Anda di halaman 1dari 10

AMDAL TERPADU

Pembangunan Meikarta Sebagai Industrial


Research Center (IRC) dan Dampaknya
terhadap Lingkungan Hidup Ditinjau dari UU
No 32 Th 2009 & PERDA JABAR No 12 Th 2014
 Berdasarkan PERMEN LH No 5 tahun 2012
tentang rencana usaha dan atau kegiatan
yang wajib AMDAL dikelompokkan
berdasarkan beberapa bidang.

 Amdal Terpadu adalah hasil kajian


mengenai dampak besar dan penting
usaha/kegiatan terpadu yang direncanakan
terhadap LH dan melibatkan lebih dari satu
instansi yang membidangi kegiata tersebut
(lintas sektor).

 Contoh jenis kegiatannya adalah


pembangunan bangunan gedung.

Pengertian amdal multisektor/ terpadu


UU No.32 Th 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan LH (UUPPLH) serta

01
Perda Jabar No.12 Th 2014 Tentang pengelolaan pembangunan dan
pengembangan metropolitan dan pusat pertumbuhan di jawa barat. Akan
dibentuk pembangunan berkelanjutan demi pemenuhan kebutuhan yang
harus memperhatikan berbagai aspek dalam LH.
Latar Belakang

Pembangunan berkelanjutan memadukan aspek LH, sosial, dan ekonomi ke

02 dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan LH serta


keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa
kini dan generasi masa depan

03
Maka perusahaan lippo grup mencetuskan untuk menggarap pembaungan
kota raksasa yang diklaim akan menjadi kota mandiri bertaraf internasional
yaitu meikarta.
Meikarta adalah pengembangan 500 ha dengan 100 ha lahan terbuka hijau,

04 didalamnya terdapat 250.000 unit properti hunian, ruang komersial utama serta
terdapat industri research center (IRC) sebagai pusat penelitian industri di masa
Latar Belakang

mndatang.

upaya pengendalian dalam perlindungan dan pengelolaan LH dapat

05
dilakukan dengan cara pencegahan terhadap kerusakan lingkungan.
instrumen dari pencegahan yang dapat dilakukan diantaranya dengan
Kajian Lingkungan Hidup (KLHS), tata ruang, baku mutu lingkungan
hidup, analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), perizinan,
peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup dan lain-lain.
Pembangunan Meikarta sebagai (IRC) Lippo Group telah memohon izin atas tanah
seluas 500 ha, tetapi hanya 84,6 ha yang izinnya sudah terbit.

Berdasarkan ketentuan dari izin lingkungan yang belum dikeluarkan tersebut terlihat
bahwa proyek pembangunan Meikarta seluas 500 ha telah melanggar aturan perizinan
mengenai peruntukan luas tanah yang diperbolehkan.

Merujuk pada Pasal 15–20 UUPPLH mengenai Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS), tata ruang, dan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan sebagai penentu
tahapan proses pembangunannya harus memiliki ukuran batas komponen yang
dibutuhkan. Dalam kenyataannya, pembangunan Meikarta tidak sesuai dengan
ketentuan uraian pasal – pasal diatas.
Pembangunan proyek Meikarta tidak dapat dikatakan melanggar aturan tata ruang
daerah Kab Bekasi karena berdasarkan Perda Kab Bekasi No 12 Tahun 2011 Tentang
RTRW Kab Bekasi Pasal 10 ayat (8) karena Meikarta berada di kawasan Wilayah
Pengembangan I sebagai wilayah pengembangan industri, perdagangan dan jasa,
perumahan dan permukiman, pariwisata dan pendukung kegiatan industri.

Baku mutu lingkungan pembangunan Meikarta tidak sesuai karena masih belum
diperhatikan. Terlihat dari belum diterbitkannya izin lingkungan. dimana berpotensi
mencemar dan merusak LH.

Izin Amdal dan IMB Meikarta menurut pengembang belum diterbitkan. Sehingga pihak
Lippo Group diminta menghentikan pembangunan fisik untuk sementara tetapi
pembangunan masih dilakukan.
Merujuk pada Amdal dalam Pasal 22-33 UUPPLH, pembangunan Meikarta tidak sesuai
dengan aturan karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang berdampak penting
terhadap lingkungan hidup yang wajib memiliki Amdal.

Pembungan Meikarta dapat dikategorikan ke dalam dampak teoritis dan dampak praktis.

Dampak teoritis akan berakibat pada kerusakan terhadap bentang alam dan terhadap
keberadaan sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun tidak serta terhadap
keberadaan air tanah, perubahan ekosistem yang sangat besar dan signifikan dalam LH
daerah serta akan dilampauinya baku mutu lingkungan khususnya di wilayah Kabupaten
Bekasi.

Dampak praktis dari pembangunan Meikarta ini akan berakibat tidak adanya kepastian
hukum di dalam lingkungan masyarakat yang menyangkut lingkungan hidup.
Pembangunan Meikarta sebagai IRC tidak sesuai ketentuan yang terdapat dalam

01
perundang-undangan. Ketentuan yang dilanggar menyangkut mengenai tujuan
pembangunan dalam perlindungan pengelolaan LH, daya dukung LH serta
instrumen dari pencegahan dalam perlindungan pengelolaan LH seperti Analisis
terkait KLHS, tata ruang, baku mutu lingkungan, AMDAL, serta perizinan.
KESIMPULAN

02 Selain itu dalam proses pembangunannya terdapat ketidaksesuaian


dalam penyampaian informasi mengenai kewenangan dan fakta yang ada
dalam kenyataab antara PemProv Jawa Barat dan PerDa Bekasi.

Dampak langsung yang akan muncul terhadap lingkungan hidup masyarakat

03
khususnya masyarakat daerah, cikarang, bekasi, jawa barat seperti
dilampauinya baku mutu lingkungan, kerusakan terhadap bentang alam,
kerusakan terhadap keberadaan SDA, berkurangnya kebutuhan air tanah,
serta perubahan ekosistem yang besar.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai