Anda di halaman 1dari 20

PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN

TERBENTUKNYA PEMERINTAHAN INDONESIA

1. Kompetensi Dasar

3.7. Menganalisis peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan


sosial, budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia.
3.8. Menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia
dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini.
3.9. Menganalisis peran Bung Karno dan Bung Hatta sebagai proklamator serta
tokoh-tokoh proklamasi lainnya.
4.7. Menalar peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan
sosial, budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia dan
menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
4.8. Menalar peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dan
maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini dan menyajikannya
dalam bentuk cerita sejarah.
4.9. Menulis sejarah tentang perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta

2. Tujuan pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu :


a. Memahami kondisi politik di Jepang dan Indonesia menjelang proklamasi
kemerdekaan.
b. Memahami perbedaan pendapat antara golongan tuan dan golongan muda
seputar cara pelaksanaan proklamasi kemerdekaan.
c. Memahami makna proklamasi kemerdekaan.
d. Mengidentifikasi dukungan dan reaksi rakyat Indonesia terhadap proklamasi
kemerdekaan.
e. Memahami pembentukan pemerintahan Indonesia setelah proklamasi
kemerdekaan.
f. Memahami sistem pemerintahan Indonesia di masa-masa awal kemerdekaan.
3. Uraian Materi Pembelajaran

A. Kekalahan Jepang dan Kekosongan Kekuasaan

Perang Dunia II terjadi setalah Jepang membombardir Pearl Harbour pada 7


Desember 1941. Hancurnya Pearl Harbour, ternyata memudahkan Jepang untuk
mewujudkan citacitanya, yaitu membentuk persekemakmuran Asia Timur Raya.
Daerah-daerah di Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia berhasil diduduki
oleh Jepang. Pembentukan Persekemakmuran Asia Timur Raya berhasil diwujudkan,
meskipun hanya untuk sementara.
Serangan Jepang ke Indonesia (Hindia Belanda) pertama-tama terjadi 11 Januari
1942 dengan mendarat di Tarakan (Kalimantan Timur). Balikpapan yang merupakan
daerah yang kaya akan minyak bumi, jatuh ketangan Jepang 24 Januari 1942, disusul
kemudian Pontianak 29 Januari 1942, Samarinda 3 Pebruari 1942, Banjarmasin 10
Pebruari 1942. Dalam perkembangannya, Jepang mulai mengalami kesulitan, terutama
setelah Amerika Serikat menarik sebagian pasukannya dari Eropa. Pada bulan Mei 1942,
serangan Jepang terhadap Australia dapat dihentikan karena tentara Jepang menderita
kekalahan dalam pertempuran Laut Koral (Karang). Serangan Jepang terhadap Hawai
juga dapat digagalkan oleh tentara Amerika Serikat dalam pertempuran di Midway
pada bulan Juni 1942. Kekalahan Jepang terhadap Sekutu, dengan ditanda tanganinya
perjanjian Post Dam, maka secara resmi Jepang menyerahkan kekuasaan pada Sekutu.
Dengan demikian di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan. Kesempatan ini oleh
bangsa Indonesia dimanfaatkan untuk memproklamasikan kemerdekaan.
Untuk mengakhiri peperangan ini, maka pada tanggal 6 Agustus 1945 Amerika
Serikat menjatuhkan bom atom yang pertama di atas kota Hirosyima. Tiga hari
kemudian, tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan lagi di atas Nagasaki.
Akibatnya bukan saja membawa kerugian material, karena hancurnya kedua kota
tersebut dan banyaknya penduduk yang menemui ajalnya. Tetapi secara politis telah
mempersulit kedudukan Kaisar Hirohito, karena harus dapat menghentikan
peperangan secepatnya guna menghindari adanya korban yang lebih banyak lagi. Hal
ini berarti bahwa Jepang harus secepatnya menyerah kepada Sekutu atau Serikat.
Akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
B. Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan Peristiwa Rengasdengklok

