder, contoh tanah yang lolos
A-8
saringan no. 10, air, timbangan, oven, gelas ukur, stopwatch atau jam
dinding.
Prosedur Pengujian
Siapkan sampel tanah yang telah lolos uji saringan no.10 untuk
sebanyak 9 sampel dengan perincian 3 sampel uji per titik sampel (3 x atas,
tengah, dan bawah). Banyaknya tanah (dalam gram) dan volume air (dalam
mL) yang diperlukan pada pemadatan contoh tanah sangat bergantung dari
optimum (untuk konteks penulis berada pada angka 300 mL sebagai kadar
air optimum). Setelah berat tanah dan volume air didapatkan, selanjutnya
atau tinggi 2 cm. Pemadatan menggunakan tangan atau alat terkait dan
uji kuat geser dengan beban normal yang dipakai masing-masing 0,5 kg, 1
kg, dan 1,5 kg yang digunakan untuk masing-masing contoh tanah (berat
pengambilan sampe), dan juga siapkan batu pori sebanyak 2 buah (atas dan
bawah).
A B
Gambar (A) Proses Mencampurkan Contoh Tanah dengan Air hingga Homogen,
(B) Proses Memasukan Sampel Tanah Ke dalam Ring Pemadatan, dan (C) Contoh
ke dalam alat uji kuat geser, dengan catatan masukkan pertama masukkan
batu berpori pada bagian bawah, kemudian contoh tahah yang akan diuji,
dan tutup bagian atas conoth tanah dengan batu berpori yang lainnya, serta
saipkan beban normal pertama 0,5 kg. Kemudian putar “stir” alat uji secara
perlahan untuk pembacaan setiap 15 detik dan catat pergesaran yang terbaca
pada jarum alat uji atau biasa disebut pengulangan. Hingga mencapai
A-10
keadaan yang disebut peak shear strength atau keadaan maksimal kuat geser
keluarkan benda uji pertama dan lanjutkan pengujian benda uji berikutnya
B C
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
Gambar (A) Alat Uji Kuat Geser, (B) Penambahan Beban Normal Pengujian,
dan (C) Pengamatan Jarum Penunjuk Kuat Geser terhadap Contoh Tanah
jam untuk mendapatkan berat contoh kering sehingga persentase kadar dari
Berat cetakan + berat contoh tanah basah W2 3344 3339 3565 3425 3521 Timbangan
Berat contoh basah (gr) W = W2 – W1 1378 1373 1599 1459 1555 3414 – 1966
Berat isi basah (gr) γb = W / V 1,476 1,470 1,712 1,562 1,665 1278/993,937
Berat isi kering (gr) γd = (γb x 100) / (100 + w ) 1,399 1,321 1,477 1,333 1,405 (1,476 x 100)/(100 + 5,50)
Berat cawan + berat contoh basah (gr) W3 805 641 776 724 609 Timbangan
Berat cawan + berat contoh kering (gr) W4 767 585 680 631 526 Timbangan
Berat contoh kering (gr) Ws = W4 – BC 691 498 604 542 450 680 – 76
Kadar air (%) w = (Ww / Ws) x 100% 5,499 11,245 15,894 17,159 18,444 (97 / 604) x 100%
