Anda di halaman 1dari 72

SKRIPSI

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA


KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk
PERIODE TAHUN 2014-2018

FINANCIAL RATIO ANALYSIS TO ASSESS THE FINANCIAL


PERFORMANCE OF PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA
Tbk IN THE PERIOD OF 2014-2018

OLEH:
JOHANANDHA FANDHY RAMADHAN
NIM. 216120097

KONSENTRASI ENTREPRENEUR
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2020
SKRIPSI
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA
KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk
PERIODE TAHUN 2014-2018

FINANCIAL RATIO ANALYSIS TO ASSESS THE FINANCIAL


PERFORMANCE OF PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA
Tbk IN THE PERIOD OF 2014-2018

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
(S1) pada Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Mataram

OLEH:
JOHANANDHA FANDHY RAMADHAN
NIM. 216120097

KONSENTRASI ENTREPRENEUR
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2020

i
ii
iii
iv
v
RIWAYAT HIDUP

Johanandha Fandhy Ramadhan, yang biasa dipanggil


Fandhy, lahir di Surakarta, 27 Februari 1995. Penulis merupakan
anak pertama dari pasangan Bapak Joko Santoso dan Ibu Sri
Handayani. Penulis memulai pendidikan di SD Negeri Cengklik
1 Surakarta pada tahun 2001 sampai tahun 2007. Setelah tamat
pendidikan SD, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri
4 Surakarta pada tahun 2007 dan menyelesaikan pendidikan
menengah pertama pada tahun 2010. Setelah tamat dari bangku SMP, penulis
melanjutkan pendidikan ke SMK Negeri 2 Surakarta jurusan Teknik Komputer dan
Jaringan pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2013. Setelah menempuh
pendidikan dari SD hingga SMK, penulis memutuskan untuk bekerj dan pada tahun
2014, penulis di terima bekerja di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang
berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hingga pada tahun 2015 penulis dipindah
tugaskan ke Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat. Pada tahun 2016
penulis melanjutkan studi dan diterima di Universitas Muhammadiyah Mataram,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan terdaftar sebagai mahasiswa jurusan
Administrasi Bisnis.

vi
MOTTO

“Ingatlah mimpimu dan perjuangkanlah untuk itu. Kamu harus tahu apa yang

kamu inginkan dari hidup. Hanya satu hal yang membuat mimpimu menjadi

mustahil: ketakutan dan kegagalan”

Paulo Coelho

vii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku yang tercinta, bapak Joko Santoso dan ibu Sri Handayani

yang telah melahirkan dan membesarkan serta selalu memberikan do’a dan

motivasi yang tiada henti.

2. Saudaraku Atoriq Fitrandha Ramadhan yang selalu menjaga kedua orang tua

selama aku berada di perantauan.

3. Para dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, terutama para dosen

pembimbing, Ibu Baiq Reinelda Tri Yunarni, S.E, M.Ak. dan Bapak Dr. H.

Muhammad Ali, M.Si.

4. Teman-teman mahasiswa administrasi bisnis kelas sore angkatan 2016.

5. Sahabat-sahabatku yang menyebalkan tetapi selalu memberi semangat untuk

maju.

6. Dan tak lupa kepada Kampus Universitas Muhammadiyah Mataram yang

membuat seluruh cerita ini terjadi.

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi
ini dengan judul “Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Periode Tahun 2014-2018”.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW yang telah membimbing kami dari kegelapan menuju jalan
yang terang, yakni agama islam.

Penulis membuat penelitian skripsi ini untuk memenuhi persyaratan dalam


memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis (S.AB). Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya
bimbingan, dukungan serta sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Bapak Dr. H. Arsyad Abd Gani, M.Pd. Selaku Rektor Universitas


Muhammadiyah Mataram.
2. Bapak Dr. H. Muhammad Ali, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Mataram sekaligus dosen
pembimbing utama.
3. Bapak Lalu Hendra Maniza, S.Sos, MM. Selaku Kepala Program Studi
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Mataram sekaligus dosen penetral.
4. Ibu Baiq Reinelda Tri Yunarni, S.E, M.Ak. Selaku Sekretaris Program Studi
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Mataram sekaligus dosen pembimbing pendamping.
5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Mataram yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu,
terima kasih atas segala ilmu dan pengarahan yang telah diberikan kepada
kami.

ix
6. Kedua orang tua saya, bapak Joko Santoso dan ibu Sri Handayani yang
senantiasa memberikan do’a dan dukungan yang tiada henti.
7. Teman-teman mahasiswa kelas regular sore administrasi bisnis angkatan
2016 yang senantiasa memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
8. Dan seluruh pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan


skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan penulisan ini. Penulis
berharap semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat dengan baik bagi
semua pihak. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Mataram, 13 Februari 2020

Penulis

x
ABSTRAK

Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT Indocement


Tunggal Prakarsa Tbk Periode Tahun 2014-2018.

Pembimbing I : Dr. H. Muhammad Ali, M. Si


Pembimbing II : Baiq Reinelda Tri Yunarni, S.E., M.Ak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode tahun 2014 hingga 2018.
Keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya dan memenuhi
kebutuhan masyarakat sangat bergantung pada kinerja perusahaan. Salah satu cara
melakukan pengukuran atau penilaian kinerja adalah dengan menganalisis laporan
keuangan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif yaitu analisis yang didasarkan pada perhitungan data. Untuk data yang
digunakan yaitu data sekunder berupa laporan keuangan periode tahun 2014 hingga
2018, menggunakan perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan
profitabilitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk dalam keadaan likuid jika dilihat dari rasio likuiditas karena dari current ratio
dan quick ratio berada di atas standar industri. Dilihat dari rasio solvabilitas, kinerja
keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dapat dikatakan solvable karena
ditinjau dari debt to equity ratio, dan debt to asset ratio berada di bawah standar
industry. Namun kinerja keuangan keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
jika ditinjau dari rasio aktivitas (receivable turnover ratio, inventory turnover ratio,
working capital turnover ratio, fixed assets turnover ratio, dan total assets turnover
ratio) dan rasio profitabilitas (net profit margin, return on investment, dan return
on equity) tidak maksimal karena laba perusahaan yang terus turun dan tidak
efektifnya perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya.

Kata Kunci : Laporan Keuangan, Rasio Keuangan

xi
ABSTRACT

Financial Ratio Analyis to Assess the Financial Performance of PT


Indocement Tunggal Prakarsa Tbk in the Period of 2014-2018.

Advisor I : Dr. H. Muhammad Ali, M. Si


Advisor II : Baiq Reinelda Tri Yunarni, S.E., M.Ak

The purpose of this study is to assess the financial performance of PT


Indocement Tunggal Prakarsa Tbk in the period 2014 to 2018. The success of a
company in achieving its goals and meeting the needs of the community is very
dependent on company performance. One way to measure or evaluate performance
is to analyze financial statements.
This study uses a descriptive research method with a quantituve approach that
is analysus based on data calculations. The data used in this study are secondary
data in the form of financial statements for the period 2014 to 2018, using the
calculation of liquidity ratios, solvency, activity, and profitability.
The result of this study indicate that PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk is
in a liquid state when viewed from the liquidity ratio because the current ratio and
quick ratio are above the industry standard. Judging from the solvency ratio, the
financial performance of PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk can be said to be
solvable because in terms of the debt to equity ratio, and the debt to asset ratio is
below the industry standard. But the financial performance of PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk when viewed from the activity ratio (receivable turnover
ratio, inventory turnover ratio, working capital turnover ratio, fixed assets turnover
ratio, and total asset turnover ratio) and profitability ratio (net profit margin, return
on investment, and return on equity) is not optimal because the company’s profit
continue to fall and ineffectiveness of the company in utilizing its assets.
Keywords: Financial Statements, Financial Ratio

