Anda di halaman 1dari 3

Menurut Patient and Family

Support Committee of the Society of


Critical Care Medicine (2002) dalam
Berger & Pichard (2012) bahwa
permasalahan umum yang sering terjadi
pada pasien kritis yang dirawat di ruang
rawat intensif antara lain gangguan
neurologis, perdarahan, ketidakstabilan
hemodinamik dan cairan elektrolit, syok,
gagal napas akut dan kronik, infeksi
nosokomial, gagal ginjal, nyeri dada,
sepsis serta Multiple Organ Dysfunction
Syndrome (MODS). Berger, M., & Richard, C. (2012). Best
Timing for Energy Provision during
Critical Illness. Berlin: Springer-
Verlag Berlin Heidelberg

Diperkirakan bahwa sekitar 13 sampai dengan 20 juta orang pertahun membutuhkan


dukungan kehidupan di unit perawatan intensif di seluruh dunia (Adhikari, Fowler,
Bhagwanjee, & Rubenfeld, 2010).
Adhikari, N. K., Fowler, R.
A.,Bhagwanjee, S., & Rubenfeld,G.
D. (2010). Critical Care And The
Global Burden Of Critical Illness In
Adults. The Lancets.1339-1346.
Retrieved Juni 10, 2017,
fromhttp://doi.org/10.1016/
S01406736(10)60446-1

Menurut World Health


Organization (WHO), pasien kritis di ICU
prevalensinya meningkat setiap tahunnya.
Tercatat 9.8-24.6% pasien sakit kritis dan
dirawat di ICU per 100.000 penduduk,
serta kematian akibat penyakit kritis
hingga kronik di dunia meningkat
sebanyak 1,1 -7,4 juta orang (WHO, 2016)

World Health Organization. (2016). World


Health Statistic 2015. USA: WHO

Di Rumah Sakit Umum


Daerah Prof. Dr.Hi. Aloei Saboe itu
sendiri, berdasarkan pengambilan data
awal dari medical record, dalam data
kurun waktu 6 bulan terakhir (data
Agustus 2017-Januari 2018) diperoleh
jumlah pasien kritis di ruang ICU ada
sebanyak 383 orang dengan presentasi
penurunan kesadaran 97,8% (Medical
Record,2018).

Vol. 1, No. 1, Januari 2019


Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 44
Pengaruh Stimulasi Al-Qur'an Terhadap Glasgow Coma Scale Pasien Dengan
Penurunan Kesadaran di Ruang ICU
Zuhriana K. Yusuf, Asriyanto Rahman
Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo

buku

ANESTESIOLOGI DAN TERAPI


INTENSIF: BUKU TEKS KATI-
PERDATIN
Oleh N. Margarita Rehatta, Elizeus Hanindito, Aida R. Tantr

https://books.google.co.id/books?
id=d7q0DwAAQBAJ&pg=PA1022&dq=pasien+kritis+merupakan&hl=id&sa=X&ved=0ah
UKEwiBzufKmsDlAhUNfisKHfbvAs8Q6AEIKTAA

Jumlah tempat tidur icu

http://www.yankes.kemkes.go.id/read-keadilan-distributif-pada-pelayanan-intensif-2241.html

pasien kritis

https://books.google.co.id/books?
id=pxDFv6ri8UgC&printsec=frontcover&dq=pengkajian+keperawatan+kritis+egc&hl=id&sa=X&ved
=0ahUKEwjqyYGcrsDlAhWCfisKHZi4DksQ6AEIKTAA#v=onepage&q=pengkajian%20keperawatan
%20kritis%20egc&f=false

Pelaksanaan oral care seperti oral care yang efektif menurunkan kejadian pneumonia,
penggunaan oral care protocol dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan oral care dan
pengkajian kebutuhan oral care, pengkajian yang sistematis penting dalam perencanaan dan
evalusi hasil oral care, penggunaan sikat gigi yang lunak dapat menghilangkan debris, plak
untuk mengurangi kolonisasi microorganism, menyeka rongga mulut menjadi salah satu
pilihan apabila pasien tidak mampu gosok gigi, penggunaan chlorhexidine 0,12% menjadi
salah satu pilihan dalam melakukan oral care pada pasen dengan bedah jantung, saat ini tidak
ada penelitian yang mendukung satu jenis cairan antiseptic untuk oral hygiene, hindari
penggunaan air kran, suction subglotis pada saat oral hygiene perlu pada pasien critical ill,
tidak ada rekomendasi frekuensi yang optimal dalam pemberian oral hygiene, tetapi beberapa
panduan menganjurkan minimal 2 kali sehari, durasi dalam melakukan oral hygiene 3-4
menit. (Angela M. Berry, Davidson, Nicholson, Pasqualotto, & Rolls, 2011)

Anda mungkin juga menyukai