Nim: 1915471043
Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya tingginya
kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan cairantubuh, meningkatkan kolestrol darah,
dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Pasca melahirkan, kadar progesteron juga mulai menurun.
Namun demikian, faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal. Sekresi saliva menjadi
lebih menekan diagfragma, lambung dan intestin.
Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita mengalami mual dan muntah.
Sebagai mana kehamilan berlanjut, penurunan asam lambung, melambatkan pengosongan lambung dan
menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan peristaltic tidak saja menyebabkan mual tetapi juga
konstipasi, karena lebih banyak feses terdapat dalam usus, lebih banyak air diserap maka semakin
keras. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa
kehamilan dan kembali pada akhir masa kehamilan.
Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam selama masa kehamilan dan
membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies gigi. Pada bulan-bulan terakhir, nyeri ulu
hati dan regurgitasi (pencernaan asam) merupakan ketidaknyamanan yang disebabkan tekanan keatas
dari pembesaran uterus. Pembesaran pembuluh darah rectum (hemoroid). Pada persalinan rectum dan
otot-otot yang menberikan sokongan sangat teregang.
Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem pencernaan, antara lain:
1. Nafsu Makan
Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga diperbolehkan untuk mengkonsumsi
makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3–4 hari sebelum faal usus kembali normal.
Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, asupan makanan juga mengalami penurunan
selama satu atau dua hari.
Wanita mungkin kelaparan dan mulai makan satu atau dua jam setelah melahirkan. Kecuali ada
komplikasi kelahiran, tidak ada alasan untuk menunda pemberian makan pada wanita pasca partum
yang sehat lebih lama dari waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengkajian awal.
2. Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang
singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat pengembalian tonus
dan motilitas ke keadaan normal.
3. Pengosongan Usus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus ototusus menurun
selama prosespersalinan dan awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, kurang makan,
dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada masa nifas membutuhkan
waktu untuk kembali normal. Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, antara lain:
Pemberian diet / makanan yang mengandung serat.
Pemberian cairan yang cukup.
Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan.
Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir.
Bila usaha di atas tidak berhasil dapat pemberian huknah atau obatyang lain.
4. Konstipasi
Konstipasi mungkin menjadi masalah pada puerperium awal karena kurangnya makanan padat
selama persalinan dan karena wanita menahan defekasi. Wanita mungkin menahan defekasi karena
perineumnya mengalami perlukaan atau karena ia kurang pengetahuan dan takut akan merobek atau
merusak jahitan jika ia melakukan defekasi. Jika penderita hari ketiga belum juga buang air besar, maka
diberi obat pencahar, baik peroral atau pun supositoria.
2. Perubahan Nutrisi
Kebutuhan nutrisi pada masa nifas meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi
kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya. Dari pendahuluan ibu masa nifas dahulu
didapatkan 12 dari 14 ibu nifas yang belum mengetahui kebutuhan nutrisi masa nifas yaitu masih
adanya pantangan makanan seperti telur dan ikan laut. Maka perlu dilakukan pengarahan tentang
pengetahuan kebutuhan pada masa nifas karena akan berpengaruh penting tentang proses
penyembuhan serta perkembangan bayinya. Salah satu keberhasilan ibu menyusui sangat ditentukan
oleh pola makan, baik di masa hamil maupun setelah melahirkan. Agar ASI ibu terjamin kualitas maupun
kuantitasnya, makanan bergizi tinggi dan seimbang perlu dikonsumsi setiap harinya. Artinya, ibu harus
menambah konsumsi karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh selama menyusui. Bila kebutuhan ini tidak terpenuhi, selain mutu ASI dan kesehatan
ibu terganggu, juga akan mempengaruhi jangka waktu ibu dalam memproduksi ASI (Anonim, 2010).
Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa ibu dengan gizi yang baik, umumnya mampu
menyusui bayinya selama minimal 6 bulan. Sebaliknya pada ibu yang gizinya kurang baik, biasanya
tidak mampu menyusui bayinya dalam jangka waktu selama itu, bahkan tak jarang air susunya tidak
keluar. Mengingat pentingnya ASI pada tumbuh kembang bayi di masa awal kehidupannya, ada baiknya
bila ibu mengupayakan agar ASI yang bermutu baik dapat diberikan pada bayi seoptimal mungkin
(Anonim, 2010). Perubahan kebutuhan makanan bagi ibu nifas lebih banyak daripada makanan Ibu
hamil.
Kegunaan makanan tersebut adalah :
Memulihkan kondisi fisik setelah melahirkan.
Meningkatkan Produksi ASI (Air Susu Ibu) yang cukup dan sehat untuk bayi.
2. Protein
Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per hari. protein yang dibutuhkan dapat
diperoleh dari tiga gelas susu, dua butir telur, lima putih telur, keju, 1 gelas yoghurt, ikan/daging, 1 porsi
tahu atau 5-6 sendok selai kacang.
6. Karbohidrat kompleks
Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat kompleks diperlukan untuk memperbaiki energi dan
proses penyembuhan. dalam hal ini perlu mengkonsumsi nasi dan jagung.
7. Garam
Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan. Hindari makanan asin seperti kacang
asin, keripik kentang atau acar.
8. Vitamin
Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan. Vitamin yang diperlukan antara lain:
Kapsul / suplemen vitamin A (200.000 unit).
Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata. Vitamin A terdapat dalam
telur, hati dan keju.
Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi syaraf. Vitamin B6 dapat
ditemui di daging, hati, padi-padian, kacang polong dan kentang.
Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh.
Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan, minyak nabati dan gandum.
10.DHA
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan DHA berpengaruh
langsung pada kandungan dalam ASI. Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan ikan.
1. Pisahkanlah bahan makanan mentah berupa daging ternak, unggas serta ikan dari bahan
makanan lain. Simpan bahan-bahan makanan di dalam wadah tertutup rapat. Hal ini bertujuan
untuk menghindari kontak kontak bahan makanan mentah dengan makanan jadi dan yang telah
dimasak.
2. Pada saat proses pengolahan makanan, gunakanlah alat masak yang berbeda setiap kali
mempersiapkan bahan mentah. Seperti halnya alat potong dan papan alas. Begitupun air yang
digunakan untuk melumuri daging mentah tidak boleh digunakan untuk bahan makanan yang
telah siap untuk dikonsumsi.
3. Untuk mempersiapkan makanan yang berkuah, pastikan air kuah termasak hingga mendidih
mencapai suhu 70°C. Pada khususnya pengolahan masak daging ternak dan unggas, pastikan
kaldu termasak berwarna jernih dan tidak lagi merah muda.
4. Jangan tinggalkan makanan yang telah dimasak pada temperatur kamar lebih dari 2 jam.
Masukkan segera makanan yang telah dimasak ataupun makanan yang mudah rusak ke dalam
lemari pendingin.