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... iv
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH.................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
ABSTRAK ...................................................................................................... xi
ABSTRACT .................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 9
1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................................................... 9
1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................................................... 9
1.3.2 Manfaat Penelitian ............................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 11
2.2 Laporan Keuangan ..................................................................................... 16
2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan ........................................................... 16
2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan ................................................................. 17
2.2.3 Komponen dan Syarat Laporan Keuangan ........................................ 19
2.2.3.1 Komponen Laporan Keuangan...................................................... 19
2.2.3.2 Syarat Laporan Keuangan ............................................................. 19
2.2.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan ........................................ 21
2.2.5 Pihak-pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan .......................... 24
2.2.6 Jenis-jenis Laporan Keuangan ........................................................... 25
2.3 Analisis Laporan Keuangan ....................................................................... 27
2.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan ............................................. 27

xiii
2.3.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan ............................. 28
2.3.3 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan ............................... 30
2.4 Analisis Rasio Keuangan ........................................................................... 34
2.4.1 Pengertian Rasio Keuangan ............................................................... 34
2.4.2 Bentuk-bentuk Rasio Keuangan ........................................................ 35
2.4.2.1 Rasio Likuiditas............................................................................. 37
2.4.2.2 Rasio Solvabilitas .......................................................................... 38
2.4.2.3 Rasio Aktivitas .............................................................................. 39
2.4.2.4 Rasio Profitabilitas ........................................................................ 41
2.4.3 Metode Analisis Rasio Keuangan ...................................................... 42
2.4.4 Kelebihan Rasio Keuangan ................................................................ 43
2.4.5 Kelemahan Rasio Keuangan .............................................................. 44
2.5 Kinerja Keuangan....................................................................................... 45
2.5.1 Pengertian Kinerja Keuangan ............................................................ 45
2.5.2 Tahapan daam Menganalisis Kinerja Keuangan................................ 46
2.6 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 47
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian ............................................................ 50
3.2 Objek Penelitian ......................................................................................... 51
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 51
3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 51
3.5 Metode Analisis Data ................................................................................. 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan .................................................................... 56
4.1.1 Sejarah Berdirinya PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ............... 56
4.1.2 Indocement Menjadi Perusahaan Terbuka ......................................... 57
4.1.3 Pengembangan Pabrik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.......... 57
4.1.4 Visi, Misi, Moto, dan Nilai-nilai Inti Perusahaan .............................. 59
4.1.5 Struktur Organisasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk .............. 60
4.2 Hasil Penelitian .......................................................................................... 62
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 105
5.2 Saran........................................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 110
LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kinerja Penjualan Semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ... 7
Tabel 1.2 Laba Usaha PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Periode 2014 -
2018 ................................................................................................. 8
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................... 14
Tabel 3.1 Standar Industri Rasio Likuiditas ..................................................... 52
Tabel 3.2 Standar Industri Rasio Solvabilitas .................................................. 53
Tabel 3.3 Standar Industri Rasio Aktivitas ...................................................... 54
Tabel 3.4 Standar Industri Rasio Profitabilitas ................................................ 55
Tabel 4.1 Perhitungan Rasio Lancar/ Current Ratio (CR) ............................... 64
Tabel 4.2 Perhitungan Rasio Cepat/Quick Ratio (QR)..................................... 67
Tabel 4.3 Perhitungan Rasio Hutang terhadap Total Aktiva/Debt to Asset
Ratio (DAR) ..................................................................................... 71
Tabel 4.4 Perhitungan Rasio Hutang terhadap Ekuitas/Debt to Equity Ratio
(DER) ............................................................................................... 74
Tabel 4.5 Perhitungan Rasio Perputaran Piutang/Receivable Turnover Ratio
(RTR) ............................................................................................... 78
Tabel 4.6 Perhitungan Rasio Perputaran Persediaan/Inventory Turnover Ratio
(ITR)................................................................................................. 82
Tabel 4.7 Perhitungan Rasio Perputaran Modal Kerja/Working Capital Turnover
Ratio (WCTR) .................................................................................. 86
Tabel 4.8 Perhitungan Rasio Perputaran Aktiva Tetap/Fixed Assets Turnover
Ratio (FATR) ................................................................................... 89
Tabel 4.9 Perhitungan Rasio Perputaran Aktiva/Total Assets Turnover Ratio
(TATR) ............................................................................................. 92
Tabel 4.10 Perhitungan Net Profit Margin (NPM) .......................................... 95
Tabel 4.11 Perhitungan Return On Investment (ROI) ...................................... 99
Tabel 4.12 Perhitungan Return On Equity (ROE) ............................................ 102

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alokasi APBN untuk Infrastruktur .............................................. 4


Gambar 1.2 Kapasitas dan Realisasi Produksi Semen ..................................... 6
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penilaian Kinerja Keuangan........................... 49
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk......... 61
Gambar 4.2 Pertumbuhan Rasio Lancar/ Current Ratio (CR) ......................... 65
Gambar 4.3 Pertumbuhan Rasio Cepat/Quick Ratio (QR) ............................... 68
Gambar 4.4 Pertumbuhan Rasio Hutang terhadap Total
Aktiva/Debt to Asset Ratio (DAR) ................................................ 72
Gambar 4.5 Pertumbuhan Rasio Hutang terhadap Ekuitas/
Debt to EquitycRatio (DER) .......................................................... 75
Gambar 4.6 Pertumbuhan Rasio Perputaran Piutang/
Receivable Turnover Ratio (RTR) ................................................. 80
Gambar 4.7 Pertumbuhan Rasio Perputaran Persediaan/
Inventory Turnover Ratio (ITR) .................................................... 83
Gambar 4.8 Pertumbuhan Rasio Perputaran Modal Kerja/
Working Capital Turnover Ratio (WCTR) .................................... 87
Gambar 4.9 Pertumbuhan Rasio Perputaran Aktiva Tetap/
Fixed Assets Turnover Ratio (FATR) ............................................ 90
Gambar 4.10 Pertumbuhan Rasio Perputaran Aktiva/
Total Assets Turnover Ratio (TATR) ............................................. 93
Gambar 4.11 Pertumbuhan Net Profit Margin (NPM)..................................... 97
Gambar 4.12 Pertumbuhan Return On Investment (ROI) ................................ 100
Gambar 4.13 Pertumbuhan Return On Equity (ROE) ...................................... 104

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adanya potensi tentu akan membuat industri-industri baru untuk terus

bermunculan, tak hanya industri yang berbeda, industri yang sejenis pun akan

bermunculan seiring dengan peluang yang terbuka di pasar. Hal ini tentu membuat

perusahaan harus berpikir agar dapat bertahan dan terus berkembang di masa yang

akan datang.

Perusahaan harus berusaha dalam mengelola sumber daya mereka agar efektif

dan efisien sehingga target perusahaan dapat terpenuhi. Pada dasarnya perusahaan

memiliki tujuan untuk dapat memaksimalkan laba dan mengurangi kerugian yang

dapat mengancam keberlangsungan hidup perusahaan tersebut. Keberlangsungan

hidup sebuah perusahaan dapat dilihat dari kondisi keuangan perusahaan. Informasi

mengenai kondisi keuangan perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang

disusun di setiap akhir periode.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau

aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Hery

(dalam Erica, 2016) “pihak-pihak yang berkepentingan tersebut dapat berasal dari

pihak internal perusahaan seperti manajemen perusahaan dan karyawan, ataupun

dari pihak eksternal seperti pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan

masyarakat.”

1
Manajemen perusahaan menggunakan laporan keuangan sebagai dasar

pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Manajemen perlu memahami

kondisi keuangan perusahaan sebelum mengambil keputusan yang tepat, salah

satunya dengan cara menilai kinerja keuangan melalui analisis keuangan

perusahaan.

Agustin (2016) menegaskan bahwa analisis keuangan perusahaan dilakukan

dengan menggunakan indikator laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang

wajar dijadikan sebagai dasar penilaian terhadap kinerja suatu perusahaan. Laporan

keuangan harus selalu dianalisis secara berurutan dari satu periode ke periode

berikutnya untuk dapat dijadikan sebagai dasar informasi yang dapat berguna baik

itu oleh pihak internal ataupun pihak eksternal perusahaan.

Hasil dari analisis laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak manajemen

perusahaan dapat memberikan beberapa informasi tentang kelemahan dan kekuatan

yang dimiliki perusahaan dengan melihat hasil perbandingan rasio keuangan,

seperti menghitung rasio likuiditas (liquidity ratio), rasio solvabilitas (laverage

ratio), rasio aktivitas (activity ratio), dan rasio profitabilitas (profitability ratio).

Rasio likuiditas merupakan suatu indikator yang menunjukkan sejauh mana

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh

tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya

berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan

dengan kemampuan untuk mengubah aset lancar menjadi uang kas.

2
Rasio solvabilitas menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan untuk

dapat memenuhi kewajiban dengan jaminan aset yang dimilikinya. Rasio aktivitas

untuk mengukur efektivitas suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva yang

dimilikinya, sedangkan rasio profitabilitas menunjukkan sejauh mana kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya.