Berat jenis (gr/cm3) Gs 2.56 2.56 2.56 2.56 2.56 Pengujian berat jenis
ZAV (Gs x γw) / [1 + (Gs x w)] 1,818 1,988 1,816 1,777 1,740 (2,56 x 1) / [1 + (2,56 x 0,55)]
Volume tanah kering (cm3) Vs = Ws / Gs 125,659 194,531 235,938 211,719 175,781 691/2,56
Volume pori (cm3) Vv = V – Vs 808,278 739,400 697,999 722,218 758,156 933,937 – 125,659
Porositas (%) n = Vv / (V x 100) 86,545 79,171 74,737 77,330 81,179 808,278/(933,937 x 100)
Derajat kejenuhan (%) Sr = Vw / (Vv x 100) 4,701 7,574 13,754 12,877 10,948 38/86,545 x 100
B-2
Berat cetakan + berat contoh tanah basah W2 3315 3371 3487 3475 3432 Timbangan
Berat contoh basah (gr) W = W2 – W1 1362 1405 1521 1509 1466 3315 – 1966
Berat isi basah (gr) γb = W / V 1,458 1,504 1,628 1,616 1,570 1349/933,937
Berat isi kering (gr) γd = (γb x 100) / (100 + w ) 1,328 1,337 1,396 1,380 1,320 (1,444 x 100)/(100 + 9,8)
Berat cawan + berat contoh basah (gr) W3 724 600 611 642 682 Timbangan
Berat cawan + berat contoh kering (gr) W4 665 540 535 557 583 Timbangan
Berat contoh kering (gr) Ws = W4 – BC 596 480 458 498 521 665 – 69
Kadar air (%) W = (Ww / Ws) x 100% 9,800 12,500 16,594 17,068 19,000 (59 / 596) x 100%
Berat jenis (gr/cm3) Gs 2.61 2.61 2.61 2.61 2.61 Pengujian berat jenis
ZAV (Gs x γw) / [1 + (Gs x w)] 2,071 1,973 1,813 1,780 1,745 (2,61 x 1)/[1 + (2,61 x 0,098)]
Volume tanah kering (cm3) Vs = Ws / Gs 228,352 183,908 177,778 190,805 203,516 596/2,61
Volume pori (cm3) Vv = V – Vs 705,585 750,029 756,159 743,132 730,421 933,937 – 228,352
Porositas (%) n = Vv / (V x 100) 75,550 80,308 80,965 79,570 78,209 705,585/933,937 x 100
Derajat kejenuhan (%) Sr = Vw / (Vv x 100) 8,362 8,000 10,011 11,438 13,554 59/705,585 x 100
B-3
Berat cetakan + berat contoh tanah basah W2 3328 3342 3445 3458 3478 Timbangan
Berat contoh basah (gr) W = W2 – W1 1362 1376 1479 1492 1512 3328 – 1966
Berat isi basah (gr) γb = W / V 1,458 1,473 1,584 1,598 1,619 1348 / 933,937
Berat isi kering (gr) γd = (γb x 100) / (100 + w ) 1,308 1,312 1,333 1,303 1,265 (1,433 x 100) / (100 + 11,513)
Berat cawan + berat contoh basah (gr) W3 765 770 975 880 853 Timbangan
Berat cawan + berat contoh kering (gr) W4 695 693 832 731 683 Timbangan
Berat contoh kering (gr) Ws = W4 – BC 608 627 758 657 608 695 – 87
Kadar air (%) W = (Ww / Ws) x 100% 11,513 12,281 18,865 22,679 27,961 (70 / 608) x 100%
Berat jenis (gr/cm3) Gs 2.568 2.568 2.568 2.568 2.568 Pengujian berat jenis
