Anda di halaman 1dari 26

MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

MODUL PRAKTEK
PNC DAN PEMBERIAN UTEROTENIK

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

DISUSUN OLEH:
TINGKAT 2 REGULER 1
Kelompok 13

NOVA WINDARTI 1915471043


TRI KARTIKA 1915471044
NILUH NELI NETARIA 1915471045
GEMA KARTIKA NINGRUM 1915471046

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PRODI KEBIDANAN METRO
TAHUN 2020/2021

1
PE
N
D
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI
A
H
U
L
U
A
N
TUGAS ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan Post Natal Care (PNC) adalah bagian dari pewujudan revolusi KIA tersebut bagi
kesehatan ibu setelah melahirkan atau masa nifas. Mari kita petugas kesehatan bersama-sama
menerapkan alur PNC terpadu ini sebagai panduan (guidelines) kita dalam memberikan pelayan
PNC yang berkualitas.

Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau waktu sejak bayi
dilahirkan dan plasenta keluar kemudian lepas dari rahim, sampai 6 – 8 minggu kemudian
disertai dengan pulihnya kembali alat-alat kandungan, yang mengalami perubahan seperti
perlukaan dan lainnya yang berkaitan dengan persalinan.Pada masa nifas ini ibu akan mendapati
beberapa perubahan pada tubuh maupun emosi.

Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta mencakup enam minggu berikutnya.
Asuhan nifas haruslah memberikan tanggapan terhadap kebutuhan khusus ibu selama masa yang
istimewa ini.

Kebutuhan khusus ibu selama masa nifas ini harus terpenuhi dengan memberikan asuhan nifas.
Asuhan nifas sangat diperlukan karena masa nifas ini merupakan masa kritis baik bagi ibu
maupun bayinya. Diperkirakan bahwa sekitar 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan, dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Begitu juga dengan
bayi, masa neonates pun merukan masa yang kritis bagi kehidupan bayi. Adanya pemantauan
dan asuhan yang berkelanjutan pada ibu dan bayi saat masa nifas ini, dapat mencegah beberapan
kematian ini.

Oleh karena itu, para bidan wajib mengetahui, memahami, apa yang dimaksud dengan masa
nifas, dan kompeten dalam penatalaksanaan masa nifas ini.

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

1.2 Materi

1. Pengertian PNC pada nifas normal


2. Penyuluhan dan konseling
3. Pemberian uterotonik

TUJUAN PEMBELAJARAN

Mengetahui tentang:
1. Pengertian PNC pada nifas normal
2. Pengertian Penyuluhan dan Konseling (Tanda -tanda bahaya ,HIV Aids, Nutrisi, Vit. A, Tablet
Fe, Deteksi dan penataksanaan kondisi dan komplikasi )

3. Pengertian Asuhan PNC terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu
(dibawah supervisi dokter)
4. Pemberian Uterotonik

URAIAN MATERI

Definisi PNC pada nifas normal


Pelayanan Post Natal Care (PNC) adalah bagian dari pewujudan revolusi KIA tersebut bagi
kesehatan ibu setelah melahirkan atau masa nifas. Mari kita petugas kesehatan bersama-sama
menerapkan alur PNC terpadu ini sebagai panduan (guidelines) kita dalam memberikan pelayan
PNC yang berkualitas.

Seorang ibu post partum datang ke fasilitas kesehatan yang pertama kali dilakukan adalah
anamnese

tentang tanggal persalinan, riwayat persalinan sekarang dan terdahulu, riwayat penyakit
terdahulu,

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

Riwayat penyakit keluarga seperti DM atau TBC. Setelah ibu tersebut dianamnese, diidentifikasi
apakah ibu post partum tersebut kunjungan nifas (KF) pertama kali yaitu apabila ( < 6 jam Post
partus)

KF I ( 6 – 72 jam)

Melakukan pemeriksaan fisik seperti Inspeksi, tanda-tanda vital ( Tekanan Darah, Frekuensi
Nafas, Frekuensi Nadi, dan Suhu tubuh), Palpasi ( Tinggi Fundus Uteri TFU,
Lokhia/pengeluaran per vaginam lain), pemeriksaan payudara, diastasis rekti abdominis, setelah
selesai melaksanakan pemeriksaan fisik, apabila ditemukan kelainan misalkan anemia maka
dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu kadar Hb, apabila ditemukan ibu tersebut anemia
berat dirujuk ke Puskesmas PONED atau Rumah Sakit PONEK. Bila anemia ringan atau sedang
dapat ditatalaksana sesuai Protap. Apabila didalam pemeriksaan lab tidak ditemukan kelainan
maka diberikan vitamin A 200.000 IU segera setelah persalinan dan 24 jam setelah pemberian
vitamin A pertama, Kalsium, menganjurkan ibu melakukan “ambulasi dini” seperti tidur miring
kanan, duduk, coba berdiri, jika tidak pusing boleh berjalan ke kamar mandi untuk BAB/BAK
(Personal Hygiene) dan bila Ibu dan suami setuju ber-KB dapat dilakukan KB pasca salin IUD,
terakhir yang dilakukan adalah konseling : gizi, Pelayanan Metode Kangguru (PMK), ASI
Eksklusif, KB Pasca salin, Personal Hygiene,Ambulasi dini, senam nifas, perawatan payudara,
hubungan seksual dan istirahat.