Dengan mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan

profitabilitas suatu perusahaan, akan diketahui pula keadaan perusahaan yang

sesungguhnya, sehingga dapat diukur tingkat kinerja keuangan dalam perusahaan.

Kinerja perusahaan adalah prestasi yang dicapai perusahaan dalam periode tertentu

sebagai hasil dari proses kerja pada periode tersebut.

Pengukuran kinerja tersebut digunakan oleh perusahaan untuk melakukan

pembenahan sehingga tetap dapat bersaing dan menjaga keberlangsungan hidup

perusahaan. Dewa dan Sitohang (dalam Suhendro, 2017) berpendapat bahwa untuk

menilai kinerja keuangan perusahaan, diperlukan suatu informasi yang relevan

berkaitan dengan aktivitas perusahaan yang dapat menunjukkan bagaimana kinerja

perusahaan tersebut, yaitu dengan analisis laporan keuangan.

Setiap perusahaan atau sektor industri memerlukan analisis laporan keuangan

untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaannya, termasuk juga sektor industri

semen. Indonesia sebagai negara berkembang, terus melakukan upaya

pembangunan yang merata guna menghilangkan kesenjangan yang ada di tiap

daerah. Pembangunan tersebut terjadi di hampir setiap sektor, termasuk sektor

infrastruktur yang sangat memerlukan bahan baku semen.

3
Pemerintah Indonesia melalui Master Plan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) mengalokasikan sejumlah dana APBN

yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, guna menyukseskan

pembangunan infrakstruktur tersebut. Untuk tahun 2018, anggaran infrastruktur

mencapai lebih dari 400 triliun rupiah. Anggaran tersebut naik 5,2% jika

dibandingkan dengan anggaran tahun 2017.

Gambar 1.1
Alokasi APBN untuk Infrastruktur

500

400

300

200 390,2 410,4


256,1 269,1
100
154,7
0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : APBN 2018 Kementerian Keuangan Republik Indonesia, diolah

Tentunya dengan kenaikan anggaran tersebut akan berimbas pula terhadap

permintaan semen nasional yang tentu akan meningkat. Hal itu terbukti, Menurut

Asosiasi Semen Indonesia (ASI), penjualan semen pada tahun 2018 mencapai 75,2

juta ton atau meningkat 8,6% dibanding tahun sebelumnya. Sebanyak 69,51 juta

ton merupakan penjualan di pasar domestik dan 5,7 juta ton dari pasar ekspor.

Kenaikan sebanyak 3,16 ton dibandingakan dengan tahun lalu didominasi

peningkatan permintaan di Jawa dan Sumatera yaitu sekitar 74%, sisanya 26%

adalah akumulasi dari Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Wilayah

4
Indonesia Timur. Realisasi konsumsi tahun 2018 adalah 50,75 juta ton dalam

bentuk semen bag atau 73% dan semen curah sebesar 18,76 juta ton atau 27%.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (selanjutnya disebut “Perseroan” atau

“Indocement”) yang dikenal dengan merk kenamaannya Semen Tiga Roda dan

produk barunya Semen Rajawali merupakan salah satu pemain besar dalam industri

semen di Indonesia. Perseroan mengawali langkahnya pada tahun 1975 dengan

didirikannya sebuah pabrik semen di wilayah Citeureup, Jawa Barat oleh PT

Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE) dengan kapasitas produksi awal

500.000 ton.

Dalam kurun waktu 10 tahun, telah berdiri delapan pabrik tambahan yang

dikelola oleh enam perusahaan yang berbeda yaitu PT Distinct Indonesia Cement

Enterprise (DICE); PT Perkasa Indonesia Cement Enterprise (PICE); PT Perkasa

Indah Indonesia Cement Putih Enterprise (PIICPE); PT Perkasa Agung Utama

Indah Cement Enterprise (PAUICE); PT Perkasa Inti Abadi Indonesia Cement

Enterprise (PIAICE); dan PT Perkasa Abadi Mulia Indonesia Cement Enterprise

(PAMICE). Tentunya dengan tambahan delapan pabrik tersebut, kapasitas produksi

juga mengalami kenaikan menjadi 7,7 juta ton pertahun.

Pada 16 Januari 1985, keenam perusahaan tersebut melebur menjadi satu

dengan didirikannya PT Indocement Tunggal Prakarsa, dan pada 5 Desember 1989

Perseroan resmi mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode

“INTP”. Hingga pada 2001, Saham mayoritas Perseroan diakuisisi oleh

5
HeidelbergCement Group melalui entitas anaknya, Kimmeridge Enterprise Pte.

Ltd. Sebesar 61,7% saham Perseroan.

HeidelbergCement Group merupakan pemain pasar global di industri agregat

dan perusahaan terkemuka di industri semen yang berpusat di Jerman. Pada tahun

2010, HeidelbergCement adalah produsen semen terbesar ke 3 di dunia dengan

produksi 78 juta ton semen yang mempekerjakan sekitar 45.000 orang pegawai

yang tersebar di 2.300 di lebih dari 40 negara.

Guna mengantisipasi pertumbuhan pasar yang semakin kuat, Indocement

terus berupaya menambah kapasitas produksinya dengan cara menambah jumlah

pabrik dan melakukan merger dengan pabrik semen yang lain. Sehingga sampai

dengan tahun 2018, Perseroan telah memiliki 13 pabrik dengan total kapasitas

produksi sebesar 24,9 juta ton semen.

Gambar 1.2
Kapasitas dan Realisasi Produksi Semen
30
25
20
15
10
5
0
2014 2015 2016 2017 2018
Kapasitas Produksi Realisasi Produksi

Sumber : Laporan Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2018,


diolah.

6
Di tengah persaingan industri semen, Indocement mampu mempertahankan

pangsa pasarnya dengan cukup baik. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia

(ASI), pada 2018 Indocement berhasil meningkatkan pangsa pasarnya menjadi

25,5% dari tahun sebelumnya sebesar 25,3%. Tentunya prestasi tersebut merupakan

pencapaian yang sangat baik, dimana sebagian besar pemain di industri tersebut

mengalami penurunan pangsa pasar.

Peningkatan pangsa pasar juga membuat penjualan semen domestik

Indocement mengalami peningkatan sebesar 5,7% dibandingkan tahun 2017.

Pertumbuhan ini berada di atas rata-rata pertumbuhan industri semen nasional yang

hanya 4,8%. Namun berbeda halnya dengan penjualan semen untuk ekspor yang

turun sebesar 32%, dari 69 ribu ton pada 2017 menjadi 47 ribu ton pada 2018.

Tabel 1.1
Kinerja Penjualan Semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Pertumbuhan
Tahun
Uraian (Penurunan)
2018 2019 Selisih (%)
Semen Domestik 18.073 17.094 979 5,7
Semen Kantong 13.415 12.891 524 4,1
Semen Curah 4.658 4.201 457 10,9
Klinker Domestik 960 650 310 47,7
Semen Ekspor 47 69 (22) (32)
Klinker Ekspor 88 95 (7) (7,4)
Jumlah 19.168 17.909 1.259 7
Sumber: Laporan Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

7
Namun, ditengah kenaikan produksi dan realisasi produksi yang meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya, laba perusahaan justru mengalami penurunan

dibandingkan tahun sebelumnya.

Tabel 1.2
Laba Usaha PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Periode 2014-2018

Tahun Laba Usaha (Rupiah)


2014 6.001.000.000.000
2015 5.057.000.000.000
2016 3.645.000.000.000
2017 1.875.000.000.000
2018 1.074.000.000.000
Sumber: Laporan Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Berdasarkan Tabel 1.1 laba usaha mengalami penurunan setiap tahun selama

lima periode, Laba terendah adalah pada tahun 2018 jika dibandingkan dengan

tahun sebelumnya. Meskipun perusahaan tetap dalam kondisi laba, tetapi

penurunan laba secara terus menerus akan berpengaruh pula terhadap operasional

perusahaan.

Selain itu, penurunan laba usaha tentu akan berpengaruh terhadap investor

yang menanamkan saham di sebuah perusahaan. Sebagai perusahaan yang terdaftar

dalam Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tentunya

akan melaporkan kondisi yang ada kepada para pemegang saham, dengan kondisi

dimana laba usaha yang turun, tentu akan berpengaruh kepada harga saham

perusahaan.