Karena terjadi kekalahan Jepang terhadap Sekutu dalam beberapa pertempuran


seperti yang disebutkan diatas, maka Jepang mulai ngobral janji. Janji itu dikenal
dengan janji kemereekaan. Bila bangsa Indonesia mau membantu Jepang dalam
menghadapi Sekutu, maka kelak kemudian hari akan diberikan kemerdekaan. Untuk
mengawalinya dibentuklah Badan yang bertugas menyiapkan segala sesuatu berkaitan
dengan kemerdekaan yang dijanjikan. Pemerintah Jepang membentuk BPUPKI yang
dlam perkembangannya berubah menjadi PPKI.
Tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat
(unconditional surrender). Hal ini diumumkan oleh Tenno Heika melalui radio. Kejadian
itu jelas mengakibatkan pemerintah Jepang tidak dapat meneruskan janji atau
usahanya mengenai kemerdekaan Indonesia. Soal terus atau tidaknya usaha mengenai
kemerdekaan Indonesia tergantung sepenuhnya kepada para pemimpin bangsa
Indonesia. Sementara itu Sutan Sjahrir sebagai seorang yang mewakili pemuda merasa
gelisah karena telah mendengar melalui radio bahwa Jepang telah kalah dan
memutuskan untuk menyerah pada Sekutu. Sjahrir termasuk tokoh pertama yang
mendesak agar proklamasi kemerdekaan Indonesia segera dilaksanakan oleh Sukarno-
Hatta tanpa harus menunggu janji Jepang. Itulah sebabnya ketika mendengar
kepulangan Sukarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat dari Dalat (Saigon), maka ia
segera datang ke rumah Hatta dan memintanya untuk memproklamirkan kemerdekaan
Indonesia, tanpa harus menunggu dari pemerintahan Jepang. Hatta tidak dapat
memenuhi permintaan Sjahrir maka diajaknya ke rumah Sukarno. Namun Sukarno
belum dapat menerima maksud Sjahrir dengan alasan bahwa Sukarno hanya bersedia
melaksanakan proklamasi, jika telah diadakan pertemuan dengan anggota-
anggota PPKI lain. Dengan demikian tidak menyimpang dari rencana sebelumnya yang
telah disetujui oleh pemerintah Jepang. Selain itu Sukarno akan mencoba dulu untuk
mengecek kebenaran berita kekalahan Jepang tersebut.
Sikap Sukarno dan Hatta tersebut memang cukup beralasan karena jika
proklamasi dilaksanakan di luar PPKI, maka Negara Indonesia Merdeka ini harus
dipertahankan pada Sekutu yang akan mendarat di Indonesia dan sekaligus tentara
Jepang yang ingin menjaga status quo sebelum kedatangan Sekutu. Sjahrir kemudian
pergi ke Menteng Raya (markas para pemuda) bertemu dengan para pemuda seperti:
Sukarni, BM Diah, Sayuti Melik dan lain-lain.
Kelompok muda menghendaki agar Sukarno-Hatta (golongan tua) segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Menurut golongan muda, tidak
seharusnya para pejuang kemerdekaan Indonesia menunggu-nunggu berita resmi dari
Pemerintah Pendudukan
Jepang. Bangsa Indonesia
harus segera mengambil
inisiatifnya sendiri untuk
menentukan strategi
mencapai
kemerdekaan. Golongan
muda kemudian
Gambar 12. Soekarni Gambar 13. Chaerul
mengadakan rapat di salah
Sumber : Saleh
http://rubijanto.wordpress.com/ Sumber : satu ruangan Lembaga
http://thpardede.wordpress. Bakteriologi di Pegangsaan
com/
Timur, Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1945, pukul
20.30. Hadir antara lain Chaerul Saleh, Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto,
Margono, Wikana, dan Alamsyah. Rapat itu dipimpin oleh Chaerul Saleh dengan
menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan golongan pemuda yang menegaskan
bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri. Yang
mendapat kepercayaan dari teman-temanya untuk menemui Sukarno adalah Wikana
dan Darwis.
Oleh Wikana dan Darwis, hasil keputusan itu
disampaikan kepada Sukarno jam 22.30 di kediamannya,
Jalan Pegangsaan Timur, No 56 Jakarta. Namun sampai saat
itu Sukarno belum bersedia memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia tanpa PPKI. Di sini terjadi perdebatan sengit antara
Sukarno dengan Wikana dan Darwis. Dalam perdebatan itu
Wikana menuntut agar proklamasi dikumandangkan oleh
Sukarno pada keesokan harinya.
Peristiwa ini menunjukkan adanya ketegangan antara
Gambar 14. Wikana
Sumber : kelompok tua dengan kelompok muda yang memiliki sifat,
http://sumberbelajar.b karakter, cara bergerak, dan dunianya sendiri-sendiri.
elajar.kemdikbud.go.i
Perbedaan pendapat itu tidak hanya berhenti pada adu
d/
argumentasi, tetapi sudah mengarah pada tindakan
pemaksaan dari golongan muda. Tentu saja semua itu demi kemerdekaan Indonesia.
Para pemuda itu kembali mengadakan pertemuan dan membahas tindakan-
tindakan yang akan dibuat sehubungan dengan penolakan Soekarno-Hatta.
Pertemuan ini masih dipimpin oleh Chaerul Saleh yang tetap pada pendiriannya bahwa
kemerdekaan harus tetap diumumkan dan itu harus dilaksankaan oleh bangsa
Indonesia sendiri, tidak seperti yang direncanakan oleh Jepang. Orang yang dianggap
paling tepat untuk melaksanakan itu adalah Soekarno-Hatta. Karena mereka menolak
usul pemuda itu, pemuda memutuskan untuk membawa mereka ke luar kota yaitu
