Obstipasi adalah pengeluaran mekonium tidak terjadi
pada 24 jam pertama sesudah kelahiran atau kesulitan atau keterlambatan pada faeces yang menyangkut konsistensi faeces dan frekuensi berhajat. Sedangkan pada neonatus lanjut didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama 3 hari/lebih. Diagnosa Obstipasi Obstipasi didiagnosa melalui cara: 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan Fisik 3. Pemeriksaan Penunjang 4. Pencitraan 5. Pemeriksaan Laboratorium Penanganan Obstipasi Penatalaksanan yang dilakukan adalah: 1. Mencari penyebab obstipasi. 2. Menegakkan kembali kebiasaan defekasi yang normal dengan memperhatikan gizi, tambahan cairan, dan psikis. 3. Pengosongan rektum jika tidak ada kemajuan setelah dianjurkan untuk menegakkan kembali kebiasaan defekasi. Pengosongan rektum bisa dilakukan dengan disimpaksi digital, enema minyak zaitun, obat-obatan. 4. Usahakan diet pada ibu dan bayi yang cukup mengandung makanan yang banyak serat, buah-buahan dan sayur- sayuran. 5. Diet pada obstruksi total dianjurkan tidak makan apa-apa. 6. Pada obstruksi parsial, dapat diberikan makanan cair dan obat- obat oral. 7. Pemberian laktasi hanya merupakan tindakan pariatif yaitu hanya bila diperlukan saja. 8. Peningkatan intake cairan. 9. Bila diduga terdapat penyakit hirscprung dapat dilakukan tes tekanan usus. 10. Bayi kurang dari dua bulan yang menerima susu formula atau ASI yang memadai bisa diberi 1 sendok teh sirup jagung ringan pada botol pagi dan malam hari. 11. Apel atau jus prem efektif bagi bayi antara 2 bulan dan 4 bulan. 12. Bayi antara 4 bulan dan 1 tahun dapat sembuh dengan sereal serat tinggi atau jus aprikot,buah prem kering atau prem. 13. Anak usia lebih dari 1 tahun sebaiknya diberi makan serat tinggi seperti buah-buahan,kacang polong,sereal,keripik graham,buncis dan bayam. 14. Perawatan medis Resusitasi untuk mengoreksi cairan dan elektrolit tubuh, nasograstis decompression pada obstruksi parah untuk mencegah muntah dan aspirasi, dan pengobatan lain untuk mencegah semakin parahnya sakit. 15. Operasi Mengatasi obstruksi sesuai dengan penyebab obstruksi dan untuk mencegah perforasi usus akibat tekanan tinggi. Obstipasi obstruksi total bersifat sangat urgen untuk dilakukan tindakan segera dimana jika terlambat dilakukan dapat mengakibatkan perforasi usus, karena terdapat peningkanan tekanan feses yang besar.