8
Kinerja operasional perusahaan yang sedang meningkat ternyata tidak selalu

diikuti dengan peningkatan laba usaha. Meskipun tingkat produksi dan penjualan

semen pada tahun 2018 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, laba usaha

justru menurun dibandingakan tahun sebelumnya. Beberapa faktor diyakini

mempengaruhi hal tersebut.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah

penelitian dengan judul “Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja

Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Periode Tahun 2014 –

2018”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

Bagaimanakah kinerja keuangan perusahaan PT Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk selama periode tahun 2014 sampai 2018 ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan haruslah memiliki tujuan. Dengan demikian,

penelitian yang dilakukan memiliki arah dan tujuan yang hendak dicapai. Menilik

dari latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan pelaksanaan

penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dari tahun 2014 sampai 2018 dikaji

menggunakan analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio

profitabilitas.

9
1.3.2 Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan peneliti

tentang analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan

rasio profitabilitas.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk

menentukan langkah apa yang harus diambil untuk mempertahankan

atau meningkatkan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan

datang.

3. Bagi Akademis

Hasil penelitian ini menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi

pada program studi Administrasi Bisnis dan diharapkan dapat

menambah referensi bagi peneliti selanjutnya.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan beberapa kajian atau penelitian

terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu

menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian ini sehingga penulis

dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang

dilakukan. Penulis mengangkat beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi

dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian yang dilakukan.

Marianno (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Rasio

Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus di PT

Telekomunikasi Indonesia Tbk.)” menjelaskan bahwa berdasarkan rasio likuiditas,

rasio solvabilitas, rasio aktivitas pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

memperoleh kinerja keuangan yang kurang baik. Namun berdasarkan analisis rasio

rentabilitas menggambarkan kinerja PT Telekomunikasi Indonesia Tbk secara baik

karena adanya kenaikan pendapatan dan dihasilkannya laba yang cukup baik.

Harahap (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Rasio

Likuiditas Sebagai Alat Penilaian Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT

Prodia Widyahusada Tbk.” menjelaskan bahwa kinerja keuangan PT Prodia

Widyahusada Tbk berdasarkan current ratio dinyatakan cukup karena berada di

bawah angka 200% yaitu sebesar 128,29%. Berdasarkan quick ratio dinyatakan

baik, karena hampir mendekati angka 150% yaitu sebesar 112,43%. Berdasarkan

11
cash ratio dinyatakan kurang karena berada di bawah angka 50% yaitu sebesar

23,84%. Sedangkan inventory to net working capital dinyatakan sangat baik karena

mencapai nilai sebesar 56,19% dari standar industri sebesar 12%.

Ulfa (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Rasio Likuiditas

dan Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Industri Semen yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-2017 (Studi Kasus Laporan Keuangan

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.)” menjelaskan bahwa berdasarkan analisis

rasio likuiditas, kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode

2013-2017 sudah baik karena berada diatas rata-rata industri. Sedangkan

berdasarkan analisis rasio profitabilitas, berdasarkan perhitungan net profit margin

sudah berada diatas rata-rata industri, namun menurut perhitungan ROI dan ROE

keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode 2013-2017 menunjukkan

nilai dibawah rata-rata industri, sehingga kinerja perusahaan dapat dikatakan

kurang efisien dalam mengoptimalkan modal sendiri untuk menghasilkan laba

bersih.

Ridha (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan

Dalam Menilai Kinerja Keuangan BUMN (Studi Kasus Di PT. Perkebunan

Nusantara III Medan)” menjelaskan bahwa berdasarkan analisis rasio menurut

KEP-100/MBU/2002, dapat mengidentifikasikan masalah peningkatan yang terjadi

pada kinerja keuangan pada tahun 2014 tidak disertai dengan rating yang

meningkat, hal ini dikarenakan belum semua indikator keuangan memperoleh skor

maksimal, dari delapan indikator hanya empat indikator keuangan yang

memperoleh skor maksimal.

12
Andres Maith (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Laporan

Keuangan dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Hanjaya Mandala

Sampoerna Tbk.” menjelaskan bahwa dilihat dari rasio likuiditas perusahaan berada

dalam keadaan yang baik. Hal ini dapat dilihat pada rasio lancar, rasio cepat dan

rasio kas bahwa pada dasarnya mengalami kenaikan. Kemudian berdasarkan rasio

solvabilitas perusahaan berada pada posisi insolvable. Hal ini dapat dilihat pada

rasio solvabilitas keadaan modal perusahaan tidak mencukupi untuk menjamin

hutang yang diberikan oleh kreditur. Berdasarkan rasio aktivitas perusahaan

dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat pada keempat rasio aktivitas menunjukkan

adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Dan dilihat dari rasio profitabilitas

perusahaan dalam posisi yang baik. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan rasio

profitabilitas.

Untuk menghindari adanya persamaan, penulis juga menjelaskan persamaan

dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian

terdahulu. Berikut dapat dilihat persamaan dan perbedaan yang lebih jelas pada

tabel 2.1 di bawah:

13
Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti dan


No Judul Metode Penelitian
Tahun Penelitian
1 Marianno William Analisis Rasio Keuangan Metode penelitian yang
J.S (2017) untuk Menilai Kinerja digunakan dalam pene-
Keuangan Perusahaan litian ini adalah metode
(Studi Kasus di PT kuantitatif dengan sum-
Telekomunikasi ber data yang digunakan
Indonesia Tbk.) adalah data sekunder.

Persamaan: Menganalisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan


dengan rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas.

Perbedaan: Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Objek


penelitian dan Tahun Penelitian berbeda.

2 Masnuripa Harahap Analisis Rasio Likuiditas Metode analisis data


(2018) Sebagai Alat Penilaian dalam penelitian ini
Untuk Mengukur Kinerja adalah deskriptif dengan
Keuangan Pada PT menggunakan pen-
Prodia Widyahusada Tbk. dekatan kualitatif
dengan sumber data
yang digunakan adalah
data sekunder.

Persamaan: Menganalisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan


dengan rasio likuiditas.

Perbedaan: Pada penelitian ini hanya menggunakan rasio likuiditas sebagai


standar untuk mengukur kinerja perusahaan.

3 Fara Ulfa (2018) Analisis Rasio Likuiditas Metode analisis data


dan Profitabilitas Untuk dalam penelitian ini
Menilai Kinerja Ke- adalah kuantitatif
uangan Industri Semen dengan menggunakan
yang Terdaftar di Bursa studi deskriptif. Jenis
Efek Indonesia Periode data yang digunakan
Tahun 2013-2017 (Studi adalah data sekunder.

14
Nama Peneliti dan
No Judul Metode Penelitian
Tahun Penelitian
Kasus Laporan Keuangan
PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk.)

Persamaan: Objek penelitian sama, yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa


Tbk. Menganalisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan dengan
menggunakan rasio likuiditas dan profitabilitas. Metode penelitian adalah
deskriptif kuantitatif.

Perbedaan: Menambahkan analisis rasio solvabilitas dan aktivitas dalam


mengukur kinerja keuangan perusahaan. Periode laporan keuangan yang diteliti
berbeda yaitu antara tahun 2014 hingga 2018.

4 Muhammad Ridha Analisis Rasio Keuangan Metode yang digunakan


(2017) Dalam Menilai Kinerja dalam penelitian ini
Keuangan BUMN (Studi adalah metode
Kasus Di PT. Perkebunan deskriptif dengan
Nusantara III Medan) pendekatan kuantitatif.
Sumber data dalam
penelitian ada dua
yaitu,data primer dan
sekunder.
Persamaan: Menganalisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja
keuangan. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.

Perbedaan: Karena objek yang diteliti adalah BUMN, maka memiliki standar
perhitungan kinerja/kesehatan perusahaan yang telah diatur dalam Keputusan
Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor : KEP-100/MBU/2002.

5 Hendry Andres Analisis Laporan Ke- Metode yang digunakan


Maith (2013) uangan dalam Mengukur dalam penelitian ini
Kinerja Keuangan Pada adalah metode
PT. Hanjaya Mandala deskriptif dengan
Sampoerna Tbk. sumber data yang
digunakan adalah data
sekunder.

Persamaan: Menganalisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan


dengan rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas.

Perbedaan: Objek penelitian pada perusahaan yang berbeda

15
2.2 Laporan Keuangan

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Ikatan Akuntansi Indonesia (dalam Harahap, 2018) berpendapat bahwa

laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Sebuah

laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan posisi keuangan, catatan, dan laporan lain serta materi penjelasan.