ZAV (Gs x γw) / [1 + (Gs x w)] 1,983 1,953 1,730 1,624 1,494 (2,57 x 1) / [1 + (2,57 x 0,12)]
Volume tanah kering (cm3) Vs = Ws / Gs 236,576 243,969 294,942 255,642 236,576 933,937 – 236,576
Volume pori (cm3) Vv = V – Vs 697,331 689,968 638,995 678,295 697,361 933,937 – 236,576
Porositas (%) n = Vv / (V x 100) 74,665 73,877 68,420 72,628 74,664 697,331 / 993,937 x 100
Derajat kejenuhan (%) Sr = Vw / (Vv x 100) 10,038 11,042 22,379 21,967 24,378 70 / 697,331 x 100
B-4
A. Pengujian Pemadatan
Sampel atas
Di mana: ᴨ = 3,14
r = 5,4 cm
t = 10,2 cm
V = ᴨ . r2 . t
= 933.937 cm3
Ww
w= x 100 %
Ws
38
= x 100 %=5,499 %
691
W
γb =
V
1278
γb = =1,368 gr /cm3
933,937
γ b x 100
γd =
100+ w
1,368 x 100
= =1,297 gr /cm3
100+5,499
Gs+ γw
ZAV =
1+(Gsxw )
2,56 x 1
= =1,818
1+(2,56 x 0.55)
f. porositas (n)
Vv
n=
V
808,278
= x 100 %=86,545%
933,937
g. derajat kejenuhan
Vw
Sr = x 100 %
Vv
38
= x 100=4,701%
808,278
Sampel tengah
Di mana: ᴨ = 3,14
r = 5,4 cm
t = 10,2 cm
V = ᴨ . r2 . t
= 933.937 cm3
Ww
w= x 100%
Ws
B-6
59
= x 100% = 9,8%
596
W
γb =
V
1349
= =1,444 gr /cm3
933,937
γ b x 100
γd =
100+ w
1,444 x 100
= =1,315 gr /cm3
100+9,8
Gsxγw
ZAV =
1+(Gsxw )
2,61 x 1
= =2,071
1+(2,61 x 0,098)
f. porositas (n)
Vv
n= x 100 %
V
705,585
= x 100 %=75,55 %
933,937
g. derajat kejenuhan
Vw
Sr = x 100 %
Vv
59
= x 100 %=8,362%
705,585
Sampel bawah
B-7
Di mana: ᴨ = 3,14
r = 5,4 cm
t = 10,2 cm
V = ᴨ . r2 . t
= 933.937 cm3
Ww
w= x 100%
Ws
70
= x 100% = 11,513%
608
W
γb =
V
1348
= =1,443 gr /cm3
933,937
γ b x 100
γd =
100+ w
1,443 x 100
= =1,294 gr /cm3
100+11,513
Gsxγw
ZAV =
1+(Gsxw )
B-8
2,57 x 1
= =1,983
1+(2,57 x 0,115)
f. porositas (n)
Vv
n= x 100 %
V
697,331
= x 100 %=74,665%
933,937
g. derajat kejenuhan
Vw
Sr = x 100 %
Vv
70
= x 100 %=10,038%
697,331
Sampel atas
Dimana:
t (waktu): 300 s
L (tinggi sampel): 3 cm
h1: 100 cm
h2 : 94,2 cm
B-9
maka,
L h1
k =0.025 log
t h2
3 100
k =0.025 log
300 94,2
Sampel tengah
Dimana:
t (waktu): 300 s
L (tinggi sampel): 3 cm
h1: 100 cm
h2 : 94,8 cm
maka,
L h1
k =0.025 log
t h2
3 100
k =0.025 log
300 94,8
Sampel bawah
2 94 88 300 250
3 88 82 300 250
Sumber: Olahan Penulis, 2019
Dimana:
t (waktu): 300 s
L (tinggi sampel): 3 cm
h1: 100 cm
h2 : 94 cm
maka,
L h1
k =0.025 log
t h2
B-11
3 100
k =0.025 log
300 94,8
No. Picnometer A B
No. Picnometer C D
No. Picnometer E F
2 94 88 300 250
3 88 82 300 250
LAMPIRAN C
C-1
1MPa = 1 N /mm2
1 kg = 9,81 N
asumsi m = 1)
9.81 9.81
1 kg/cm2 = N/mm2 atau MPa
100 100