Retensi Urin Post Partum

Adalah ketidakmampuan Ibu melahirkan untuk berkemih dalam waktu 6 jam post partum.

Anamnesis :

1. Nyeri Supra Pubik

2. Mengejan karena rasa ingin berkemih

3. Kandung Kemih terasa penuh.

Pemisahan antara bagian kanan dan kiri otot-otot rektus abdominalis lebih dari 2 jari pada tepat
setinggi umbilkus, disebabkan meningkatnya tekanan dinding abdomen saat hamil. Biasanya
ditemukan pada kelahiran premature, bayi besar/kembar, hidramnion, grande multipara. Wanita
dengan kehamilan 12 minggu lebih harus menghindari latihan perut yang keras yang akan
memperburuk keadaan

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

Tujuan Asuhan Masa Nifas

1.Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis

2.Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati, merujuk bila


terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.

3.Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyususi,
pemberian ASI dan imunisasi pada bayi dan perawatan bayi sehat.

4.Memberikan pelayanan keluarga berencana

Tahapan Masa Nifas

Masa nifas dibagi menjadi 3 tahapan yaitu :

1. Immediate Post partum

Immediate post partum adalah masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam PP

2. Early post partum

Early post partum adalah masa dari 24 jam PP dan berlangsung sampai 1 minggu PP.

3. Late Post Partum

Late post partum adalah masa dari 1 minggu PP dan berlangsung sampai 5 minggu PP.

Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Kunjungan pada masa nifas dilakukan minimal 4 kali yang tujuannya dilakukan untuk menilai
status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi serta menangani masalah-
masalah yang terjadi.

Kunjungan I

Dilakukan pada 6-8 jam setelah persalinan.

Tujuannya :

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika berlanjut

Memberi konseling pada ibu atau keluarga untuk mencegah perdarahan akibat atonia uteri

Pemberian ASI awal

Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi

Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir
untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil atau sehat

2. Kunjungan II

Dilakukan 6 hari setelah persalinan.

Tujuannya :

Memastikan involusio uterus berjalan atau normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau

Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal

Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda ada penyulit

Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat

Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan
perawatan bayi sehari-hari.

3. Kunjungan III

Dilakukan setelah 2 minggu setelah persalinan.

Tujuannya :

Memastikan involusi uterus berjalan lancar atau normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal

Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda ada penyulit

Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat

Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan
perawatan bayi sehari-hari

Kunjungan IV

Dilakukan 6 minggu setelah persalinan.

Tujuannya :

Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami

Memberikan konseling untuk KB secara dini

Berikut ada 3 fase pada masa nifas.

Fase taking in

Perhatian ibu terutama pada kebutuhan dirinya, mungkin pasif dan ketergantungan (berlangsung
selama 2 hari). Ibu tidak menginginkan kontak dengan bayinya tetapi bukan tidak
memperhatikan. Dalam fase ini yang diperlukan ibu adalah informasi tentang bayinya, bukan
cara merawat bayinya. Ibu mengenang pengalaman melahirkan yang baru dialaminya untuk
memulihkan tenaga memerlukan tidur dan asupan nutrisi yang adekuat.

Fase taking hold

Fase ini berlagsung selama 10 hari dimana ibu berusaha mandiri dan berinisiatif, perhatian
terhadap kemampuan mengaasi fungsi tubuhnya, ingin belajar tentang perawatan dirinya dan
bayinya, serta timbul rasa kurang percaya diri sehingga perlu dibimbing.

Fase letting go

Ibu merasa bahwa bayinya merupakan bagian dari dirinya, mendapat peran dan tanggung jawab
baru. Terjadi peningkatan kemandirian dalam perawatan diri sendiri dan bayinya serta
penyesuaian dalam hubungan keluarga termasuk bayi.

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

Kebutuhan Ibu Pada Masa Nifas

Kebersihan diri

a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh

b. Menganjurkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air, pastikan
bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan
kebelakang, kemudian membersihkan daerah disekitar anus. Nasehati ibu untuk membersihkan
diri setiap kali selesai BAK/BAB.

c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut/ kain pembalut setidaknya 2 kali sehari.

d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelamin.

e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari
menyentuh daerah luka

Istirahat

Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan

Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta
untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur

Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hari :

– mengurangi jumlah ASI yang diproduksi

– memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan

– menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

Latihan

diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal sehingga ibu
akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat

jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu seperti :

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

– dengan tidur terlentang dimana lengan disamping, menarik otot perut selagi menarik nafas,
tahan nafas kedalam dan angkat dagu kedada, 1-2 kali hitungan relax dan ulangi 10 kali.