Menurut Hanafi (dalam Fithriyah, 2018) “laporan keuangan perusahaan

merupakan salah satu sumber informasi yang penting di samping informasi lain

seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan,

kualitas manajemen dan lainnya”.

Sedangkan Munawir (dalam Ridha, 2017) berpendapat bahwa laporan

keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi. Tiga laporan utama yang

terdapat pada laporan keuangan adalah (1) balance sheet atau statement of

financial position atau neraca (2) laporan laba rugi (3) laporan arus kas dan

sebagai tambahan disusun pula laporan perubahan modal.

Berbeda halnya menurut Kasmir (2008:7), menurutnya laporan keuangan

adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau

dalam suatu periode tertentu. Dengan demikian, secara umum laporan keuangan

merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode

akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

tersebut.

16
2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan

Setiap laporan keuangan yang dibuat pasti memiliki tujuan tertentu bagi

seluruh pihak yang berkepentingan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No. 1 (dalam Fithriyah, 2018), tujuan laporan keuangan

memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas

entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

pembuatan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan

bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak

menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan dalam pengambilan

keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan

dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non

keuangan.

Sedangkan menurut Kasmir (2008:11), secara umum tujuan laporan

keuangan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan. Ada beberapa

tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan, yaitu:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu.

17
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi

terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam

suatu periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

8. Memberikan nformasi keuangan lainnya.

Dengan demikian, laporan keuangan bertujuan untuk memberikan

kemudahan bagi manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan,

pengendalian, dan mengevaluasi kinerja keuangan. Selain itu, laporan keuangan

juga dibuat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak yang

berkepentingan didalamnya.

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan harus menyajikan

informasi-informasi yang meliputi:

1. Aset

2. Liabilitas

3. Ekuitas

4. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian

5. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya

sebagai pemilik

6. Arus kas

18
Informasi yang lengkap tersebut dapat membantu pengguna laporan dalam

memprediksi arus kas masa depan dan khususnya dalam waktu dan kepastian

diperolehnya kas dan setara kas.

2.2.3 Komponen dan Syarat Laporan Keuangan

2.2.3.1 Komponen Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (dalam

Fithriyah, 2018), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-

komponen berikut ini:

1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode.

2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode.

3. Laporan perubahan ekuitas selama periode.

4. Laporan arus kas selama periode.

5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi

penting dan informasi penjelasan lainnya.

6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang

disajikan.

2.2.3.2 Syarat Laporan Keuangan

Menurut Sujarweni (2017:2) syarat laporan keuangan merupakan ciri khas

membuat informasi dalam laporan keuangan yang berguna bagi para pemakai

dalam pengambilan keputusan yang bernilai ekonomis. Berikut merupakan

syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam membuat laporan keuangan, yaitu :

19
1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan

adalah kemudahaannya untuk dapat segera dipahami oleh pemakai.

2. Relevan

Agar laporan keuangan itu bermanfaat, informasi harus relevan untuk

memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.

3. Keandalan

Informasi harus memiliki kualitas yang handal, bebas dari pengertian

yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan

pemakainya.

4. Dapat dibandingkan

Pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan

keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi

kecenderungan posisi keuangan.

5. Mempunyai daya uji

Laporan keuangan yang telah disusun dengan panduan konsep-konsep

dasar akuntansi dan prinsip-prinsip akuntansi yang sudah disahkan

sehingga dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain.

6. Netral

Laporan keuangan yang disajikan harus bersifat umum, objektif, dan

tidak memihak pada kepentingan pemakai tertentu.

7. Tepat waktu

Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu.

20
8. Lengkap

Laporan keuangan yang disusun harus memenuhi syarat-syarat diatas

dan tidak menyesatkan pemakai.

2.2.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan dipersiapkan dengan maksud untuk memberikan

gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan oleh pihak

manajemen. Menurut Kasmir (2008:11) dalam praktiknya laporan keuangan yang

dibuat harus bersifat historis dan menyeluruh. Bersifat historis artinya laporan

keuangan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa

sekarang. Kemudian bersifat menyeluruh, maksudnya adalah laporan tersebut

dibuat selengkap mungkin.

Ditegaskan oleh Kasmir (2008:12) bahwa data masa lalu perusahaan yang

ditampilkan dalam laporan keuangan merupakan kombinasi dari:

1. Fakta yang telah dicatat.

Laporan keuangan disusun atau dibuat berdasarkan kenyataan yang

sebenarnya atau fakta dari catatan akuntansi. Jadi segala sesuatu yang

tercermin dalam laporan keuangan merupakan fakta historis.

2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi.

Pencatatan yang terjadi dalam laporan keuangan jelas didasarkan pada

prosedur atau anggapan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi.

Pencatatan laporan keuangan tidak dapat dilakukan sekehendak pemilik

atau manajemen perusahaan, tetapi harus melalui mekanisme sesuai

dengan prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi. Tujuannya tidak

21
lain adalah agar laporan keuangan yang dibuat perusahaan dapat

memudahkan penyusunan, pemeriksaan, dan keseragaman.

3. Pendapat pribadi (personal judgement)

Walaupun pencatatan akuntansi dalam laporan keuangan didasarkan

kepada dalil-dalil tertentu, penggunaan dari dasar dalil tersebut

tergantung dari kemampuan para pembuatnya yang kemudian

dikombinasikan dengan fakta serta dalil-dalil akuntansi yang disetujui.

Laporan keuangan yang telah disusun sedemikan rupa tentu terlihat

sempurna dan meyakinkan. Namun melihat dari sifat-sifat laporan keuangan

diatas, menurut Munawir (dalam Oktavia, 2015) laporan keuangan mempunyai

beberapa keterbatasan antara lain:

1. Laporan keuangan dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan

Interim Report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya

sementara) dan bukan merupakan laporan yang final. Karena itu semua

jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan

tidak menunjukkan nilai likuidasi atau realisasi dimana dalam laporan

tersebut terkandung pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan

atau manajemen yang bersangkutan.

2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang

kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar

penyusunan dengan standar nilai yang berbeda atau berubah-ubah.

Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep going value atau

beranggapan bahwa perusahaan akan terus berjalan sehingga aktiva

22
tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai historis atau harga perolehannya

dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar

akumulasi merupakan nilai buku (book value) yang belum tentu sama

dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.

3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi

keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu yang lalu, dimana daya

beli uang tersebut semakin menurun dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan

dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang

dijual semakin besar.

4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang

dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena

faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang. Misalnya

reputasi dan prestasi perusahaan.

Menurut Kasmir (2008:16), beberapa keterbatasan laporan keuangan yang

dimiliki perusahaan antara lain:

1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis),

dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.

2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan

hanya untuk pihak tertentu saja.

3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan

pertimbangan-pertimbangan tertentu.

23
4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi

ketidakpastian. Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak

menguntungkan akan selalu dihitung kerugiannya.

5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh pada sudut pandang ekonomi

dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat

formalnya.

2.2.5 Pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun berdasarkan berbagai tujuan. Tujuan utamanya

adalah untuk kepentingan pemilik dan manajemen perusahaan dan memberikan

informasi kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.

Artinya pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi

kepentingan berbagai pihak, baik itu pihak internal maupun pihak eksternal.

Menurut Kasmir (2008:18), pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

laporan keuangan adalah:

1. Pemilik

Laporan keuangan digunakan untuk melihat kondisi dan perkembangan

perusahaan. Selain itu berfungsi juga untuk menilai kinerja manajemen

atas target yang telah ditetapkan.

2. Manajemen

Laporan keuangan digunakan sebagai cermin kinerja mereka dalam

suatu periode tertentu. Selain itu berfungsi pula sebagai pertimbangan

dalam pengamilan keputusan.

24
3. Investor

Bagi investor yang akan menanamkan sahamnya di sebuah perusahaan,

perlu melihat dan memperhitungkan secara matang sebelum

memutuskan untuk membeli sebuah saham. Dasar pengambilan

keputusan tersebut tentu saja adalah laporan keuangan.

4. Kreditor

Kreditor merupakan penyandang dana bagi perusahaan. Prinsip kehati-

hatian tentu akan sangat diberlakukan oleh penyandang dana sebelum

menyalurkan dananya ke sebuah perusahaan.