Rengasdengklok, letaknya yang terpencil yakni 15 km ke arah jalan raya Jakarta-
Cirebon. Menurut jalan pemikiran pemuda jika Soekarno-Hatta masih berada di Jakarta
maka kedua tokoh ini akan dipengaruhi dan ditekan oleh Jepang serta menghalanginya
untuk memproklamirkan kemerdekaan ini dilakukan.
Pemilihan Rengasdengkolk sebagai tempat pengamanan Soekarno-Hatta,
didasarkan pada
perhitungan militer. Antara
anggota Peta Daidan
Purwakarta dan Daidan
Jakarta terdapat hubungan
erat sejak mereka
mengadakan latihan
bersama. Secara
geografis, Rengasdengklok
Gambar 15. Laksamana Maeda Gambar 16. Sayuti Melik letaknya terpencil. Dengan
Sumber : Sumber : demikian akan dapat
http://bacaankeluarga.blogspot.c http://www.ceriwis.com/
om/ dilakukan deteksi
dengan mudah terhadap
setiap gerakan tentara Jepang yang hendak datang ke
Rengasdengklok, baik yang datang dari arah Jakarta, maupun dari arah Bandung atau
Jawa Tengah. Tujuan penculikan kedua tokoh ini selain untuk mengamankan mereka
dari pengaruh Jepang, juga agar keduanya mau segera memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia terlepas dari segala ikatan dengan Jepang. Pada dasarnya
Soekarno dan Hatta tidak mau ditekan oleh anak-anak muda itu, sehingga mereka
tidak mau memproklamirkan kemerdekaan. Dalam suatu pembicaraan dengan
Shodanco Singgih, Soekarno memang menyatakan kesediannya untuk mengadakan
proklamasi segera setelah kembali ke Jakarta. Melihat sikap Soekarno ini, maka para
pemuda berdasarkan rapatnya yang terakhir pada pukul 00.30 waktu Jawa jaman
Jepang (24.00 WIB) tanggal 16 Agustus 1945 terdapat
keputusan akan menghadakan penculikan terhadap Soekarno dan Hatta dalam
rangka upaya pengamanan supaya tidak terpengaruh dari segala siasat Jepang. Pada
tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30 (waktu Jepang) atau pukul 04.00 WIB penculikan
(menurut golongan tua) dilaksanakan. Tidak diketahui secara jelas siapakah yang
memulai peristiwa ini. Ada yang mengatakan Sukarni-lah yang membawa Soekarno-
Hatta dini hari ke Rengasdengklok. Menurut Soekarno Sjahrir-lah yang menjadi
pemimpin penculikan dirinya dengan Hoh. Hatta.
Walaupun sudah diamankan ke Rengasdengklok, Soekarno-Hatta masih tetap
dengan pendiriannya. Sikap teguh Soekarno-Hatta itu antara lain karena mereka belum
percaya akan berita yang diberikan oleh pemuda serta berita resmi dari Jepang sendiri
belum diperoleh. Seorang utusan pemuda yang bernama Yusuf Kunto dikirim ke
Jakarta untuk melaporkan sikap Soekarno-Hatta dan sekaligus untuk mengetahui
persiapan perebutan kekuasaan yang dipersiapkan pemuda di Jakarta.
Achmad Subardjo datang ke Rengasdengklok dan berhasil menyakinkan para
pemuda bahwa proklamasi pasti akan diucapkan keesokan harinya pada tanggal 17
Agustus 1945. Sehingga pada tangal 16 Agustus 1945 malam hari Soekarno-Hatta
dibawa kembali ke Jakarta. Sementara itu di Jakarta telah terjadi kesepakatan antara
golongan tua, yakni Achmad Soebardjo dengan Wikana dari golongan muda untuk
mengadakan proklamasi di Jakarta.
Laksamana Muda Maeda bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama
berada di rumahnya. Berdasarkan kesepakatan itu Jusuf Kunto dari pihak pemuda dan
Soebardjo yang diikuti oleh sekretaris pribadinya mbah Diro (Sudiro) menuju
Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno. Semua ini dilakukan tidak lepas dari rasa
prihatin sebagai orang Indonesia, sehingga terpanggil untuk menghusahakan agar
proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat dilaksanakan secepat mungkin.
Namun sebelumnya perlu mempertemukan perbedaan pendapat antara
golongan tua dan muda. Untuk itu maka Soekarno dan Hoh. Hatta harus terlebih
dahulu kembali dari Rengasdengklok ke Jakarta. Rombongan yang terdiri dari Achmad
Soebardjo, Sudiro dan Yusuf Kunto segera berangkat menuju Rengasdengklok, tempat
dimana Soekarno dan Moh.Hatta diamankan oleh pemuda. Rombongan tiba di
Rengasdengklok pada jam 19.30 (waktu Tokyo) atau 18.00 (waktu Jawa Jepang) atau
pukul 17.30 WIB dan bermaksud untuk menjemput dan segeramembawa Seoekarno-
Hatta pulang ke Jakarta. Perlu ditambahkan juga, disamping Soekarno dan Hatta ikut
serta pula Fatmawati dan Guntur Soekarno Putra. Peranan Achmad Subardjo sangat
penting dalam peristiwa ini, karena mampu mempercayakan para pemuda, bahwa
proklamasi akan dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB. Ini
dapat dikabulkan dengan jaminan nyawanya sebagai taruhannya. Akhirnya Subeno
komandan kompi Peta setempat bersedia melepaskan Soekarno-Hatta ke Jakarta.
Achmad Subardjo adalah seorang yang dekat dengan golongan tua maupun
muda,bahkan dia juga sebagai penghubung dengan pemuka angkatan laut Jepang
Laksamana Madya Maeda. Dan melalui dia, Maeda menawarkan rumahnya sebagai
tempat yang amandan terlindung untuk menyusun naskah Proklamasi Kemerdekaan
Republik yang sudah lama ditunggu-tunggu.