– Untuk memperkuat tonus otot vagina ( latihan kegel)

Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kebcangkan otot-otot pantat dan panggul ditahan sampai 5
hitungan, kendorkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali. Mulai dengan mengerjakan 5 kali
latihan untuk setiap gerakan, setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada
minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.

Gizi

Ibu menyusui harus :

– mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari

– makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup

– minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali ibu menyusui)

– suplemen zat besi harus diminum untuk menambah zat besi setidaknya selama 40 hari pasca
bersalin

– minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bias memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASI

Perawatan payudara

– Menjaga payudara tetap kering dan bersih

– Menggunakan BH yang menyokong payudara

– Apabila putting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting setiap
kali selesai menyusui. Menyususi tetap dilakukan dimulai dari putting susu yang tidak lecet

– Apabila lecetnya sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminumkan dengan menggunakan sendok

– Untuk menghilangkan nyeri dapat minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam

– Apabila payudara bengkak, akibat bendungan ASI, lakukan :

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit

Lakukan pemijatan pada daerah punggung ibu dari sekitar vertebra torakalis ke 6 hingga ke
vertebra servikalis 7.

Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak

Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali, apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI dikeluarkan
dengan tangan

Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui

Payudara dikeringkan

Hubungan perkawinan (rumah tangga)

– secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri, begitu darah merah berhenti dan ibu
dapat memasukkan 1-2 jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti
dan tidak merasakan ketidaknyamanan, maka aman untuk memulai hubungan suami istri kapan
saja ibu siap

– banyak budaya yang memilih tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu
tertentu, misalnya setelah 40 hari ( 6 minggu ) setelah persalinan, keputusan tergantung pada
perasaan bersangkutan

Keluarga berencana

– idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil lagi setiap
pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan
keluarganya

– sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu :

bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya

kelebihan atau keuntungan

kekurangannya

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

efek samping

bagaimana menggunakan metode ini

kapan metode itu dapat dimulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui

– jika seorang ibu atau pasangan telah memiliki metode KB tertentu ada baiknya untuk bertemu
dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu
atau pasangan ibu dan melihat apakah metode tersebut bekerja dengan baik

Pengertian Uterotonika

Uterotonik adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus. Uterotonik banyak digunakan untuk
induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan post partum,
pengendapan perdarahan akibat abortus inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala
persalinan.Pemberian obat uterotonik adalah salah satu upaya untuk mengatasi pendarahan
pasca persalinan atau setelah lahirnya plasenta. Namun, pemberian obat ini sama sekali tidak
dibolehkan sebelum bayi lahir. Keuntungan pemberian uterotonika ini adalah untuk mengurangi
perdarahan kala III dan mempercepat lahirnya plasenta. Karena itu, pemberian pencegahan dapat
diberikan pada setiap persalinan atau bila ada indikasi tertentu. Indikasi yang dimaksud, adalah
hal-hal yang dicurigai akan menimbulkan perdarahan pasca persalina. riwayat persalinan yang
kurang baik, misalnya:

1. Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu.

2. Grande multipara (lebih dari empat anak).

3. Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).

4. Bekas operasi Caesar.

5. Pernah abortus sebelumnya.

Uterotonika adalah obat yang dapat meningkatkan kontraksi otot polos uterus. Banyak obat
memeperlihatkan efek oksitosik, tetapi hanya beberapa saja yang kerjanya cukup selektif dab
dapat berguna dalam praktek keperawatan. Obat yanng bermanfaat itu ialah oxytocin(oksitosin)
dan derivatnya, alkaloid ergot dan derivatnya, dan beberapa prostaglandin semisintetik. Obat-
obat tersebut memperlihatkan respons bertingkat (graded respons) pada kehamilan, mulai dari
kontraksi uterus spontan, ritmis sampai kontraksi tetani. Meskipun obat ini mempunyai efek
farmakodinamik lain, tetapi manfaat dan bahayanya terutama terhadap uterus. Derivat
prostaglandin merupakan obat yang baru dikembangkan tahun tujuh puluhan. Pembicaraan di

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

sini terbatas pada efek Prostaglandin E dan F terhadap uterus serta penggunaannya sebagai
abortivum, dan oksitosin untuk induksi partus. Bila terjadi riwayat persalinan kurang baik,ibu
sebaiknya melahirkan dirumah sakit,dan jangan di rumah sendiri. Hasil pemeriksaan waktu
bersalin, misalnya:

1. Persalinan atau kala II yang terlalu cepat, (ekstraksi vakum, atau forsep).

2. Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar, dan anak besar.