5. Pemerintah (Stakeholder)

Pemerintah juga memiliki peran penting atas laporan keuangan yang

dibuat oleh perusahaan. Melalui Kementerian Keuangan, pemerintah

akan memungut pajak sesuai dengan laporan keuangan yang telah

disajikan oleh perusahaan.

2.2.6 Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis,

tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut.

Masing-masing laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi

keuangan perusahaan baik secara sebagian, maupun secara keseluruhan.

Penyusunan laporan keuangan terkadang disesuaikan juga dengan kondisi

perubahan kebutuhan perusahaan. Artinya jika tidak ada perubahan dalam laporan

tersebut maka tidak perlu dibuat. Atau dapat pula laporan keuangan dibuat hanya

sekedar tambahan, untuk memperkuat laporan yang sudah dibuat.

25
Menurut Kasmir (2008:28) ada lima macam jenis laporan keuangan yang

biasa disusun, yaitu:

1. Neraca

Laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan

yang meliputi aktiva, kewajiban dan ekuitas pada suatu saat tertentu.

2. Laporan laba rugi

Laporan mengenai pendapatan, beban, dan laba atau rugi suatu

perusahaan dalam suatu periode tertentu.

3. Laporan perubahan modal

Laporan yang menyajikan perubahan modal karena penambahan atau

pengurangan dari laba atau rugi dan transaksi pemilik.

4. Laporan arus kas

Laporan yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas

selama satu periode tertentu. Laporan arus kas memberi gambaran

penggunaan kas pada tiga bagian aktivitas dari sebuah perusahaan yang

berhubungan dengan pemasukan dan pengeluaran kas. Tiga bagian

tersebut adalah kas dari aktivitas operasi, kas dari aktivitas investasi,

dan kas dari aktivitas pendanaan.

5. Laporan catatan atas laporan keuangan.

Merupakan sebuah informasi atau catatan tambahan yang ditambahkan

untuk memberi penjelasan kepada pembaca atas laporan keuangan.

Laporan catatan atas keuangan memberikan bantuan penjelasan item

tertentu dalam laporan keuangan.

26
2.3 Analisis Laporan Keuangan

2.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Apabila sebuah laporan keuangan telah disusun sedemikian rupa mengikuti

kaidah akuntansi dan penilaian yang benar, maka akan terlihat kondisi keuangan

perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah

diketahuinya berapa jumlah harta, utang, serta ekuitas dalam neraca yang dimiliki.

Kemudian akan diketahui pula pendapatan yang diterima dan jumlah biaya

yang dikeluarkan selama periode tertentu. Yang akhirnya dapat diketahui pula

hasil usaha perusahaan pada periode tertentu dari laporan laba rugi yang telah

disajikan.

Agar laporan tersebut dapat dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan

sebuah analisis laporan keuangan. Menurut Bernstein (dalam Sujarweni, 2017),

analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknis analisis untuk

laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran

dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan.

Harahap (dalam Fithriyah, 2018) menjelaskan pengertian analisis laporan

keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi

yang lebih kecil dan melihat hubungannnya yang bersifat signifikan atau yang

mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif

maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan

lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang

tepat.

27
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan

adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat kondisi keuangan sebuah

perusahaan, pencapaian sebuah perusahaan di masa lalu hingga saat ini, dan

prediksi di masa mendatang, sehingga analisis tersebut akan digunakan sebagai

dasar pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan

menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang

diharapkan benar-benar tepat. Kesalahan dalam memasukkan angka atau rumus

akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai. Kemudian hasil

perhitungan tersebut dianalisis dan diinterpretasikan sehingga diketahui posisi

keuangan yang sesungguhnya. Kesemuanya ini harus dilakukan secara teliti,

mendalam, dan jujur.

2.3.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Kegiatan dalam analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara

menentukan dan mengukur antara pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan.

Selain menganalisis dalam satu periode, dapat juga dilakuan antar beberapa

periode. Hal ini dilakukan agar lebih tepat dalam menilai kemajuan atau kinerja

manajemen dari periode ke periode berikutnya.

Menurut Kasmir (2008:11), ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai

pihak dengan adanya analisis laporan keuangan antara lain:

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam periode tertentu,

baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai

untuk beberapa periode.

28
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi

kekurangan perusahaan.

3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu

dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan

perusahaan saat ini.

5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu

penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis

tentang hasil yang mereka capai.

Sedangkan menurut Harahap (dalam Sujarweni, 2017), tujuan dan manfaat

analisis laporan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada

yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata

(explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik

laporan keuangan (implicit).

3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan

keuangan.

4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam

hubungannya dengan suatu laporan keuangan, baik dikaitkan dengan

komponen internal maupun kaitannya dengan informasi yang

diperoleh dari luar perusahaan.

29
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan

model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk

prediksi dan peningkatan.

6. Dapat memberikan informasi yang diingingkan oleh para pengambil

keputusan.

7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria

tertentu yang sudah terkenal dalam dunia bisnis.

2.3.3 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik

analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat

adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal.

Adapun langkah atau prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan menurut

Kasmir (2008:69) adalah:

1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlakukan

selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode.

2. Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan

dengan rumus-rumus tertentu, sesuai dengan standar yang biasa

digunakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-

benar tepat.

3. Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada

dalam laporan keuangan secara cermat.

4. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran

yang telah dibuat.

30
5. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.

6. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil

analisis tersebut.

Namun dalam praktiknya, menurut Kasmir (2008:69) menyatakan bahwa,

terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu

sebagai berikut:

1. Analisis Vertikal (Statis)

Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya

satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos

yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk

satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke

periode tidak diketahui.

2. Analisis Horizontal (Dinamis)

Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan

membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil

analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang

satu ke periode lain.

Di samping metode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan,

terdapat beberapa jenis teknik analisis laporan keuangan. Menurut Kasmir

(2008:70) adapun jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat

dilakukan adalah sebagai berikut:

31
1. Analisis perbandingan antara laporan keuangan.

Analisis ini dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan

lebih dari satu periode. Dari analisis ini akan dapat diketahui

perubahanperubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi dapat

berupa kenaikan atau penurunan dari masing-masing komponen

analisis. Dari perubahan ini terlihat masing-masing kemajuan atau

kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Analisis trend.

Analisis ini dilakukan dari periode ke periode sehingga akan terlihat

apakah perusahaan mengalami perubahan yaitu naik, turun, atau tetap,

serta seberapa besar perubahan tersebut yang dihitung dalam

persentase.

3. Analisis persentase per komponen.

Analisis ini dilakukan untuk membandingkan antara komponen yang

ada dalam suatu laporan keuangan, baik yang ada di neraca maupun

laporan laba rugi.

4. Analisis sumber dan penggunaan dana.

Analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana

perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu periode. Analisis ini

juga untuk mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab

berubahnya modal kerja perusahaan dalam suatu periode.

32
5. Analisis sumber dan penggunaan kas.

Analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas

perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode. Selain itu

juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas

dalam periode tertentu.

6. Analisis rasio.

Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang

ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan

keuangan neraca dan laporan laba rugi.

7. Analisis kredit.

Analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu kredit

dikucurkan oleh lembaga keuangan seperti perusahaan.

8. Analisis laba kotor.

Analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari

periode satu ke periode lainnya.

9. Analisis titik pulang pokok atau titik impas (break even point).

Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui pada kondisi berapa

penjualan produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami

kerugian. Kegunaan analisis adalah untuk menentukan jumlah

keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.

33
2.4 Analisis Rasio Keuangan

2.4.1 Pengertian Rasio Keuangan

Pada akhir periode, pihak manajemen khususnya bagian keuangan selalu

menyiapkan dan menyusun laporan keuangan untuk diserahkan kepada pimpinan

perusahaan. Laporan tersebut berisi angka-angka pada suatu akun yang

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Dengan

membandingkan angka-angka itu, maka akan terlihat kinerja perusahaan secara

terperinci, sehingga pimpinan dapat menilai apakah kinerja perusahaan

mengalami kenaikan atau penurunan.

Namun selain laporan keuangan, ada hal lain yang penting dan perlu untuk

disajikan dalam penyampaian laporan keuangan yaitu mengenai analisis laporan

keuangan (financial statement analysis). Menurut James C Van Horne (dalam

Kasmir, 2008), rasio keuangan (financial ratio) merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka

dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi

keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat

kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.