C. Peristiwa-Peristiwa Seputar Proklamasi


1. Penyusunan Teks Proklamasi

Berrtitik tolak dari


keadaan yang demikian,
kedudukan Maeda baik
secara resmi
maupun pribadi menjadi
sangat penting. Dan justru
dalam saat-saat yang
genting itu, Maeda
telah menunjukkan
kebesaran moralnya.
Berdasarkan keyakinan
Gambar 17. Ruang rapat Jl. Imam Bonjol 1 Jakarta
bahwa kemerdekaan Sumber : http://kakaphitam.blogspot.com/
merupakan aspirasi
alamiah dan yang tidak terhindarkan dukungannya kepada tujuan
kebebasan Indonesia. Di tempat kediaman Maeda Jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta teks
prokamasi ditulis. Kalimat yang pertama yang berbunyi “Kami rakyat Indonesia dengan
ini menyatakan kemerdekaan kami” kemudian berubah menjadi “Kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” berasal dari Achmad
Subardjo. Kalimat kedua oleh Soekarno yang berbunyi “Halhal yang mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara
yang secermat-cermatnya serta dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”. Kedua
kalimat ini kemudian digabung dan disempurnakan oleh Moh. Hatta sehingga berbunyi
seperti teks proklamasi yang kita miliki sekarang.Sekarang timbullah masalah siapakah
yang akan menandatangani naskah proklamasi. Soekarno menyarankan agar semua
yang hadir menandatangai naskah proklamasi itu selaku “Wakil-wakil Bangsa
Indonesia”. Saran itu mendapat tantangan daripara pemuda. Kemudian Sukarni selaku
salah seorang pimpinan pemuda mengusulkan, agar Soekarno-Hatta menandatangani
atas nama bangsa Indonesia. Usul ini diterima dengan suara bulat. Selanjutnya
Soekarno minta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah tulisan tangan tersebut.

2. Pembacaan Proklamasi

Sebelum teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan, terlebih dahulu


Soekarno menyampaikan pidatonya, lengkapnya sebagai berikut:
Saudara-saudara sekalian !
Saja sudah minta saudara-saudara hadlir disini untuk menjaksikan satu peristiwa maha
penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah
berdjoang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun !
Gelombangnja aksi kita untuk mentjapai kemerdekaan kita itu ada naik dan ada
turunnya, tetapi djiwa kita tetap menudju kearah tjita-tjita.
Djuga di dalam djaman Djepang, usaha kita untuk mentjapai kemerdekaan
nasional tidak henti-henti. Didalam djaman Djepang ini, tampaknja sadja kita
menjandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kita menjusun tenaga
kita sendiri, tetap kita pertjaja kepada kekuatan sendiri.
Sekarang tibalah saatnja kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air
di dalam tangan kita sendiri. Hanja bangsa jang berani mengambil nasib dalam
tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnja. Maka kami, tadi malam telah
mengadakan musjawarat dengan pemuka-pemuka rakjat Indonesia, dari seluruh
Indonesia. Permusjawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah datang
saatnja untuk menjatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara ! Dengan ini kami njatakan kebulatan tekad itu. Dengarlah proklamasi
kami:

Gambar 18. Naskah Proklamasi Asli Gambar 19. Naskah Proklamasi setelah
Sumber : http://listenstomine.blogspot.com/ Diketik
Sumber : http://listenstomine.blogspot.com/
Ada tiga perubahan yang terdapat
pada naskah yaitu kata tempoh diganti menjadi tempo, sedangkan wakil-wakil bangsa
Indonesia diganti dengan Atas nama Bangsa Indonesia dan Djakarta 17-8-05 menjadi
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05. Teks Proklamasi ini akhirnya diproklamirkan pada
hari Jumat Legi pada pukul 10.00 WIB di Jalan pegangsaan Timur No.56 Jakarta. Dalam
peristiwa proklamasi itu, disusunlah acara sebagai berikut :
1. Pembacaan Proklamasi.
Disampaikan oleh Soekarno, kemudian dilanjutkan dengan pidato singkat berbunyi:
Demikianlah, saudara-saudara !
Kita sekarang telah merdeka!
Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah-air kita bangsa kita!
Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka, Negara Republik
Indonesia, medeka kekal dan abadi.
Insya allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu!
2. Pengibaran bendera Merah Putih.
Pengibaran dilaksanakan oleh Suhud dan Latief Hendradiningrat. Namun secara
spontan peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya, sehingga sampai sekarang
pengibaran bendera Merah Putih dalam setiap upacara bendera selalu diiringi
dengan lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
3. Sambutan Wali Kota Suwirjo dan dr. Muwardi.
Peristiwa besar tersebut hanya berlangsung lebih kurang satu jam lamanya.
Namun demikian pengaruhnya besar sekali, sebab perstiwa tersebut telah
membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu bukan hanya sebagai tanda bahwa sejak itu
bangsa Indonesia telah merdeka, tetapi di sisi lain juga merupan detik penjebolan
tertib hukum kolonial dan sekaligus detik pembangunan bagi tertib hukum nasional,
suatu tertib hukum Indonesia. Proklamasi kemerdekaan itu merupakan salah satu
sarana untuk merealisasikan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil
dan makmur, serta untuk ikut membentuk “dunia baru” yang damai dan abadi,
bebas dari segala penghisapan manusia oleh manusia dan bangsa oleh bangsa lain.