3. Uterus yang kelelahan, persalinan lama.

4. Uterus yang lembek akibat narkosa.

5. Inersia uteri primer dan sekunder.

Obat-obatan yang dipakai untuk pencegahan adalah Oksitosin dan Ergometrin. Caranya,
disuntikkan intra muskuler atau intravena ( bila diinginkan kerja cepat ), setelah anak lahir.

B. Macam-Macam Obat Uterotonika:

Alkaloid Ergot

Sumber alkaloid ergot ialah claviceps purpurea suatu jamur yang hidup sebagai parasit dalam
butir rye dan gandum, banyak terdapat di Eropa dan Amerika. Penyebaran penularan terjadi
melalui perantaraan serangga dan angin yang memindahkan spora ke kepala putik yang sudah di
buahi. Selanjutnya spora mengeluarkan miselium yang akan menembus putik, kemudian
membentuk jaringan padat berwarna ungu dan menjadi keras. Substansi ini dinamai sklerosium.
Sklerosium inilah yang merupakan sumber ergot. Zat- zat dalam ergot. Ergot mengandung zat
yang penting yaitu alkohol ergot dan zat lain seperti zat organik, karbohidrat, gliserida, steroid,
asam amino, amin dan basa amonium kuatener. Beberapa amin dan basa memiliki efek
farmakologi penting, misalnya histamin, tiramin, kolin, dan asetilkolin. Jamur Claviceps
purpurea dibiak in vitro, seperti jamur penghasil antibiotik.

Alkaloid ergot terdapat sebagai isomer 1 dan d.Isomer 1 merupakan zat aktif (penamaan dengan
akhiran -in), sedangkan isomer d tidak aktif sama sekali (penamaan dengan akhiran -inin). Yang
pertama merupakan alkaloid alam, sedangkan yang kedua merupakan hasil perubahan oleh
pengaruh zat kimia sewaktu isolasi. Alkaloid pertama yang berhasil di isolasi dalam bentuk
kristal dan aktif ialah ergotoksin, yang waktu itu dianggap sebagai alkaloid murni. Sekarang
terbukti bahwa ergotoksin merupakan campuran 4 zat, yaitu ergokristin,ergokornin,α-

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

ergokriptin, dan β- ergokriptin. Ergotamin. Ergotamin yang paling kuat dari kelompok alkaloid
asam amino yang aktif, dan ergotamin yang tidak aktif merupakan alkaloid ergot murni yang
pertama ditemukan.

Kemudian ditemukan zat uterotonik larut air dinamakan ergonovin (ergometrin. Ergonovin dan
turunannya menghasilkan asam lisergat dan amin pada hidrolisis, maka disebut juga alkaloid
amin. Alkaloid dengan berat molekul tinggi yang mengandung asam lisergal, amonia, asam
piruvat, prolin dan asam amino lainnya dikenal juga sebagai alkaloid asam amino atau
ergopeptin. Salah satu derivat ergopeptin adalah bromokriptin

Farmakodinamik

Berdasarkan efek dan struktur kimianya alkaloid ergot dibagi menjadi 3 kelompok :

1. Alkaloid asam amino dengan prototip ergotamin

2. Derivat dihidro alkaloid asam amino dengan prototip dihidro-Ergotamin.

3. Alkaloid amin dengan prototip ergonovin

Farmakokinetik

Alkaloid asam amino, yaitu ergotamin di absorpsi secara lambat dan tidak sempurna melalui
saluran cerna. Obat ini mengalami metabolisme lintas pertama, sehingga kadarnya dalam darah
sangat rendah. Kadar puncak plasma dicapai dalam 2 jam. Pemberian 1 mg ergotamin bersama
100 mg kafein akan meningkatkan kecepatan absorpsi dan kadar puncak plasma ergotamin
sebesar dua kali, namun biovailibitasnya tetap di bawah 1 persent.

Indikasi

Oksitosik : Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan atau paska abortus, yaitu :

1. Induksi partus aterm

2. Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan.

3. Merangsang konstraksi setelah operasi Caesar/operasi uterus lainnya

4. Induksi abortus terapeutik

5. Uji oksitoksin

Kontra Indikasi

Persalinan kala I dan II :

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

1. Hipersensitif

2. Penyakit vascular

3. Penyakit jantung parah

4. Fungsi paru menurun

5. Fungsi hati dan ginjal menurun

6. Hipertensi yang parah

7. Eklampsi

Pada Uterus

Semua alkaloid ergot alam meningkatkan kontraksi uterus dengan nyata. Dosis kecil
menyebabkan peninggian amplitudo dan frekuensi, kemudian diikuti relaksasi. Dosis besar
menimbulkan kontraksi tetanik, dan peninggian tonus otot dalam keadaan istirahat. Dosis yang
sangat besar menimbulkan kontraktur yang berlangsung lama. Sediaan ergot alam yang paling
kuat adalah ergonovin.