Sehingga rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-

angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan

angka lainnya. Hasil dari rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja

manajemen dalam suatu periode dan menilai efektifitas manajemen dalam

memberdayakan sumber daya perusahaan. Dan dari kinerja yang dihasilkan juga

34
dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi sehingga dapat mempertahankan atau

meningkatkan kinerja manajemen pada masa yang akan datang.

Kasmir (2008:105) menyatakan bahwa dalam praktiknya analisis rasio

keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:

1. Rasio Neraca (Balance Sheet Ratio), yaitu membandingkan angka-

angka yang hanya bersumber dari neraca.

2. Rasio Laporan Laba Rugi (Income Statement Ratio), yaitu

membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan laba

rugi.

3. Rasio antar laporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua

sumber (data campuran), baik yang ada di neraca maupun di laporan

laba rugi.

2.4.2 Bentuk-bentuk Rasio Keuangan

Penilaian kinerja keuangan (financial performance) suatu perusahaan dapat

dilakukan dengan cara menggunakan beberapa metode penghitungan rasio

keuangan terhadap laporan keuangan (financial statement) perusahaan, dimana

pada masing-masing rasio keuangan tersebut memiliki tujuan, kegunaan, dan arti

tertentu yang dapat digunakan oleh manajemen dalam melakukan pengambilan

keputusan dan menentukan serta menetapkan kebijakan perusahaan.

Menurut J. Fred Weston (dalam Kasmir, 2008:106), bentuk-bentuk rasio

keuangan adalah sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

35
3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)

6. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)

Kemudian menurut James C van Horne (dalam Kasmir, 2008:107), jenis

rasio keuangan dibagi menjadi sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

2. Rasio Pengungkit (Leverage Ratio)

3. Rasio Pencakupan (Coverage Ratio)

4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

5. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Dan menurut James O Gill (dalam Kasmir, 2008:109), jenis rasio keuangan

terdiri sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

2. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

3. Rasio Efisiensi (Activity Ratio)

Dari berbagai jenis rasio yang dikemukakan di atas, hampir seluruhnya sama

dalam menggolongkan rasio keuangan. Perbedaan yang ditemukan tidak terlalu

berpengaruh karena masing-masing ahli keuangan tersebut hanya berbeda dalam

penempatan kelompok rasionya. Sehingga secara lengkap, bentuk-bentuk rasio

adalah; Rasio Likuiditas; Rasio Solvabilitas; Rasio Aktivitas; Dan Rasio

Profitabilitas.

36
2.4.2.1 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Rasio likuiditas

berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak

luar perusahaan maupun di dalam perusahaan (Kasmir, 2008:129).

Adapun jenis-jenis rasio likuiditas antara lain:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek

atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang

tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh

tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk

mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan

(Kasmir, 2008:134-135).

Rumus untuk mencari rasio lancar adalah sebagai berikut:

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio Cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban

atau utang lancar (jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa

memperhitungkan nilai sediaan (inventory). (Kasmir, 2008:137)

37
Rumus untuk mencari rasio cepat adalah sebagai berikut:

(𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 − 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦)


𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

2.4.2.2 Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar

beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.

Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajiban, baik jangka

pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi)

(Kasmir, 2015:151). Adapun jenis-jenis rasio solvabilitas antara lain:

1. Rasio Hutang terhadap Total Aktiva/Debt to Assets Ratio

Rasio hutang terhadap total aktiva/debt to Assets Ratio merupakan

rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara

total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar

aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang

perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva (Kasmir,

2008:156).

Rumus yang digunakan untuk mencari debt to assets ratio adalah

sebagai berikut:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

38
2. Rasio Hutang terhadap Ekuitas/Debt to Equity Ratio

Rasio hutang terhadap ekuitas/debt to equity ratio merupakan rasio

yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari

dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang

lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui

setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang

(Kasmir, 2008:158).

Rumus yang digunakan untuk mencari debt to equity ratio adalah

sebagai berikut:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 (𝑑𝑒𝑏𝑡)


𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)

2.4.2.3 Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat

pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas)

pemanfaatan sumber daya perusahaan (Kasmir, 2008:172). Adapun jenis-jenis

rasio aktivitas antara lain:

1. Perputaran Piutang/Receivable Turnover Ratio

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau beberapa kali

dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode

(Kasmir, 2008:176).

Rumus untuk mencari perputaran piutang adalah sebagai berikut:

39
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

2. Perputaran Persediaan/Inventory Turnover Ratio

Perputaran persediaan merupakan kemampuan dana yang tertanam

dalam sediaan berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas

dari sediaan dan tendensi untuk adanya overstock (Kasmir, 2008:180).

Rumus untuk mencari perputaran sediaan adalah sebagai berikut:

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 (𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦)

3. Perputaran Modal Kerja/Working Capital Turnover Ratio

Perputaran modal kerja merupakan salah satu rasio untuk mengukur

atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode

tertentu (Kasmir, 2008:182).

Rumus untuk mencari perputaran modal kerja adalah sebagai berikut:

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

4. Perputaran Aktiva Tetap/Fixed Assets Turnover Ratio

Fixed assets turnover ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap

berputar dalam satu periode (Kasmir, 2008:184).

Rumus untuk mencari fixed assets turnover ratio adalah sebagai

berikut:

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝

40
5. Perputaran Total Aktiva/Total Assets Turnover Ratio

Total assets turnover ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan

mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah

aktiva (Kasmir, 2008:186).

Rumus untuk mencari total assets turnover ratio adalah sebagai

berikut:

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

2.4.2.4 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingat

efektivitas manajemen suatu perusahaan (Kasmir, 2008:196). Untuk mengetahui

rasio profitabilitas dapat digunakan beberapa cara, antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Rasio Profit Margin (Profit Margin on Sales)

Rasio profit margin merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk

mengukur margin laba atas penjualan (Kasmir, 2008:199). Terdapat

dua rumus untuk mencari margin laba, yaitu sebagai berikut:

a. Untuk margin laba kotor

(𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ − 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛)


𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

b. Untuk margin laba bersih

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑡𝑎𝑥(𝐸𝐴𝐼𝑇)


𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

41
2. Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment/ROI)

ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah

aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu

ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya

(Kasmir, 2008:201).

Rumus untuk mencari ROI adalah sebagai berikut:

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

3. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ROE)

ROE merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak

dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan

modal sendiri pada perusahaan (Kasmir, 2008:203).

Rumus untuk mencari ROE adalah sebagai berikut:

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

2.4.3 Metode Analisis Rasio Keuangan

Ada dua cara yang dapat dilakukan di dalam membandingkan rasio

keuangan perusahaan menurut Syamsuddin (dalam Fithriyah, 2018), antara lain:

1. Cross section approach

Adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-

rasio antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya yang sejenis

pada saat yang bersangkutan.

42
2. Time series

Adalah suatu analisis yang dilakukan dengan jalan membandingkan

rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

Pembandingan dilakukan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau

kemunduran.

2.4.4 Kelebihan Analisis Rasio Keuangan

Kelebihan rasio keuangan menurut Harahap (dalam Fithriyah, 2018) adalah

sebagai berikut:

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah

dibaca atau ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang

disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi perubahan di tengah industri lain.

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model

pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).

5. Menstandarisasi size perusahaan.

6. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain

untuk melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time

series.

7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di

masa yang akan datang.

43
2.4.5 Kelemahan Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (dalam Fithriyah, 2018), kelemahan penggunaan analisis

rasio keuangan:

1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat dan dapat digunakan untuk

kepentingan pemakainya.

2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga

menjadi keterbatasan teknik ini, seperti:

a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak

mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias atau

subjektif.

b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah

nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.

c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka

rasio.

d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa

ditetapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan

kesulitan menghitung rasio.

4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.

5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi

yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan

bisa menimbulkan kesalahan.

44
2.5 Kinerja Keuangan

2.5.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan

perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan

yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut Sucipto (dalam

Gunawan, 2012) kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang

dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam

menghasilkan laba.

Menurut Fidhayatin (dalam Nurudin, 2018) “perusahaan yang sehat

nantinya akan dapat memberikan laba bagi para pemilik modal, perusahaan yang

sehat juga dapat membayar hutang dengan tepat waktu”. Kinerja keuangan

memberikan informasi mengenai baik buruknya suatu organisasi melalui kegiatan

perusahaan.