Nilai Mpa (Mega Pascal) diubah ke satuan kPa (Kilo Pascal) dimana
9.81
dikalikan dengan 1000 = x 1000=98,1 kPa
100
L = ᴨ x r2
= 26,41 cm2
V = lxt
= 47,53 cm3
F = pr x r
= 0,1640 kg x 11
= 1,804 kg
Tegangan normal:
N
σ =
L
0,5 kg
=
26,41cm 2
= 1,853 kPa
Tegangan geser:
F
τ=
L
1,804 kg
=
26,41cm 2
C-3
= 6,668 kPa
L = ᴨ x r2
= 26,41 cm2
C-4
V = lxt
= 26,41cm2 x1,8 cm
= 47,53 cm3
F = pr x r
= 0,1640 kg x 12
= 1,968 kg
Tegangan normal:
N
σ =
L
1 kg
=
26,41cm 2
= 3,717 kPa
Tegangan geser:
F
τ=
L
1,968 kg
=
26,41cm 2
= 7,355 kPa
C-5
L = ᴨ x r2
= 26,41 cm2
C-6
V = lxt
= 26,41cm2 x1,8 cm
= 47,53 cm3
F = pr x r
= 0,1640 kg x 16
= 2,264 kg
Tegangan normal:
N
σ =
L
1,5 kg
=
26,41cm 2
= 5,570 kPa
Tegangan geser:
F
τ=
L
2,264 kg
=
26,41cm 2
= 9,748 kPa
C-7
L = ᴨ x r2
= 26,41 cm2
V = lxt
C-8
= 26,41cm2 x1,8 cm
= 47,53 cm3
F = pr x r
= 0,1640 kg x 10
= 1,64 kg
Tegangan normal:
N
σ =
L
0,5 kg
=
26,41cm 2
= 1,893 kPa
Tegangan geser:
F
τ=
L
1,64 kg
=
26,41cm 2
= 6,090 kPa
C-9
L = ᴨ x r2
= 26,41 cm2
C-10
V = lxt
= 47,53 cm3
F = pr x r
= 0,1640 kg x 11
= 1,804 kg
Tegangan normal:
N
σ =
L
1 kg
=
26,41cm 2
= 3,717 kPa
Tegangan geser:
F
τ=
L
1,804 kg
=
26,41cm 2
= 6,698 kPa
C-11
L = ᴨ x r2
= 26,41 cm2
V = lxt
= 47,53 cm3
F = pr x r
= 0,1640 kg x 13
= 2,132 kg
Tegangan normal:
N
σ =
L
1,5 kg
=
26,41cm 2
= 5,570 kPa
Tegangan geser:
F
τ=
L
2,132 kg
=
26,41cm 2
= 7,941 kPa
C-13
L = ᴨ x r2
= 26,41 cm2
V = lxt
= 47,53 cm3
F = pr x r
= 0,1640 kg x 10
= 1,64 kg
Tegangan normal:
N
σ =
L
0,5 kg
=
26,41cm 2
= 1,856 kPa
Tegangan geser:
F
τ=
L
1,64 kg
=
26,41cm 2
= 6,0899 kPa
C-15
L = ᴨ x r2
= 26,41 cm2
V = lxt
= 47,53 cm3
F = pr x r
= 0,1640 kg x 12
= 1,968 kg
Tegangan normal:
N
σ =
L
1 kg
=
26,41cm 2
= 3,751 kPa
Tegangan geser:
F
τ=
L
1,968 kg
=
26,41cm 2
= 7,306 kPa
C-17
L = ᴨ x r2
= 26,41 cm2
V = lxt
= 47,53 cm3
F = pr x r
= 0,1640 kg x 13
= 2,132 kg
Tegangan normal:
N
σ =
L
1,5 kg
=
26,41cm 2
= 5,570 kPa
Tegangan geser:
F
τ=
L
2,132 kg
=
26,41cm 2
= 7,917 kPa
C-19
\
LAMPIRAN D
D-1
1
Σ [c . b+ ( W – b .u ) tan ɸ' ]( )
FK = cos α (1+ tan ɸ. tan α / F)
Σ W sin α
Atau
N1
FK =
N2
adapun nilai berat irisan (W) dari masing-masing irisan adalah: 1,773;
3,156; 3,804; 4,193; 4,626; 5,011; 5,360; 5,681; 5,980; 6,259; 6,522;
6,771; 7,007; 7,233; 7,374; 6,805; 5,625; 4,972; 4,314; 3,653; 2,991;
2,324; 1,653; 0,983; 0,328. Dengan asumsi lereng dalam keadaan kering,
material yakni untuk irisan ini inputan bobot isi material (γ), kohesi (c)
dan sudut geser dalam (ɸ) efektif adalah nilai masing-masing 16,08 kN.m3,