Cara Pakai Dan Dosis

a. Oral: mulai kerja setelah sepuluh menit

b. Injeksi: intravena mulai kerja 40 detik

c. IM : mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena efek samping lebih
sedikit.

Dosis :

Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari

IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 2–4 jam bila perdarahan hebat.

Contoh obat

Nama generic : metal ergometrin, metal ergometrina, hydrogen maleat

Nama paten : methergin, met6hernial, methorin, metilat, myomergin.

Epek samping

1. Ergotamine merupakan ergotamin merupakan alkaloid yang paling toksik.

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

2. Dosis besar dapat menyebabkan : mual, muntah, diare, gatal, kulit dingin, nadi lemah dan
cepat, bingung dan tidak sadar

3. Dosis keracunan fatal: 26 mg per oral selama beberapa hari, atau dosis tunggal 0,5-1,5
mg parenteral

4. Gejala keracunan kronik: perubahan peredaran darah ( tungkai bawah, paha, lengan dan
tangan jadi pucat), nyeri otot, denyut nadi melemah, gangren, angina pectoris, bradikardi,
penurunan atau kenaikan tekanan darah

5. Keracunan biasanya disebabkan: takar lajak dan peningkatan sensitivitas

Oksitosin

Oksitosin merupakan hormone peptide yang disekresi olah pituitary posterior yang menyebabkan
ejeksi air susu pada wanita dalam masa laktasi. Oksitosin diduga berperan pada awal kelahiran.
(Ismania.2001). Oksitosin merangsang otot polos uterus dan kelenjar mama. Fungsi
perangsangan ini bersifat selektif dan cukup kuat. sehingga pada akhir kehamilan kadar oksitosin
meninggi dimana berikatan dg reseptor oksitosin yg terletak di dlm miometrium yaitu dlm
membran plasma sel otot polos uterus , oksitosin adalah golongan obat yang digunakan untuk
merangsang kontraksi otot polos uterus dalam membantu proses persalinan, pencegahan
perdarahan pasca persalinan (P3) serta penguatan persalinan , Oksitosin merangsang otot polos
uterus dan mammae → selektif dan cukup kuat Stimulus sensoris pada serviks, vagina dan
payudara → merangsang hipofisis posterior melepaskan oksitosin. Sensitivitas uterus meningkat
dng pertambahan usia kehamilan. Stimulus sensoris pada serviks, vagina, dan payudara secara
refleks melepaskan oksitosin dari hipofisis posterior. Sensitivitas uterus terhadap oksitosin
meninggi bersamaan dengan bertambahnya umur kehamilan.

Pada kehamilan tua dan persalinan spontan, pemberian oksitosin meningkatkan kontraksi fundus
uteri meliputi peningkatan frekuensi, amplitudo dan lamanya kontraksi. Partus dan laktasi masih
tetap berlangsung meskipun tidak ada oksitosin, tetapi persalinan menjadi lebih lama dan refleks
ejeksi susu (milk ejection) menghilang. Oksitosin dianggap memberikan kemudahan dalam
persalinan serta memegang peranan penting dalam refleks ejeksi susu.

Mekanisme Cara Kerja

Oksitosin diabsorsi denagn cepat melalui mukosa mulut sehingga memungknkan oksitosin
diberkan secara tablet hisap. Cara pemberian nasal atau tablet hisap did / cadangan untuk
penggunaan pasca persalinan, selama kehamilan kadar amino peptidase dalam plama ( oksitosin

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

atau vasopresinase ) meniongkat 10x dan menurun setelah persalinan. Enzim mengaktifkan
oksitosin dan ADH melalui pemecahan ikatan peptida enzim meregulasi kosentrasi oksitosin.

Meskipun sudah lazim di gunakan di banyak klinik bersalin atau bagian obstetric rumah sakit,
namun potensi oksitoksin dalam mengganggu keseimbangan cairan dan tekana darah membuat
obat ini tidak tepat untuk digunakan pada ibu hamil dengan pre-eklamsia aau penyakit
kardiovaskuler atau pada ibu hamil yang berusia di atas 3 tahun. Pemberian infuse oksitoksin
merupakan kontraindikasi pada ibu hamil yang menghadapi resiko karena melahirkan
pervaginam, misalnya kasus dengan melpresentasi atau solosio plasenta atau denagn resiko
rupture uteri yang tinggi. Pemberian infuse oksitoksin yang terus-menerus pada kasus dengan
resistensi dan inersia uterus merupakan kontraindikasi.

Uterus yang starvasi. Kontraksi otot uterus memerlukan glukosa maupun oksigen. Jika pasokan
keduanya tidak terdapat pada otot yang berkontraksi tersebut dan keadaan ini mungkin terjadi
karena starvasi atau pemberian oksitoksin tidak akan adekuat sehingga pemberian oksitoksin
secara sedikit demi sedikit tidak akan efektif. Situasi ini lebih cenderung di jumpai pada
persalinan yang lama. lokal di uterus tetapi sedikit pengaruhn ya terhadap eliminasi kadar
oksitosin dalam plasma.