Fahmi (dalam Maith, 2013:621) menyatakan bahwa kinerja keuangan

adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah

melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara

baik dan benar. Dengan pengukuran kinerja keuangan, dapat dilihat prospek

pertumbuhan dan perkembangan keuangan perusahaan. Perusahaan dikatakan

berhasil apabila perusahaan telah mencapai suatu kinerja tertentu yang telah

ditetapkan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan

merupakan cerminan keadaan perusahaan pada suatu periode tertentu. Dari kinerja

45
keuangan perusahaan dapat pula dilihat prestasi perusahaan berdasarkan analisis

kinerja keuangan perusahaan tersebut.

2.5.2 Tahapan dalam Menganalisis Kinerja Keuangan

Penilaian kinerja di setiap perusahaan berbeda, semua tergantung pada

ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Setiap sektor usaha memiliki cara atau

tahapan tersendiri dalam menilai kinerja perusahaan. Ada 5 tahap dalam

menganalisis kinerja keuangan suatu persahaan secara umum menurut Irham

(dalam Yani, 2016), yaitu:

1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.

Review disini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang

sudah dibuat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang

berlaku umum dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil

laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

2. Melakukan perhitungan.

Penerapan metode hitungan disini adalah disesuaikan dengan kondisi

dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari

perhitungan tersebut akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan

analisis yang diinginkan.

3. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh.

Dari hasil hitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan

perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya.

4. Melakukan penafsiran terhadap berbagai permasalahan yang

ditemukan.

46
Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah

setelah dilakukan ketiga tahap tersebut selanjutnya dilakukan

penafsiran untuk melihat apa saja permasalahan dan kendala-kendala

yang dialami oleh perusahaan tersebut.

5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah terhadap berbagai

permasalahan yang ditemukan.

Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai permasalahan yang

dihadapi maka dicarikan solusi guna memberikan input atau masukan

agar apa saja yang menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat

terselesaikan.

2.6 Kerangka Berfikir

Penelitian ini akan meneliti posisi keuangan dan kinerja sebuah perusahaan.

Posisi keuangan perusahaan mencerminkan kemampuan pengelolaan keuangan

perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Sedangkan kinerja keuangan

perusahaan mencerminkan kemampuan pengelolaan keuangan perusahaan dalam

menjalankan aktivitas perusahaan. Untuk dapat mengetahui posisi dan kinerja

keuangan perusahaan diperlukan sebuah analisis laporan keuangan.

Untuk menganalisis sebuah laporan keuangan diperlukan sebuah metode

analisis keuangan, salah satunya adalah analisis rasio. Pada penelitian kali ini,

peneliti menggunakan analisis rasio untuk menentukan posisi keuangan

perusahaan. Analisis rasio bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas keputusan

yang telah diambil oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya. Jenis rasio yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio

47
aktivitas, dan rasio profitabilitas. Analisis rasio likuiditas bertujuan untuk

mengukur kemampuan sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajibannya pada

saat jatuh tempo. Analisis rasio likuiditas dapat dihitung dengan current ratio dan

quick ratio.

Analisis rasio solvabilitas berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka

panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Analisis rasio solvabilitas

dapat dihitung dengan debt to assets ratio dan debt to equity ratio.

Analisis rasio aktivitas berguna untuk mengukur tingkat efektivitas sebuah

perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Analisis rasio aktivitas

dapat dihitung dengan perputaran piutang, perputaran persediaan, perputaran modal

kerja, fixed assets turnover ratio, dan total assets turnover.

Analisis rasio profitabilitas berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam mencari keuntungan serta memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen

suatu perusahaan. Analisis rasio profitabilitas dapat dihitung dengan net profit

margin, return on investment, dan return on equity.

48
Gambar 2.1

Kerangka Berfikir Penilaian Kinerja Keuangan

Laporan Keuangan
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Analisis Laporan Keuangan


menggunakan Rasio Keuangan

Rasio Rasio Rasio Rasio


Likuiditas Solvabilitas Aktivitas Profitabilitas

Penilaian Kinerja Keuangan

49
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian

Menurut Sugiyono (2018:2) pengertian dari metode penelitian adalah sebagai

berikut :

“Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan

dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat

digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisispasi masalah”.

Sesuai dengan masalah dan tujuan yang dirumuskan, maka penelitian ini

tergolong penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif

sendiri merupakan penelitian yang berbentuk angka. Menggunakan metode

deskriptif yang bersifat kuantitatif karena penelitian ini berkaitan dengan objek

penelitian yaitu pada perusahaan dengan kurun waktu tertentu dengan

mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan perusahaan dan

disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Informasi yang telah diperoleh, selanjutnya dilengkapi dengan perubahan dari

penulis sendiri, pelaksanaan metode-metode deskriptif tidak terbatas hanya pada

pengumpulan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data

tersebut.

50
3.2 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Periode Tahun 2014 – 2018.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, dikumpulkan dan diolah oleh

perusahaan atau pihak yang bersangkutan, meliputi laporan neraca, laporan laba

rugi, laporan arus kas perusahaan selama periode 2014-2018.

Data sekunder yang merupakan gabungan antara data time series (data

tahunan) dan cross section dengan periode data yang diambil mulai dari tahun 2014

hingga tahun 2018. Data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke

waktu pada satu objek untuk menggambarkan perkembangannya. Sedangkan data

cross section adalah data yang dikumpulkan pada satu waktu tertentu pada beberapa

objek dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Metode

dokumentasi merupakan metode yang bersumber pada benda-benda tertulis berupa

buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian

dan sebagainya (Arikunto, 2002:231). Metode ini dilakukan melalui pengumpulan

dan pencatatan dari data historis perusahaan semen, studi literatur, laporan

penelitian, dan laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan. Data ini diperoleh

melalui website perusahaan: www.indocement.co.id.

51
3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

horizontal, yaitu analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan

dalam berbagai periode waktu sehingga dapat diketahui perkembangannya

(Kasmir, 2008:69). Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan

menggunakan pendekatan metode kuantitatif, yaitu dengan menghitung rasio-rasio

yang ada di perusahaan menggunakan rumus-rumus tertentu. Adapun rumus-rumus

yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar

perusahaan maupun di dalam perusahaan.

Tabel 3.1

Standar Industri Rasio Likuiditas

Standar
No Jenis Rasio
Industri
1 Current Ratio (Rasio Lancar) 2 kali
2 Quick Ratio (Rasio Cepat) 1,5 kali
Sumber: Kasmir (2008:143)

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

(𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 − 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦)


𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

52
2. Rasio Solvabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan

dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang

ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.

Tabel 3.2

Standar Industri Rasio Solvabilitas

Standar
No Jenis Rasio
Industri
1 Debt to Assets Ratio (Debt Ratio) 35%
2 Debt to Equity Ratio 80%
Sumber: Kasmir (2008:164)

a. Debt to Asset Ratio

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

b. Debt to Equity Ratio

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 (𝑑𝑒𝑏𝑡)


𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)

3. Rasio Aktivitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam

menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio

ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan

sumber daya perusahaan.

53
Tabel 3.3

Standar Industri Rasio Aktivitas

Standar
No Jenis Rasio
Industri
1 Perputaran Piutang (Receivable Turnover Ratio) 15 kali
2 Perputaran Sediaan (Inventory Turnover Ratio) 20 kali
Perputaran Modal Kerja (Working Capital
3 6 kali
Turnover Ratio)
Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover
4 5 kali
Ratio)
Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover
5 2 kali
Ratio)
Sumber: Kasmir (2008:187)

a. Perputaran Piutang (Receivable Turnover Ratio)

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

b. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

c. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover Ratio)

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

d. Fixed Assets Turnover Ratio

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝

e. Total Assets Turn Over

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

54
4. Rasio Profitabilitas

Rasio ini bertujuan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari

keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingat efektivitas

manajemen suatu perusahaan.

Tabel 3.4

Standar Industri Rasio Profitabilitas

Standar
No Jenis Rasio
Industri
1 Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) 20%
2 Return On Investment (ROI) 30%
3 Return On Equity (ROE) 40%
Sumber: Kasmir (2008:208)

a. Rasio Profit Margin (Profit Margin on Sales)

𝐸𝐴𝑇 (𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ)


𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 (𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛)

b. Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment/ROI)

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

c. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ROE)

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

55

Anda mungkin juga menyukai