3. Penyebaran Berita Proklamasi

a) Kantor berita Yoshima (Antara)

Pada tanggal 17 Agustus 1945 sekitar pukul 18.30


WIB, wartawan kantor berita Yoshima/ Domei
(sekarang: Kantor Berita Antara). Syahrudin
berhasil menyampaikan salinan teks proklamasi
kepada Daidan B.Palenewen. oleh Daidan
B.Palenewen, teks proklamasi tersebut diberikan
kepada F.Wus seorang markonis (petugas
telekomunikasi) di kantor berita tersebut, untuk
segera diudarakan.

Gambar 20. Kantor berita Yoshima/Domei


(sekarang Kantor Berita Antara)
Sumber :
http://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go
.id/
b) Radio

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Syahrudin berhasil memasuki ruang siaran Radio
Hoso Kanri Kyoku (sekarang; Radio Republik Indonesia). Tepat pukul 19.00 WIB. Teks
proklamasi kemerdekaan berhasil disiarkan, M.Yusuf Ronodipuro, Bachtiar Lubis,
dan Suprapto adalah tokoh-tokoh yang berperan besar dalam menyiarkan berita
proklamasi tersebut.

Gambar 21. Radio Hoso Kanri Kyoku Gambar 22. M.Yusuf


(Sekarang: RRI) Ronodipuro
Sumber : Sumber :
http://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.i http://sumberbelajar.bel
d/ ajar.kemdikbud.go.id/
c) Surat kabar

Berita proklamasi kemerdekaan juga


disebarluaskan melalui beberapa surat
kabar. Surat kabar yang pertama kali
menyiarkan berita tentang proklamasi
kemerdekaan Indonesia adalah
CAHAYA yang terbit di Bandung
dan dan SOEARA ASIA yang terbit di
Surabaya. Para pemuda yang berjuang
lewat pers antara lain Adam Malik,
Sayuti Melik, Sutan Syahrir, B.M. Diah,
Ki Hajar Dewantara, Otto
Gambar 23. Surat Kabar Soeara Asia
Sumber : Iskandardinata, G.S.S.J. Ratulangi, Iwa
http://minanglamo.blogspot.com/ Kusuma Sumantri, Sukoharjo
Wiryopranoto, Sumanang S.H, Manai Sophian dan Ali Hasyim.

d) Sarana lain

Selain melalui lembaga pemberitaan seperti radio dan surat kabar, berita proklamasi
kemerdekaan Indonesia juga disebarkan melalui pemasangan pamflet, poster, dan
spanduk. Sejumlah besar pamflet disebarkan keberbagai penjuru kota. Pamflet,
poster dan spanduk dipasang ditempat-tempat strategis. Berita proklamasi
kemerdekaan
Indonesia juga
menyebar melalui
coretan pada
tembok-tembok
dan gerbong-
gerbong kereta
api.

4. Sambutan Rakyat Di Berbagai Daerah Tentang Proklamasi

Rakyat di
Gambar 24. Coretan berita proklamasi di tembok-tembok
daerah-daerah
Sumber : http://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/
mulanya tidak
percaya bahwa Indonesia telah merdeka. Namun, setelah yakin akan kebenaran berita
itu, luapan kegembiraan muncul di mana-mana. Di Jawa Tengah berita Proklamasi
diterima melalui radio Domei Sementara. Oleh Syarief Sulaiman dan M.S. Mintarjo
berita tersebut dibawa ke gedung Hokokai yang saat itu sedang dilaksanakan sidang
di bawah pimpinan Mr. Wongso Negoro. Setelah copy teks Proklamasi dibacakan, para
peserta sidang bertepuk tangan penuh gembira, kemudian secara serentak mereka
menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Berita Proklamasi kemudian disiarkan lewat radio Semarang. Masyarakat Jawa
Tengah dengan cepat dapat menerima berita tersebut. Kemudian, pada tanggal 19
Agustus 1945, diadakan rapat raksasa untuk menguatkan pengumuman pengambilan
kekuasaan di Semarang. Setelah itu, di daerah Brebes, Pekalongan, dan Tegal terjadi
pemberontakan. Rakyat di tiga daerah tersebut menyerang para pamong praja dan
pegawai pemerintah yang dianggap sebagai penyebab kesengsaraan rakyat.
Di daerah-daerah luar Jawa berita Proklamasi terlambat diterima oleh rakyat. Hal
ini disebabkan karena sarana komunikasi yang cukup sulit. Di Medan, berita Proklamasi
dibawa oleh Teuku Moh. Hasan yang diangkat sebagai gubernur daerah Sumatera.
Mendengar berita ini, kemudian dipelopori oleh Achmad Tahir dibentuk Barisan
Pemuda Indonesia. Pada tanggal 4 Oktober, mereka berusaha mengambil alih
gedung-gedung pemerintahan dan merebut senjata dari tangan Jepang.
Di daerah-daerah lain pun melakukan penyambutan yang tidak jauh berbeda,
yakni sebagai berikut:
a. Mula-mula rakyat tidak percaya terhadap adanya berita Proklamasi.
b. Luapan kegembiraan rakyat menyambut kemerdekaan Indonesia.
c. Mengadakan rapat-rapat raksasa.
d. Para pemuda membentuk angkatan muda Indonesia.
e. Upaya pengambilalihan kekuasaan dari tangan Jepang.
f. Upaya merebut gedung-gedung dan kantor pemerintahan.
g. Merebut persenjataan dari tangan Jepang.
h. Tekad untuk tetap mempertahankan kemerdekaan.