Penggunaan Dan Dosis

Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan menjadi 5-20 m U / menit
sampai terjadi pola kontraksi secara fisiologis. Untuk perdarahan uteri pasca partus, ditambahkan
10-40 unit pada 1 L dari 5 % dextrose, dan kecepatan infuse dititrasi untuk mengawasi terjadinya
atonia uterus. Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan secara intramuskuler setelah
lahirnya plasenta. Untuk menginduksi pengaliran susu, 1satu tiupan ( puff ) disemprotkan ke
dalam tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum menyusui.

Contoh obat

Tablet oksitosina Pitosin tablet (PD)

Efek Samping :

adapun Efeksamping dari pemakaian Oksitosin yaitu :

1. Spasme uterus ( pada dosis rendah )

2. Hiper stimulasi uterus 9 membahayan janin : kerusakan jaringan lunak /uterus )


Keracunan cairan dan hiporatremia ( pada dosis besar)

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

3. Mual,muntah, aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboli amnion.

4. Kontraksipembuluh darah tali pusat

5. Kerja antidiuretik

6. Reaksi hipersensitifitas

7. Reaksi anafilaktik

8. Hiper stimulasi uterus yang membahayakan janin : kerusakan jaringan lunak / rupture
uterus

9. Keracunan cairan dan hiporatremia ( pada dosis besar )

10. Mual, muntah,ruam kulit, aplasia plasenta, emboli amnion.

11. Kontraksi pembuluh darah tali pusat

12. Aritmia jantung

13. Hematoma panggul

DAFTAR TILIK

PENDIDIKAN KESEHATAN IBU NIFAS

PENILAIAN
No Kegiatan
. Ya Tidak
A. Persiapan Alat
1. Ruangan yang tenang dan nyaman
2. Media atau alat peraga sesuai materi pendidikan kesehatan
(Leaflet, lembar balik, atau alat bantu yang lain)
B. Sikap dan Perilaku
1. Menyambut ibu dan mengucapkan salam
2. Mempersilahkan duduk dan memperkenalkan diri
3. Komunikasi dengan ibu selama melakukan tindakan, ramah,
sabar dan teliti

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

4. Menjaga privasi dan kenyamanan ibu


5. Menggunakan bahasa yang dimengerti oleh ibu
6. Menjelaskan dengan berbagai cara dan metode agar ibu
mengerti
7. Memperhatikan reaksi ibu baik verbal maupun non verbal dan
tanggap terhadap reaksi ibu
C. Langkah Pelaksanaan
1. Menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan yang akan
dilaksanakan
a. Maksud dan tujuan
b. Kontrak waktu yang dibutuhkan
c. Persetujuan kesediaan klien
2. Melakukan apersepsi tentang pengetahuan, pemahaman dan
pengalaman yang sudah diketahui sebelumnya
3. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu nifas mengenai :
gizi ibu nifas meliputi tambahan kalori, menu seimbang,
kebutuhan cairan dalam sehari, pemberian Vitamin A dan tablet
tambah darah
4. Personal hygiene, meliputi mandi, ganti pakaian pembalut dan
menjaga kebersihan daerah genatalia
5. Pakaian meliputi pakaian yang longgar menyerap keringat
elastis dan pemakaian BH yang menyangga payudara
6. Pola miksi dan defekasi meliputi perubahan pola BAB dan
BAK, kebersihan setelah BAB dan BAK
7. Pemberian ASI secara on demand dan tidak terjadwal. Cara
meneteki yang benar, cara menyendawakan dan cara menilai
kecukupan ASI.
8. Perawatan payudara dan masalah atau penyulit pada laktasi atau
menyusui
9. Seksualitas pada ibu nifas.
10. Keluarga berencana (KB), meliputi penggunaan alat
kontrasepsi macam-macam alat kontrasepsi, mekanisme kerja,
jangka waktu, efek samping
11. Kapan harus kontrol pada masa nifas, dimulai saat 6-8 jam
postpartum, 6 hari post partum, 2 minggu post partum dan 6
minggu post partum dan tanda-tanda bahaya pada masa nifas.
12. Menanyakan pada ibu apakah sudah mengerti untuk
meyakinkan bahwa telah mengerti informasi yang didapat.
Menjawab pertanyaan ibu bila ada
13. Melakukan evaluasi tentang materi dan proses penyuluhan
14. Memberikan umpan balik (dukungan dan pujian)
15. Merangkum atau menyimpulkan
16. Mengingatkan kembali untuk kontrol ulang sesuai jadwal