4,88 kPa, dan 39,320, dengan sudut kemiringan irisan adalah 75,000, serta
Perhitungan N2:
' 1
N2 = [c . b+ ( W – b .u ) tan ɸ ]( )
cos α (1+ tan ɸ . tan α / F)
=¿
= 2,1163
Pehitungan N1:
N1 = W4 sin α4
nilai FK adalah:
ΣN 2
FK =
ΣN 1
53,6843
FK = = 0,525
102,1655
sec 2 α
Σ[c . b+ ( W – b .u ) tan ɸ' ]( )
1+ tan α . tan ɸ/ F
FK =
ΣW tan α
Atau
N1
FK =
N2
adapun nilai berat irisan (W) dari masing-masing irisan adalah: 1,773;
3,156; 3,804; 4,193; 4,626; 5,011; 5,360; 5,681; 5,980; 6,259; 6,522;
6,771; 7,007; 7,233; 7,374; 6,805; 5,625; 4,972; 4,314; 3,653; 2,991;
2,324; 1,653; 0,983; 0,328.. Dengan asumsi lereng dalam keadaan kering,
material yakni untuk irisan ini inputan bobot isi material (γ), kohesi (c)
dan sudut geser dalam (ɸ) efektif adalah nilai masing-masing 16,08 kN.m3,
4,88 kPa, dan 39,320, dengan sudut kemiringan irisan adalah 75,000, serta
Perhitungan N2:
sec 2 α
N2 = [c . b+ ( W – b .u ) tan ɸ' ]( )
1+ tan α . tan ɸ/ F
14,9282
= [0,438+ ( 4,193 – 0 ) .0,64 ]( )
1+ 3,7321. 0,64 /0,5
= 7,9438
Perhitungan N1:
N1 = W4 tan α4
nilai FK adalah:
ΣN 2
FK =
ΣN 1
148,8790
=
286,9008
= 0,5189
C. Metode Spencer
X
1. =konstan=tan ɸ= λ
E
2. ( P−ul)=W −l ¿ ¿
tan ɸ
3. Mi = cos α +sin α .
F
Atau
tan ɸ
Mi = 1 + tan α .
F
4. Kesetimbangan momen:
1
Σ [c . b+ ( W +( Xr− X 1) – b . u ) tan ɸ' ]( )
FK = cos α (1+ tan ɸ. tan α / F)
Σ W sin α
5. Kesetimbangan gaya:
sec 2 α
Σ[c . b+ ( W +( Xr −X 1) – b . u ) tan ɸ' ]( )
(1+ tan ɸ . tan α /F)
FK =
Σ¿ ¿
momen yakni FK= 0,525. Dengan masing-masing nilai 𝛴W, 𝛴tan α, 𝛴cl,
( P−ul)=W −l ¿ ¿
tan ɸ
Mi = 1 + tan α .
F
0,64
= 1 + 3,7321 .
0,5
= 1,50190
( P−ul)=4,193−¿ ¿
= 2,00228
0,525.
= -6,36773
keseleruhannya.
D-7
X
=konstan=tan ϴ=λ
E
X
=tan0
−150,38517
X = tan 0 . (-150,38517)
X=0
Disederhankan dan Metode Janbu adalah sama (Fm = Ff), yang adalah
Mencari nilai Mi
Metode Bishop
D-8
tan ɸ
Rumus umum: Mi = cos α +sin α .
F
sin α : 0,9659
tan ɸ : 0,64
Sehingga diperoleh:
tan ɸ
Mi = cos α +sin α .
F
0,64
Mi = 0,2588 +0,9659 .
0,5
Mi = 1,5019
Metode Janbu
sec α : 3,8637
tan α : 3,7321
tan ɸ : 0,64
Sehingga diperoleh:
Mi = sec α /¿ cos α . ¿ ¿ ¿
Mi = 3,8637 /0,2588 . ¿ ¿
Mi = 2,699
( P−ul)=W −l ¿ ¿
tan ɸ
Mi = 1 + tan α .
F
0,64
= 1 + 3,7321 .
0,5
= 1,50190
( P−ul)=4,193−¿ ¿
= 2,00228
= -6,36773
LAMPIRAN E
E-1
FK : 1,610
FK : 1,410
LAMPIRAN PERHITUNGAN EXCEL
METODE SPENCER)
tabulasi Perhitungan Nnilai Xr-X1 berdasarkan Asumsi Nilai ϴ yang Berbeda-beda (tan ϴ = λ)