D. Pembentukan NKRI

1. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI

Pada tanggal 18 Agustus 1945 presiden dan wakil


presiden RI untuk pertama kali dipilih oleh PPKI karena
MPR yang berhak memilih dan melantiknya belum
terbentuk hal itu telah diatur dalam pasal III aturan
tambahan UUD 1945. Dalam sidang pertama PPKI, Otto
Iskandardinata mengusulkan pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden RI dilakukan secara aklamasi. Akhirnya
usul disetujui. Kemudian PPKI memilih dan menetapkan
Ir.Sukarno sebagai presiden dan Drs.Mohammad Hatta
sebagai wakil presiden Republik Indonesia
Gambar 25. Presiden Sukarno dan
Wakil Presiden Mohammad Hatta
2. Pembagian Wilayah Republik Indonesia
Sumber:
http://sumberbelajar.belajar.kemdikb
ud.go.id/
Sidang PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 juga telah memutuskan pembagian
wilayah Indonesia untuk sementara waktu dibagi menjadi delapan Provinsi yang
masing-masing dikepalai oleh seorang gubernur. Kedelapan provinsi beserta
gubernurnya adalah sebagai berikut;
a) Pembentukan Departemen

Sumatra : Mr.Teuku Mohammad Hasan


Jawa Barat : Sutarjo Kartohadikusumo.
Jawa Tengah : R. Panji Suroso.
Jawa Timur : R.A. Suryo.
Sunda Kecil (Nusa Tenggara) : Mr. I Gusti Ketut Puja
Maluku : Mr. J. Latuharhary
Sulawesi : Dr.G.S.S.J. Ratulangie
Borneo (Sekarang Kalimantan) : Ir.Pangeran Mohammad Noer

b) Pembentukan Departemen

Pada tanggal 2 September 1945 Presiden Sukarno berhasil menyusun cabinet RI


pertama yang terdiri atas 12 menteri departemen dan 4 menteri Negara yang
susunannya sebagai berikut:
1 Menteri Dalam Negeri : R.A.A.Wiranata Kusumah.
2 Menteri Luar Negeri : Mr.Achmad Subardjo
3 Menteri Keuangan : Mr.A.A. Maramis
4 Menteri Kehakiman : Prof.Mr.Dr.Supomo
5 Menteri Kemakmuran : Ir.Surachman Cokroadisuryo
6 Menteri Keamanan Rakyat : Supriyadi
7 Menteri Kesehatan : Dr.Buntaran Martoatmojo
8 Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
9 Menteri Penerangan : Mr.Amir Syarifudin
10 Menteri Sosial : Mr.Iwa Kusumasumantri
11 Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Cokrosuyoso
12 Menteri Perhubungan (a.i) : Abikusno Cokrosuyoso
Menteri Negara : Wachid Hasyim
Menteri Negara : Dr.M. Amir
Menteri Negara : Mr.R.M. Sartono
Menteri Negara : R. Otto Iskandardinata
Diangkat pula para pejabat tinggi Negara, sebagai berikut
1 Ketua Mahkamah Agung : Mr.Dr.Kusumah Atmaja
2 Jaksa Agung : Mr. Dr. Gatot Tanumiharja
3 Sekretaris Negara : Mr.A.G. Priggodigdo
4 Juru Bicara Negara : Sukarjo Wiryopranoto

Gambar 26. Kabinet RI pertama


Sumber: : http://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/

c) Komite Nasional Indonesia Pusat dan Daerah

PPKI dalam sidangnya pada tanggal 18 Agustus 1945 menegakan perlunya


pembentukan suatu Komite Nasional untuk membantu pekerjaan presiden sebelum
terbentuk MPR dan DPR. Maka pada tanggal 22 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang
di Gedung Kebaktian Rakyat Jawa (sekarang; Gedung Joang 45) Jakarta.
Salah satu hasil keputusan sidang itu adalah terbentuknya Komite Nasional
Indonesia (KNI). Badan ini berfungsi sebagai DPR sebelum pemilu diselenggarakan.
Komite Nasional terdiri atas Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan Komite
Nasional Indonesia Daerah yang ada di masing-masing provinsi. KNIP diresmikan dan
anggotanya dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945 di Gedung Kesenian, Pasar Baru,
Jakarta. Ketua KNIP pertama ialah Mr. Kasman Singodimejo.