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

17. Melakukan evaluasi pemahaman ibu terhadap materi


pendidikan kesehatan yang telah diberikan
D. Teknik
1. Menggunakan media atau alat peraga yang sesuai
2. Melaksanakan penyuluhan secara sistematis, efektif dan efesien
3. Melaksanakan penyuluhan dengan baik

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelayanan Post Natal Care (PNC) adalah bagian dari pewujudan revolusi KIA tersebut bagi
kesehatan ibu setelah melahirkan atau masa nifas. Mari kita petugas kesehatan bersama-sama
menerapkan alur PNC terpadu ini sebagai panduan (guidelines) kita dalam memberikan pelayan
PNC yang berkualitas. Uterotonika adalah obat yang dapat meningkatkan kontraksi otot polos
uterus. Banyak obat memeperlihatkan efek oksitosik, tetapi hanya beberapa saja yang kerjanya
cukup selektif dab dapat berguna dalam praktek keperawatan. Obat yanng bermanfaat itu ialah
oxytocin(oksitosin) dan derivatnya, alkaloid ergot dan derivatnya, dan beberapa prostaglandin
semisintetik. Obat- obat tersebut memperlihatkan respons bertingkat (graded respons) pada
kehamilan, mulai dari kontraksi uterus spontan, ritmis sampai kontraksi tetani. Meskipun obat ini
mempunyai efek farmakodinamik lain, tetapi manfaat dan bahayanya terutama terhadap uterus.
Berduka yang paling besar adalah disebabkan karena kematian bayi meskipun kematian terjadi
saat kehamilan. Bidan harus memahami psikologis ibu dan ayah untuk membantu mereka
melalui pasca berduka dengan cara yang sehat.

B. Saran

Dalam pembuatan modul ini penulis menyadari masih banyak kekurangan pengetahuan serta
kekurangan dalam penulisan. Hal tersebut terjadi karena penulis masih dalam tahap

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

pembelajaran sehingga diharapkan kritik dan saran dari Dosen untuk dapat membimbing dan
membantu pembelajar.

PERTANYAAN

SOAL PILIHAN GANDA

1. Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke klinik dengan keluhan bahwa ia baru

melahirkan 2 hari yang lalu secara SC di rumah sakit dan belum BAB hingga hari ini.

Hasil pemeriksaan T: 36,80C P:82 x/i RR:24x/i, TD: 110/70 mmHg. TFU 3 jari dibawah

pusat.

Apakah yang menjadi penyebab dari masalah pada kasus di atas?

a. Tonus otot yang menurun

b. Enema sebelum melahirkan

c. Nafsu makan yang menurun

d. Dehidrasi selama proses persalinan.

e. Penggunaan analgesia dan anastesi saat persalinan.

2. Seorang perempuan usia 26 tahun datang ke klinik dengan keluhan bahwa ia baru

melahirkan 2 hari yang lalu secara SC di rumah sakit dan belum BAB hingga hari ini.

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

Hasil pemeriksaan T: 36,80C P:82 x/i RR:24x/i, TD: 110/70 mmHg. TFU 3 jari dibawah

pusat.

Apakah penkes yang diberikan bidan untuk mengatasi keluhan ia tersebut?

a. Perubahan fisiologis masa nifas

b. Cairan dan nutrisi

c. Personal hygiene

d. Seksualitas

e. Istirahat

3. Seorang perempuan usia 24 tahun datang ke klinik dengan keluhan bahwa ia baru

melahirkan 2 hari yang lalu secara SC di rumah sakit dan belum BAB hingga hari ini.

Hasil pemeriksaan T: 36,80C P:82 x/i RR:24x/i, TD: 110/70 mmHg. TFU 3 jari dibawah

pusat. Bidan kemudian memberikan penkes.

Apakah jenis makanan yang dianjurkan bidan untuk mengatasi keluhan ia tersebut?

a. Nasi dan roti

b. Sayur dan buah

c. Daging dan telur

d. Singkong dan kentang

e. Susu dan suplemen zat besi

4. Seorang perempuan usia 27 tahun P3A0 baru melahirkan 2 jam yang lalu di klinik.

Seorang perempuan. Ia mengatakan bahwa ia merasa sangat kelelahan. Hasil pemeriksaan

T: 37,90C, P:88 x/i, RR:20 x/i, TD: 110/70 mmHg, TFU 2 jari di bawah pusat. Kontraksi

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

ada. Apa diagnosis yang tepat untuk kasus diatas?

a. Ia post partum 2 jam fisiologis

b. Ia post partum 2 jam dengan febris

c. Ia post partum 2 jam dengan hipotensi

d. Ia post partum 2 jam dengan kelelahan

e. Ia post partum 2 jam dengan sub febris

5. Seorang perempuan usia 28 tahun P2A0 baru melahirkan 2 jam yang lalu di klinik.

Seorang perempuan. Ia mengatakan bahwa ia merasa sangat kelelahan. Hasil pemeriksaan

T: 37,90C, P:88 x/i, RR:20 x/i, TD: 110/70 mmHg, TFU 2 jari di bawah pusat. Kontraksi

ada. Bidan melakukan pemantauan untuk memastikan kondisi ia tetap baik.