Gambar 27. Gedung Kesenian Jakarta Gambar 28. Mr. Kasman


Sumber : Singodimejo
http://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/ Sumber :
http://sumberbelajar.belajar
.kemdikbud.go.id/
3. Pembentukan Kelengkapan Negara

a) Perkembangan Partai Politik Di Awal Kemerdekaan Indonesia

Komite Nasional Indonesia (KNI) sesuai hasil sidang PPKI pada tanggal 18 dan 19
Agustus 1945 akan berfungsi sebagai pembantu presiden sampai Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terbentuk. Komite
Nasional Indonesia disusun dari tingkat pusat yang disebut Komite Nasional Indonesia
disusun dari tingkat pusat yang disebut Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sampai
tingkat kawedanan yang disebut Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID). Pemerintah
Republik Indonesia pun telah berjalan sesuai UUD 1945 kareana presiden dalam
menjalankan tugasnya sebagai pemimpin negara tertinggi telah ddibantu dan Komite
Nasional Indonesia. Itulah perwujudan dari Aturan Peralihan Pasal IV UUD 1945.

Perubahan Otoritas KNIP dan Hubungannya dengan Lembaga Kepresidenan pada awal
Kemerdekaan.
Syahrir merasa tidak puas terhadap sistem cabinet presidensial berusaha
mempengaruhi anggota KNIP lainnya untuk mengajukan petisi kepada Sukarno-Hatta
yang berisi tuntutan pemberian status Majelis Permusyawaratan Rakyat kepada KNIp.
Karena petisi, KNIP mengadakan rapat pleno pada tanggal 16 Oktober 1945 dan Drs.
Moh Hatta mengeluarkan Maklumat Nomor X Tahun 1945 yang menetapkan bahwa
Komite Nasional Pusat sebelum terbentuk MPR dan DPR diserahi kekuasaan legislative,
ikut menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara, serta menyetujui bahwa pekerjaan
KNIP sehari-hari sehubungan dengan gentingnya keadaan dijalankan oleh sebuah
badan pekerja yang diplih diantara mereka dan bertanggungjawab kepada Komite
Nasional Indonesia Pusat. Badan pekerja KNIP (BP-KNIP) akhirnya dibentuknya dan
diketuai oleh Sutan dan wakilnya Amir Syarifuddin.

Maklumat Pemerintah 3 November 1945

Akibat desakan BP-KNIP itu, Wakil Presiden RI mengeluarkan Maklumat


Pemerintah Tanggal 3 November 1945. dampak dari keluarnya kebijakan pemerintah
itu, di Indonesia akhirnya muncul banyak partai politik, seperti berikut: Majelis Syuro
Muslimin Indonesia (Masyumi); Partai Komunis Indonesia, Partai Buruh Indonesia; Partai
Rakyat Jakarta; Partai Kristen Indonesia; partai sosialis Indonesia; Partai Rakyat Sosialis;
Partai Katolik Indonesia; Persatuan rakyat Marhaen Indonesia; Partai Nasional Indonesia

Maklumat Presiden 14 November 1945

Tanggal 11 November 1945 BP-KNIP mengeluarkan pengumuman Nomor 5


tentang pertanggungjawaban Materi Kepada Perwakilan Rakyat. Dalam pemikiran saat
itu, KNIP diartikan sebagai MPR. Sementara itu, BP-KNIP disamakan dengan DPR. Jika
demikian, secara tidak langsung BP-KNIP dengan mengeluarkan Pengumuman Nomor
5 telah meminta peralihan pertanggungjawaban menteri-menteri dan Presiden BP-
KNIP Anehnya, Presiden Sukarno menyetujui usul tersebut dan mengeluarkan
Maklumat Pemerintah Tanggal 14 November 1945. dengan persetujuan tersebut sistem
cabinet presidensial dalam UUD 1945 telah diamandemen menjadi sistem cabinet
parlementer. Ini terbukti setelah BP-KNIP mencalonkan Sutan Syahrir sebagai perdana
menteri. Akhirnya, cabinet presidensial Sukarno-Hatta jatuh dan digantikan oleh
kabinet parlementer dengan Sutan Syahrir sebagai perdana menteri pertama. Kejadian
ini adalah awal penyimpangan UUd 1945 dalam Negara Republik Indonesia.

b) Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR)


Untuk mewujudkan lembaga yang bertugas menjaga keamanan rakyat, pada
tanggal 22 Agustus 1945 PPKI mengusulkan Pembentukan Badan Keamanan Rakyat
(BKR). BKR ditetapkan sebagai bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang
(BPKKP) yang bertujuan untuk memelihara keselamatan mayarakat dan merawat para
korban perang, jadi, BKR pada awalnya bukan merupakan kesatuan militer yang resmi.
Melihat perkembangan situasi yang semakin membahayakan Negara, maka
pemerintah memanggil mantan Mayor KNIL Urip Sumoharjo dari Yogyakarta ke Jakarta
dan diberi tugas membentuk tentara kebangsaan.

Gambar 29. Badan Keamanan Rakyat Gambar 30. Urip


Sumber : www.batamtoday.com Sumoharjo
Sumber :
http://sumberbelajar.belaj
ar.kemdikbud.go.id/

4. Peran para tokoh pejuang Proklamasi

a) Ir.Soekarno

Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung


Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970.
Bung Karno sebagai tokoh pada masa perjuangan hingga masa kemerdekaan menjadi
panutan bagi para pejuang kemerdekaan yang lain. Beberapa peran Bung Karno di
antaranya adalah sebagai berikut :
 Bung Karno menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi
Maeda bersama Bung Hatta dan Mr. Achmad Soebardjo.
 Bung Karno menandatangani teks Proklamasi atas nama bangsa Indonesia
bersama Bung Hatta.
 Bung Karno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di
kediamannya di jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta

b) Drs. Moh. Hatta

Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta, lahir di


Bukittinggi, Sumatera Barat (kampung TS ), 12 Agustus 1902 – wafat di Jakarta, 14 Maret
1980 pada umur 77 tahun) adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden
Indonesia yang pertama. Bung Hatta adalah teman seperjuangan Bung Karno.
Beberapa peran Bung Hatta dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah sebagai
berikut :
 Bung Hatta menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi
Maeda bersama Bung Karno dan Mr. Achmad Soebardjo.
 Bung Hatta menandatangani teks Proklamasi atas nama bangsa Indonesia
bersama Bung Karno.

c) Mr. Achmad Soebardjo

Achmad Soebardjo Djojoadisurjo (lahir di Karawang, Jawa Barat, 23 Maret 1896 –


wafat 15 Desember 1978 pada umur 82 tahun) adalah Menteri Luar Negeri Indonesia
yang pertama. Mr. Achmad Soebardjo merupakan salah seorang tokoh dari golongan
tua yang berperan dalam mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Adapun
peranan Mr. Achmad Soebardjo adalah sebagai berikut :
 Mr. Achmad Soebardjo menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana
Tadashi Maeda bersama Bung Karno dan Bung Hatta.

d) Laksamana Tadashi Maeda

Walaupun beliau orang Jepang , dia rela membantu indonesia karena simpati
akan nasib rakyat indonesia.
Laksamana Tadashi Maeda adalah seorang perwira tinggi Angkatan Laut
Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda pada masa Perang Pasifik. Ia melanggar perintah
Sekutu yang melarang para pemimpin Indonesia mempersiapkan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Peranannya dalam mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia adalah sebagai berikut :
 Laksamana Tadashi Maeda menyediakan rumahnya untuk tempat penyusunan
konsep teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
e) Sukarni

Sukarni (lahir di Blitar, Jawa Timur, 14 Juli 1916 – wafat di Jakarta, 7 Mei 1971 pada
umur 54 tahun), yang nama lengkapnya adalah Sukarni Kartodiwirjo, adalah tokoh
pejuang kemerdekaan Indonesia. Sukarni adalah salah seorang tokoh pemuda dan
pejuang yang gigih melawan penjajah. Peran Sukarni antara lain sebagai berikut :
 Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks Proklamasi adalah Bung
Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia.
 Sukarni jugalah dan para golongan muda yang mendesak Soekarno & Hatta agar
segera mempercepat proklamasi kemerdekaan RI.

f) Fatmawati

Fatmawati yang bernama asli Fatimah. Lahir di Bengkulu pada tahun 1923 dan
meninggal dunia di Jakarta pada tahun 1980 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
Fatmawati setia menemani Bung Karno selama masa perjuangan. Peranan Fatmawati
dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah sebagai berikut :
 Fatmawati menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut dikibarkan
pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur No.
56, Jakarta.

g) Sayuti Melik

Sayuti Melik adalah tokoh pemuda yang juga sangat berperan dalam Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Peran Sayuti Melik adalah sebagai berikut :
 Sayuti Melik mengetik naskah Proklamasi setelah ia sempurnakan dari tulisan
tangan Bung Karno.
Selain tokoh – tokoh di atas, juga terdapat para tokoh-tokoh yang ikut berperan
dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Para tokoh-tokoh tersebut adalah sebagai
berikut :

h) B.M..Diah

Beliau merupakan tokoh yang berperan sebagai wartawan dalam menyiarkan


kabar berita Indonesia Merdeka ke seluruh penjuru tanah air.

i) Latif Hendraningrat, S. Suhud dan Tri Murti


Mereka berperan penting dalam pengibaran bendera merah putih pada acara
proklamasi 17-08-1945. Tri Murti sebagai petugas pengibar pemegang baki bendera
merah putih.

j) Frans S. Mendur

Beliau seorang wartawan yang menjadi perekam sejarah melalui gambar-gambar


hasil bidikannya pada peristiwa-peristiwa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia
bersama kawan-kawannya di Ipphos (Indonesia Press Photo Service).

k) Syahrudin

Adalah seorang telegraphis pada kantor berita Jepang yang mengabarkan berita
proklamasi kemerdekaan Negara Indonesia ke seluruh dunia secara sembunyi-
sembunyi ketika personil jepang istirahat pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 4 sore.

l) Soewirjo

Beliau adalah Gubernur Jakarta Raya yang mengusahakan kegiatan upacara


proklamasi dan pembacaan proklamasi berjalan aman dan lancar.

Anda mungkin juga menyukai