Berapa jumlah pemantauan yang dilakukan oleh bidan selama jam pertama setelah

kelahiran bayi?

a. 1 kali

b. 2 kali

c. 3 kali

d. 4 kali

e. 5 kali

6. Seorang perempuan usia 30 tahun P3A0 baru melahirkan 2 jam yang lalu di klinik. Ia

mengatakan bahwa ia merasa sangat kelelahan. Hasil pemeriksaan T: 37,90C, P:88 x/i,

RR:20 x/i, TD: 110/70 mmHg, TFU 2 jari di bawah pusat. Kontraksi ada. Bidan

melakukan pemantauan untuk memastikan kondisi ia tetap baik.

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

Berapa jumlah pemantauan yang dilakukan oleh bidan selama jam kedua setelah kelahiran

bayi?

a. 1 kali

b. 2 kali

c. 3 kali

d. 4 kali

e. 5 kali

7. Seorang perempuan usia 26 tahun P3A0 baru melahirkan 2 jam yang lalu di klinik. Ia

mengatakan bahwa ia merasa sangat kelelahan. Hasil pemeriksaan T: 37,90C, P:88 x/i,

RR:20 x/i, TD: 110/70 mmHg, TFU 2 jari di bawah pusat. Kontraksi ada. Bidan

melakukan pemantauan untuk memastikan kondisi ia tetap baik.

Kapankah bidan harus melakukan pemantauan pada jam pertama setelah kelahiran?

a. Setiap 5 menit

b. Setiap 10 menit

c. Setiap 15 menit

d. Setiap 20 menit

e. Setiap 25 menit

8. Seorang perempuan usia 26 tahun P3A0 baru melahirkan 2 jam yang lalu di klinik. Ia

mengatakan bahwa ia merasa sangat kelelahan. Hasil pemeriksaan T: 37,90C, P:88 x/i,

RR:20 x/i, TD: 110/70 mmHg, TFU 2 jari di bawah pusat. Kontraksi ada. Bidan

melakukan pemantauan untuk memastikan kondisi ia tetap baik.

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

Kapankah bidan harus melakukan pemantauan pada jam kedua setelah kelahiran?

a. Setiap 15 menit

b. Setiap 20 menit

c. Setiap 25 menit

d. Setiap 30 menit

e. Setiap 35 menit

9. Seorang perempuan usia 26 tahun P1A0 datang ke klinik pagi ini dengan keluhan

payudara terasa penuh. Ia mengatakan bahwa ia baru melahirkan 2 hari yang lalu. Hasil

pemeriksaan TTV dalam batas normal, payudara teraba penuh, TFU 3 jari di bawah pusat,

kontraksi ada, dan lokhia rubra.

Apakah penkes yang diberikan kepada ia sesuai dengan keluhannya? a. Kompres hangat dan
dingin

b. Perawatan puting susu

c. Konsumsi anti nyeri

d. Perawatan payudara

e. Gizi ia menyusui

10. Seorang perempuan usia 26 tahun P1A0 datang ke klinik pagi ini dengan keluhan

payudara terasa penuh. Ia mengatakan bahwa ia baru melahirkan 2 hari yang lalu. Hasil

pemeriksaan TTV dalam batas normal, payudara teraba penuh, TFU 3 jari di bawah

pusat, kontraksi ada, dan lokhia rubra.

Apakah tindakan yang dilakukan bidan untuk mengatasi keluhan pada kasus di atas?

a. Perawatan puting susu

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

b. Pemberian analgesik

c. Perawatan payudara

d. Pompa ASI manual

e. Senam ia nifas

DAFTAR PUSTAKA

Katzung. G. Bertram 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi VIII Bagian ke II. Jakarta :
Salemba Medika.

Manurung, Maertin. 20101. [Internet]. “ Farmakologi Uteratonika“ Diakses Pada : 28 September


2014. Sumber : <Uteratonikamartin.blogspot.com/2011/01/uuteratonika.html >

1
MODUL ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

The_wie. 2009. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Dalam Masa Nifas.


the2w.blogspot.com/2009/10/proses-adaptasi-psikologis-ibu-dalam.html Diunduh 19 Oktober
2010 Pukul 08.55 PM

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 87-96).

Irhami. 2010. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas. zikra-


myblog.blogspot.com/2010/06/zikra-proses-adaptasi-psikologis-ibu.html Diunduh 19 Oktober
2010 Pukul 08.55 PM

https://rosipuspitasari23.wordpress.com/2015/01/23/asuhan-pnc-nifas/

Anda mungkin juga menyukai